Anda di halaman 1dari 14

JURNAL HARIAN

Nama : Rabiatul Adawiyah

NIM : 0301202080

Kelas : PAI-7

Materi 1 : Fungsi Fungsi Gejala Pertumbuhan Dalam Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan psikologi dan pendidikan selalu berkaitan erat. Istilah-istilah ini
sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Pertumbuhan
berbeda dengan perkembangan. Pertumbuhan adalah masalah materi dan kuantitas, sedangkan
perkembangan adalah masalah fungsi dan kualitas. (Tadjab, 1994: 19).

Dalam hal ini, pertumbuhan manusia dimulai dengan peristiwa genetik pertama. Pertumbuhan
genetik manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan genetik hewan, karena keduanya
merupakan organisme. Setiap organisme tumbuh dari keadaan sederhana dari satu sel menjadi
beberapa sel dan membentuk organisme yang sangat kompleks. Ketika Dalyono mengamati
gejala pertumbuhan ini, ia menekankan hal ini; proses pertumbuhan setiap orang pada umumnya
sama, tetapi terutama tidak harus semuanya sama.

(M. Dalyono, 1997:63) Diakui bahwa gejala pertumbuhan yang erat kaitannya dengan
perkembangan sangat penting bagi proses belajar anak. Dalam penelitian teoritis, gejala
pertumbuhan yang tercermin dalam perkembangan jiwa seseorang secara sistematis dibagi ke
dalam kelompok usia berikut:

a. Fungsi motorik pada anggota tubuh

b. Fungsi sensorik pada indera

c. Fungsi neurotik sistem saraf

d. Fungsi seksual pada bagian tubuh yang erotis

e. Fungsi pernapasan ventilator

f. Fungsi kardiovaskular jantung dan arteri


g. Fungsi pencernaan makanan dalam saluran pencernaan.

Dari studi para ahli dapat disimpulkan bahwa hukum pertumbuhan adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan kualitatif dan kuantitatif

b. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan teratur

c. Laju pertumbuhan anak tidak sama

d. Tahap perkembangan aspek pertumbuhan yang berbeda berbeda

e. Pola pertumbuhan dapat diubah oleh kondisi internal dan eksternal tubuh

f. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri hanya

g. Pertumbuhan itu kompleks dan semua aspeknya saling terkait.

Pandangan yang lebih luas tentang pertumbuhan dapat diperoleh dengan mempertimbangkan
beberapa generalisasi yang dapat digunakan sebagai prinsipprinsip sementara untuk
mempromosikan dan mempromosikan pertumbuhan pendidikan (Witherington, 1986: 145).
Indikator tumbuh kembang yang dapat dijadikan bagian dari proses kehidupan anak dapat dilihat
dari tinggi badan anak. Gejala pertumbuhan normal harus dibarengi dengan pola makan yang
seimbang. Rumus tersebut dapat digunakan untuk mengartikan tinggi badan anak.

Teori teori yang mempengaruhi pertumbuhan adalah :

a. Teori nativisme

Teori ini mengemukakan bahwa perkembangan manusia sejak lahir dipengaruhi oleh faktor
indigenous atau bawaan manusia. Teori pendidikan ini memunculkan pandangan pesimistis
terhadap pendidikan sebagai upaya impoten terhadap pembangunan manusia. Teori ini lebih
lanjut dapat menyarankan bahwa untuk menciptakan masyarakat yang baik, langkah-langkah
yang diambil adalah dengan melakukan pemilihan umat.

b. Teori empirisme lahir

Teori ini dikemukakan oleh Jonh Locke. Teori ini mengatakan bahwa perkembangan seseorang
ditentukan oleh empirisme atau pengalaman yang diperoleh selama perkembangannya. Menurut
teori ini, orang yang dilahirkan adalah kertas putih bersih atau meja tanpa tulisan. Oleh karena
itu peran pendidikan dalam hal ini sangat besar, pendidikan akan menentukan status individu
dimasa yang akan datang.

c. Teori konvergensi

Teori ini merupakan gabungan (konvergen) teori dari dua teori sebelumnya, yaitu teori Willian
Stern. Menurut W. Stern, baik pengalaman bawaan maupun lingkungan memainkan peran
penting dalam perkembangan individu. Perkembangan individu ditentukan oleh faktor yang
berhubungan dengan kelahiran (faktor endogen) dan faktor lingkungan (termasuk pengalaman
dan pendidikan), yang merupakan faktor eksogen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seperti Keturunan yang diwarisi secara genetik
dari orang tua mereka. Ini adalah faktor alam yang memiliki dampak besar pada pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Karakteristik fisik seperti tinggi badan, berat badan, fisik, warna
mata, struktur rambut, kecerdasan, dan bakat umumnya diturunkan oleh gen. Beberapa penyakit
juga dapat diturunkan dari orang tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
selanjutnya adalah gender. Tanpa diragukan lagi, pria dan wanita akan memiliki proses
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda, baik secara fisik maupun mental. Perkembangan
wanita hingga dewasa juga cenderung lebih cepat dibandingkan dengan pria.

Materi 2 : Gejala Perkembangan Untuk Kegiatan Pendidikan

Berdasarkan KBBI, perkembangan memiliki arti perihal berkembang. Kemudian arti bekembang
sendiri berdasarkan KBBI ialah pertambah, memekar atau membentang. Dengan demikian dalam
ilmu psikologi,perkembangan memiliki arti perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan
rohani manusia yang saling berkesinambungan menuju kearah yang lebih baikatau kearah yang
sempurna.Yang dimaksud perubahan fisik pada perkembangan manusia ialah mengacu pada
optimaliasasifungsi-fungsiorgan jasmaniah manusia,bukan pada pertumbuhan jasmaniah itu
sendiri.

Karakteristik dari perkembangan ialah meliputi perubahan fungsi-fungsi organ fisik, fungsi
psikologis atau kepribadian, menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, perkembangan
bahasa,perkembangan pemikiran dan perkembangan sosioemosi. Perkembangan memiliki 2
faktor yang mempengaruhi, yakni fator internal yangterdiri dari usia dan bakat atau kemampuan
yang dimiliki seseorang. Kemudian ada faktor eksternal yang terdiri dari tentang proses pemata
ngan (khususnya pematangan kognitif), proses belajar seseorang dalam kehidupan(pengalaman),
serta lingkungan sekitar.

Perkembangan bersifat abstrak, tetapi dapat diketahui dari perubahan tingkah laku atau
perilaku. Ada beberapa cara untuk mengetahui perubahan perilaku tersebut, diantaranya yaitu:

1.Metode pengamatan(observasi), dengan cara mengamati tingkah laku dari seseorang, karena
didalamnya merupakan manifestasi dari pemikiran atau bentuk psikologisnya. Didalam metode
ini ada beberapa jenis, diantaranya:

A.Introspeksi, dimana seseorang melakukan pengamatan terhadap tingkah lakunya sendiri. Hal
ini biasa dilakukan remaja atau orang dewasa dan tidak mungkin dilakukan oleh anakanak.

B.Ekstrospeksi,dimana seseorang melakukan pengamatan terhadap tingkah laku orang lain.


Misalmya dengan memperhatikan raut muka atau perbuatan yang dilakukannya.

2.Metode eksperimen dan tes, eksperimenter batas hanya pada penyelidikan yang dapat dilihat
oelh alat indera, karena gejalanya bersifat rohani dan samar-samar atau bahkan abstrak. Kita
sulit mengetahui eksperimen tersebut tulus(asli) ataukah palsu (dibuatbuat).

3.Metode klinis, metode ini menggabungkan antara observasi dengan eksperimen, karena si
objek akan diamati, dilihat, diteliti, diajak bercakap-cakap atau bicara dari hati kehati dan tanya
jawab. Hal ini dilakukan agar kita mengetahui jalan fikirannya dan bagimana perkembnagan
psikologisnya.

4.Metode pengumpulan, yakni dengan cara mengumpulkan beberapa data atau dibedakan
menjadi beberapa jenis,yakni:

A.Angket, dengan cara menyusun beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. Hal
ini dilakukan dengan beberapa tujuan atau untuk mengetahui beberapa aspek.Sehingga informasi
bisa didapatkan dari data-data atau respon tersebut.

B.Biografi, atau dikenal dengan daftar riwayat hidup, yang memiliki fungsi untuk mengetahui
latar belakang, pengalaman, cita-cita dan beberapa data pribadi lainnya.
C.Bukuharian, adalah sebuah buku yang biasanya digunakan beberapa anak untuk mencurahkan
isi hatinya atau dikatakan curhat secara tertulis.Buku ini biasanya bersifat pribadi atau rahasia.

Aspek aspek perkembangan ialah :

1.Perkembangan Kemampuan motorik

Menurut Rusli Lutan, mengatakan bahwa “kemampuan motorik adalah kapasitas seseorang yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa
kanak-kanak”.

Keterampilan motorik dibagi menjadi dua bagian,yaitu:

A.Motorik kasar(grossmotor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar
seperti gerakan lengan dan berjalan.Menuru tCratty,menyatakan bahwa motorik kasar memiliki
ukuran besar otot yang terlibat, jumlah tenaga yang dikerahkan atau lebarnya ruang yang dipakai
untuk melaksanakan gerakannya.

B.Motorik halus(finemotorSkills) merupakan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi meta dan tangan yang memerlukan koordinasi yang cermat. Perkembangan motorik
halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga
bagian,menggambar orang,mampu menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya.

2.Perkembangan Kognitf

Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti
mengetahui.Dalam arti yang luas cognitive(kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah
satu domain atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental berhubungan
dengan pemahaman, pertimbangan,pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan
keyakinan. Ranah kejiwaaan yang berpusat diotak ini juga berhubungan dengan
konasi(kehendak) dan afeksi(perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa.

3. Perkembangan Bahasa

Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya. Sementara itu menurut Harun Rasyid, bahasa merupakan
struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu
tujuan.Sedangkan bahasa menurut Hasan Alwi, berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun
yang baik. Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi,bersifat arbitrer, digunakan oleh
suatu masyarakat untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri.

Dengan mempelajari psikologi perkembangan kita bisa mendapatkan beberapa manfaat,


diantaranya:

1.Bisa mengarahkan seseorang untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan orang lain.

2.Mendapat pengetahuan tentang perkembangan yang bisa memberikan harapan dan realistis
yang tepat terhadap perilaku seseorang.

3.Mendapat pengetahuan tentang perkembangan yang bisa membantu dalam memberikan respon
yang tepat terhadap perilaku seseorang.

4.Mendapat pengetahuan tentang perkembangan dan bisa membantu untuk mengenali kapan
perkembangan seseorang terjadi.

5.Membantu mendalami diri sendiri.

Materi 3 : Peran Motivasi Dalam Belajar

Secara etimologis kata motivasi berasal dati kata motiv yang artinya dorongan, kehendak, alasan
atau kemauan. Maka, Motivasi, adalah tenaga-tenaga (forces) yang membangkitkan dan
mengarahkan kelakuan individu. Motivasi bukanlah tingkah laku, melainkan kondisi internal
yang komplek, dan tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi mempengaruhi tingkah laku.

Komponen Motivasi Adalah :


1. Kebutuhan
Uraian berikut ini membahas teori-teori penting mengenai kebutuhan dalam psikologi
modern. Teori-teori ini setidaknya dapat membantu kita sebagai calon guru dalam memahami
masalah kebutuhan secara lebih utuh.Maslow, menemukan 5 kebutuhan dasar yakni:

(1) kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang harus tetap dipuaskan untuk tetap dapat hidup.

(2) kebutuhan perasaan aman, kebutuhan dari rasa aman dan bebas dari bahaya dan untuk
mendapatkan perlindungan, keamanan, hukum, kebebasan dari rasa takut dan kecemasan.

2. Dorongan

Unsur ke dua dari lingkaran motivasi adalah dorongan/tingkah laku, yaitu kekuatan mental
yang berorientasi pada pemenuhan pencapaian tujuan, atau tingkah laku yang dipergunakan
sebagai cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai

3. Tujuan

Unsur ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk memotivasikan tingkah
laku. Atau tujuan adalah hal yang ingin dicapaidalam mengarahkan perilaku. Tujuan juga
menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif
dasar, tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan, jika tujuannya menarik, individu
akan lebih aktif bertingkah laku.

Sifat Motivasi Belajar Adalah :


1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, la sudah rajin mencari bukubuku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud
dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan
belajar itu sendiri.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagal contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian
dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji oleh orang tuanya, atau temannya.
Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahi sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai
yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi, kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, motif itu tidak secara langsung mengikuti dengan esensi apa yang dilakukannya
itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya terdapat aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

ada tiga fungsi motivasi:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Materi 4 : Belajar Dan Pembelajaran

Belajar Menunjukkan Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.
Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga
bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental
seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika
keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata
memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.

Ada beberapa macam dari teori belajar menurut kesepakatan para ahli, yaitu :
a. Teori Behaviorisme, teori ini menyatakan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya.

b. Teori Kognitivisme, merupakan teori ini, tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan
pemahamannya terhadap situasi yang berhubungan dengan tujuannya. Oleh karena itu, teori ini
meyakini bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.

c. Teori Belajar psikologi sosial, menurut teori belajar ini proses belajar bukanlah proses yang
terjadi dalam keadaan menyendiri / otodidak, akan tetapi harus melalui interaksi antara satu sama
lain.

d. Teori Belajar Gagne, yaitu teori belajar kombinasi dari Kognitivisme dan Behaviorisme.
Teori ini menyatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang terjadi secara alamiah, akan
tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertentu.

e. Teori Fitrah, menurut teori ini pada dasarnya peserta didik lahir telah membawa bakat dan
potensi-potensi yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran.

Ada beberapa ciri-ciri dari seseorang yang dikatakan belajar, yaitu :


a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan
tersebut tidak hanya pada aspek kemampuan dan kognitif saja, tetapi juga meliputi aspek
sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
b. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada
diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan.
c. Perubahan yang terjadi dari proses belajar relatif menetap atau permanen.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi dan
menata lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses
transfer ilmu dan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melaksanakan proses
belajar.

Jika dilihat dari sisi ruang lingkupnya, tujuan pembelajaran dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu :
 Tujuan yang dirumuskan secara spesifik oleh guru yang bertolak dari materi pelajaran
yang akan disampaikan.
 Tujuan pembelajaran umum, yaitu tujuan pembelajaran yang sudah tercantum dalam
garis-garis besar pedoman pengajaran yang diaplikasikan dalam rancangan pengajaran
yang disiapkan oleh pendidik.

Tujuan Khusus yang dirumuskan oleh seorang guru harus memenuhi syarat-syarat, yaitu :

1. Secara spesifik menyatakan perilaku yang hendak dicapai.


2. Membatasi dalam keadaan mana pengetahuan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi
perubahan perilaku).

Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar
minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.

Berikut adalah Komponen – Komponen dalam Pembelajaran :

1. Guru dan siswa

Di dalam UU.RI nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, BAB IV
Pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta
melakukan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian , terutama pada pendidik di Perguruan
Tinggi

2. Tujuan Pembelajaran

Sama halnya dengan penjabaran sebelumnya, tujuan pembelajaran menjadi aspek


komponen dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang
terstruktur dengan baik dan efisien, karena para proses pembelajaran terkadang terjadi trouble
yang tidak disangka-sangka. Oleh karena itu, guru harus memiliki tujuan pembelajaran yang
jelas agar dapat mengantisipasi kejadian ini.

3. Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran adalah bahan atau substansi yang disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran, maka proses pembelajaran akan terasa sia-sia,
karena pada dasarnya proses pembelajaran adalah proses pentrasferan ilmu dari guru ke murid
yang dimana materi pembelajaran menjadi objek atau sumber ilmu yang akan di transfer ke
siswa.

4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran diartikan sebagai strategi yang digunakan oleh guru dalam
menjalankan tugasnya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran dengan teknik adalah dua hal yang berbeda. Metode pembelajaran lebih bersifat
prosedural / terperinci, yaitu berisi tahapan-tahapan . Sedangkan teknik adalah cara yang
digunakan bersifat penerapan.

5. Media Pembelajaran

Setelah memiliki tujuan , materi dan metode pembelajaran, maka Media pembelajaran
menjadi sarana pendukung dari kedua komponen tersebut. Dimana media menjadi perantara guru
dalam menjelaskan suatu materi pembelajaran yang hendak disampaikan kepada siswa. Media
pembelajaran juga menjadi komponen yang sakral dalam proses pembelajaran, karena
penggunaan media pembelajaran yang tepat dan kreatif menimbulkan efek dan respon yang baik
bagi siswa., sehingga siswa mampu dengan mudah menyerap materi yang dipaparkan oleh guru
melalui sajian yang menarik dari hasil penggunaan media pembelajaran.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen yang terakhir dalam rentetan komponen proses


pembelajaran. Evaluasi sejatinya diadakan untuk melihat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran. Tak hanya itu, evaluasi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerja
dan usahanya selama ini dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi inilah guru dan siswa
memperbaiki segala kekurangan yang mereka alami.

Materi 5 : Teori Belajar Dan Pembelajaran

Menurut pendapat Emory Cooper (dalam Umar, 2004:50), mengatakan “Teori adalah suatu
kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama lain secara
sistematis dan telah digeneralisasi sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena
(fakta-fakta) tertentu”.

Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan
sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda
dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa
itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Ada empat kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu:\

1) Teori Belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan,


sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.

2) Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori
perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan 6
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti
yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti
ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek
pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta
didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3) Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-
fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea
dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua
situasi.

4) Teori Belajar Humanistik

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada
dalam diri mereka.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan
teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia”
(mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai