Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REPORT

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah :


AKHLAK TASAWUF
Dosen Pengampu :
Drs. Hadis Purba, MA

Disusun oleh
Nama : Rabiatul Adawiyah
NIM : 0301202080

KELAS PAI-7/SEMESTER II
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU)
MEDAN

2021
IDENTITAS REVIEWER

Nama : Rabiatul Adawiyah


Tempat/ Tgl lahir : Stabat, 22 Agustus 2002
Alamat : Jl. Kota Cane, Desa Kineppen, No.365
Fakultas : FITK
Jurusan/Semester : PAI-7 / II
Mata kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen : Drs. Hadis Purba, MA

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat,
baik itu nikmat kesehatan, nikmat kekuatan, serta nikmat yang lainnya sehingga saya dapat
menyelesaikan critical book report ini dengan guna memenuhi tugas mata kuliah Akhlak
Tasawuf.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya terkhusus kepada “Drs. Hadis Purba, MA” selaku dosen pengampu yang telah
membimbing saya dalam pembuatan critical book report ini.
Saya tentu menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna,
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran, agar critical book report ini nantinya dapat menjadi critical
book report yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada critical
book report ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kabanjahe, 30 Juni 2021

Penyusun
I. PENGANTAR
A. Identitas Buku
1. Judul Buku : Akhlak Tasawuf
2. Pengarang : Dr. Rahmat Hidayat, MA
Drs. H. Miswar, MA
H. Pangulu Nasution, Lc, MA
Drs. Ramadhan Lubis, M.Ag
3. Penerbit : Perdana Publishing
4. Tempat Terbit : Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224
5. Tahun Terbit : 2018
6. Cetakan : Pertama
7. Tebal Buku/ ISBN : 252 Hal/ 978-602-5674-39-6
II. RINGKASAN BUKU
A. BAB I PENDAHULUAN
Secara bahasa, perkataan "Akhlak" bermakna "Perbuatan, tingkah laku atau
perangai". Secara istilah Akhlak itu adalah "Sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan
perbuatan atau tingkah laku".
Ilmu Akhlak ialah ilmu yang mempelajari perbuatan atau tingkah laku manusia, untuk
diberi nilai apakah perbuatan tersebut 'baik' atau 'buruk'. Perbuatan manusia itu, adakalanya
dilakukan dalam keadaan tidak sadar, tidak disengaja, tidak direncanakan, tetapi dilakukan
dalam keadaan terpaksa, dilakukan tanpa sadar, reflek. Maka perbuatan seperti ini tidak
menjadi objek pembahasan ilmu akhlak.
Perbuatan yang menjadi objek pembahasan ilmu akhlak adalah perbuatan yang
disengaja dalam keadaan sadar, direncanakan, atas kemauan sendiri. Sumber dan dasar
hukum akhlak dalam Islam adalah al-Qur'an dan Hadits. Karena itu, akhlak dalam Islam
memiliki perbedaan dengan Ethika dan Moral.
Orang yang mempelajari ilmu akhlak, tidak serta merta menjadi "orang baik. Tetapi
dengan mempelajari ilmu Akhlak, orang tsb memiliki pengetahuan yang benar yang berguna
sebagai petunjuk dan mendorongnya untuk berbuat baik.

B. BAB II UKURAN BAIK DAN BURUK


Ilmu Akhlak adalah ilmu yang mempelajari perilaku/ perbuatan manusia untuk diberi
nilai apakah perbuatan tersebut "Baik" atau "Buruk". Perbuatan manusia yang dipelajari oleh
ilmu akhlak itu, adalah perbuatan yang disengaja, direncanakan, memiliki tujuan, perbuatan
atas kehendak dan pilihan sendiri (tidak dalam keadaan terpaksa, bukan spontan, bukan gerak
refleks dan tidak pula perbuatan yang terjadi dalam keadaan tidak sadar).
Dalam memberikan nilai "Baik" terhadap perbuatan manusia, dalam ilmu akhlak
muncul beberapa aliran, seperti : Aliran Hedonisme, Aliran Utilitarianisme, Aliran Vitalisme,
Aliran Intuisisme, Aliran Idealisme, Aliran Adat istiadat dan adapula menurut ajaran agama
seperti agama Islam.
Menurut Hedonisme, suatu perbuatan dikatakan bernilai " Baik", apabila perbuatan
tersebut mendatangkan kenikmatan atau kelezatan.
Menurut Aliran Utilitarianisme, suatu perbuatan dikatakan baik, apabila perbuatan tsb
mendatangkan manfaat.
Menurut Aliran Vitalisme, suatu perbuatan dikatakan baik, apabila pervuatan tsb
menambah kekuatan bagi pelakunya, boleh jadi kekuatan fisik atau kekuatan mental, spritual,
atau kekuatan sosial.

Menurut Aliran Intuisisme, suatu perbuatan dikatakan baik, apabila perbuatan itu
sesuai dengan kehendak batin atau hati nurani manusia.
Menurut Aluran Idealisme, suatu perbuatan dikatakan baik, apabila perbuatan itu
sesuai dengan keadaan yang seharusnya menurut idealnya dalam pikiran manusia.
Menurut agama Islam, perbuatan manusia itu dikatakan baik, apabila perbuatan
tersebut bernilai ibadah, karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah
kepadaNya, dan beramal shalih.

C. BAB III AKHLAK DALAM AJARAN ISLAM


Perkataan "Akhlak" berasal dari kata "kholqun". Dengan demikian perkataan 'akhlak'
berkaitan dengan "Kholiq" yang artinya "Pencipta", yaitu Allah Swt. Dan juga berkaitan
dengan kata 'makhluk' yang artinya "ciptaan".
Karena itu, akhlak terpuji itu meliputi : akhlak terpuji itu kepada Allah Swt sebagai
kholik, dan akhlak terpuji kepada makhluk" ciptaanNya, seperti akhlak terpuji kepada
RasulNya, kepada sesama manusia, dan kepada diri sendiri.
Akhlak Terpuji kepada Allah Swt antara lain adalah :
1. Mengakui bahwa Dia satu-satunya Robbul 'alamin (pencipta, pengatur, penguasa,
pemilik dan penentu semua yang terjadi di alam semesta ini. Juga mengakui bahwa
Dia satu"nya yang harus disembah, diibadahi dan tempat kembali semua makhluk.
2. Beriman, bertaqwa dan mecintai Allah Swt.
3. Mematuhi semua perintahNya dan menjauhi laranganNya.
4. Beribadah dengan ikhlas kepadaNya.
Akhlak terpuji kepada Rasul, antara lain adalah :
1. Mencintai Rasul.
2. Bersholawat kepada rasul.
3. Menjadikan pola hidup rasul sebagai uswatun hasanah dalam kehidupan.
4. Mematuhi sunnah rasul : melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangan nya.
Akhlak terpuji kepada sesama manusia, antara lain adalah :
1. Menjaga dan memekihara hubungan baik dengan sesama.
2. Saling tolong menolong dalam kebaikan.
Selanjutnya akhlak terpuji kepada diri sendiri, antara lain adalah :
1. Membekali diri agar mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) kita di
muka bumi.
2. Melaksanakan tugas pokok dan fungsi kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna di muka bumi.
Adapun status kita di muka bumi adalah sebagai "Hamba Allah", karena itu kita harus
berupaya agar seluruh aktifitas kita dapat bernilai ibadah di sisi Allah. Tugas dan fungsi kita
di muka bumi adalah sebagai "khalifah". Karena itu kita harus memakmurkan bumi dan alam
untuk kemaslahatan manusia, dan kita harus menjadi pelopor kebaikan dan menjadi rahmat
bagi manusia di sekitar kita dan lingkungan kita.

D. BAB IV MENGENAL TASAWUF


1. Pengertian Tasawuf.
Banyak pendapat tentang asal kata "Tasawuf", antara lain : Ada yang mengatakan
perkataan 'Tasawuf' berasal dari 'shuf = suci'. Pendapat muncul karena orang yg bertasawuf,
lebih mengutamakan 'kesucian', hati dan jasmani.
Ada pendapat mengatakan berasal dari kata "shaaf = barisan dalam sholat berjamaah",
karena orang yg bertasawuf pada zaman dahulu selalu menempati barisan pertama dalam
sholat berjamaah, dan menjadi standard dan ikutan bagi shaf-shaf berikutnya dalam sholat
berjamaah tersebut.
Ada yang mengatakan berasal dari kata "Shuffatul masid = beranda mesjid", karena
pada masa dahulu orang yang bertasawuf senantiasa duduk-duduk di beranda mesjid,
menunggu waktu sholat agar tdk ketinggalan dalam sholat berjamaah.
Ada yang berpendapat berasal dari kata "Shof= pakaian sederhana dari kulit hewan",
karena orang yang bertasawuf itu mengutamakan pola hidup sederhana, walaupun mgkn
memiliki harta yang banyak.
Demikian pula tentang definisi tasawuf secara istilah, sangat banyak kita temukan
definisinya. Dan secara redaksi seolah berbeda antara satu defenisi dengan defenisi lain.
Terjadinya perbedaan redaksi defenisi 'Tasawuf' ini disebabkan oleh :
1) Pembuktian kebenaran dalam 'Tasawuf' adalah 'Zauq = perasaan dan pengalaman
batin'. Dan pengalaman adalah suatu kondisi yang sulit digambarkan dengan definisi
dalam bentuk kata-kata.
2) Pengalaman batin setiap org yg bertasawuf juga berbeda-beda. Sehingga berbeda
definisi mereka tentang Tasawuf tersebut.
Akan tetapi dari berbagai definisi tsb, dapat kita tarik kesimpulan bahwa : Tasawuf itu
adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk mendekatkan diri dengan Sang Maha Pencipta
yaitu Allah, dengan cara senantiasa menbersihkan hati dari semua sifat yang tercela,
memperbaiki akhlak dengan akhlak terpuji, memperbanyak ibadah dan zikir melebihi yang
dilakukan orang secara umum.

Orang yang bertasawuf disebut "Sufi". Dan hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan
tasawuf disebut "Sufistik".
2. Perkembangan Tasawuf Dalam dunia Islam.
Disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
- Faktor Internal, yaitu :
a. Banyak ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi, baik secara langsung atau tidak langsung
menyuruh bertasawuf (mensucikan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
b. Pola hidup Rasulullah juga memperlihatkan nilai-nilai tasawuf, sehingga harus ditiru
dan diikuti.
- Faktor eksternal, Yaitu faktor yang datang dari luar.
Dalam perkembangan nya, Tasawuf dalam dunia Islam melahirkan "Thariqat". Thariqat,
mengandung 2 pengertian, yaitu :
1) 1.Thariqat = Jalan yang harus diikuti untuk bisa lebih dekat dengan Allah.
2) Thariqat = Kelompok orang yang mengikuti amalan dan metode khusus dibawah
bimbingan guru (mursyid) untuk mendekatkan diri kepada Allah.

E. BAB V PROSES BERTASAWUF


1) Syariat
Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan syariat adalah
ajaran Islam yang telah digariskan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan digariskan oleh rasullah
melalui hadist, baik berupa aqidah, ibadah, muamalah, dan munakahat untuk diamalkan
secara lahiriah dan jasmaniah sebagai panduan hidup agar tidak sesat dalam menjalani
kehidupan.
2) Tarikat
Perkataan “tarikat” berasal dari bahasa Arab yang berarti jalan, keadaan, aliran dalam
garis pada sesuatu. Dan kata “tarikat” ini telah dibakukan menjadi bahasa Indonesia dengan
arti: (l). jalan, (2). jalan menuju kebenaran (dalam tasawuf), ilmu tarikat, ilmu tasawuf, (3).
cara atau aturan hidup (dalam keagamaan ‫ اﻟﻄﺮاﺋﻖ اﻟﻄﺮﻗﺔ‬atau dalam ilmu kebathinan), (4).
sebagai persekutuan para penuntut ilmu tasawuf.
3) Hakikat
Hakikat berasal dari kata haqiqah, yang bermakna kebenaran atau kenyataan, seakar
dengan kata Al-Haqq, bermakna kebenaran yang esensial. Hakikat merupakan unsur ketiga
setelah syariat dan tarikat yang sangat perlu dipahami oleh seorang sufi.
4) Ma’rifah
Kelanjutan dari tarikat adalah ma’rifah, yaitu mengenal Tuhan melalui hati (qolbi)
dengan lengkap dan jelas. Sehingga dengan lengkap dan jelasnya pengenalan tentang Tuhan
tersebut, ada perasaan merasa bersatu dengan Tuhan.
5) Zikir
Zikir secara bahasa bermakna mengingat atau menyebut. Dalam ajaran Islam
khususnya dalam tasawuf, zikir itu diartikan sebagai suatu usaha untuk mengingat Allah dan
melupakan selain Allah.
6) Takhalli
Semua sufi sependapat bahwa tujuan terpenting dari tasawuf adalah memperoleh
hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga merasa dan sadar berada di hadirat Tuhan.
Keberadaan di hadirat Tuhan itu dirasakan sebagai kenikmatan dan kebahagiaan yang paling
hakiki. Menurut sufi, rohani manusia memang dapat mencapai berada di hadirat Tuhan,
karena roh manusia merupakan refleksi dari hakikat ketuhanan dan jiwa manusia adalah
pancaran dari Nurul Anwar (Tuhan).
7) Tahalli
Setelah pembersihan/pengosongan diri dari segala sifat dan sikap mental tidak baik
(Takhalli) dapat dilalui, maka langkah selanjutnya adalah tahalli, yaitu mengisi dan
menghiasi diri dengan segala sifat, sikap serta perbuatan yang baik, berusaha agar dalam
setiap gerakan prilaku selalu berjalan di atas ketentuan agama.
8) Tajalli
Dalam rangka pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli,
maka rangkaian pendidikan itu disempurnakan pada fase tajalli. Kata ini berarti terungkapnya
nur ghaib bagi hati.

F. BAB VI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ILMU TASAWUF


Menurut urutannya, ciptaan awal Allah SWT sebelum manusia adalah alam semesta
dan segala isinya termasuk udara, tanah dan air. Di atas media ini (secara logika) baru dapat
hidup tumbuh-tumbuhan. Sesudah itu barulah dimungkinkan hidupnya hewan. Jadi
penciptaan generasi makhluk tersebut, secara logika tidak mungkin serentak. Sebab setiap
makhluk ciptaan itu saling memerlukan antar sesamanya. Masing-masing tidak mungkin
hidup secara terpisah sendiri-sendiri. Manusia sebagai generasi makhluk yang paling akhir
memerlukan dukungan ketiga makhluk generasi sebelumnya, yaitu: 1) Udara, air dan tanah;
2) Tumbuh-tumbuhan; dan 3) Hewan.
Dikalangan sufi secara tidak tertulis diajarkan bahwa makhluk pertama yang
diciptakan Allah adalah alam nur, kemudian pada masa kedua diciptakan alam arwah, pada
masa ketiga diciptakan alam malakut, pada masa keempat diciptakan alam jabarut, pada masa
kelima diciptakan alam mitsal, dan pada masa terakhir (yaitu masa ke enam) diciptakan alam
insan (alam manusia). Sebagai makhkluk yang paling bungsu, manusia merupakan ciptaan
dan karya Allah yang paling istimewa dan penuh rahasia.
Manusia merupakan satu- satunya makhluk Allah yang perbuatannya mampu
mewujudkan bagian tertinggi dari kehendak Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
Keistimewaan dan kerahasisan manusia dibanding seluruh makhluk-makhluk lain adalah
kejadiannya yang terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi jasmani dan rohani.
G. BAB VII APLIKASI AKHLAK TASAWUF DALAM KEHIDUPAN
A. APLIKASI AKHLAK TASAWUF DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
Akhlak Islam dalam kehidupan bernegara di landasi atas nilai ideologi, yaitu
menciptakan “baladtun tayyibatun wa rabbun ghafur”, (negeri yang sejahtera dan sentosa).
Dengan membangun kemakmuran di muka bumi, maka cita-cita kebahagiaan dalam
kehidupan dunia dan akhirat akan terwujud sesuai dengan janji Allah. Hal tersebut dapat di
capai dengan iman dan amal, bermakna manusia harus mengikuti kebenaran yang dibawa
Rasulullah saw.
B. APLIKASI AKHLAK TASAWUF DALAM BERKEHI- DUPAN SOSIAL
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan dimensi atau aspek
spiritual dari Islam. Spritualitas ini dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam di
dalamnya. Dalam kaitannya dengan manusia, tasawuf lebih menekankan aspek rohaniahnya
ketimbang aspek jasmaniahnya, dalam kaitannya dengan kehidupan dunia fana, sedangkan
dalam kaitanya dengan pehamaman, ia lebih menekankan penafsiran batiniah ketimbang
penafsiran lahiriah.
C. APLIKASI AKHLAK TASAWUF DALAM BERJIRAN TETANGGA
Ulama dari kalangan malikiyah merincikan bahwa tetangga adalah yang berdekatan
dengan rumah dari berbagai penjuru yang dihubungkan dengan jalan kecil, bukan yang
dipisahkan oleh pemisah yang besar seperti pasar atau sungai. Tetangga juga berarti
sekelompok orang yang masih bertemu dalam sebuah masjid atau dua mushola.
Dari beragam pengertian tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa tetangga adalah,
pertama secara geografis berdekatan dan saling terhubung dengan batasan jarak 40 rumah
dapat berarti kesegala arah ataupun pembagian darinya. Kedua dari segi psikologis tetangga
adalah yang memberikan pertolongan dan rasa aman. Ketiga dari segi sosial tetangga adalah
kelompok ibadah dalam masjid yang sama.
Islam adalah agama rahmah yang penuh kasih sayang. Dan hidup rukun dalam
bertetangga adalah moral yang sangat ditekankan dalam Islam. Jika umat Islam memberikan
perhatian dan menjalankan poin penting ini, niscaya akan tercipta kehidupan masyarakat
yang tentram, aman dan nyaman.Hak dan kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah
besar dan mulia.
D. APLIKASI AKHLAK TASAWUF DALAM PENGEM- BANGAN ILMU
PENGETAHUAN
Peradaban yang modern menghasilkan kehidupan baru yang maju berkat ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tetapi di pihak lain juga mengakibatkan kesengsaraan dan
penderitaan yang besar karna penyalahgunaan kemajuan- kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk pemenuhan nafsu pribadi. Pada dasarnya masyarakat menginginkan
perubahan dari keadaan tertentu kearah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai
kehidupan yang lebih maju dan makmur. Namun sering orang-orang terjebak ke dalam
kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga orangpun kehilangan jati diri dan terlantarnya
kebutuhan sepiritual sehingga mereka tidak tahu posisi dan hubunganya dengan pencipta
alam semesta ini. Maka keberadaan tasawuf sebagai refleksi pendekatan diri kepada sang
pencipta semakin dibutuhkan dalam masyarakat modern seperti sekarang ini.
III. KELEBIHAN & KEKURANGAN BUKU
A. Kelebihan Buku
1) Materi pembelajaran sangat lengkap dan kompleks,
2) Pembahasan yang ada di buku ini semua merata dan informasi yan disampaikan
menyeluruh,
3) Buku ini memuat banyak referensi,
4) Penjelasan yang diberikan detail dan dilengkapi dengan dalil.

B. Kelemahan Buku
1) Masih terdapat kesalahan pengetikan kata dalam buku ini,
2) Penjelasan materi di dalam isi buku ini tidak langsung ke poinnya dan terkesan
bertele-tele,
3) Buku ini tidak direvisi sejak edisi pertama.

IV. KESEUAIAN ISI BUKU DENGAN JUDUL BUKU


Judul dari buku ini adalah “Akhlak Tasawuf”. Dan isi dari keseluruhan isi buku sesuai
dengan judul buku tersebut. Dimana di dalam buku ini membahas akhlak dan tasawuf secara
terpisah. Dan baik bab akhlak maupun bab tasawuf dijelaskan dengan detail dan menyeluruh.
Sehingga pembaca dapat memahami dengan lebih jelas apa yang dimaksud akhlah tasawuf
dan ruang lingkupnya.

Anda mungkin juga menyukai