Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan


Dosen Pengampu: Nilda, M.Pd

Disusun Oleh:
SAPUTRA (201.2019.005)
SOHIBUS SOBRI (201.2019.008)

SEMESTER VI
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN HUMANORA
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN 2022 M/1443 H
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu
usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang
diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu
produk barang atau jasa. Indonesia merupakan negara yang sedang
berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara
Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan dari peran yang
maksimal dari para wirausahawannya. Seorang wirausaha berperan secara
internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam
mengurangi tingkat ketergantungan orang lain, meningkatkan kepercayaan diri
serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal seorang wirausaha
berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pencari kerja.
Untuk itu, peran seorang wirausaha sangat dibutuhkan sekali untuk membantu
mengangkat perekonomian Negara.
Dewasa ini banyak sekali perusahaan-perusahaan asing yang
beroperasi di Indonesia, sementara rakyat Indonesia sebagai pekerja di
perusahaa tersebut. Misalnya saja perusahaan Caltex dari Amerika Serikat
yang bergerak dibidang pengeboran minyak, perusahaan handphone seperti
Sony, Samsung, Siemen yang berasal dari Jepang, Korea Selatan dan Perancis,
perusahaan motor seperti Honda yang berasal dari Jepang, serta perusahaaan-
perusahaan asing lainnya. Dengan berdirinya perusahaan-perusahaan asing di
Indonesia membuat rakyat Indonesia sendiri mengalami kerugian dimana
rakyat Indonesia tidak dapat menikmati hasil alam dengan sepenuhnya dan
tidak bisa mengelola hasil alam alam dengan mandiri. Hal ini membuktikan
bahwa rakyat Indonesia masih belum mampu menjadi seorang wirausaha dan
membantu membangun negeri.
Namun tidaklah mudah menjadi seorang wirausaha yang sukses
gemilang. Banyak sekali tantangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh

1
2

seorang wirausaha, terlebih lagi untuk seorang wirausaha pemula. Para


wirausahawan harus memiliki banyak ide dan berani berkreasi agar produk
yang dihasilkan bisa terjual maksimal.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi patokan penulis adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana faktor keberhasilan usaha?
2. Bagaimana faktor kegagalan usaha?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan faktor keberhasilan usaha.
2. Menjelaskan faktor kegagalan usaha.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Keberhasilan Usaha


Keberhasilan dan kegagalan dalam dunia usaha secara substansi
merupakan dua hal yang berbeda. Secara sederhana ukuran keberhasilan usaha
dari sudut pandang ekonomi dapat dilihat dari keadaan finansial atas usaha
yang dijalankan. Jika usaha yang dijalankan dapat memberi kelabihan
masukan atas pengeluaran yang dilakukan maka ini dapat dikatakan usaha
tersebut memungkinkan untuk diteruskan. Dan sebaliknya jika usaha yang
dilakukan kelebihan pengeluaran daripada masukan hal ini dapat dikatakan
usaha tersebut tidak layak untuk dilanjutkan.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan atau
keberhasilan usaha yang dijalankan oleh usahawan, diantaranya:
1. Modal Usaha
Modal merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh kuat
dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal
merupakan pendorong besar untuk meningkatkan investasi baik secara
langsung pada proses produksi maupun dalam prasarana produksi,
sehingga mampu mendorong kenaikan produktivitas dan output.1 Modal
dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang
digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan
yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam
sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha
sangat diperlukan. Persoalan disini bukanlah penting tidaknya modal,
karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana
mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat
berjalan lancar.

1
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2000), hlm. 17.
3
4

2. Tenaga Kerja
Pengertian tenaga kerja menurut Undang-undang No. 13 Tahun
2003 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.2
Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam kegiatan
produksi, karena pekerja inilah yang mengalokasikan dan memanfaatkan
faktor-faktor lain guna menghasilkan suatu output yang bermanfaat.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau
jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.3 Dapat disimpulkan Pendidikan
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan melalui usaha belajar.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula
keahlian atau ketrampilan seseorang. Bila dilihat dari produktivitas kerja,
pendidikan dan pendapatan seseorang mempunyai hubungan yang sangat
erat.
4. Pengalaman
Lamanya seorang pelaku bisnis menekuni bidang usaha akan
mempengaruhi kemampuan profesionalnya. Semakin lama menekuni
bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengalaman
(pengetahuan) tentang selera ataupun perilaku konsumen. Ketrampilan
berdagang makin bertambah dan semakin banyak pula relasi bisnis
maupun pelanggan yang berhasil dijaring.

2
Sendjun H. Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hlm. 3.
3
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo), hlm. 7.
5

5. Usia
Usia adalah seseorang masih mampu bekerja dan menghasilkan
sesuatu. Menurut Simanjuntak, umur mempunyai hubungan terhadap
responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin tinggi
tingkat umur, semakin kecil proporsi penduduk yang bersekolah sehingga
tingkat partisipasi kerja pada kelompok umur dewasa lebih besar daripada
TPK pada kelompok umur yag lebih muda. Semakin meningkat umur
seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Sedangkan selama
masih dalam usia produktif, semakin tua usia seseorang semakin besar
tanggung jawabnya terhadap keluarga yang harus ditanggung. Menurut
Hasyim, umur dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam melihat aktivitas
seseorang dalam bekerja, dimana kondisi umur yang masih produktif,
maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan
maksimal.

B. Faktor Kegagalan Usaha


Kegagalan yang seringkali diterjemahkan sebagai wujud musibah,
ternyata dalam wujudnya tidak sebagai peristiwa tunggal. Disebabkan
adanya kegagalan, maka pada diri manusia yang tertimpa kegagalan itu
dapat tertimpa pula bentuk-bentuk kegagalan-kegagalan yang lain sebagai
efek domino. Dengan kata lain, dikarenakan adanya kegagalan timbullah
masalah-masalah lain yang membutuhkan penyelesaian.
Berikut berbagai faktor yang dapat menyebabkan perusahaan
mengalami kegagalan, diantaranya adalah faktor ekonomi, kesalahan
manajemen, dan bencana alam.
1. Ketidakmampuan Manajemen
Dalam wirausaha, kurangnya pengalaman manajemen atau
lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah
utama dari kegagalan usaha. Pemilik usaha kurang memiliki
kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan agar bisnis
bisa berjalan.
6

2. Kurang Pengalaman
Manajer bperlu memiliki pengalaman dalam bidang usaha yang
akan dimasukinya. Idealnya, calon wirausahawan harus memilki
keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai
konsep pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang
mencukupi), kemampuan mengkoordinasi berbagai kegiatan bisnis,
serta keterampilan untuk mengelola orang-orang dalam organisasi serta
memotivasi mereka untuk meningkatkan kinerja.
3. Lemahnya Kendali Keuangan
Kunci dari keberhasilan usaha adalah adanya kendali keuangan
yang baik. Sementara itu, perusahaan kecil seringkali melakukan dua
kesalahan keuangan, yakni kekurangan modal dan kelemahan dalam
kebijakan kredit terhadap pelanggan.
4. Pertumbuhan Tidak Terkendali
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan
didambakan oleh semua perusahaan. Namun demikian, pertumbuhan
haruslah terencana dan terkendali. Hal itu dikarenakan cenderung
meningkatnya berbagai masalah dengan berkembangnya perusahaan
sehingga manajer harus belajar menangani masalah-masalah tersebut.
5. Lokasi yang Buruk
Pemilihan lokasi yang tepat harus dipilih berdasarkan
penelitian, pengamatan, dan perencanaan. Selain itu, perlu juga
dipertimbangkan besarnya biaya sewa yang harus dibayar. Beberapa
pemilik bisnis seringkali memilih lokasi hanya dikarenakan adanya tempat
yang kosong
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Keberhasilan dan kegagalan dalam dunia usaha secara substansi
merupakan dua hal yang berbeda. Diantara beberapa faktor yang membuat
usaha berhasil yakni modal usaha, tenaga kerja, pendidikan, pengalaman,
dan usia.
2. Kegagalan yang seringkali diterjemahkan sebagai wujud musibah,
ternyata dalam wujudnya tidak sebagai peristiwa tunggal. Diantar
faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha yakni ketidakmampuan
manajemen, kurang pengalaman, lemahnya kendali keuangan,
pertumbuhan tidak terkendali, serta lokasi yang buruk membuat usaha
tidak berhasil.

B. Saran
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari
pembaca untuk mencapai kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pribadi dan umumnya bagi para pembaca yang di
rahmati Allah SWT.

7
DAFTAR PUSTAKA

Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama. 2000.

Manulang, Sendjun. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia. Jakarta:


Rineka Cipta. 2010.

Yusuf, Munir. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus


IAIN Palopo. 2012.

Anda mungkin juga menyukai