Anda di halaman 1dari 15

190 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 4 YOGYAKARTA


Arusma Linda Simamora, Suwarjo
Program Studi Manajemen Pendidikan PPs UNY, UNY
alindamora@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap manajemen bimbingan dan konseling
di SMAN 4 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian
adalah studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan
studi dokumen. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman melalui
kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan sebagai berikut: manajemen bimbingan dan konseling di SMAN 4
Yogyakarta terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan,
belum semuanya dilakukan optimal. (1) Perencanaan program BK didasarkan pada analisis
kebutuhan siswa, bersifat fleksibel, namun belum berdasarkan analisis lingkungan (2)
Pengorganisasian BK, pembagian tugas sesuai dengan mekanisme namun terkendala waktu
karena banyak tugas guru BK di luar BK, konselor dan konseli belum seimbang. (3)
Pelaksanaan BK, belum menggunakan model BK komprehensif, beberapa layanan belum
dilakukan optimal karena banyaknya tugas guru BK di luar kegiatan BK. (4) Pengawasan BK
belum dilakukan optimal sebagaimana mestinya.
Kata kunci: manajemen bimbingan dan konseling

THE GUIDANCE AND COUNSELING MANAGEMENT IN SMAN 4 YOGYAKARTA

Abstract
This study aims to describe the guidance and counseling management in SMAN 4 Yogyakarta.
This study employed the qualitative approach and it was case study. The data were collected through
observations, interviews, and documents. The research document was researcher herself. The data were
analyzed using an analysis model bay Miles and Huberman through the stages of data collection, data
reduction, data display, and conclusion drawing. The research findings are as following. The guidance
and counseling management in SMAN 4 Yogyakarta consist of: planning, organizing, implementing,
and supervising, and all have not been implemented optimally. (1) The plan of the guidance and
counseling programs are based on the analysis of student needs, flexible, but not based on analysis of
the environmental analysis of students’ needs, (2) organizing guidance and counseling, division of
tasks in accordance with the mechanism but due to time constraints many tasks of counselor outside
the guidance and counseling, counselor and counselee has not been balanced, (3) Implementation of
guidance and counseling, not yet used comprehensive model, some services have not performed
optimally because of the counselor task outside counselor activities. (4) Monitoring guidance and
counseling has not performed optimally as it should.
Keywords: guidance and counseling management

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta − 191
Arusma Linda Simamora, Suwarjo

Pendahuluan dan konseling dengan peserta didik, ideal-


nya 1:150. Sesuai dengan Permendiknas
Bimbingan merupakan bagian dari
Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan
program pendidikan yang membantu pe-
Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
serta didik. Seperti dikemukakan Morten-
Pendidikan, Pasal 1 ayat 6 menyebutkan
sen & Schmuller dalam Ali, dkk. (2007: 174)
bahwa beban mengajar guru bimbingan
bahwa:
dan konseling/konselor adalah mengampu
Guidance may be defined as that part of
bimbingan dan konseling paling sedikit 150
the total educational program that helps
(seratus lima puluh) peserta didik per
provide the personal opportunities and
tahun pada satu atau lebih satuan pen-
specialized staff services by which each
didikan.
individual can develop to the fullest of
his abilities and capacities in terms of Kenyataan di lapangan masih
banyak sekolah yang belum mengelola
the democratic idea.
layanan bimbingan dan konseling dengan
Peserta didik sebagai warga sekolah mem- yang baik. Seperti, menyusun program
butuhkan bantuan karena berada dalam bimbingan dan konseling tidak berdasar-
tahap perkembangan, dimana peserta di- kan studi kelayakan, hasil analisis, dan
dik mengalami kesulitan dan hambatan tidak melibatkan stakeholder sekolah untuk
akibat dari kurangnya pemahaman ter- merumuskan rencana program bimbingan
hadap diri sendiri dan juga lingkungannya. dan konseling. Selain itu, sarana dan
Oleh karena itu, dibutuhkan layan- prasarana yang kurang memadai. Selain
an bimbingan dan konseling yang dapat itu, masih banyak siswa yang menganggap
mengakomodir kebutuhan peserta didik. guru bimbingan dan konseling sebagai
Seperti model bimbingan dan konseling polisi sekolah yang kurang bersahabat se-
perkembangan. Mattewson, dalam Yusuf & hingga takut untuk mengutarakan per-
Nurihsan (2005: 53) mengatakan bahwa masalahannya. Masih ada anggapan yang
bimbingan dan konseling perkembangan salah, bahwa membantu peserta didik
merupakan pandangan mutakhir yang dalam menghadapai permasalahannya
bertitik tolak dari asumsi positif tentang hanya tugas guru bimbingan dan konse-
potensi manusia. ling. Selain itu, sekolah masih memberikan
Depdiknas (2008: 192) menyebut- tugas-tugas lain kepada konselor selain
kan pentingnya layanan bimbingan dan tugas pokok.
konseling menyangkut upaya memfasili- Kondisi di atas juga ditemukan di
tasi peserta didik agar mampu mengem- SMAN 4 Yogyakarta saat dilakukan peng-
bangkan potensi dirinya atau mencapai amatan awal. Seperti program bimbingan
tugas-tugas perkembangannya (menyang- dan konseling tahun ajaran 2010/2011 dan
kut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, tahun ajaran 2011/2012 hampir sama,
dan moral-spiritual). Siswa sebagai elemen layanan klasikal bimbingan dan konseling
utama sekolah merupakan individu yang hanya satu jam pelajaran per kelas per
sedang berkembang sehingga rentan minggu, rasio antara guru bimbingan dan
mengalami masalah yang dapat mempe- konseling dan peserta didik belum se-
ngaruhi hasil belajarnya. Oleh sebab itu, imbang. Selain itu, guru bimbingan dan
kehadiran layanan bimbingan dan konse- konseling memiliki banyak tugas selain
ling di sekolah khususnya SMA menjadi sebagai guru bimbingan dan konseling se-
sangat diperlukan namun dalam pelaksa- perti merangkap sebagai wakil kepala
naannya ditemukan berbagai kendala. sekolah, merangkap sebagai koordinator
Kendalanya, seperti banyak sekolah KKO (Kelas Khusus Olahraga), dan kegiat-
memiliki guru bimbingan dan konseling an-kegiatan lain. Masih ada guru bimbing-
berlatar belakang pendidikan bukan bi- an dan konseling yang memiliki latar be-
dang bimbingan dan konseling. Belum lakang pendidikan bukan bidang bimbing-
seimbangnya rasio antara guru bimbingan an dan konseling, sarana dan prasarana

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


192 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

kurang memadai. Selain itu, masih ada kepada peserta didik untuk mendekatkan
sebagian guru mata pelajaran/wali kelas diri dengan Tuhan.
belum paham hakikat dan tujuan bimbing- Berdasarkan pemaparan di atas, di-
an dan konseling sehingga mereka meng- ketahui bahwa personil bimbingan dan
anggap hanya guru bimbingan dan konse- konseling kurang dari sisi jumlah, dari sisi
ling saja yang bertugas untuk membantu tugas tambahan mereka memiliki banyak
siswa. SMAN 4 Yogyakarta mengalami tugas-tugas selain tugas pokok sebagai
berbagai kendala dalam mengelola layanan guru bimbingan dan konseling, masih ada
bimbingan dan konseling namun layanan guru bimbingan dan konseling yang ber-
tersebut relatif berjalan. Sekolah tersebut latar belakang bukan bidang bimbingan
bahkan mendapat berbagai prestasi. Pres- dan konseling. Meskipun demikian, SMAN
tasi yang diraih beberapa tahun terakhir 4 Yogyakarta mampu memperoleh prestasi
antara lain juara olahraga, lomba Nasyid, yang gemilang. Oleh karena itu, peneliti
dan lain-lain. Keberhasilan yang diraih di- merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh
duga tidak lepas dari sumbangan layanan tentang manajemen bimbingan dan konse-
bimbingan dan konseling. Berdasarkan pe- ling di SMAN 4 Yogyakarta.
ngamatan peneliti personil bimbingan dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
konseling cukup aktif mendampingi siswa- Sistem Pendidikan Nasional dan Permen-
siswi dalam berbagai aktifitas. Untuk ke- diknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pe-
giatan olahraga guru bimbingan dan kon- menuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
seling saat lomba ikut mendampingi siswa- Satuan Pendidikan, Pasal 1 ayat 6 dilaku-
siswi kelas khusus olahraga (KKO) ke loka- kan agar layanan bimbingan dan konseling
si lomba memberikan dukungan dan la- dapat dikelola dengan baik. Maka, dalam
yanan psikologis. Selain itu, guru bimbing- mengelola bimbingan dan konseling hen-
an dan konseling terlibat untuk mendam- daknya menjalankan fungsi-fungsi mana-
pingi siswa-siswi (KKO) dalam latihan jemen. Seperti yang dikemukakan oleh
setiap pagi. Selain itu, guru bimbingan dan Terry (1977: 4) mengatakan bahwa “ada
konseling bekerjsama dengan guru olah- empat fungsi manajemen yaitu perencana-
raga, orang tua, dan dengan pihak-pihak an, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
yang terlibat dalam kegiatan yang dilaku- pengawasan”.
kan KKO. Selain itu, dua orang guru bim- Terry (1977: 4) mengatakan bahwa
bingan dan konseling merupakan penge- manajemen adalah:
lola KKO, salah satunya menjadi koordi- Management is a distinct process
nator KKO, tentu kedua guru tersebut consisting of planning, organizing,
banyak terlibat dalam berbagai kegiatan actuating, and controlling, performed
KKO dalam mencapai keberhasilan. to determine and accomplish stated
Keterlibatan guru bimbingan dan objectives by the use human beings and
konseling dalam kegiatan lain seperti Nas- other resources. The basic resources are
yid dan menulis esai adalah memfasilitasi subjected to the fundamental functions
siswa-siswi melalui kegiatan ekstrakuri- of management-planning, organizing,
kuler bekerjasama dengan pembina ekstra- actuating, and controlling in order that
kurikuler. Selain itu, guru bimbingan dan the stated objectives are achieved.
konseling bekerjasama dengan orang tua,
Perencanaan merupakan fungsi pa-
guru mata pelajaran, dan juga dengan
ling awal dari keseluruhan fungsi mana-
berbagai pihak yang mendukung kegiatan-
jemen, sebagaimana dikemukakan Usman
kegiatan lomba tersebut. Selain itu, salah
(2011: 65) berikut ini. Perencanaan ialah
satu dari guru bimbingan dan konseling
sejumlah kegiatan yang ditentukan sebe-
setiap pagi membangunkan siswa-siswi
lumnya untuk dilaksanakan pada suatu
untuk ibadah sholat subuh melalui sosial
periode tertentu dalam rangka mencapai
media dan pesan singkat. Menurut peneliti,
tujuan yang ditetapkan”. Sementara Griffin
ini merupakan dukungan yang luar biasa
(1990: 161) berpendapat bahwa “planning is

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta − 193
Arusma Linda Simamora, Suwarjo

a comprehensive process that includes setting relationship between a professionally trained


goals, developing plans, and related activities”. counselor and a child which assists the child to
Pengorganisasian merupakan ke- communicate and meet immediate and future
giatan menyusun dan membentuk hubung- needs”. Menurut Hackney & Nye (1973: 5)
an kerja antara personel yang terlibat pengertian konseling adalah “Counseling is
dalam kesatuan usaha bersama dalam the helping relationship, which includes (1)
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. someone seeking help, (2) someone willing to
Seperti yang dikemukakan Rue & Byars give help, who is (3) capable of, or trained to,
(2000:7) mengatakan berikut ini. “Organi- help (4) in a setting which permits that help to
zing is grouping activities, assigning activities, be given and received”.
and providing the authority necessary to carry Paparan di atas menguraikan mak-
out the activities”. na dari bimbingan dan konseling secara
Terry (1977: 481) menyebutkan terpisah. Namun kedua istilah tersebut
bahwa pengawasan adalah Controlling is menjadi satu kesatuan dan saling bergan-
determining what is to be accomplished, that is, tung dalam pelaksanaanya. Seperti ter-
the standard; what is being accomplished, that tuang dalam SK Mendikbud Nomor 025/
is, the performance; evaluating the performance; O/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan
and if necessary applying corrective measures Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
so that performance takes place according to Angka Kreditnya mengatakan bahwa:
plans. Pengawasan adalah penentuan apa Bimbingan dan konseling adalah pela-
yang harus dicapai, standar apa yang yanan bantuan untuk peserta didik baik
sedang dicapai, yaitu pelaksanaan, eva- secara perorangan maupun kelompok,
luasi pelaksanaan; dan bila perlu melaku- agar mampu mandiri dan berkembang
kan tindakan-tindakan korektif sehingga secara optimal, dalam bidang bimbing-
pelaksanaan menjadi sesuai dengan an pribadi, bimbingan sosial, bombing-
rencana. an belajar, dan bimbingan karier, me-
lalui berbagai jenis layanan dan kegiat-
Pengertian Bimbingan dan Konseling an pendukung, berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Bimbingan merupakan proses pem-
berian bantuan kepada konseli yang di- Bimbingan dan konseling bertujuan
lakukan oleh professional yaitu konselor. untuk membantu peserta didik agar ber-
Sesuai dengan PP Nomor 29 Tahun 1990 kembang optimal sesuai tugas perkem-
Bab X Pasal 27 menyatakan bahwa bangannya. Sukmadinata (2007: 74) me-
bimbingan merupakan bantuan yang di- ngatakan bahwa tujuan bimbingan dan
berikan kepada siswa dalam rangka upaya konseling berikut ini. Bantuan mengopti-
menemukan pribadi, mengenal lingkungan malkan perkembangan individu (peserta
dan merencanakan masa depan. didik) adalah membantu meningkatkan
Jones (1970: 7) mengemukakan be- potensi dan kecakapan yang dimiliki da-
rikut ini. Guidance is the help given by one lam mencari, memanfaatkan fasilitas yang
person to another in making choice and ada di lingkungan. Selanjutnya Depdiknas
adjustment and in solving problems. Guidance (2008: 194) mengatakan bahwa: dasar
aims at aiding the recipient to grow in his pemikiran penyelenggaraan bimbingan
independence and ability to be responsible for dan konseling di sekolah adalah menyang-
himself. Jones menegaskan bahwa bimbing- kut upaya memfasilitasi peserta didik
an adalah bantuan yang diberikan sese- (konseli), agar mampu mengembangkan
orang kepada orang lain dalam memantap- potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
kan pilihan dan dalam memecahkan perkembangannya, menyangkut aspek
masalah. Bimbingan diberikan agar orang fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral
dapat lebih mandiri. spiritual.
Muro & Dinkmeyer (1977: 15) me- Komponen program bimbingan
ngatakan bahwa “counseling is a personal dan konseling komprehensif dikemukakan

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


194 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Muro dan Kottman dalam Yusuf & an, olahraga, seni dan keagamaan), masa-
Nurihsan (2005: 26) diklasifikasikan ke lah-masalah yang dialami, dan kepribadi-
dalam empat jenis layanan berikut ini. 1) an atau tugas-tugas perkembangan, seba-
Layanan dasar bimbingan, 2) layanan gai landasan untuk memberikan pelayan-
responsive, 3) perencanaan individual, 4) an bimbingan dan konseling. Selanjutnya,
dukungan sistem. Gysbers & Henderson (2012: 206) mengata-
kan bahwa: penilaian kebutuhan tersebut
Manajemen Bimbingan dan Konseling diperoleh dari siswa, pendidik, orang tua,
anggota komunitas, pengusaha, dan lulus-
Perencanaan program bimbingan
dan konseling harus dipersiapkan dengan an.
baik karena kegiatan ini bertujuan untuk Pengorganisasian Bimbingan dan
menentukan program yang akan dilaku- Konseling. Penempatan personel bimbing-
kan. Sukardi & Kusmawati (2008: 37) me- an dan konseling yang tepat dalam orga-
ngatakan bahwa: Studi kelayakan adalah nisasi serta pembagian tugas yang tepat.
seperangkat kegiatan dalam mengumpul- Dalam SK Menpan No. 84/1993 (Prayitno,
kan berbagai informasi tentang hal-hal 2001: 6) ditegaskan bahwa tugas pokok
yang dibutuhkan untuk penyusunan prog- guru bimbingan dan konseling adalah: Me-
ram bimbingan dan konseling di sekolah. nyusun program bimbingan, melaksana-
Penyusunan program bimbingan dan kon- kan program bimbingan, evaluasi pelak-
seling harus berdasarkan kebutuhan. sanaan bimbingan, analisis hasil pelaksana-
an bimbingan, dan tindak lanjut dalam
Seperti yang dikemukakan oleh
Sukmadinata (2007: 124) berikut ini. Penyu- program bimbingan terhadap peserta didik
sunan program bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Selan-
perlu didasarkan atas kebutuhan-kebutuh- jutnya, Depdiknas (2008: 233) yang menya-
an nyata di lapangan. Untuk mengidentifi- takan bahwa personel utama pelaksanaan
kasi kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu bimbingan dan konseling adalah: Konselor
diadakan pengumpulan data, baik data dan staf administrasi bimbingan dan kon-
primer yang diperoleh langsung dari seling. Sementara personel pendukung pe-
siswa, orang tua dan guru, maupun data laksana pelayanan bimbingan dan konse-
sekunder dari dokumen-dokumen yang ling adalah segenap unsur yang terkait
ada di sekolah. Sementara itu, Depdiknas dalam pendidikan (kepala sekolah, wakil
(2008: 220) menjelaskan bahwa: Penyusun- kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali
an program bimbingan dan konseling di kelas, staf administrasi) di dalam organi-
sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, gram pelayanan bimbingan dan konseling,
atau kegiatan mengidentifikasi aspek- dengan koordinator dan guru pembim-
aspek yang dijadikan bahan masukan bagi bing/konselor serta staf administrasi bim-
penyusunan program tersebut. Kegiatan bingan dan konseling sebagai pelaksana
asesmen meliputi (1) asesmen lingkungan, utamanya.
yang terkait dengan kegiatan mengidenti- Pelaksanaan bimbingan dan konse-
fikasi harapan sekolah dan masyarakat ling merupakan hal yang sangat penting.
(orang tua peserta didik), sarana dan pra- Maka, program harus dilakukan seutuhnya
sana pendukung program bimbingan dan sesuai dengan SKB Mendikbud Nomor
konseling, kondisi dan kualifikasi konselor, 0433/P/1993 (Prayitno, 2001: 8) menyebut-
dan kebijakan pimpinan sekolah; dan (2) kan bahwa: Pelaksanaan bimbingan dan
asesmen kebutuhan atau masalah peserta konseling adalah melaksanakan fungsi pe-
didik, yang menyangkut karakteristik pe- mahaman, pencegahan, pengentasan, pe-
serta didik, seperti aspek-aspek fisik (ke- meliharaan, dan pengembangan dalam
sehatan dan keberfungsiannya), kecerdas- bidang bimbingan pribadi, bimbingan
an, motif belajar, sikap dan kebiasaan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurus- karier.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta − 195
Arusma Linda Simamora, Suwarjo

Dalam pelaksanaan layanan bim- kelemahan dirinya berdasarkan data atau


bingan dan konseling konselor sebagai informasi yang diperoleh, yaitu yang me-
personel utama mempunyai beban meng- nyangkut pencapaian tugas-tugas perkem-
ajar. Sesuai dengan Permendiknas Nomor bangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial,
39 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 yang menye- belajar, dan karier.
butkan beban mengajar guru bimbingan Dukungan sistem. Pengembangan
dan konseling/konselor adalah mengampu profesi. Konselor secara terus menerus ber-
bimbingan dan konseling paling sedikit 150 usaha untuk meng-update pengetahuan dan
(seratus lima puluh) peserta didik per keterampilannya melalui (1) in-service train-
tahun pada satu atau lebih satuan pen- ing, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3)
didikan. Peserta didik yang berada dalam aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, se-
tanggung jawab guru pembimbing disebut perti seminar dan workshop (lokakarya),
siswa asuh bagi guru pembimbing yang atau (4) melanjutkan studi ke program
bersangkutan. yang lebih tinggi (Pascasarjana).
Selanjutnya, tugas pokok guru Pengawasan merupakan intervensi
pembimbing perlu dijabarkan ke dalam senior kepada junior, seperti dikemukakan
program-program kegiatan. Nurihsan & oleh Bernard and Goodyear (Katrina, 2008:
Sudianto (2005: 34) mengatakan program 12) “definition of supervision to an interven-
yang telah direncanakan dilaksanakan tion provided by a more senior member of a
melalui kegiatan berikut ini. Persiapan pe- profession to a more junior member or members
laksanaan: (a) persiapan fisik (tempat dan of that same profession”. Selanjutnya, SK
perabot), perangkat keras, (b) persiapan Mendikbud Nomor 020/U/1998 dalam
bahan, perangkat lunak, (c) persiapan Prayitno (2001: 18) mengatakan bahwa:
personel, (d) persiapan keterampilan me- Pengawas sekolah bimbingan dan konse-
nerapkan/menggunakan metode, teknik ling adalah pengawas sekolah yang mem-
khusus, media dan alat, (e) persiapan punyai tugas, tanggung jawab, wewenang,
administrasi. Pelaksanaan kegiatan: (a) dan hak secara penuh dalam menilai dan
penerapan metode, teknik khusus, media membina penyelenggaraan pendidikan
dan alat, (b) penyampaian bahan, peman- pada sejumlah sekolah dalam kegiatan
faatan sumber alam, (c) pengktifan nara- bimbingan dan konseling.
sumber, (d) efisiensi waktu, (e) adminis-
trasi pelaksana. Metode Penelitian
Adapun strategi pelaksanaan prog-
ram untuk masing-masing komponen pe- Jenis Penelitian
layanan menurut Depdiknas (2008: 224),
dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Pe- Penelitian ini menggunakan pen-
layanan dasar meliputi: bimbingan klasi- dekatan kualitatif. Jeni penelitian adalah
kal, pelayanan orientasi, pelayanan infor- studi kasus.
masi, bimbingan kelompok, dan pelayanan
pengumpulan data (aplikasi instrumen). Waktu dan Tempat Penelitian
Pelayanan responsif meliputi: konseling Penelitian dilakukan di SMAN 4
individual dan kelompok, referral (rujukan Yogyakarta yang beralamat di Jln. Mage-
atau alih tangan), kolaborasi dengan guru lang, Karangwaru Lor, Kecamatan Tegal-
mata pelajaran atau wali kelas, kolaborasi rejo, Yogyakarta. Perincian waktu peneliti-
dengan orang tua, kolaborasi dengan an sebagai berikut: bulan Agustus-No-
pihak-pihak terkait di luar sekolah, kon- vember 2012 penyusunan dan seminar
sultasi, bimbingan teman sebaya (peer proposal, penyempurnaan proposal dan
guidance/peer facilitation), konferensi kasus, proses perizinan penelitian Desember, pe-
kunjungan rumah. Perencanaan individual, ngumpulan data di lapangan dan analisis
dalam layanan ini konselor membantu data bulan Februari-April 2013, penyusun-
peserta didik menganalisis kekuatan dan

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


196 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

an laporan hasil penelitian bulan April-Mei rencanaan prasarana belum sesuai dengan
2013. ketentuan yaitu ruangan hanya dibatasi
oleh kayu pembatas, dan komponen
Subjek Penelitian program belum sesuai dengan komponen
Subjek penelitian adalah semua bimbingan dan konseling komprehensif.
guru bimbingan dan konseling, kepala Proses penyusunan perencanaan
sekolah, waka kurikulum, waka urusan bimbingan dan konseling dilakukan di
kesiswaan, guru mata pelajaran, wali kelas, awal tahun. Program bimbingan dan kon-
siswa, dan orang tua siswa. seling disusun oleh guru bimbingan dan
konseling di bawah koordinator bimbingan
Prosedur dan konseling selanjutnya diajukan ke ke-
pala sekolah untuk mendapatkan perse-
Pengumpulan data menggunakan tujuan.
teknik observasi, wawancara, dan studi Penyusunan perencanaan bimbing-
dokumen. Pengumpulan data mengguna- an dan konseling dari sisi sekolah hanya
kan pedoman observasi, pedoman wawan- membagi siswa sesuai dengan plafon yang
cara, dan pedoman studi dikumentasi. Ins- ditetapkan dalam surat edaran bersama
trumen penelitian adalah peneliti sendiri. yaitu minimal mengampu 150 siswa.
Jumlah siswa yang ada 714 diampu oleh 3
Teknik Analiasa Data orang guru bimbingan dan seorang waka
Analisis yang digunakan dalam pe- artinya masih ada sisa 184 siswa. Dasar
nelitian ini adalah model analisis interaktif yang digunakan oleh guru bimbingan dan
dari Miles dan Huberman melalui kegiatan konseling untuk menyusun program bim-
pengumpulan data, reduksi data, penyaji- bingan dan konseling adalah hasil asses-
an data, dan penarikan kesimpulan. men kebutuhan peserta didik, visi & misi
sekolah, dan tugas perkembangan siswa.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Menyusun program bimbingan dan
konseling belum bisa dilakukan duduk
Hasil penelitian bersama dengan stakeholder sekolah untuk
membahas perencanaan program bimbing-
Perencanaan yang sesuai dengan an dan konseling. Sarana dan prasarana
needs assessment yaitu sudah dilakukan ana- belum memadai. Ruang BK berukuran 6 x
lisis kebutuhan siswa, program direncana- 6 meter yang terdiri dari: ruang kerja guru
kan sesuai dengan visi dan misi sekolah, BK, ruang bimbingan kelompok, ruang
dilakukan studi kelayakan yaitu dengan konseling individual, dan ruang tamu BK.
menyusun program sesuai dengan prog- Seluruh ruangan menyatu dan hanya
ram sekolah, mempertimbangkan alokasi dibatasi kayu untuk memisahkan setiap
waktu belajar efektif, dan juga anggaran. ruangan. Kondisi tersebut tidak nyaman
Sudah ada layanan klasikal satu jam pel- bagi siswa jika melakukan konseling indi-
ajaran per kelas per minggu. Perencanaan vidual karena terdengar ke ruang lainnya
ketenagaan dengan membagi siswa asuh apabila berbicara. Namun guru BK me-
sesuai dengan ketentuan yang berlaku nyiasati dengan melakukan konseling di
yaitu minimal mengampu 150 siswa. ruangan lain seperti ruang perpustakaan,
Perencanaan yang belum sesuai ruang AVA, dan ruangan lainnya yang
dengan kaidah yang berlaku seperti belum tidak dipakai. Selain itu, melakukan kon-
melakukan asesmen lingkungan, alokasi seling di luar sekolah atau memilih waktu
waktu kontak langsung secara klasikal yang tepat seperti pagi hari atau sore hari
hanya satu jam pelajaran per kelas per di ruang BK.
minggu, personil bimbingan dan konseling Ruang bimbingan kelompok sehari-
masih ada yang berlatar belakang pen- hari digunakan untuk ibadah/sholat para
didikan nonbimbingan dan konseling, pe- guru padahal ada mushola di lantai 2 se-

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta − 197
Arusma Linda Simamora, Suwarjo

kolah yang bisa digunakan untuk ibadah. Pelaksanaan program BK sudah


Ruangan bimbingan kelompok dialih- berjalan dengan adanya jam masuk kelas
fungsikan akibatnya ruangan tersebut untuk melakukan layanan klasikal secara
belum dapat digunakan secara maksimal regular satu jam pelajaran per kelas per
sesuai dengan fungsinya. minggu. Selain itu, terdapat beberapa
Pengorganisasian bimbingan dan layanan yang dilaksanakan secara insiden-
konseling di SMAN 4 Yogyakarta. Meka- tal. Pelaksanaan program fleksibel, artinya
nisme pembagian tugas guru BK dalam layanan yang prioritas yang diselesaikan
membimbing siswa dibagi sesuai dengan terlebih dahulu. Jenis layanan yang dilaku-
ketentuan yaitu minimal mengampu 150 kan yaitu: a) layanan dasar terdiri dari la-
siswa. Siswa sebanyak 714 orang diampu yanan orientasi, layanan informasi, layanan
oleh 3 guru bimbingan dan konseling dan penempatan & penyaluran, layanan pe-
seorang waka, maka dan tersisa 184 orang. nguasaan konten, b) layanan responsif ter-
Berikut jumlah siswa asuh yang diampu diri dari layanan konseling perorangan,
guru BK, koordinator BK mengampu 184 layanan bimbingan kelompok, layanan
siswa, guru BK E mengampu 150 siswa, konseling kelompok, layanan konsultasi,
guru BK B mengampu 195 siswa, dan guru dan layanan mediasi, c) kegiatan pen-
BK A mengampu 185 siswa. Dengan demi- dukung terdiri dari aplikasi instrumen,
kian terdapat kelebihan 34 siswa untuk himpunan data, konferensi kasus, alih
koordinator BK, kelebihan 45 siswa untuk tangan kasus, kunjungan rumah, dan tam-
guru BK B, kelebihan 70 siswa untuk guru pilan kepustakaan.
bimbingan dan konseling E, dan kelebihan Hambatan dalam pelaksanaan
35 siswa untuk guru BK A. Deskripsi tugas program BK adalah masalah pengorganisa-
personil BK dibagi berdasarkan siswa asuh, sian seperti kurangnya kerjasama, kurang-
kemudian akhir tahun membuat laporan nya kesadaran personil BK, kurangnya pe-
sesuai dengan siswa asuh yang diampu- mahaman stakeholder akan tugasnya guru
nya. Tugas guru BK tidak hanya guru BK BK. Selain itu, penugasan yaitu banyaknya
saja tetapi masih ada tugas lain yang tugas guru BK di luar tugas pokok guru BK
diberikan oleh kepala sekolah yaitu, koor- yang menghabiskan banyak waktu. Aki-
dinator BK merangkap, tim PPKS (Program batnya, sulit koordinasi, konseling hanya
Penguasaan Kompetensi Siswa), dan tim lewat telepon dan sms, tidak bisa me-
pendalaman materi. Guru BK E merangkap ngerjakan administrasi. Cara mengatasi
waka Humas, pengelola KKO, ketua MGP, hambatan dengan meningkatkan kerja
dan sektretaris komite. Guru BK B me- sama sesama personil BK, menyesuaikan
rangkap wali kelas. Guru BK A merangkap kondisi, dan melakukan pertemuan non-
koordinator KKO, wali kelas, pembimbing formal.
Foranza. Layanan BK SMAN 4 Yogyakarta Pengawasan BK di SMAN 4 Yogya-
dikelola oleh 4 guru BK, 3 orang guru BK karta. Pengawasan terhadap pelaksanaan
memiliki latar belakang pendidikan yang program BK sudah dilakukan namun be-
sesuai dengan bidangnya, yaitu lulusan lum optimal. Pengawasan dilakukan de-
sarjana pendidikan BK. Sedangkan, se- ngan cara informal dan sifatnya monito-
orang dari guru BK berlatar belakang pen- ring. Pengawasan internal sekolah dilaku-
didikan administrasi pendidikan. kan oleh kepala sekolah dan pengawasan
Kendala dalam pengorganisasian dari luar sekolah dilakukan oleh pengawas
adalah kurangnya waktu karena aktifitas bimbingan dan konseling SMA dinas pen-
personil BK. Selain itu, tanggung jawab didikan. Pengawasan dilakukan dengan
guru BK di luar BK juga banyak. Selain itu, cara insidental.
kurangnya kesadaran personil BK akan Berikut ini pembahasan atas bebe-
tugasnya, kurang dukungan, dan kurang rapa temuan dalam penelitian ini. 1) Pe-
komunikasi. Kondisi-kondisi tersebut me- rencanaan bimbingan dan konseling di
nyebabkan koordinasi sulit dilakukan. SMAN 4 Yogyakarta bersifat fleksibel.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


198 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Fleksibel artinya dalam merumuskan prog- ram bimbingan dan konseling belum ada
ram disesuaikan dengan kondisi atau ke- tetapi anggaran yang dibutuhkan untuk
butuhan peserta didik berdasarkan pe- pelaksanaan program bergabung dengan
nilaian kebutuhan. Perencanaan bimbingan kesiswaan, kurikulum, kerumahtanggaan,
dan konseling juga kontekstual, artinya humas, dan sarana & prasarana yang di-
program kerja disusun sesuai dengan visi peroleh dari RAPBS dan komite.
dan misi sekolah serta terpadu dengan Rencana program tertuang dalam
program kegiatan sekolah. program tahunan dan semester kemudian
Perencanaan bimbingan dan konse- dijabarkan lebih detail pada satuan la-
ling belum faktual karena belum me- yanan. Pada satuan layanan tercantum
lakukan assesmen lingkungan. Kondisi ini jenis layanan, metode layanan, materi
belum sesuai dengan yang dirumuskan layanan, dan lain. Perencanaan ketenagaan,
Depdiknas (2008: 220) yaitu ada dua ases- sudah melakukan pembagian siswa asuh
men yang harus dilakukan sebagai dasar berdasarkan kelas dengan mempertim-
untuk menyusun perencanaan bimbingan bangkan jumlah siswa yang ada per kelas.
dan konseling yaitu assesmen lingkungan Program bimbingan dan konseling dikelola
dan asesmen kebutuhan atau masalah oleh 4 orang guru bimbingan dan konse-
peserta didik. Menyusun program bim- ling, tiga orang guru bimbingan dan
bingan dan konseling dimulai asesmen konseling memiliki latar belakang guru
lingkungan yang terkait dengan kegiatan bimbingan dan konseling, sementara se-
mengidentifikasi harapan sekolah dan orang guru bimbingan dan konseling latar
masyarakat (orang tua peserta didik), belakang pendidikannya Administrasi Pen-
sarana dan prasarana pendukung program didikan. Kondisi ini mempengaruhi kinerja
bimbingan, kondisi dan kualifikasi konse- personil bimbingan dan konseling menjadi
lor, dan kebijakan pimpinan sekolah. Pen- kurang efektif. Hal ini tidak sesuai dengan
dapat senada dengan Gysbers & Hender- asas bimbingan dan konseling,
son, (2012: 206) mengatakan penilaian Depdiknas (2008: 206) mengemuka-
kebutuhan diperoleh dari siswa, pendidik, kan tentang asas keahlian yaitu yang
orang tua, anggota komunitas, pengusaha, menghendaki agar pelayanan dan kegiatan
dan lulusan. bimbingan dan konseling diselenggarakan
Proses penyusunan perencanaan atas kaidah-kaidah professional. Selain itu,
bimbingan dan konseling dimulai dari rasio antara peserta didik belum seimbang,
studi kelayakan. Studi kelayakan ialah 714 peserta didik hanya diampu oleh 4
proses mempelajari kelayakan rencana guru bimbingan dan konseling. Selain itu,
program bimbingan dan konseling yang tidak sesuai dengan PP Nomor 74 Tahun
disusun berdasarkan waktu yang tersedia. 2008 tentang Guru yang mengatakan
Mempertimbangkan waktu belajar efektif bahwa beban kerja guru bimbingan dan
karena harus menyesuaikan dengan prog- konseling atau konselor yang memperoleh
ram sekolah secara keseluruhan. Disam- tunjangan profesi dan maslahat tambahan
ping itu, alokasi waktu kegiatan kontak adalah mengampu bimbingan dan konse-
langsung yang dilakukan secara klasikal ling paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
satu jam pelajaran per kelas per minggu. peserta didik per tahun pada satu atau
Hal ini belum sesuai dengan dirumuskan lebih satuan pendidikan. Selanjutnya, Per-
oleh Depdiknas (2008: 223) yaitu kegiatan mendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang
kontak langsung secara klasikal dua jam Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Peng-
pelajaran per kelas per minggu. Disamping awas Satuan Pendidikan, Pasal 1 ayat 6
itu, memperhatikan anggaran yang dibu- menyebutkan bahwa beban mengajar guru
tuhkan untuk melaksanakan program. Ke- bimbingan dan konseling/konselor adalah
tersediaan anggaran harus diperhatikan mengampu bimbingan dan konseling
dalam menyusun program bimbingan dan paling sedikit 150 (seratus lima puluh)
konseling. Anggaran khusus untuk prog-

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta − 199
Arusma Linda Simamora, Suwarjo

peserta didik per tahun pada satu atau mushola di lantai 2 sekolah yang bisa di-
lebih satuan pendidikan. gunakan untuk ibadah. Ruangan bimbing-
Perencanaan sarana dan prasarana an kelompok dialih fungsikan akibatnya
sebagai pendukung pelaksanaan program ruangan tersebut belum dapat digunakan
bimbingan dan konseling. Sarana dan pra- secara maksimal sesuai dengan fungsinya.
sarana belum memadai. Ruang bimbingan Berdasarkan pemaparan di atas
dan konseling berukuran 6 x 6 meter yang dapat disimpulkan bahwa perencanaan
terdiri dari: ruang kerja guru bimbingan bimbingan dan konseling SMAN 4 Yogya-
dan konseling, ruang bimbingan kelom- karta yang belum sesuai dengan kaidah
pok, ruang konseling individual, dan ruang antara lain belum melakukan asesmen ling-
tamu bimbingan dan konseling. Se-luruh kungan, alokasi waktu kontak langsung
ruangan menyatu dan hanya dibatasi kayu secara klasikal hanya satu jam pelajaran
untuk memisahkan setiap ruangan, per kelas per minggu, personil bimbingan
sehingga jika dilakukan konseling indivi- dan konseling masih ada yang berlatar
dual di ruangan konseling individual atau- belakang pendidikan nonbimbingan dan
pun di ruang konseling kelompok akan konseling, perencanaan prasarana belum
terdengar ke seluruh ruangan bimbingan memadai. Needs assessment sangatlah pen-
dan konseling. Hal ini tidak sesuai dengan ting karena dengan dilakukannya analisis
asas bimbingan dan konseling Depdiknas kebutuhan maka akan diketahui kebutuh-
(2008: 204) asas kerahasiaan adalah asas an-kebutuhan yang akan dituangkan da-
yang menuntut dirahasiakannya segenap lam program. Sementara, perencanaan
data dan keterangan tentang konseli yang yang sudah sesuai dengan kaidah antara
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau lain sudah melakukan asesmen kebutuhan
keterangan tentang konseli yang menjadi siswa, program disesuaikan dengan visi
sasaran pelayanan, yaitu data atau ke- dan misi sekolah, sudah mencantumkan
terangan yang tidak boleh dan tidak layak program yang akan dilakukan, dan ter-
diketahui oleh orang lain. Di samping itu, dapat sumber daya yaitu personil bim-
ketentuan ruang bimbingan dan konseling bingan dan konseling dan sumber dana.
yang sesuai dengan Depdiknas (2008: 238) Proses penyusunan bimbingan dan
terdiri dari ruang tamu, ruang adminis- konseling dilakukan di awal tahun. Renca-
trasi, ruang konseling individual, ruang na bimbingan dan konseling disusun oleh
bimbingan dan konseling kelompok, ruang guru bimbingan dan konseling lalu di-
biblio terapi, ruang relaksasi/desentral- serahkan ke kepala sekolah untuk men-
isasi, dan ruang tamu. dapat persetujuan. Rencana program yang
Ruang bimbingan dan konseling di membutuhkan anggaran, seperti meng-
SMAN 4 Yogyakarta belum memenuhi undang psikolog untuk melakukan tes
syarat standar yang ditentukan. Meski psikologi dan program lainnya disisipkan
kondisi ruang konseling yang kurang me- di kesiswaan. Untuk mengetahui kebutuh-
madai bukan menjadi hambatan guru bim- an siswa dilakukan analisis kebutuhan
bingan dan konseling melakukan konseling siswa menggunakan alat DCM. Pembagian
karena layanan konseling bisa dilakukan di siswa asuh sesuai dengan kriteria yang ber-
ruangan lain seperti ruang perpustakaan, laku yaitu minimal mengampu 150 siswa
ruang AVA, dan ruangan lainnya yang asuh dan seluruh siswa yang ada dibagi
tidak dipakai. Selain itu, guru bimbingan oleh 4 guru bimbingan dan konseling.
dan konseling melakukan konseling di luar Menyusun program bimbingan dan
sekolah. Selain itu, disiasati dengan me- konseling yang berkaitan dengan anggaran
milih waktu yang tepat seperti pagi hari melibatkan semua wakil kepala sekolah.
atau sore hari di ruang bimbingan dan Idealnya, menyusun program bimbingan
konseling. Di samping itu, ruang bimbing- dan konseling melibatkan stakeholder seko-
an kelompok sehari-hari digunakan untuk lah untuk merumuskan program bimbing-
ibadah/sholat para guru padahal ada an dan konseling namun yang dilakukan

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


200 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

hanya kolaborasi secara informal dan siswa asuh yang diampu waka = 530 siswa.
parsial. Hal ini belum sesuai dengan yang Total siswa 714 – 530 = 184 siswa. Terdapat
dirumuskan oleh Depdiknas (2008: 220) 184 kelebihan siswa yang seharusnya di-
mengatakan bahwa penyusunan program ampu oleh seorang personil lagi. Kondisi
bimbingan dan konseling dimulai dengan tersebut tidak sesuai dengan Permendiknas
kegiatan asesmen yaitu asesmen lingkung- No. 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan
an dan asesmen kebutuhan siswa. Selanjut- Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
nya, belum sesuai juga dengan Sukma- Pendidikan, Pasal 1 ayat 6 yang mengata-
dinata (2007: 124) mengatakan bahwa kan bahwa beban mengajar guru bimbing-
menyusun program bimbingan dan kon- an dan konseling/konselor adalah meng-
seling didasarkan atas kebutuhan. Untuk ampu bimbingan dan konseling paling
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta
tersebut perlu diadakan pengumpulan didik per tahun pada satu atau lebih satuan
data, baik data primer yang diperoleh pendidikan.
langsung dari siswa, orang tua dan guru, Untuk mengantisipasi kondisi ini
maupun data sekunder dari dokumen- sesuai dengan rasio personil bimbingan
dokumen yang ada di sekolah. dan konseling dan jumlah siswa sudah
Dapat disimpulkan bahwa proses selayaknya menambah seorang personil
penyusunan program bimbingan dan kon- bimbingan dan konseling. Di samping itu,
seling belum sesuai dengan ketentuan yang personil bimbingan dan konseling masih
ada. 2) Pengorganisasian Bimbingan dan memiliki tugas lain di luar guru bimbingan
Konseling. Kegiatan dalam peng- dan konseling. Berikut tugas-tugas yang
organisasian yaitu koordinasi menangani diemban oleh personil bimbingan dan kon-
kasus-kasus yang dihadapi peserta didik seling di luar bimbingan dan konseling.
baik di dalam dan di luar sekolah oleh Koordinator bimbingan dan konseling me-
personil bimbingan dan konseling. Meka- rangkap tim tata tertib, tim PPKS (Program
nisme pembagian tugas guru bimbingan Penguasaan Kompetensi Siswa), dan tim
dan konseling dalam membimbing siswa pendalaman materi. Guru bimbingan dan
minimal mengampu 150 siswa. Siswa konseling E merangkap waka Humas, pe-
berjumlah 714 orang yang diampu oleh ngelola KKO, ketua MGP, dan sektretaris
empat guru bimbingan dan konseling komite. Guru bimbingan dan konseling B
berdasarkan kelas dengan mempertim- merangkap wali kelas. Guru bimbingan
bangkan jumlah siswa per kelas karena dan konseling A merangkap koordinator
setiap kelas jumlahnya berbeda. KKO, wali kelas, pembimbing Foranza.
Deskripsi tugas personil bimbingan Selain itu, jika ada kegiatan insidental
dan konseling yaitu mengampu siswa asuh lainnya guru bimbingan dan konseling
yang dibagi berdasarkan kelas berikut ini. selalu terlibat.
Koordinator bimbingan dan konseling me- Kondisi tersebut di atas membuat
ngampu 184 siswa, guru bimbingan dan aktifitas guru bimbingan dan konseling di
konseling E mengampu 150 siswa, guru luar kegiatan bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling B mengampu 195 sangat tinggi, akibatnya kegiatan koor-
siswa, dan guru bimbingan dan konseling dinasi antar personil bimbingan dan kon-
A mengampu 185 siswa. Dengan demikian seling tidak bisa dilakukan dengan baik
terdapat kelebihan 34 siswa asuh koor- karena tidak bisa duduk bersama untuk
dinator, kelebihan 45 siswa guru bimbing- koordinasi terkendala waktu. Selain itu,
an dan konseling B, dan kelebihan 35 siswa tidak bisa melakukan kegiatan layanan
guru bimbingan dan konseling A, dan bimbingan dan konseling dengan optimal.
kelebihan 70 siswa asuh guru bimbinagn Kondisi tersebut tidak sesuai dengan SK
dan konseling E karena menjabat sebagai Menpan No. 84/1993 (Prayitno, 2001: 6)
waka. Siswa asuh 3 orang guru bimbingan yang mengatakan bahwa tugas pokok guru
dan konseling berjumlah 450 siswa + 80 bimbingan dan konseling adalah “menyu-

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta − 201
Arusma Linda Simamora, Suwarjo

sun program bimbingan, melaksanakan insidental Pelaksanaan program fleksibel.


program bimbingan, evaluasi pelaksanaan Jenis layanan dasar yang dilakukan yaitu
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bim- a) Layanan dasar terdiri dari layanan
bingan, dan tindak lanjut dalam program orientasi, layanan informasi, layanan pe-
bimbingan terhadap peserta didik yang nempatan & penyaluran, layanan pengu-
menjadi tanggung jawabnya (Pasal 4). asaan konten, b) layanan responsif terdiri
Layanan bimbingan dan konseling dari layanan konseling perorangan, laya-
SMAN 4 Yogyakarta dikelola oleh 4 guru nan bimbingan kelompok, layanan kon-
bimbingan dan konseling dimana 3 orang seling kelompok, layanan konsultasi, dan
guru memiliki latar belakang pendidikan layanan mediasi, c) kegiatan pendukung
yang sesuai dengan bidangnya, yaitu lulus- terdiri dari aplikasi instrumen, himpunan
an sarjana pendidikan bimbingan dan data, konferensi kasus, alih tangan kasus,
konseling. Sedangkan seorang dari guru kunjungan rumah, dan tampilan kepusta-
bimbingan dan konseling berlatar belakang kaan.
pendidikan bukan bimbingan dan konse- Jenis layanan yang dilakukan be-
ling tetapi administrasi pendidikan. Hal ini lum sesuai dengan yang dirumuskan oleh
tidak sejalan dengan asas keahlian yang Depdiknas (2008: 228) layanan dasar terdiri
dirumuskan oleh Depdiknas (2008: 206) dari: a) Layanan dasar terdiri dari bim-
yang mengatakan bahwa bimbingan dan bingan kelas, pelayanan orientasi, pelayan-
konseling menghendaki agar pelayanan an informasi, bimbingan kelompok, dan
atau kegiatan bimbingan dan konseling pelayanan pengumpulan data. b) Layanan
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah responsif terdiri dari konseling individual
professional. Dalam hal ini, para pelaksana & kelompok, referral, kolaborasi dengan
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan guru mata pelajaran/wali kelas, kolaborasi
konseling hendaklah tenaga yang benar- dengan orang tua, kolaborasi dengan
benar ahli dalam bimbingan dan konseling. pihak-pihak terkait di luar sekolah, konsul-
Keprofesionalan guru bimbingan dan kon- tasi, bimbingan teman sebaya, konferensi
seling harus terwujud baik dalam penye- kasus, kunjungan rumah. c) Perencanaan
lenggaraan jenis-jenis pelayanan dan ke- individual. d) Dukungan sistem terdiri
giatan bimbingan dan konseling maupun dari: pengembangan profesi, manajemen
penegakan kode etik bimbingan dan program, dan riset & pengembangan.
konseling. Beberapa layanan sudah dilaksana-
Kondisi di atas merupakan kendala kan dengan baik seperti, layanan bimbing-
dalam pengorganisasian bimbingan dan an kelas, layanan orientasi sudah, layanan
konseling. Beban tugas dan tanggung informasi Layanan referral. Selain itu, kola-
jawab personil bimbingan dan konseling di borasi dengan guru mata pelajaran, wali
luar bimbingan dan konseling sangat kelas, orang tua dan pihak terkait di luar
banyak, dan hal tersebut mengakibatkan sekolah sudah dilakukan dengan baik.
kurangnya waktu untuk melakukan tugas Selain itu, layanan konferensi kasus, instru-
pokok, sulit koordinasi, dan kurang komu- mentasi data, dan layanan home visit juga
nikasi. Kendala lain, masih ada guru bim- sudah dilaksanakan dengan baik.
bingan dan konseling yang belum profesio- Layanan yang belum optimal di-
nal di bidangnya. Kendala lain, kurangnya lakukan seperti layanan bimbingan kelom-
kesadaran personil akan tugas, kurangnya pok. Meski layanan ini belum dilakukan
dukungan. 3) Pelaksanaan Bimbingan dan dengan optimal sebagian materi layanan
Konseling. Pelaksanaan program bimbing- bimbingan kelompok sudah disampaikan
an dan konseling sudah berjalan dengan pada saat bimbingan kelas. Materi layanan
adanya jam masuk kelas untuk melakukan seperti menyalurkan (bakat, minat & ke-
layanan klasikal secara regular satu jam gemaran), hidup sehat, dan etika pergaul-
pelajaran seminggu. Selain itu, terdapat be- an & solidaritas. Hanya saja metode pe-
berapa layanan yang dilaksanakan secara nyampaian tidak sesuai yaitu dengan

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


202 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

berkelompok. Seperti tertuang di Depdik- bimbingan dan konseling sudah ada pem-
nas (2008: 225) mengatakan konselor bagian kerja dan ada program. Namun,
memberikan pelayanan bimbingan kepada mengelola bimbingan dan konseling se-
peserta didik melalui kelompok-kelompok perti perencanaan, menganalisis, meng-
kecil (5-10 orang). Bimbingan ditujukan evalusai secara detail belum dapat dilaku-
untuk merespon kebutuhan dan minat kan dengan baik. Selain itu, pelaksanaan
peserta didik. program berbeda dengan perencanaan.
Layanan konseling individual dan Hambatan dalam pelaksanaan
konseling kelompok belum optimal. Ke- program bimbingan dan konseling adalah
nyataannya layanan konseling individual kurangnya kerjasama, kurangnya kesadar-
siswa yang tercover tidak sampai 50% an personil bimbingan dan konseling,
(wawancara dengan guru bimbingan dan kurangnya dukungan sistem, kurangnya
konseling A tanggal 4 Februari 2013). Kon- pemahaman stakeholder akan tugas guru
disi ini merugikan siswa karena banyak bimbingan dan konseling. Selain itu, ba-
siswa yang tidak terlayani. Layanan ini nyaknya tugas guru bimbingan dan kon-
sangat dibutuhkan karena membantu sis- seling diluar tugas pokok guru bimbingan
wa yang mengalami permasalahan. Layan- dan konseling. Kondisi tersebut meng-
an konseling individual ditujukan untuk akibatkan personil bimbingan dan kon-
membantu peserta didik yang mengalami seling sulit koordinasi, guru bimbingan
kesulitan, mengalami hambatan dalam dan konseling tidak bisa mengerjakan
mencapai tugas-tugas perkembangannya, administrasi, dan tugas pokok menjadi
Depdiknas (2008: 226). terbengkalai. Hal ini dapat terlihat dari
Layanan bimbingan teman sebaya beberapa layanan yang tidak dilakukan
belum optimal. Layanan bimbingan teman dengan optimal dan tidak sesuai dengan
sebaya yang dilakukan adalah Foranza prosedur yang semestinya. Cara mengatasi
(Forum Anti Napza). Pelaksanaan dari sisi hambatan dengan meningkatkan kerja
bimbingan dan konseling belum bisa di- sama sesama personil bimbingan dan kon-
laksanakan maksimal. seling dan menyesuaikan kondisi. Ber-
Pada program tidak terdapat layan- dasarkan pembahasan di atas dapat di-
an perencanaan individual tetapi layanan simpulkan bahwa SMAN 4 Yogyakarta
penempatan dan penyaluran. Sebagian belum melakukan bimbingan dan konse-
materi perencanaan individual ada pada ling komprehensif.
layanan penempatan dan penyaluran se- Pengawasan bimbingan dan konse-
perti materi penempatan di kelas, ekstra- ling belum optimal, seharusnya dilakukan
kurikuler, dan penjurusan. Sebagian materi pengawasan secara berkala karena peng-
terdapat pada layanan penguasaan konten, awasan bertujuan untuk mengetahui se-
seperti mengambil mengambil keputusan jauh mana layanan terlaksana sesuai ren-
melalui analisis SWOT dan ESQ mendasari cana. Pengawasan internal dilakukan oleh
perencanaan masa depan. Materi lain juga kepala sekolah. Sedangkan pengawasan
terdapat pada layanan informasi yaitu eksternal dilakukan oleh pengawas bim-
perencanaan karir dan analisis potensi diri. bingan dan konseling seperti yang dike-
Dapat disimpulkan bahwa layanan peren- mukakan Prayitno, (2001: 2) bahwa peng-
canaan sudah dilakukan hnaya saja materi- awasan dari luar yang dilakukan oleh
nya tersebar di beberapa jenis layanan. pengawas sekolah terhadap guru pembim-
Kesempatan bagi guru bimbingan bing diharapkan dapat menolong dan me-
dan konseling mengembangkan profesi ngangkat guru-guru tersebut untuk setiap
ada namun belum semua melakukannya. hari meningkatkan wawasan dan kemam-
Bentuk pengembangan profesi seperti ke- puan fungsional-profesional-keahliannya,
giatan penataran, seminar, pelatihan, kuli- khususnya dalam bidang bimbingan dan
ah ke jenjang yang lebih tinggi. Riset belum konseling. Selanjutnya tertuang pada SK
dapat dilakukan. Manajemen program Mendikbud No.020/U/1998 (Prayitno,

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta − 203
Arusma Linda Simamora, Suwarjo

2001: 18) yang mengemukakan bahwa pe- yaitu satu jam pelajaran per kelas per
ngawas sekolah bimbingan dan konseling minggu. Layanan yang sudah dilakukan
adalah pengawas sekolah yang mempu- adalah layanan bimbingan kelas, layanan
nyai tugas, tanggung jawab, we-wenang, orientasi, layanan informasi. Kolaborasi
dan hak secara penuh dalam menilai dan dengan pihak sekolah dan dengan pihak
membina penyelenggaraan pendidikan. terkait di luar sekolah. Layanan yang
belum dilakukan dengan optimal adalah
Simpulan dan Saran layanan konseling kelompok, layanan bim-
bingan kelompok, layanan konseling
Kesimpulan individual, dan layanan teman sebaya.
Penyusunan perencanaan bimbing- Kegiatan pendukung yang dilaku-
an dan konseling berdasarkan studi ke- kan adalah layanan aplikasi instrumentasi,
layakan. Menyusun program bimbingan himpunan data, konferensi kasus, home
dan konseling belum dilakukan kerjasama visit, referral, dan tampilan kepustakaan.
dengan stakeholder sekolah. Perencanaan Pengawasan dilakukan namun be-
bersifat fleksibel, disesuaikan dengan visi lum optimal. Pengawasan dilakukan secara
dan misi sekolah serta terpadu dengan informal dengan pola monitoring. Peng-
kegiatan sekolah, namun belum berdasar- awasan dilakukan oleh pengawas bidang
kan harapan sekolah dan orang tua. Pe- bimbingan dan konseling yang tugasnya
rencanaan personil belum sesuai standar mengawasi bimbingan dan konseling SMA.
karena masih ada guru bimbingan dan
konseling bukan sarjana bimbingan dan
konseling. Perencanaan sarana dan pra- Saran
sarana belum memenuhi syarat karena Berdasarkan hasil analisis disam-
belum memadai. paikan beberapa saran sebagai berikut:
Pembagian tugas personil bimbing- Aspek perencanaan bimbingan dan
an dan konseling sudah sesuai mekanisme konseling di SMAN 4 Yogyakarta, sebaik-
yaitu minimal mengampu 150 siswa, tetapi nya dilakukan asesmen lingkungan sebagai
rasio antara guru bimbingan dan konseling dasar untuk menyusun program. Selain itu,
dengan peserta didik belum seimbang. menyusun program bimbingan dan konse-
Total siswa 714 orang diampu oleh 3 guru ling sebaiknya melibatkan stakeholder seko-
bimbingan dan konseling dan seorang lah. Selain itu, sarana dan prasarana perlu
guru bimbingan dan konseling sekaligus direncanakan dengan baik mengingat sara-
menjabat waka. Terdapat kelebihan 184 na dan prasarana menunjang keberhasilan
siswa yang seharusnya diampu seorang program bimbingan dan konseling.
guru bimbingan dan konseling dan belum Aspek pengorganisasian bimbingan
ada staf yang membantu administrasi dan konseling di SMAN 4 Yogyakarta
bimbingan dan konseling. Kendala dalam sebaiknya rasio siswa dan guru bimbingan
pengorganisasian adalah rasio guru bim- dan konseling seimbang. Selain itu, se-
bingan dan konseling dan peserta didik baiknya ada petugas administrasi yang
belum seimbang, masih ada guru bimbing- membantu menangani administrasi bim-
an dan konseling bukan sarjana bimbingan bingan dan konseling. Selain itu, guru
dan konseling, tugas-tugas guru bimbing- bimbingan dan konseling hendaknya ber-
an dan konseling di luar bimbingan dan latar belakang pendidikan bidang bimbing-
konseling banyak, kurangnya kesadaran an dan konseling. Selain itu, tugas guru
personil akan tugasnya, kurangnya du- bimbingan dan konseling sebaiknya tidak
kungan, dan sulit koordinasi. lagi ditambah dengan tugas-tugas lain di
Pelaksanaan sudah berjalan namun luar kegiatan bimbingan dan konseling
belum menggunakan model bimbingan agar dapat optimal melayani peserta didik.
dan konseling komprehensif. Ada layanan
klasikal yang dilakukan secara regular

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013


204 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Aspek pelaksanaan kegiatan bim- Proquest: Texas. Diambil tanggal 28


bingan dan konseling hendaknya semua Mei 2013 dari http://search.pro-
layanan dilakukan dengan optimal. Selain quest.com/docview /304830706/
itu, hendaknya menggunakan model bim- 13D95BC 423F2E13 C112/33?ac-
bingan dan konseling komprehensif karena countid=31324.
melibatkan semua stakeholder sekolah, titik
Miles, M.B. & Huberman, A.M. (1994).
berat layanan terletak pada pencegahan
Qualitative data analisis. London:
dan pengembangan, memiliki visi pengem-
Sage Publications.
bangan pada perkembangan optimal dan
strategi. Muro, J.J. & Dinkmeyer, D.C. (1977). Coun-
Aspek pengawasan hendaknya ke- seling in the elementary and middle
pala sekolah melakukan pengawasan seca- schools. A pragmatic approach. USA:
ra periodik terhadap program bimbingan Wm. C. Brown Company Publisher.
dan konseling. Selain itu, hendaknya di- Nurihsan, A.J. & Sudianto, A. (2005). Mana-
lakukan evaluasi menyeluruh manajemen jemen bimbingan dan konseling di
bimbingan dan konseling secara berkala. SMA: kurikulum 2004. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Daftar Pustaka
Prayitno. (2001). Panduan kegiatan peng-
Ali, M. dkk. (2007). Ilmu dan aplikasi awasan bimbingan dan konseling di
pendidikan. Bandung: Pedagogiana sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Press.
Presiden. Peraturan Pemerintah Nomor 74,
Depdiknas. Permendiknas Nomor 27, Tahun tahun 2008, tentang Guru.
2008, tentang Standar Kualifikasi Aka-
demik dan Kompetensi Konselor.
Rue, L.W. & Byars, L.L. (2000). Manage-
______. Permendiknas Nomor 39, tahun 2009, ment, skill and application. Ney Work:
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru Mc Graw Hill Companies. Inc.
Dan Pengawas Satuan Pendidikan.
Republik Indonesia. Undang-Undang Republik
______.(2008). Penataan pendidikan profe- Indonesia Nomor 20, tahun 2003,
sional konselor dan layanan bimbingan tentang Sistem Pendidikan Nasional.
dan konseling dalam jalur pendidikan
Sukardi, D.K. & Kusmawati, D.P.E.N.
formal. Jakarta; BP. Cipta Jaya.
(2008). Proses bimbingan dan konse-
Griffin, R.W. (1990). Management. Hough- ling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
ton: Mifflin Company.
Sukmadinata, N.S. (2007). Bimbingan dan
Gysbers, N.C. & P. Henderson. (2012). De- konseling dalam praktek mengem-
veloping and managing your school bangkan potensi dan kepribadian
guidance and counseling program (5th). siswa. Jakarta: Maestro.
Alexandria, VA: ACA.
Terry, G.R. (1977). Principles of management.
Hackney, H & Nye, S. (1973). Counseling (3rd) Homewood IL: Richard D
strategies and objectives. Ney Jersey: Irwin, INC.
Prentice-Hall Inc.
Usman, H. (2011). Manajemen: teori, prak-
Jones, A.J. (1970). Principles of guidance. tik, dan riset pendidikan. Jakarta:
New York: McGraw-Hill Book Bumi Aksara.
Company.
Yusuf, S & Nurihsan, J. (2005). Landasan
Katrina, C. (2008). An evaluation of school bimbingan dan konseling. Bandung:
counselor supervision. Dissertation. Rosdakarya
University of Texas at San Antonio.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 2, 2013

Anda mungkin juga menyukai