Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

OBJEK DAKWAH DALAM AL-QUR’AN


Di susun untuk tugas mata kuliah tafsir dakwah
Dosen pengampu:Dr. Ahmad Zabidi, M, Ag

Oleh : Ahmad Ridwanto


Nim : 201.2019.001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIRAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD
SYAFIUDIN SAMBAS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dijunjungkan kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah yang
sudah di amanahkan oleh bapak Dr. Ahmad Zabidi, M.Ag selaku pengampu mata
kuliah tafsir dakwah, penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu menyelesaikan makalah ini tepat waktu, dan penulis siap menerima
kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini, yang jauh
dari kata sempurna.
DAFATAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar isi.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
Latar Belakang.............................................................................................
Rumusan Masalah........................................................................................
Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
Definisi Objek Dakawah..............................................................................
Peran Dai’ Terhadap Madu’.........................................................................
BAB III PENUTUP ....................................................................................
Kesimpulan..................................................................................................
Saran.............................................................................................................
Dafatar Pustaka............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kegitan dakwah adalah kegiatan yang sangat mulia yang mana
manusia sebagai khalifah dibumi haruslah menyebarkan kebaikan saling
mengingatkan dalam hal kebaikan sesuai dari definisi dakwah itu sendiri.
dalam pengertian dakwah adalah sangat luas kalau diartikan bukan saja
ceramah dikhalayak ramai, tetapi kegiatan dakwah dilakukan dari lisan
maupun perbuatan yang mencontohkan kebaikan dan ditiru oleh orang
yang mendengar dan melihatnya, dalam kegiatan sehari-hari tanpa kita
sadari ada kegiatan dakwah yang sengaja dan tidak sengaja kita lakukan.
Objek dakwah (mad’u) adalah sasaran dari dai’ atau pendakwah dan bisa
juga dikatakan sebagai orang yang akan di pengaruhi bisa jadi orang yang
meneruskan pesan-pesan kebaikan dari dai’ sebelumya dan Insya Allah
akan mejadi amal jariah.
Da’i haruslah paham akan kondusi dan situasi madu’ supaya
kegiatan dakwah akan berjalan dengan baik dan sesuai tujuan dari dakwah
itu sendiri, dan memberikan contoh yang baik haruslah dengan secara
ikhlas dari hati.
B. Rumusan masalah
Apa yang dimaksud dengan objek dakwah ?
bagaimana peran da’i terhadap mad’u ?
C. tujuan
tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang dakwah, supaya bisa diterapkan didalam masyarakat,
dan pentingnya berdakwah bagi manusian dan sebagai umat muslim.
BAB II
PEMBAHASN

A. Definisi objek dakwah


Objek dakwah (mad'u) ialah orang yang menjadi sasaran dakwah,
yaitu semua manusia, sebagaimana firman Allah SWT : “Dan Kami tidak
mengutus kamu, melainka kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. As-Saba' :34) sudah jelas
tugas manusia adalah sebagai memberikan atau berbagi kebaikan dan
saling melengkapi antara satu sama lainya baik secara lisan maupun
dengan perbuatan yang mencerminkan kebaikan. Dalam perspektif
komunikasi pesan tidak hanya disampaikan dalam bentuk verbal saja,
melainkan pesan juga dapat disampaikan dengan cara non-verbal. Dalam
literatur bahasa Arab, pesan dakwah disebut maudlu’ al-da’wah. Istilah ini
lebih tepat dibanding dengan “materi dakwah” yang diterjemahkan dalam
bahasa arab menjadi maddah al-da’wah. Sebutan yang terakhir ini
menimbulkan kesalahpahaman sebagai logistik dakwah. Istilah pesan
dakwah dipandang lebih tepat untuk menjelaskan, “isi dakwah berupa
kata, gambar, lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah atau
mad’u”. Semisal, jika dakwah melalui tulisan, maka yang ditulis itulah
pesan dakwah.1 Jika dakwah melalui lisan, maka yang diucapkan
pembicara itulah pesan dakwah. Jika melalui tindakan, maka perbuatan
itulah pesan dakwah. Jika ditinjau dari perspektif di atas tentang pesan
dakwah yang tidak hanya melalui ucapan maka upaya keberhati-hatian
dalam memilih pesan dakwah menjadi suatu hal yang sangat wajib karena
pesan dakwah tersebut seperti yang dijelaskan di atas tidak hanya
disampaikan melalui bahasa dalam bentuk ucapan.

1
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: kencana, 2012), hlm.318
Pada aktivitas dakwah, keberadaan mad’u menjadi sesuatu yang
sangat penting sebagai objek dari aktivitas dakwah itu sendiri. Kondisi
mad’u dan pilihan pesan dakwah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, karena dakwah yang ideal adalah aktivitas dakwah yang
menyesuaikan keberadaan mad’u dengan kebutuhan pesan dakwah yang
disampaikan. Tidak hanya cukup sampai disitu saja, setelah tema atau
pesan dakwah sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan mad’u, maka hal
yang paling penting adalah menentukan bahasa yang akan digunakan agar
keberagaman profesi, pendidikan, status sosial pada masyarakat atau
mad’u mampu diakomodir oleh bahasa dan pesan dakwah itu sendiri.
Setiap keberadaaan masyarakat sebagai individu atau masyarakat sebagai
kelompok tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari
masingmasing individu atau kelompok. Manusia sebagai individu,
Keunikan psikis tiap manusia menimbulkan perbedaan-perbedaan
mendasar. Secara psikologis, manusia sebagai objek dakwah dibedakan
oleh berbagai aspek, pertama, sifat-sifat kepribadian (personality traits)
yaitu adanya sifat-sifat manusia yang penakut, pemarah, suka bergaul,
ramah, sombong dan sebagainya. Kedua, intelegensi yaitu aspek
kecerdasan seseorang, mencakup kewaspadaan, kemampuan belajar,
kecepatan berfikir, kesanggupan untuk mengambil keputusan yang cepat
dan tepat, kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan atau masalah
dan kemampuan mengambil kesimpulan. Ketiga, pengertian, keterampilan,
nilai-nilai dan peranan. Manusia sebagai kelompok, manusia secara hakiki
merupakan makhluk sosial sejak dilahirkan memerlukan orang lain untuk
memenuhi segala kebutuhannya.
B. Peran dai’ terhadap mad’u
seorang dai’ tidak terlepas dari interaksi dengan mad’u (objek dakwah).
Karenanya, seorang dai’ dituntut untuk mengenal objek dakwah. Hamam
Abdurrahim Sa’id dalam kitabnya Qawaidu ad-Da’wah ila Allah
mengatakan bahwa mengenal objek dakwah menjadi bagian penting dalam
berdakwah.
Hal pertama yang hendaknya dikenal dari objek dakwah adalah
nama, termasuk gelar, baik akademis atau gelar penghormatan yang
diberikan oleh masyarakat, nama panggilan akrab, dan memanggil dengan
nama yang disukai. Abbas As-Siisi dalam kitabnya At-Thariq Ilal
Quluubb menjelaskan cara menyentuh hati objek dakwah, salah satunya
menghafal nama. Menghafal nama merupakan hal penting, dari sini terjadi
interaksi dan lahir sifat saling percaya (tsiqah). Rasulullah SAW bersabda,
“Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke dalam rumah
temannya, lalu disuguhkan makanan, ia tidak mahu memakannya; dan
seorang laki-laki yang bersama-sama laki-laki lain dalam perjalanan, tetapi
tidak menanyakan nama dan nama orang tuanya.” (HR ad-Dailami).2
Seorang dai’ hendaklah memperhatikan madu’ atau mengenal dari
segi psikologi, situasi dan keadaan, semisal untuk memulai dakwah di
suatu wilayah hal yang pertama dilakuakan adalah survei terdahulu untuk
mengenal medan aktivitas dakwah, supaya berjalan sesuai keinginan dan
tujuan. syarat tertentu agar proses dakwahnya sesuai dengan target yang
ingin dicapai yaitu:
1. Dai harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang
Islam. Menjadi keharusan bagi dai’ untuk mendalami
pengetahuan agama baik masalah Aqidah, fiqih, muamalah
dan berbagai aspek disiplin keagamaan lainya.
2. Dai harus terlebih dahulu mengetahui seluk-beluk Islam
sebelum terjun ke lapangan untuk berdakwah, sehingga dai
mampu memberikan pemahaman tetang kesempurnaan
agama Islam kepada masyarakat.
3. Dai’ harus menjadi teladan yang baik bagi umat, sebab
perilaku, aktifitas, akhlak, perkataan dan perbuatan dai
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap umat.
2
https://m.mediaindonesia.com/opini/369995/mengenal-objek-dakwah, Imam Nur Suharno,
Pengurus Korps Mubaligh Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat. 18 December
2020, 11:40 Wib.
4. Dai harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang
baik. Banyak orang mempunyai pesan atau nasehat bagus
tetapi dalam menyampaikan atau berkomunikasinya kurang
lancar dan tepat sehingga nilai dari pesan atau nasehat
tersebut menjadi berkurang. Olehnya itu kemampuan
berkomunikasi secara baik dan benar adalah syarat yang
tidak boleh diabaikan oleh para dai’.
5. Pengetahuan psikologi, manusia adalah mahkluk unik yang
tidak bisa di prediksi kepribadianya, dai di tuntut
memahami ilmu psikologi kepribadian dan perkembangan.
Dengan mengetahui kondisi kejiwaan masyarakat dai akan
lebih mudah memberikan solusi yang sesuai dengan
masalah yang dihadapi. Maka materi dakwah akan mudah
diterima oleh masyarakat.3
Seorang da’i haruslah paham akan agama yang akan menjadi senjata untuk
menghadapi madu’ dan harus siap turun tangan di masyarakat/publik, dan dai’
harus mempunyai komunikasi yang baik verbal dan non verbal, supaya interaksi
antara dai’ dan madu’ berlangsung dengan baik. Seorang dai’ paham akan
psikologi dam mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi, mampu memahami
kondisi dan situasi mad’u.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

3
Najamudin, Metode Dakwah Menurut Alqur'an. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani), hlm. 23.
Pada aktivitas dakwah, keberadaan mad’u menjadi sesuatu yang
sangat penting sebagai objek dari aktivitas dakwah itu sendiri, oleh karna
itu seorang dai diharuskan mempunyai skill atau keterampilan yang
khusus untuk menyampaikan pesan, tidak menutup kemungkinan orang
biasa juga bisa menyampaikan pesan kebaikan dengan caranya tersendiri
atau mengambil referensi dari pihak lain dan disampaikan kepada orang
lain, karna arti dari dakwah itu sangat luas.
B. Saran
Sebagai khalifah dibumi teruslah meyebarkarkan kebaikan, tidak
memandang ras, agama, suku, dan bangsa karna berdakwah tidak pandang
bulu sekecil apapun kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan pula.

DAFATAR PUSTAKA

Najamudin, Metode Dakwah Menurut Alqur'an. Yogyakarta: Pustaka Insan Madan


https://m.mediaindonesia.com/opini/369995/mengenal-objek-dakwah, Imam Nur Suharno
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: kencana, 2012

Anda mungkin juga menyukai