Anda di halaman 1dari 33

TEORI BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK


KELOMPOK 1
1. AULIA FITRIA DAMAYANTI
2. DWI ANGGORO
3. HERNING NURDIANA
4. SRIANA
Teori Behavioristik
• Menurut teori behavioristik, proses belajar terjadi karena adanya
hubungan dari rangsangan dan tanggapan.
• Penerapan teori pembelajaran behavioristik mengedepankan
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil pembelajaran.
Contoh Penerapan Teori Behavioristik
Saat ada tugas atau menjelang ujian, biasanya hadiah akan kita
tawarkan sebagai bentuk motivasi atau pujian agar siswa berhasil
dalam belajar. Sebaliknya, kalau siswa ada yang tidak belajar sungguh-
sungguh, sebagian dari guru cenderung untuk menghukum mereka.
Teori Sosial Kognitif
• Teori Belajar Sosial dengan mengakomodasi kemampuan kognitif
manusia dalam berpikir dan belajar melalui pengamatan sosial.
• Teori belajar sosial ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang
berkembang melalui proses pengamatan.
Contoh Penerapan Teori Sosial Kognitif
• Pada menerapkan teori belajar kognitif, seorang guru perlu fokus
pada proses berpikir siswa dan memberikan strategi yang tepat
berdasarkan fungsi kognitif mereka. Meminta siswa untuk
merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan jurnal atau
laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
Teori Konstruktivistik
• Teori Konstruktivisme merupakan sebuah pandangan dimana pelajar
lebih aktif pada proses pembelajaran dalam membangun
pemahaman dan memahami informasi.
• Teori Jean Piaget : Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui
pengalaman
• Teori Vygotsky : Proses belajar melibatkan adanya interaksi sosial
individu dengan lingkungannya.
Contoh Penerapan Teori Konstruktivistik
• Pada saat melakukan kegiatan praktikum, siswa diminta untuk
melakukan kegiatan percobaan dan pembuktian, sehingga siswa
terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong
terjadinya diskusi. Pada kegiatan tersebut menghasilkan hipotesis
tentang informasi maupun kejadian yang sedang dialaminya.
• Guru yang menerapkan konstruktivisme dalam pembelajaran
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji
hipotesis mereka, terutama melalui diskusi kelompok dan
pengalaman nyata.
Teori Belajar Kontruktivisme Melandasi Model-Model
Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Learning)
2. Model pembelajaran Berbasis Project (Project
Based Learning)
3. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching & Learning = CTL)
4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning)
5. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri
(Inquiry Based Learning)
6. Model pembelajaran Induktif.
A. PROBLEM BASED LEARNING
Merupakan model pembelajaran yang medorong siswa untuk mengenal cara
belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-
masalah di dunia nyata (autentik), dan terbuka sebagai konteks bagi peserta
didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah,
kemampuan berpikir secara kritis dan analitis, sekaligus membangun
pengetahuan baru, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara
tepat sumber-sumber pembelajaran.
LANGKAH-LANGKAH PBL

TAHAP 1 Mengorientasikan peserta didik


terhadap masalah

TAHAP 2 Mengorganisasi peserta didik


untuk belajar

TAHAP 3 Membimbing penyelidikan


individual maupun kelompok

TAHAP 4 Mengembangkan dan


menyajikan hasil karya

TAHAP 5 Menganalisis dan mengevaluasi


proses pemecahan masalah
Kelebihan dan Kelemahan PBL
Kelebihan: Kelemahan:
• Mengajak siswa berfikir secara rasional • Waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan
metode Problem Based Learning (PBL) cukup
• Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya lama.
atas materi pelajaran
• Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok
• Dapat merangsang siswa untuk berfikir dan persoalan, karena permasalahan diberikan diawal
menghubungkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam pelajaran sehingga siswa belum paham dengan
masyarakat materi pelajaran.
• Memotivasi siswa giat belajar • Peran siswa dalam proses belajar mereka sendiri
sukar untuk di ubah,karena mereka terbiasa
berorientasi pada materi pelajaran dan mengingat
fakta, sehingga kemampuan untuk mempertanyakan
sesuatu menjadi hilang.
B. Pembelajaran Berbasis proyek (PROJECT
BASED LEARNING)
• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.

• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang


menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
• Memerlukan banyak waktu untuk • Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
menyelesaikan masalah. untuk belajar, mendorong kemampuan
• Membutuhkan biaya yang cukup banyak mereka untuk melakukan pekerjaan penting,
• Banyak instruktur yang merasa nyaman dan mereka perlu untuk dihargai.
dengan kelas tradisional, di mana instruktur • Meningkatkan kemampuan pemecahan
memegang peran utama di kelas.
• Banyaknya peralatan yang harus disediakan. masalah.
• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif
• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam
percobaan dan pengumpulan informasi akan dan berhasil memecahkan problem-problem
mengalami kesulitan. yang kompleks.
• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang • Meningkatkan kolaborasi.
aktif dalam kerja kelompok. • Mendorong peserta didik untuk
• Ketika topik yang diberikan kepada masing- mengembangkan dan mempraktikkan
masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik keterampilan komunikasi.
secara keseluruhan • Meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber.
C. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching & Learning = CTL)
• Contextual Teaching-Learning Sebagai Elaborasi Model
Konstruktivisme
• Dalam konteks pembelajaran di kelas, tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar bagi siswa, dengan menyediakan berbagai sarana
dan sumber belajar yang memadai
Metode-metode pembelajaran yang relevan
dengan model pembelajaran CTL
• Analisis Kompetensi
• Pengetahuan Awal Siswa
• Mata Pelajaran/Pokok Bahasan
• Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
• Jumlah Siswa
• Pengalaman dan Kemampuan Guru
D. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning)
Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning adalah suatu
metode pembelajaran atau strategi dalam belajar dan mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dengan
kata lain pembelajaran dilakukan dengan membuat sejumlah kelompok
dengan jumlah peserta didik 2-5 anak yang bertujuan untuk saling
memotivasi antar anggotanya untuk saling membantu agar tujuan
dapat tercapai secara maksimal.
Unsur-unsur
Cooperative Learning
• Saling Ketergantungan Positif
• Tanggung Jawab Perseorangan
• Tatap Muka
• Komunikasi Antar Anggota
• Evaluasi Proses Kelompok
Teknik-teknik Belajar
Cooperative Learning

1. Make and Match “Mencari Pasangan”


2. Bertukar Pasangan
3. Think Pair Square “Berpikir Perpasangan Berempat”
4. Berkirim Salam dalam Soal
5. Numbered Head “Kepala Bernomor”
6. Kepala Bernomor Berstuktur
7. Two Stray Two Stray “Du tinggal dua tamu”
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
• Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai Kekurangan pembelajaran kooperatif diantaranya yaitu:
suatu strategi pembelajaran diantaranya: • Bagi siswa yang pandai, mereka akan merasa terhambat
• Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi Akibatnya, keadaan yang seperti ini dapat mengganggu iklim
dapat menambah kepercayaan kemampuan kerja sama dalam kelompok.
berpikir sendiri, menemukan informasi dari • Penilaian dalam pembelajaran kooperatif didasarkan pada
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang hasil kelompok. Namun yang demikian, guru perlu
lain. menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
• Pembelajaran kooperatif dapat diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
mengembangkan kemampuan mengungkapkan • Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya
ide atau gagasan dengan kata-kata secara mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan periode
verbal dan membandingkannya dengan ide-ide waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat
orang lain.
tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan
• Pembelajaran kooperatif dapat membantu strategi ini.
anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasan serta
menerima segala perbedaan.
• Pembelajaran kooperatif dapat membantu
memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
E. Pembelajaran Berbasis Inquiry
Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan belajar yang
menekankan pada pengembangan keterampilan penyelidikan dan kebiasaan
berpikir yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan pencarian
pengetahuan.

Pembelajaran Inquiri didukung oleh empat karakteristik utama Peserta didik :


a. Selalu ingin tahu
b. Selalu ingin berbicara dan mengkomunikasikan idenya
c. Selalu ingin membuat sesuatu
d. Selalu mengekspresikan seni
Jenis-jenis inquiry learning
• Open Inquiry (inkuiri terbuka)
Jenis pembelajaran ini pengajar menempatkan diri sebagai fasilitator
selama proses pembelajaran. Pengajar bisa memberikan masukan dan
ikut terlibat membantu peserta didik jika diminta.
• Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
Berbeda dengan open inquiry, peran pengajar pada guided
inquiry dimulai dari menentukan tema dan topik penyelidikan yang
akan dibahas. Selain itu pengajar juga turut mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diselidiki peserta didik. Dalam hal ini
pengajar ikut terlibat dalam membimbing dari awal proses hingga akhir.
Langkah pembelajaran inquiry learning
• Peserta didik atau siswa yang mengajukan atau merumuskan sendiri
pertanyaan
• Menyelidiki suatu hal dalam berbagai situasi
• Siswa melakukan analisis dan memberikan deskripsi dalam
menemukan hal-hal yang sudah diselediki
• Mempresentasikan hasil temuan baik secara lisan atau tertulis
• Proses evaluasi. Siswa merefleksikan tentang informasi dan
pengetahuan yang diperoleh
PERMASALAHAN

3.a. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan


yang rendah untuk sukses. Rencana untuk meningkatkan motivasi
belajar Tania
adalah sebagai berikut….
Penyebab
• Guru menganalisis penyebab Tania memiliki kemampuan rendah
dan keinginan yang rendah untuk sukses
tidak merasa percaya diri terhadap kemampuannya, sehingga sulit dapat menggali
Aktualisasi ideologi dan prinsip dalam dirinya, dampaknya menghambat pengembangan diri
Diri
rasa kurangnya penghargaan dari lingkungannya, sehingga merasa berkecil
Hierarki Maslow Penghargaan hati, kurangnya rasa percaya bahwa Tania kurang dapat diandalkan
(Abraham Maslow,1943)
Hubungan sosial Tania yang mengalami permasalahan, baik
Sosial dari keluarga, pertemanan dan masyarakat.

Kondisi lingkungan tempat tinggal kurang aman, kondisi


Rasa Aman lingkungan pertemanan tidak nyaman, stabilitas psikologi Tania
yang dipengaruhi oleh kondisi tersebut
Fisiologis
Kebutuhan nutrisi kurang, aktivitas tidur yang kurang optimal
(tempat tidur atau jam tidur), pakaian yang kurang nyaman
Analisis Indikator Perilaku
• Indikator Perilaku yang menunjukkan siswa memiliki motivasi belajar
menurut Uno (2008):
1. adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam melakukan suatu pekerjaan/tugas,
2. adanya dorongan dan kebutuhan belajar,
3. adanya rencana yang ingin dilakukan di masa depan,
4. merasa puas dan percaya diri terhapa pekerjaan yang sudah diselesaikan
• Berdasarkan indikator tersebut, jika Tania tidak memunculkan salah satu
dari perilaku tersebut atau menghasilkan perilaku yang sebaliknya, maka
guru dapat mengidentifikasi cara yang tepat untuk menangani
munculnya perilaku motivasi belajar siswa yang rendah.
Solusi

• Menyusun proses pembelajaran menyenangkan

Demonstrasi Bermain peran


PERMASALAHAN
3.b. Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga
dirinya pada tingkat tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal
yang kuat
Penyebab
Rasa takut mengalami kegagalan disebabkan beberapa faktor, antara lain
1. Sikap orang tua dan lingkungan terhadap dirinya
2. Pengalaman hidup yang menyedihkan
3. Pikiran-pikiran yang tidak rasional
Solusi:
1. Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas, dimana siswa
dapat mengembangkan pola hubungan yang akrab, ramah, toleran, penuh kecintaan
dan penghargaan, baik dengan guru maupun dengan sesama siswa.
2. Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self assessment) atas
tugas dan pekerjaan yang telah dilakukannya.
3. Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pelayanan
bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai kekuatan inti di sekolah guna
mencegah dan mengatasi kecemasan siswa
4. Memberikan motivasi dengan memberikan contoh atau role model yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri yang dimiliki
Permasalahan :
3C. SANDRA (13 tahun) yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan mereka

Penyebab :
- Rasa percaya diri yang tinggi
- Sikap meremehkan usaha orang lain
Solusi
Apabila saya sebagai Guru di kelas tersebut maka saya akan:
1. Menggunakan motivasi belajar pendekatan perspektif humanistik, dimana lebih
menekankan pada kemampuan pertumbuhan pribadi siswa, kemerdekaan untuk
memilih dan sifat-sifat positif ( Menghargai keterampilan yang dimiliki orang lain).
2. Meningkatkan aktualisasi diri siswa (pengembangan diri terutama dalam
keterampilan siswa).
3. Membangun perspektif sosial dimana siswa lebih menekankan pada kemampuan
membangun, memelihara, dan memulihkan hubungan pribadi yang dekat dan
hangat pada orang lain.
4.Memberikan penilaian yang objektif terkait keterampilan siswa dengan memberi
apresiasi konkrit berupa reward nilai yang bagus.
5.Melakukan Pembelajaran yang menyenangkan dengan model pembelajaran
berbasis keterampilan/percobaan guna meningkatkan keterampilan siswa.
3D. ROBERT (16 tahun) yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (anda sudah tidak bisa menghubungi orang tuanya)

Penyebab:
1. lingkungan sekitar yang tidakmendukung peningkatan minat sekolah
2. Pengawasan orang tua yang kurang
solusi
Apabila saya Sebagai Guru di kelas tersebut, maka saya akan:
1.Melalukan pendekatan secara personal kepada siswa dengan
mengoptimalkan pelayanan konseling terkait problematika siswa di sekolah.
2. memberi pemahaman terkait pengembangan motivasi siswa dalam
meningkatkan minat belajar kedepannya
3.Menjalin komunikasi dua arah antara siswa dan guru, ataupun guru dan
wali murid sehingga mencegah apabila terjadi masalah tentang kedisiplinan
dan minat belajar siswa yang menurun.
4.melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan disertai
implementasinya dalam kehidupan sehari – hari baik konkit ataupun abstrak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai