Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 9

PROBLEM BASED
LEARNING
A.Pengertian Problem Based Learning

Menurut Sudarman (2005:69) mendefinisikan Menurut Rusma (2010:229) mengatakan :


: “Problem Based Learning merupakan penggunaan
“Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah sebagai berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk
suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu
cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk yang baru dan kompleksitas yang ada”.
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah
atau materi pelajaran”.

Landasan teori problem based learning adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang berpendapat bahwa siswa akan
menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua
yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu.
B. Sintaks Problem Based
Learning
Sintak dalam Tahap-tahap PBL menurut Sugiyanto dalam Wulandari (2012: 2) mengemukakan ada 5 tahap yang
harus dilaksanakan dalam PBL, yaitu:

1 memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa,

2 mengorganisasikan siswa untuk meneliti,

3 membantu investigasi mandiri dan kelompok,

4 mengembangkan dan mempresentasikan hasil,

5
Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

C.Kelebihan dan Kekurangan


Keunggulan tersebut diungkapkan Kemendikbud (2013b)
• Dengan model PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
• Dalam situasibelajar mendorong siswa untuk belajar secara aktif, siswa
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
• Model PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal dalam belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
• Model PBL mendorong terciptanya pembelajaran kolaboratif.

Kekurangan Model Problem Based Learningdiungkapkan dalam Abidin


(2014:161)yaitu sebagai berikut:

• Siswa yang terbiasa dengan informasi yang diperoleh dari guru sebagai
narasumber utama, akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri
dalam pemecahan masalah.
• Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan makan mereka akan merasa enggan untuk
mencoba masalah.
• Tanpa adanya pemahaman siswa mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan msalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar
apa yang ingin mereka pelajari.
D. Implementasi Problem Based
Learning
Penerapan Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan di
Sekolah Luar Biasa (SLB) berbeda kapasitas atau bobotnya saat
diterapkan di sekolah umum.

Problem Based Learning (PBL) yang akan diterapkan di Sekolah


Luar Biasa (SLB) tidak murni hanya membutuhkan peran peserta
didik saja, tetapi juga membutuhkan peran pendidik. Dikhawatirkan
jika peserta didik dibiarkan tanpa pengarahan dari pendidik justru contoh penerapan model pembelajaram Problem Based Learning (PBL) sesuai
akan menimbulkan masalah-masalah baru. dengan sintaknya:

• Fase 1 Orientasi peserta didik terhadap masalah


• Fase 2 Mengorganisasi peserta didik dalam belajar
• Fase 3 Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri maupun
kelompok
• Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
• Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah laporan
tertulis.
PROJECT BASED
LEARNING
A.Pengertian Project Based Learning

Daryanto 2013
Goodman dan Stivers (2010) “ Model pembelajaran berbasis proyek ( project based learning ) merupakan
Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media”.
yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan
memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan pemberian tugas kepada semua peserta didik untuk dikerjakan secara individual,
kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok. peserta didik dituntut untuk mengamati, membaca dan meneliti.
:
B. SINTAKS PROJECT BASED
LEARNING

Tahapan PjBL dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas Education
Foundation dan Dopplet. Sintaks PjBL (Kemdikbud, 2014, hlm. 34) yaitu :
• Fase 1 : Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
• Fase 2: Menyusun perencanaan proyek (design project)
• Fase 3: Menyusun jadwal (create schedule)
• Fase 4: Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students
and progress of project)
• Fase 5: Penilaian hasil (assess the outcome)
• Fase 6: Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Kekurangan dan
Kelebihan
Kelebihan
Kekurangan
(Bielefeldt dan Underwood)

• Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.


• Para siswa akan lebih tekun dan tertantang untuk berusaha lebih keras
dalam mencapai proyek.
• Memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan
• Lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum lain. menghasilkan produk.
• Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat • Membutuhkan lebih banyak biaya.
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memecahkan masalah yang • Membutuhkan fasilitas dan perlengkapan yang memadai.
kompleks. • Sulit untuk melibatkan seluruh siswa dalam kerja kelompok karena
• Meningkatkan keterampilan kolaborasi. ada kekhawatiran hanya siswa yang aktif saja yang mendominasi
• Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
kerja kelompok.
• Menyediakan pengalaman belajar yang didesain agar siswa dapat
berkembang sesuai dunia nyata.
• Memberikan pengalaman kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek,
Implementasi
Siswa akan mengerjakan proyek dalam • Fase 1 Penentuan Pertanyaan Mendasar
waktu tertentu, di mana mereka terlibat
langsung dalam proses pemecahan masalah
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
kompleks. • Fase 2 Mendesain Perencanaan Proyek
Siswa dapat menunjukkan pengetahuan dan
kemampuan mereka melalui presentasi atau • Fase 3 Menyusun Jadwal
produk yang dihasilkan untuk publik secara
nyata. • Fase 4 Memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek
• Fase 5 Menguji Hasil

• Fase 6 Mengevaluasi Pengalaman

• Nomor 0-9 untuk pengatur waktu


KELAS SELESAI!
Hidup kesepian tanpa kekasih, sekian dan terimakasi.

Anda mungkin juga menyukai