Anda di halaman 1dari 9

PERAN MEDIA SOSIAL DALAM KAMPANYE POLITIK

SAPUTRA
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
tsaputra1997@gmail.com

ABSTRACT

Power of social media to influence the public are based exclusively on its social aspect:
this means interaction and participation that can ve developed through campaign. The
campaign is basically -Messages delivering messages from the sender to the audience.
These messages can be delivered in various forms ranging from posters, banners,
billboards, speeches, advertisements discussion, so that the leaflets. With the development
of Internet technology and much of the population in Indonesia using the internet as well
as having social media such as facebook, twitter, blogs and youtube. The use of social
media tools that must be planned, communicated and programs to improve the party's
credibility. organizational communication is an important consideration to ensure
adequate interaction in social media platforms. It can be concluded that social media has
played and will continue to play an important role in the political campaign. As far as the
political future use of social media through platforms such as Facebook, Twitter, and
Youtube, political candidates will continue to interact with supporters and received
support in the form of donations and volunteers.

ABSTRAK

Kekuatan media sosial untuk mempengaruhi masyarakat didasarkan secara eksklusif


pada aspek sosialnya: ini berarti interaksi dan partisipasi yang bisa dilakukan
melalui kampanye. Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan –pesan dari
pengirim kepada khalayak. Dengan berkembangnya teknologi internet dan banyak
penduduk di Indonesia menggunakan internet serta mempunyai media sosial seperti
facebook, twitter, blog dan youtube. Layanan jaringan media sosial yang khas bisa
berbagi konten, komunitas web, dan forum internet media sosial dari alat dan
komunitas yang berbeda. Penggunaan media sosial itu harus direncanakan,
dikomunikasikan dan di program untuk meningkatkan kredibilitas partai.
komunikasi organisasi adalah pertimbangan yang penting untuk memastikan cukup
interaksi dalam platform media sosial. Dapat disimpulkan bahwa media sosial telah
memainkan dan akan terus memainkan peran penting dalam kampanye politik
politik. Sejauh penggunaan masa depan media sosial melalui platform seperti
Facebook , Twitter , dan Youtube , kandidat politik akan terus berinteraksi dengan
pendukung dan menerima dukungan dalam bentuk sumbangan dan relawan.

Kata Kunci : Media Sosial, Kampanye Politik

1
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi di era globalisasi akan membawa perubahan besar, terlebih
munculnya jejaring sosial, seperti facebook, twitter dan portal lainnya, sehingga
masyarakat pun memanfaatkan kepentingannya, antara lain untuk strategi kampanye
politik. Alasan tersebut sangat mendasar karena dari segi jangkauan lebih efektif yang
mampu menyapa setiap pengguna dan berbiaya jauh lebih murah dibanding dengan
media konvensional. Sehingga para praktisi politik dan kandidat parlemen (legislatif)
maupun kandidat gubernur dan wakil gubernur bahkan calon presiden juga
memanfaatkan teknologi jejaring sosial dalam melakukan kampanye.
Ditambah dengan munculnya sosial media dan internet, jarak antara kontituen
dengan partai politik maupun politisinya menjadi tak berjarak. Siapapun bisa
mengakses dengan mudah keberadaan, pernyataan, situs hingga alat komunikasi lain
baik partai maupun politisi. Komunikasi menjadi lebih singkat dan penggalangan
semakin mudah.
Peranan sosial media menjadi sangat penting, karena mampu mendongkrak
suara secara signifikan bahkan membentuk opini. Munculnya opini, berhasil
membentuk kekuatan masing-masing calon. Keberadaan kampanye bisa memunculkan
secara cepat hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan partai politik. Banyaknya
pernyataan bisa ikut mempengaruhi calon pemilih dalam menentukan siapa yang harus
dipilih.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Metode yang digunakan
adalah kepustakaan (library research) yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah
bahan penelitiannya (Nasution,1988: 18). Ia merupakan suatu penelitian yang
memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Sumber
data pada penelitian ini berupa buku, jurnal dan karya tulis ilmiah yang penulis
dapatkan di internet dan perpustakaan, kemudian dianalisis, dirangkai dan disajikan
kedalam bentuk sebuah jurnal ilmiah.

2
PEMBAHASAN
A. Media Sosial
Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang memiliki
berbagai fungsi dalam perannya. Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi,
media massa juga menjadi sarana untuk penggunanya dalam menggali berbagai
informasi. Definisi media sosial tidak serta merta merupakan gagasan yang tidak
berdasar yang dikemukakan oleh para ahli tersebut. media sosial memiliki peran dan
dampak bagi kehidupan masyarakatyang harus didesain sedemikian rupa agar media
sosial tetap pada fungsi dan tujuan media sosial itu sendiri dan memiliki manfaat dalam
kehidupan setiap individu.
Seperti yang dikemukakan oleh Henderi, bahwa pengertian media sosial adalah
situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk
membangun profil publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi, daftar pengguna
lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi
mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Henderi, 2007: 3)
Sedangkan menurut Phillip Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah sarana
bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu
sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya (Kotler, Keller 2012: 568)
Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan
yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet,
instagram, facebook, atau video di YouTube yang dapat direproduksi dan dilihat oleh
jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada
penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat
membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010: 2).
Media sosial memiliki ciri-ciri yang tidak lepas dari berbagai ciri-ciri dari media
sosial yang banyak digunakan hingga saat ini. Berikut beberapa karakteristik yang
terdapat pada media sosial :
1. Partisipasi
Mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik atau
berminat menggunakannya, hingga dapat mengaburkan batas antara media dan
audience
2. Keterbukaan
Kebanyakan dari media sosial yang terbuka bagi umpan balik dan juga

3
partisipasi melalui sarana-sarana voting, berbagi dan juga komentar. Terkadang
batasan untuk mengakses dan juga memanfaatkan isi pesan.
3. Perbincangan
Selain itu, kemungkinan dengan terjadinya perbincangan ataupun pengguna
secara dua arah.
4. Keterhubungan
Mayoritas dari media sosial tumbuh dengan subur lantaran terjadi suatu
kemampuan yang dapat melayani keterhubungan antara pengguna, melalui suatu
fasilitas tautan (links) ke website, sumber informasi dan bagi pengguna-pengguna
lainya.
Melalui situs-situs konten sharing tersebut orang-orang mencptakan berbagai
media dan juga publikasi untuk berbagi kepada orang lain. Berikut beberapa contoh
dari aplikasi media sosial tersebut :
1. Facebook : layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada februari 2004 oleh Mark
Zuckerberg ini memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif dan lebih dari
separuhnya menggunakan telepon genggam untuk mengaksesnya. Disini pengguna
dapat membuat profil pribadi, menambahkan teman, bertukar pesan serta berbagi
informasi.
2. WhatsApp : merupakan aplikasi pesan lintas platform sejak kemunculanya tahun
2009 hingga saat ini, yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS,
karena menggunakan data internet. Menggunakan WhatsApp kita dapat dengan
mudah untuk berinterikasi melalui pesan teks maupun suara dan hingga saat ini
dilengkapi dengan fitur video call, yangmana kita dapat bertatap muka ketika telpon.
3. Line : hampir serupa dengan whatsapp, line diluncurkan pada tahun 2011 oleh
perusahaan jepang. Yang membedakannya jika whatsapp tidak memiliki karakter-
karakter emoji dalam pesan, maka Line memiliki fasilitas tersebut, sehingga terlihat
lebih seru ketika menggunakannya dalam menyampaikan pesan.
4. Youtube : sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh mantan karyawan PayPal
pada februari 2005 ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah, menonton
serta berbagi video. Konten video positif apapun bisa diakses melalui aplikasi
tersebut.
5. Twitter : layanan jejaring sosial dan microblog daring yang hampir serupa dengan
facebook, yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan

4
berbasis teks hingga 280 karakter. Didirikan pada maret 2006 oleh Jack Dorsey.
6. Instagram : Instagram adalah platform aplikasi jejaring sosial yang memungkinkan
penggunanya untuk mengambil foto, mengedit, menerapkan filter digital, dan
mengunggahnya dengan berbagai fitur, seperti kolom komentar, dan fitur DM atau
Direct Message yang memungkinkan penggunanya untuk bertukar pesan.
B. Kampanye Politik
Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan
gerakan-gerakan dengan jalan menyiarkan kabar angin kampanye. Menurut Rice dan
Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan untuk mempengaruhi
kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif.
Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu untuk memperoleh
dukungan politik dari masyarakat.
Pengertian kampanye berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 1 angka 26 bahwa kampanye adalah kegiatan
Peserta Pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan
program Peserta Pemilu.
Kampanye menurut Roger dan Storey seperti dikutip Gun Gun dalam komunikasi
politik kampanye merupakan serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan
tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan pada
kurun waktu. Kampanya memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran
pengetahuan kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya
kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak
terhadap isu tertentu.
2. Pada tahap berikutnya diarahkan pada perubahan sikap. Sasarannya adalah untuk
memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-
isu yang menjadi tema kampanye.
3. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah
perilaku khalayak secara konkrit dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya
tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye.

5
Tujuan akhir dalam kampanye pemilihan kepala negara adalah untuk membawa
calon kepala negara yang didukung oleh tim kampanye politiknya menduduki jabatan
kepala negara yang diperebutkan melalui mekanisme pemilihan secara langsung oleh
masyarakat. Agar tujuan akhir tersebut dapat dicapai, diperlukan strategi yang disebut
dengan strategi komunikasi dalam konteks kampanye politik. Cangara mengemukakan
bahwa terdapat empat jenis strategi komunikasi dalam konteks kampanye politik yaitu:
1. Penetapan komunikator
Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang
peranan yang sangat penting. Untuk itu, seorang komunikator yang akan bertindak
sebagai juru kampanye harus terampil berkomunikasi, kaya ide, serta penuh dengan
daya kreativitas.
2. Menetapkan target sasaran
Dalam studi komunikasi target sasaran di sebut juga dengan khalayak.
Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target sasaran dalam
kampanye, merupakan hal yang sangat penting. Sebab semua aktivitas komunikasi
kampanye di arahkan kepada mereka. Mereka lah yang menentukan berhasil atau
tidaknya suatu kampanye sebab bagaimana pun besar biaya, waktu dan tenaga yang
di keluarkan untuk mempengaruhi mereka, namun jika mereka tidak mau memberi
suara kepada partai atau calon yang di perkenalkan, kampanye akan sia-sia.
3. Menyusun pesan-pesan kampanye
Untuk mengelola dan manyusun pesan yang mengena dan efektif, perlu di
perhatikan beberapa hal, yaitu: (a) harus menguasai lebih dahulu pesan yang di
sampaikan, termasuk struktur penyusunan. (b) mampu mengemukakan
argumentasi secara logis. Sehingga harus mempunyai alasan berupa fakta dan
pendapat yang mendukung materi yang di sajikan. (c) memiliki kemampuan untuk
membuat intonasi bahasa (vocal), serta gerakan-gerakan tubuh yang dapat menarik
perhatian pendengar. (d) memiliki kemampuan membumbui pesan berupa humor
untuk menarik perhatian pendengar. Penyampaian pesan terdiri dari 3 jenis yaitu
pesan yang berbentuk informatif, pesan yang berbentuk persuasif serta propaganda.
4. Pemilihan media
Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam kampanye politik meliputi
media cetak, media elektronik, media sosial, dan saluran tatap muka langsung
dengan masyarakat.

6
C. PERAN MEDIA SOSIAL DALAM KAMPANYE POLITIK
Dalam aktifitas politik, setiap kandidat dan partai politik mencoba berbagai
usaha untuk memperoleh dukungan dalam pencapaian tujuan politiknya. Untuk itu,
diperlukan sarana komunikasi dan informasi. Media sosial sebagai salah satu sarana
informasi yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dimasa sekarang. Media
sosial menurut mempunyai empat manfaat bagi aktifitas politik suatu partai maupun
kandidat yaitu sebagai Information, service, access to political power and space.
(Informasi, pelayanan, akses kekuatan politik dan ruangan).
Douglas Hagar (2014) dalam Campaigning Online: Social Media in the 2010
Niagara Municipal Elections menuturkan, media sosial bisa berkontribusi pada
keberhasilan politik. Ini karena media sosial membuat kandidat dalam sebuah
pemilihan bisa berinteraksi dengan para calon pemilih dengan skala dan intensitas yang
tak bisa dicapai lewat pola kampanye tradisional seperti kampanye dari pintu ke pintu,
brosur, bahkan peliputan oleh media cetak dan televisi.
Selain itu, biaya kampanye media sosial juga jauh lebih murah karena tidak ada
biaya yang langsung diasosiasikan dengan media sosial semacam Facebook, Twitter,
dan Youtube. Media sosial juga unggul karena memberi kesempatan para calon pemilih
untuk berdialog dua arah dengan kandidat, tidak seperti model kampanye tradisional
yang cenderung searah, dari kandidat ke calon pemilih. Sifat komunikasi politik antara
kandidat dan calon pemilih bisa menjadi multiarah, seperti dari kandidat ke pemilih,
pemilih ke kandidat, atau antarpemilih.
Media sosial adalah jaringan informasi baru dan teknologi informasi dengan
menggunakan suatu bentuk komunikasi menggunakan konten interaktif dan user
diproduksi, dan hubungan interpersonal diciptakan dan dipelihara. Layanan jaringan
media sosial yang khas bisa berbagi konten, komunitas web, dan forum internet.
Setidaknya lima fitur utama yang mudah untuk mengidentifikasi (1) jaringan sosial dan
interaksi sosial, (2) partisipasi, (3) penggunaan penyedia yang berbeda (misalnya
mesin pencari, ruang blog, dll), (4) keterbukaan, dan (5) kolaborasi (antara pengguna
dan kelompok pengguna) (Eysenbach, 2008).
Sebuah lembaga penelitian, Katapedia, melakukan kajian tentang aktivitas dan
strategi partai politik di media sosial seperti Twitter dan Facebook. Hasilnya, Katapedia
mencatat delapan partai cukup aktif dan populer yaitu Gerindra (19,67%), Nasdem
(13,68%), PKS (12,97%), PDIP (12,12%), Golkar (11,45%) , Hanura (10,17), PPP

7
(9,84%) dan Demokrat 9,65%). (politik.news.viva.co.id). Hampir semua partai politik di
Indonesia mempunyai situs resmi yang dikelola khisus oleh pihak media center mereka.
Sifat kampanye di media sosial bisa merupakan kebalikan dari kampanye di
dunia nyata. Jika di dunia nyata kampanye begitu berisik, keras suaranya tapi tanpa
bukti nyata, di media sosial adalah antitesis dari berisik dan bising tersebut, yaitu
bermakna. Setiap suara punya arti, memiliki pembuktiannya sendiri-sendiri.
Politik di media sosial bisa merupakan politik sejati, yaitu politik yang benar-
benar berisi ide-ide dan aksi nyata untuk kebaikan umum. Inilah politik yang memiliki
daya dobrak. Berbagai isu sosial yang menjadi beban masyarakat sering kali
mendapatkan solusinya di media sosial.
Hal yang menarik dari media sosial adalah demografi penggunanya yang rata-
rata berusia muda. Selain itu, tentu saja, popularitasnya di miliaran penduduk bumi. Hal
ini pula yang membuat efektivitas iklan di media sosial kadang-kadang lebih efektif
dibanding di televisi.
Penggunaan media sosial tidak sekadar sarana untuk mempererat silaturahmi
namun sudah membahas pada isu-isu politik, kebijakan pemerintah, perilaku para
tokoh publik. Media sosial telah menjadi bagian dalam setiap kehidupan masyarakat
termasuk ranah politik yang bisa dimanfaatkan untuk sarana komunikasi,
mempromosikan diri, sosialisasi, termasuk promosi partai politik untuk membangun
citra partai. Pemanfaatan media sosial untuk berpolitik biasanya akan terlihat ketika
akan diselenggarakannya pemilu untuk kampanye politik.

KESIMPULAN
Penggunaan Alat media social itu harus direncanakan, di komunikasikan dan di
program untuk meningkatkan kredibilitaspartai. komunikasi organisasi adalah
pertimbangan yang penting untuk memastikan cukup interaksi dalam platform media
sosial. Dapat disimpulkan bahwa media sosial telah memainkan dan akan terus
memainkan peran penting dalam kampanye politik politik di Indonesia. Melalui
platform seperti Facebook , Twitter , dan Youtube , kandidat politik akan terus
berinteraksi dengan pendukung dan menerima dukungan dalam bentuk sumbangan
dan relawan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Henderi, Muhammad Yusup. Media Sosial . 2007.

Kotler dan Keller. Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 12. Jakarta: Erlangga. 2012.

Nasution. Metode Penulisan Naturalistik Kualitatif . Bandung: Tarsito. 1988.

Zarella, Dan. The Social Media Marketing Book. USA: Oreilly Media.2010.

Anda mungkin juga menyukai