Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap manajemen bimbingan dan konseling
di SMAN 4 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian
adalah studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan
studi dokumen. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman melalui
kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan sebagai berikut: manajemen bimbingan dan konseling di SMAN 4
Yogyakarta terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan,
belum semuanya dilakukan optimal. (1) Perencanaan program BK didasarkan pada analisis
kebutuhan siswa, bersifat fleksibel, namun belum berdasarkan analisis lingkungan (2)
Pengorganisasian BK, pembagian tugas sesuai dengan mekanisme namun terkendala waktu
karena banyak tugas guru BK di luar BK, konselor dan konseli belum seimbang. (3)
Pelaksanaan BK, belum menggunakan model BK komprehensif, beberapa layanan belum
dilakukan optimal karena banyaknya tugas guru BK di luar kegiatan BK. (4) Pengawasan BK
belum dilakukan optimal sebagaimana mestinya.
Kata kunci: manajemen bimbingan dan konseling
Abstract
This study aims to describe the guidance and counseling management in SMAN 4 Yogyakarta.
This study employed the qualitative approach and it was case study. The data were collected through
observations, interviews, and documents. The research document was researcher herself. The data were
analyzed using an analysis model bay Miles and Huberman through the stages of data collection, data
reduction, data display, and conclusion drawing. The research findings are as following. The guidance
and counseling management in SMAN 4 Yogyakarta consist of: planning, organizing, implementing,
and supervising, and all have not been implemented optimally. (1) The plan of the guidance and
counseling programs are based on the analysis of student needs, flexible, but not based on analysis of
the environmental analysis of students’ needs, (2) organizing guidance and counseling, division of
tasks in accordance with the mechanism but due to time constraints many tasks of counselor outside
the guidance and counseling, counselor and counselee has not been balanced, (3) Implementation of
guidance and counseling, not yet used comprehensive model, some services have not performed
optimally because of the counselor task outside counselor activities. (4) Monitoring guidance and
counseling has not performed optimally as it should.
Keywords: guidance and counseling management
kurang memadai. Selain itu, masih ada kepada peserta didik untuk mendekatkan
sebagian guru mata pelajaran/wali kelas diri dengan Tuhan.
belum paham hakikat dan tujuan bimbing- Berdasarkan pemaparan di atas, di-
an dan konseling sehingga mereka meng- ketahui bahwa personil bimbingan dan
anggap hanya guru bimbingan dan konse- konseling kurang dari sisi jumlah, dari sisi
ling saja yang bertugas untuk membantu tugas tambahan mereka memiliki banyak
siswa. SMAN 4 Yogyakarta mengalami tugas-tugas selain tugas pokok sebagai
berbagai kendala dalam mengelola layanan guru bimbingan dan konseling, masih ada
bimbingan dan konseling namun layanan guru bimbingan dan konseling yang ber-
tersebut relatif berjalan. Sekolah tersebut latar belakang bukan bidang bimbingan
bahkan mendapat berbagai prestasi. Pres- dan konseling. Meskipun demikian, SMAN
tasi yang diraih beberapa tahun terakhir 4 Yogyakarta mampu memperoleh prestasi
antara lain juara olahraga, lomba Nasyid, yang gemilang. Oleh karena itu, peneliti
dan lain-lain. Keberhasilan yang diraih di- merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh
duga tidak lepas dari sumbangan layanan tentang manajemen bimbingan dan konse-
bimbingan dan konseling. Berdasarkan pe- ling di SMAN 4 Yogyakarta.
ngamatan peneliti personil bimbingan dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
konseling cukup aktif mendampingi siswa- Sistem Pendidikan Nasional dan Permen-
siswi dalam berbagai aktifitas. Untuk ke- diknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pe-
giatan olahraga guru bimbingan dan kon- menuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
seling saat lomba ikut mendampingi siswa- Satuan Pendidikan, Pasal 1 ayat 6 dilaku-
siswi kelas khusus olahraga (KKO) ke loka- kan agar layanan bimbingan dan konseling
si lomba memberikan dukungan dan la- dapat dikelola dengan baik. Maka, dalam
yanan psikologis. Selain itu, guru bimbing- mengelola bimbingan dan konseling hen-
an dan konseling terlibat untuk mendam- daknya menjalankan fungsi-fungsi mana-
pingi siswa-siswi (KKO) dalam latihan jemen. Seperti yang dikemukakan oleh
setiap pagi. Selain itu, guru bimbingan dan Terry (1977: 4) mengatakan bahwa “ada
konseling bekerjsama dengan guru olah- empat fungsi manajemen yaitu perencana-
raga, orang tua, dan dengan pihak-pihak an, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
yang terlibat dalam kegiatan yang dilaku- pengawasan”.
kan KKO. Selain itu, dua orang guru bim- Terry (1977: 4) mengatakan bahwa
bingan dan konseling merupakan penge- manajemen adalah:
lola KKO, salah satunya menjadi koordi- Management is a distinct process
nator KKO, tentu kedua guru tersebut consisting of planning, organizing,
banyak terlibat dalam berbagai kegiatan actuating, and controlling, performed
KKO dalam mencapai keberhasilan. to determine and accomplish stated
Keterlibatan guru bimbingan dan objectives by the use human beings and
konseling dalam kegiatan lain seperti Nas- other resources. The basic resources are
yid dan menulis esai adalah memfasilitasi subjected to the fundamental functions
siswa-siswi melalui kegiatan ekstrakuri- of management-planning, organizing,
kuler bekerjasama dengan pembina ekstra- actuating, and controlling in order that
kurikuler. Selain itu, guru bimbingan dan the stated objectives are achieved.
konseling bekerjasama dengan orang tua,
Perencanaan merupakan fungsi pa-
guru mata pelajaran, dan juga dengan
ling awal dari keseluruhan fungsi mana-
berbagai pihak yang mendukung kegiatan-
jemen, sebagaimana dikemukakan Usman
kegiatan lomba tersebut. Selain itu, salah
(2011: 65) berikut ini. Perencanaan ialah
satu dari guru bimbingan dan konseling
sejumlah kegiatan yang ditentukan sebe-
setiap pagi membangunkan siswa-siswi
lumnya untuk dilaksanakan pada suatu
untuk ibadah sholat subuh melalui sosial
periode tertentu dalam rangka mencapai
media dan pesan singkat. Menurut peneliti,
tujuan yang ditetapkan”. Sementara Griffin
ini merupakan dukungan yang luar biasa
(1990: 161) berpendapat bahwa “planning is
Muro dan Kottman dalam Yusuf & an, olahraga, seni dan keagamaan), masa-
Nurihsan (2005: 26) diklasifikasikan ke lah-masalah yang dialami, dan kepribadi-
dalam empat jenis layanan berikut ini. 1) an atau tugas-tugas perkembangan, seba-
Layanan dasar bimbingan, 2) layanan gai landasan untuk memberikan pelayan-
responsive, 3) perencanaan individual, 4) an bimbingan dan konseling. Selanjutnya,
dukungan sistem. Gysbers & Henderson (2012: 206) mengata-
kan bahwa: penilaian kebutuhan tersebut
Manajemen Bimbingan dan Konseling diperoleh dari siswa, pendidik, orang tua,
anggota komunitas, pengusaha, dan lulus-
Perencanaan program bimbingan
dan konseling harus dipersiapkan dengan an.
baik karena kegiatan ini bertujuan untuk Pengorganisasian Bimbingan dan
menentukan program yang akan dilaku- Konseling. Penempatan personel bimbing-
kan. Sukardi & Kusmawati (2008: 37) me- an dan konseling yang tepat dalam orga-
ngatakan bahwa: Studi kelayakan adalah nisasi serta pembagian tugas yang tepat.
seperangkat kegiatan dalam mengumpul- Dalam SK Menpan No. 84/1993 (Prayitno,
kan berbagai informasi tentang hal-hal 2001: 6) ditegaskan bahwa tugas pokok
yang dibutuhkan untuk penyusunan prog- guru bimbingan dan konseling adalah: Me-
ram bimbingan dan konseling di sekolah. nyusun program bimbingan, melaksana-
Penyusunan program bimbingan dan kon- kan program bimbingan, evaluasi pelak-
seling harus berdasarkan kebutuhan. sanaan bimbingan, analisis hasil pelaksana-
an bimbingan, dan tindak lanjut dalam
Seperti yang dikemukakan oleh
Sukmadinata (2007: 124) berikut ini. Penyu- program bimbingan terhadap peserta didik
sunan program bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Selan-
perlu didasarkan atas kebutuhan-kebutuh- jutnya, Depdiknas (2008: 233) yang menya-
an nyata di lapangan. Untuk mengidentifi- takan bahwa personel utama pelaksanaan
kasi kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu bimbingan dan konseling adalah: Konselor
diadakan pengumpulan data, baik data dan staf administrasi bimbingan dan kon-
primer yang diperoleh langsung dari seling. Sementara personel pendukung pe-
siswa, orang tua dan guru, maupun data laksana pelayanan bimbingan dan konse-
sekunder dari dokumen-dokumen yang ling adalah segenap unsur yang terkait
ada di sekolah. Sementara itu, Depdiknas dalam pendidikan (kepala sekolah, wakil
(2008: 220) menjelaskan bahwa: Penyusun- kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali
an program bimbingan dan konseling di kelas, staf administrasi) di dalam organi-
sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, gram pelayanan bimbingan dan konseling,
atau kegiatan mengidentifikasi aspek- dengan koordinator dan guru pembim-
aspek yang dijadikan bahan masukan bagi bing/konselor serta staf administrasi bim-
penyusunan program tersebut. Kegiatan bingan dan konseling sebagai pelaksana
asesmen meliputi (1) asesmen lingkungan, utamanya.
yang terkait dengan kegiatan mengidenti- Pelaksanaan bimbingan dan konse-
fikasi harapan sekolah dan masyarakat ling merupakan hal yang sangat penting.
(orang tua peserta didik), sarana dan pra- Maka, program harus dilakukan seutuhnya
sana pendukung program bimbingan dan sesuai dengan SKB Mendikbud Nomor
konseling, kondisi dan kualifikasi konselor, 0433/P/1993 (Prayitno, 2001: 8) menyebut-
dan kebijakan pimpinan sekolah; dan (2) kan bahwa: Pelaksanaan bimbingan dan
asesmen kebutuhan atau masalah peserta konseling adalah melaksanakan fungsi pe-
didik, yang menyangkut karakteristik pe- mahaman, pencegahan, pengentasan, pe-
serta didik, seperti aspek-aspek fisik (ke- meliharaan, dan pengembangan dalam
sehatan dan keberfungsiannya), kecerdas- bidang bimbingan pribadi, bimbingan
an, motif belajar, sikap dan kebiasaan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurus- karier.
an laporan hasil penelitian bulan April-Mei rencanaan prasarana belum sesuai dengan
2013. ketentuan yaitu ruangan hanya dibatasi
oleh kayu pembatas, dan komponen
Subjek Penelitian program belum sesuai dengan komponen
Subjek penelitian adalah semua bimbingan dan konseling komprehensif.
guru bimbingan dan konseling, kepala Proses penyusunan perencanaan
sekolah, waka kurikulum, waka urusan bimbingan dan konseling dilakukan di
kesiswaan, guru mata pelajaran, wali kelas, awal tahun. Program bimbingan dan kon-
siswa, dan orang tua siswa. seling disusun oleh guru bimbingan dan
konseling di bawah koordinator bimbingan
Prosedur dan konseling selanjutnya diajukan ke ke-
pala sekolah untuk mendapatkan perse-
Pengumpulan data menggunakan tujuan.
teknik observasi, wawancara, dan studi Penyusunan perencanaan bimbing-
dokumen. Pengumpulan data mengguna- an dan konseling dari sisi sekolah hanya
kan pedoman observasi, pedoman wawan- membagi siswa sesuai dengan plafon yang
cara, dan pedoman studi dikumentasi. Ins- ditetapkan dalam surat edaran bersama
trumen penelitian adalah peneliti sendiri. yaitu minimal mengampu 150 siswa.
Jumlah siswa yang ada 714 diampu oleh 3
Teknik Analiasa Data orang guru bimbingan dan seorang waka
Analisis yang digunakan dalam pe- artinya masih ada sisa 184 siswa. Dasar
nelitian ini adalah model analisis interaktif yang digunakan oleh guru bimbingan dan
dari Miles dan Huberman melalui kegiatan konseling untuk menyusun program bim-
pengumpulan data, reduksi data, penyaji- bingan dan konseling adalah hasil asses-
an data, dan penarikan kesimpulan. men kebutuhan peserta didik, visi & misi
sekolah, dan tugas perkembangan siswa.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Menyusun program bimbingan dan
konseling belum bisa dilakukan duduk
Hasil penelitian bersama dengan stakeholder sekolah untuk
membahas perencanaan program bimbing-
Perencanaan yang sesuai dengan an dan konseling. Sarana dan prasarana
needs assessment yaitu sudah dilakukan ana- belum memadai. Ruang BK berukuran 6 x
lisis kebutuhan siswa, program direncana- 6 meter yang terdiri dari: ruang kerja guru
kan sesuai dengan visi dan misi sekolah, BK, ruang bimbingan kelompok, ruang
dilakukan studi kelayakan yaitu dengan konseling individual, dan ruang tamu BK.
menyusun program sesuai dengan prog- Seluruh ruangan menyatu dan hanya
ram sekolah, mempertimbangkan alokasi dibatasi kayu untuk memisahkan setiap
waktu belajar efektif, dan juga anggaran. ruangan. Kondisi tersebut tidak nyaman
Sudah ada layanan klasikal satu jam pel- bagi siswa jika melakukan konseling indi-
ajaran per kelas per minggu. Perencanaan vidual karena terdengar ke ruang lainnya
ketenagaan dengan membagi siswa asuh apabila berbicara. Namun guru BK me-
sesuai dengan ketentuan yang berlaku nyiasati dengan melakukan konseling di
yaitu minimal mengampu 150 siswa. ruangan lain seperti ruang perpustakaan,
Perencanaan yang belum sesuai ruang AVA, dan ruangan lainnya yang
dengan kaidah yang berlaku seperti belum tidak dipakai. Selain itu, melakukan kon-
melakukan asesmen lingkungan, alokasi seling di luar sekolah atau memilih waktu
waktu kontak langsung secara klasikal yang tepat seperti pagi hari atau sore hari
hanya satu jam pelajaran per kelas per di ruang BK.
minggu, personil bimbingan dan konseling Ruang bimbingan kelompok sehari-
masih ada yang berlatar belakang pen- hari digunakan untuk ibadah/sholat para
didikan nonbimbingan dan konseling, pe- guru padahal ada mushola di lantai 2 se-
Fleksibel artinya dalam merumuskan prog- ram bimbingan dan konseling belum ada
ram disesuaikan dengan kondisi atau ke- tetapi anggaran yang dibutuhkan untuk
butuhan peserta didik berdasarkan pe- pelaksanaan program bergabung dengan
nilaian kebutuhan. Perencanaan bimbingan kesiswaan, kurikulum, kerumahtanggaan,
dan konseling juga kontekstual, artinya humas, dan sarana & prasarana yang di-
program kerja disusun sesuai dengan visi peroleh dari RAPBS dan komite.
dan misi sekolah serta terpadu dengan Rencana program tertuang dalam
program kegiatan sekolah. program tahunan dan semester kemudian
Perencanaan bimbingan dan konse- dijabarkan lebih detail pada satuan la-
ling belum faktual karena belum me- yanan. Pada satuan layanan tercantum
lakukan assesmen lingkungan. Kondisi ini jenis layanan, metode layanan, materi
belum sesuai dengan yang dirumuskan layanan, dan lain. Perencanaan ketenagaan,
Depdiknas (2008: 220) yaitu ada dua ases- sudah melakukan pembagian siswa asuh
men yang harus dilakukan sebagai dasar berdasarkan kelas dengan mempertim-
untuk menyusun perencanaan bimbingan bangkan jumlah siswa yang ada per kelas.
dan konseling yaitu assesmen lingkungan Program bimbingan dan konseling dikelola
dan asesmen kebutuhan atau masalah oleh 4 orang guru bimbingan dan konse-
peserta didik. Menyusun program bim- ling, tiga orang guru bimbingan dan
bingan dan konseling dimulai asesmen konseling memiliki latar belakang guru
lingkungan yang terkait dengan kegiatan bimbingan dan konseling, sementara se-
mengidentifikasi harapan sekolah dan orang guru bimbingan dan konseling latar
masyarakat (orang tua peserta didik), belakang pendidikannya Administrasi Pen-
sarana dan prasarana pendukung program didikan. Kondisi ini mempengaruhi kinerja
bimbingan, kondisi dan kualifikasi konse- personil bimbingan dan konseling menjadi
lor, dan kebijakan pimpinan sekolah. Pen- kurang efektif. Hal ini tidak sesuai dengan
dapat senada dengan Gysbers & Hender- asas bimbingan dan konseling,
son, (2012: 206) mengatakan penilaian Depdiknas (2008: 206) mengemuka-
kebutuhan diperoleh dari siswa, pendidik, kan tentang asas keahlian yaitu yang
orang tua, anggota komunitas, pengusaha, menghendaki agar pelayanan dan kegiatan
dan lulusan. bimbingan dan konseling diselenggarakan
Proses penyusunan perencanaan atas kaidah-kaidah professional. Selain itu,
bimbingan dan konseling dimulai dari rasio antara peserta didik belum seimbang,
studi kelayakan. Studi kelayakan ialah 714 peserta didik hanya diampu oleh 4
proses mempelajari kelayakan rencana guru bimbingan dan konseling. Selain itu,
program bimbingan dan konseling yang tidak sesuai dengan PP Nomor 74 Tahun
disusun berdasarkan waktu yang tersedia. 2008 tentang Guru yang mengatakan
Mempertimbangkan waktu belajar efektif bahwa beban kerja guru bimbingan dan
karena harus menyesuaikan dengan prog- konseling atau konselor yang memperoleh
ram sekolah secara keseluruhan. Disam- tunjangan profesi dan maslahat tambahan
ping itu, alokasi waktu kegiatan kontak adalah mengampu bimbingan dan konse-
langsung yang dilakukan secara klasikal ling paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
satu jam pelajaran per kelas per minggu. peserta didik per tahun pada satu atau
Hal ini belum sesuai dengan dirumuskan lebih satuan pendidikan. Selanjutnya, Per-
oleh Depdiknas (2008: 223) yaitu kegiatan mendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang
kontak langsung secara klasikal dua jam Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Peng-
pelajaran per kelas per minggu. Disamping awas Satuan Pendidikan, Pasal 1 ayat 6
itu, memperhatikan anggaran yang dibu- menyebutkan bahwa beban mengajar guru
tuhkan untuk melaksanakan program. Ke- bimbingan dan konseling/konselor adalah
tersediaan anggaran harus diperhatikan mengampu bimbingan dan konseling
dalam menyusun program bimbingan dan paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
konseling. Anggaran khusus untuk prog-
peserta didik per tahun pada satu atau mushola di lantai 2 sekolah yang bisa di-
lebih satuan pendidikan. gunakan untuk ibadah. Ruangan bimbing-
Perencanaan sarana dan prasarana an kelompok dialih fungsikan akibatnya
sebagai pendukung pelaksanaan program ruangan tersebut belum dapat digunakan
bimbingan dan konseling. Sarana dan pra- secara maksimal sesuai dengan fungsinya.
sarana belum memadai. Ruang bimbingan Berdasarkan pemaparan di atas
dan konseling berukuran 6 x 6 meter yang dapat disimpulkan bahwa perencanaan
terdiri dari: ruang kerja guru bimbingan bimbingan dan konseling SMAN 4 Yogya-
dan konseling, ruang bimbingan kelom- karta yang belum sesuai dengan kaidah
pok, ruang konseling individual, dan ruang antara lain belum melakukan asesmen ling-
tamu bimbingan dan konseling. Se-luruh kungan, alokasi waktu kontak langsung
ruangan menyatu dan hanya dibatasi kayu secara klasikal hanya satu jam pelajaran
untuk memisahkan setiap ruangan, per kelas per minggu, personil bimbingan
sehingga jika dilakukan konseling indivi- dan konseling masih ada yang berlatar
dual di ruangan konseling individual atau- belakang pendidikan nonbimbingan dan
pun di ruang konseling kelompok akan konseling, perencanaan prasarana belum
terdengar ke seluruh ruangan bimbingan memadai. Needs assessment sangatlah pen-
dan konseling. Hal ini tidak sesuai dengan ting karena dengan dilakukannya analisis
asas bimbingan dan konseling Depdiknas kebutuhan maka akan diketahui kebutuh-
(2008: 204) asas kerahasiaan adalah asas an-kebutuhan yang akan dituangkan da-
yang menuntut dirahasiakannya segenap lam program. Sementara, perencanaan
data dan keterangan tentang konseli yang yang sudah sesuai dengan kaidah antara
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau lain sudah melakukan asesmen kebutuhan
keterangan tentang konseli yang menjadi siswa, program disesuaikan dengan visi
sasaran pelayanan, yaitu data atau ke- dan misi sekolah, sudah mencantumkan
terangan yang tidak boleh dan tidak layak program yang akan dilakukan, dan ter-
diketahui oleh orang lain. Di samping itu, dapat sumber daya yaitu personil bim-
ketentuan ruang bimbingan dan konseling bingan dan konseling dan sumber dana.
yang sesuai dengan Depdiknas (2008: 238) Proses penyusunan bimbingan dan
terdiri dari ruang tamu, ruang adminis- konseling dilakukan di awal tahun. Renca-
trasi, ruang konseling individual, ruang na bimbingan dan konseling disusun oleh
bimbingan dan konseling kelompok, ruang guru bimbingan dan konseling lalu di-
biblio terapi, ruang relaksasi/desentral- serahkan ke kepala sekolah untuk men-
isasi, dan ruang tamu. dapat persetujuan. Rencana program yang
Ruang bimbingan dan konseling di membutuhkan anggaran, seperti meng-
SMAN 4 Yogyakarta belum memenuhi undang psikolog untuk melakukan tes
syarat standar yang ditentukan. Meski psikologi dan program lainnya disisipkan
kondisi ruang konseling yang kurang me- di kesiswaan. Untuk mengetahui kebutuh-
madai bukan menjadi hambatan guru bim- an siswa dilakukan analisis kebutuhan
bingan dan konseling melakukan konseling siswa menggunakan alat DCM. Pembagian
karena layanan konseling bisa dilakukan di siswa asuh sesuai dengan kriteria yang ber-
ruangan lain seperti ruang perpustakaan, laku yaitu minimal mengampu 150 siswa
ruang AVA, dan ruangan lainnya yang asuh dan seluruh siswa yang ada dibagi
tidak dipakai. Selain itu, guru bimbingan oleh 4 guru bimbingan dan konseling.
dan konseling melakukan konseling di luar Menyusun program bimbingan dan
sekolah. Selain itu, disiasati dengan me- konseling yang berkaitan dengan anggaran
milih waktu yang tepat seperti pagi hari melibatkan semua wakil kepala sekolah.
atau sore hari di ruang bimbingan dan Idealnya, menyusun program bimbingan
konseling. Di samping itu, ruang bimbing- dan konseling melibatkan stakeholder seko-
an kelompok sehari-hari digunakan untuk lah untuk merumuskan program bimbing-
ibadah/sholat para guru padahal ada an dan konseling namun yang dilakukan
hanya kolaborasi secara informal dan siswa asuh yang diampu waka = 530 siswa.
parsial. Hal ini belum sesuai dengan yang Total siswa 714 – 530 = 184 siswa. Terdapat
dirumuskan oleh Depdiknas (2008: 220) 184 kelebihan siswa yang seharusnya di-
mengatakan bahwa penyusunan program ampu oleh seorang personil lagi. Kondisi
bimbingan dan konseling dimulai dengan tersebut tidak sesuai dengan Permendiknas
kegiatan asesmen yaitu asesmen lingkung- No. 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan
an dan asesmen kebutuhan siswa. Selanjut- Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
nya, belum sesuai juga dengan Sukma- Pendidikan, Pasal 1 ayat 6 yang mengata-
dinata (2007: 124) mengatakan bahwa kan bahwa beban mengajar guru bimbing-
menyusun program bimbingan dan kon- an dan konseling/konselor adalah meng-
seling didasarkan atas kebutuhan. Untuk ampu bimbingan dan konseling paling
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta
tersebut perlu diadakan pengumpulan didik per tahun pada satu atau lebih satuan
data, baik data primer yang diperoleh pendidikan.
langsung dari siswa, orang tua dan guru, Untuk mengantisipasi kondisi ini
maupun data sekunder dari dokumen- sesuai dengan rasio personil bimbingan
dokumen yang ada di sekolah. dan konseling dan jumlah siswa sudah
Dapat disimpulkan bahwa proses selayaknya menambah seorang personil
penyusunan program bimbingan dan kon- bimbingan dan konseling. Di samping itu,
seling belum sesuai dengan ketentuan yang personil bimbingan dan konseling masih
ada. 2) Pengorganisasian Bimbingan dan memiliki tugas lain di luar guru bimbingan
Konseling. Kegiatan dalam peng- dan konseling. Berikut tugas-tugas yang
organisasian yaitu koordinasi menangani diemban oleh personil bimbingan dan kon-
kasus-kasus yang dihadapi peserta didik seling di luar bimbingan dan konseling.
baik di dalam dan di luar sekolah oleh Koordinator bimbingan dan konseling me-
personil bimbingan dan konseling. Meka- rangkap tim tata tertib, tim PPKS (Program
nisme pembagian tugas guru bimbingan Penguasaan Kompetensi Siswa), dan tim
dan konseling dalam membimbing siswa pendalaman materi. Guru bimbingan dan
minimal mengampu 150 siswa. Siswa konseling E merangkap waka Humas, pe-
berjumlah 714 orang yang diampu oleh ngelola KKO, ketua MGP, dan sektretaris
empat guru bimbingan dan konseling komite. Guru bimbingan dan konseling B
berdasarkan kelas dengan mempertim- merangkap wali kelas. Guru bimbingan
bangkan jumlah siswa per kelas karena dan konseling A merangkap koordinator
setiap kelas jumlahnya berbeda. KKO, wali kelas, pembimbing Foranza.
Deskripsi tugas personil bimbingan Selain itu, jika ada kegiatan insidental
dan konseling yaitu mengampu siswa asuh lainnya guru bimbingan dan konseling
yang dibagi berdasarkan kelas berikut ini. selalu terlibat.
Koordinator bimbingan dan konseling me- Kondisi tersebut di atas membuat
ngampu 184 siswa, guru bimbingan dan aktifitas guru bimbingan dan konseling di
konseling E mengampu 150 siswa, guru luar kegiatan bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling B mengampu 195 sangat tinggi, akibatnya kegiatan koor-
siswa, dan guru bimbingan dan konseling dinasi antar personil bimbingan dan kon-
A mengampu 185 siswa. Dengan demikian seling tidak bisa dilakukan dengan baik
terdapat kelebihan 34 siswa asuh koor- karena tidak bisa duduk bersama untuk
dinator, kelebihan 45 siswa guru bimbing- koordinasi terkendala waktu. Selain itu,
an dan konseling B, dan kelebihan 35 siswa tidak bisa melakukan kegiatan layanan
guru bimbingan dan konseling A, dan bimbingan dan konseling dengan optimal.
kelebihan 70 siswa asuh guru bimbinagn Kondisi tersebut tidak sesuai dengan SK
dan konseling E karena menjabat sebagai Menpan No. 84/1993 (Prayitno, 2001: 6)
waka. Siswa asuh 3 orang guru bimbingan yang mengatakan bahwa tugas pokok guru
dan konseling berjumlah 450 siswa + 80 bimbingan dan konseling adalah “menyu-
berkelompok. Seperti tertuang di Depdik- bimbingan dan konseling sudah ada pem-
nas (2008: 225) mengatakan konselor bagian kerja dan ada program. Namun,
memberikan pelayanan bimbingan kepada mengelola bimbingan dan konseling se-
peserta didik melalui kelompok-kelompok perti perencanaan, menganalisis, meng-
kecil (5-10 orang). Bimbingan ditujukan evalusai secara detail belum dapat dilaku-
untuk merespon kebutuhan dan minat kan dengan baik. Selain itu, pelaksanaan
peserta didik. program berbeda dengan perencanaan.
Layanan konseling individual dan Hambatan dalam pelaksanaan
konseling kelompok belum optimal. Ke- program bimbingan dan konseling adalah
nyataannya layanan konseling individual kurangnya kerjasama, kurangnya kesadar-
siswa yang tercover tidak sampai 50% an personil bimbingan dan konseling,
(wawancara dengan guru bimbingan dan kurangnya dukungan sistem, kurangnya
konseling A tanggal 4 Februari 2013). Kon- pemahaman stakeholder akan tugas guru
disi ini merugikan siswa karena banyak bimbingan dan konseling. Selain itu, ba-
siswa yang tidak terlayani. Layanan ini nyaknya tugas guru bimbingan dan kon-
sangat dibutuhkan karena membantu sis- seling diluar tugas pokok guru bimbingan
wa yang mengalami permasalahan. Layan- dan konseling. Kondisi tersebut meng-
an konseling individual ditujukan untuk akibatkan personil bimbingan dan kon-
membantu peserta didik yang mengalami seling sulit koordinasi, guru bimbingan
kesulitan, mengalami hambatan dalam dan konseling tidak bisa mengerjakan
mencapai tugas-tugas perkembangannya, administrasi, dan tugas pokok menjadi
Depdiknas (2008: 226). terbengkalai. Hal ini dapat terlihat dari
Layanan bimbingan teman sebaya beberapa layanan yang tidak dilakukan
belum optimal. Layanan bimbingan teman dengan optimal dan tidak sesuai dengan
sebaya yang dilakukan adalah Foranza prosedur yang semestinya. Cara mengatasi
(Forum Anti Napza). Pelaksanaan dari sisi hambatan dengan meningkatkan kerja
bimbingan dan konseling belum bisa di- sama sesama personil bimbingan dan kon-
laksanakan maksimal. seling dan menyesuaikan kondisi. Ber-
Pada program tidak terdapat layan- dasarkan pembahasan di atas dapat di-
an perencanaan individual tetapi layanan simpulkan bahwa SMAN 4 Yogyakarta
penempatan dan penyaluran. Sebagian belum melakukan bimbingan dan konse-
materi perencanaan individual ada pada ling komprehensif.
layanan penempatan dan penyaluran se- Pengawasan bimbingan dan konse-
perti materi penempatan di kelas, ekstra- ling belum optimal, seharusnya dilakukan
kurikuler, dan penjurusan. Sebagian materi pengawasan secara berkala karena peng-
terdapat pada layanan penguasaan konten, awasan bertujuan untuk mengetahui se-
seperti mengambil mengambil keputusan jauh mana layanan terlaksana sesuai ren-
melalui analisis SWOT dan ESQ mendasari cana. Pengawasan internal dilakukan oleh
perencanaan masa depan. Materi lain juga kepala sekolah. Sedangkan pengawasan
terdapat pada layanan informasi yaitu eksternal dilakukan oleh pengawas bim-
perencanaan karir dan analisis potensi diri. bingan dan konseling seperti yang dike-
Dapat disimpulkan bahwa layanan peren- mukakan Prayitno, (2001: 2) bahwa peng-
canaan sudah dilakukan hnaya saja materi- awasan dari luar yang dilakukan oleh
nya tersebar di beberapa jenis layanan. pengawas sekolah terhadap guru pembim-
Kesempatan bagi guru bimbingan bing diharapkan dapat menolong dan me-
dan konseling mengembangkan profesi ngangkat guru-guru tersebut untuk setiap
ada namun belum semua melakukannya. hari meningkatkan wawasan dan kemam-
Bentuk pengembangan profesi seperti ke- puan fungsional-profesional-keahliannya,
giatan penataran, seminar, pelatihan, kuli- khususnya dalam bidang bimbingan dan
ah ke jenjang yang lebih tinggi. Riset belum konseling. Selanjutnya tertuang pada SK
dapat dilakukan. Manajemen program Mendikbud No.020/U/1998 (Prayitno,
2001: 18) yang mengemukakan bahwa pe- yaitu satu jam pelajaran per kelas per
ngawas sekolah bimbingan dan konseling minggu. Layanan yang sudah dilakukan
adalah pengawas sekolah yang mempu- adalah layanan bimbingan kelas, layanan
nyai tugas, tanggung jawab, we-wenang, orientasi, layanan informasi. Kolaborasi
dan hak secara penuh dalam menilai dan dengan pihak sekolah dan dengan pihak
membina penyelenggaraan pendidikan. terkait di luar sekolah. Layanan yang
belum dilakukan dengan optimal adalah
Simpulan dan Saran layanan konseling kelompok, layanan bim-
bingan kelompok, layanan konseling
Kesimpulan individual, dan layanan teman sebaya.
Penyusunan perencanaan bimbing- Kegiatan pendukung yang dilaku-
an dan konseling berdasarkan studi ke- kan adalah layanan aplikasi instrumentasi,
layakan. Menyusun program bimbingan himpunan data, konferensi kasus, home
dan konseling belum dilakukan kerjasama visit, referral, dan tampilan kepustakaan.
dengan stakeholder sekolah. Perencanaan Pengawasan dilakukan namun be-
bersifat fleksibel, disesuaikan dengan visi lum optimal. Pengawasan dilakukan secara
dan misi sekolah serta terpadu dengan informal dengan pola monitoring. Peng-
kegiatan sekolah, namun belum berdasar- awasan dilakukan oleh pengawas bidang
kan harapan sekolah dan orang tua. Pe- bimbingan dan konseling yang tugasnya
rencanaan personil belum sesuai standar mengawasi bimbingan dan konseling SMA.
karena masih ada guru bimbingan dan
konseling bukan sarjana bimbingan dan
konseling. Perencanaan sarana dan pra- Saran
sarana belum memenuhi syarat karena Berdasarkan hasil analisis disam-
belum memadai. paikan beberapa saran sebagai berikut:
Pembagian tugas personil bimbing- Aspek perencanaan bimbingan dan
an dan konseling sudah sesuai mekanisme konseling di SMAN 4 Yogyakarta, sebaik-
yaitu minimal mengampu 150 siswa, tetapi nya dilakukan asesmen lingkungan sebagai
rasio antara guru bimbingan dan konseling dasar untuk menyusun program. Selain itu,
dengan peserta didik belum seimbang. menyusun program bimbingan dan konse-
Total siswa 714 orang diampu oleh 3 guru ling sebaiknya melibatkan stakeholder seko-
bimbingan dan konseling dan seorang lah. Selain itu, sarana dan prasarana perlu
guru bimbingan dan konseling sekaligus direncanakan dengan baik mengingat sara-
menjabat waka. Terdapat kelebihan 184 na dan prasarana menunjang keberhasilan
siswa yang seharusnya diampu seorang program bimbingan dan konseling.
guru bimbingan dan konseling dan belum Aspek pengorganisasian bimbingan
ada staf yang membantu administrasi dan konseling di SMAN 4 Yogyakarta
bimbingan dan konseling. Kendala dalam sebaiknya rasio siswa dan guru bimbingan
pengorganisasian adalah rasio guru bim- dan konseling seimbang. Selain itu, se-
bingan dan konseling dan peserta didik baiknya ada petugas administrasi yang
belum seimbang, masih ada guru bimbing- membantu menangani administrasi bim-
an dan konseling bukan sarjana bimbingan bingan dan konseling. Selain itu, guru
dan konseling, tugas-tugas guru bimbing- bimbingan dan konseling hendaknya ber-
an dan konseling di luar bimbingan dan latar belakang pendidikan bidang bimbing-
konseling banyak, kurangnya kesadaran an dan konseling. Selain itu, tugas guru
personil akan tugasnya, kurangnya du- bimbingan dan konseling sebaiknya tidak
kungan, dan sulit koordinasi. lagi ditambah dengan tugas-tugas lain di
Pelaksanaan sudah berjalan namun luar kegiatan bimbingan dan konseling
belum menggunakan model bimbingan agar dapat optimal melayani peserta didik.
dan konseling komprehensif. Ada layanan
klasikal yang dilakukan secara regular