Anda di halaman 1dari 5

Makalah 1

Judul : Akhlak: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Sumber, dan Ruang Lingkup

Jurnal Makalah:

1. https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/25426173609641586
2. https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/25457176814291531
3. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7527/6195
Jurnal Sendiri : http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/201/1/Agus%20Salim%20Lubis1.pdf
Review Jurnal Sendiri:
Judul Konsep Akhlak dalam Pemikiran al- Ghazali
Jurnal Hikmah
Volume, Nomor,
6(1),hal. 58- 67
dan Halaman
Tahun 2012
Penulis Agus Salim Lubis
Reviewer Ratna Sartika
Tanggal Januari
Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk mengetahui konsep- konsep
Tujuan Artikel
akhlak dalam pemikiran atau pandangan dari salah seorang tokoh
Jurnal
ternama dunia Islam yaitu al- Ghazali
Jurnal ini menjelaskan padangan al- Ghazali tentang: akhlak
Inti dari Jurnal (pengertian), sumber- sumber akhlak, pokok- pokok akhlak, metode
pembinaan akhlak.
Hasil penelitian ini yaitu pembinaan akhlak dari pemikiran al-
Ghazali, yang awalnya manusia dihadapkan kepada perubahan nilai-
nilai sosial yang mengarahkannya kepada pengabaikan makna akhlak
kemudian al- ghazali yang sebagai konseptor, langsung
Hasil Penelitian mengaplikasikan gagasan- gagasannya, sehingga gagasannya teruji
oleh sejarah dan diterima hingga sekarang. Di mana al- ghazali bukan
hanya sebagai filosof dan atau sufi, namun beliau juga seorang
pendidik etika. Karenanya peng-kajian pemikiran al- ghzali tentang
pembinaan akhlak dinilai suatu yang menarik.
Kesimpulan Ghazali adalah salah satu tokoh Islam yang memberikan karya-
karyanya untuk pembangunan Islam. Kontribusinya tentang
pendidikan akhlak secara operasional dapat dijadikan alternatif bagi
pendidikan akhlak manusia pada umumnya, dan khususnya bagi umat
Muslim saat ini dan pada masa sekarang Hal ini paling tidak
dikarenakan tiga hal sebagai berikut:
1.Metode yang diajukan olehnya sangat realistis.
2.Konsep yang diajukan relatif dapat diaplikasikan baik usaha
merawat, meraih maupun memperbaiki kondisi akhlak.
3.Konsepnya menyangkut semua segi, baik pendidikan jasmani
maupun rohani, demi tercapainya manusia yang sempurna.

Makalah 2
Judul : Pentingnya Ilmu Akhlak, Hubungan, dan Karakteristiknya dalam Disiplin Ilmu
Jurnal Makalah:
1. https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/97406410605892167
2. file:///C:/Users/Renny%20Surip/Downloads/9949-23522-1-SM.pdf
3. file:///C:/Users/Renny%20Surip/Downloads/169-609-1-PB%20(1).pdf

Jurnal Sendiri: http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/view/226/217


Review Jurnal Sendiri:
Judul Reorientasi Pembelajaran Akhlak Tasawuf Di Perguruan Tinggi
Jurnal Tadris
Volume, Nomor,
3(1), hal.1- 13.
dan Halaman
Tahun 2008
Penulis Djamaluddin
Reviewer Ratna Sartika
Tujuan utama dari jurnal ini adalah
 Untuk mengetahui hubungan antara akhlak, tasawuf dan
mistisisme,
Tujuan Artikel
 Untuk mengetahui posisi akhlak tasawuf dalam struktur
Jurnal
keilmuan Islam, dan
 Untuk mengetahui urgensi atau pentingnya akhlak tasawuf
terhadap manusia (muslim).
Jurnal ini menjelaskan pengintegrasian akhlak dan tasawuf, akhlak
tasawuf dalam struktur keilmuan Islam sedemikian penting, urgen dan
Inti dari Jurnal
vital posisinya. Selain itu, jurnal ini juga menjelaskan akhlak sebagai
disiplin ilmu- ilmu lainnya.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini yaitu pengintegrasian akhlak dan tasawuf yang
mulanya akhlak tidak tergolong sebagai suatu disiplin ilmu yang
berdiri sendiri, meliankan termasuk salah satu bidang dari filsafat,
yakni filsafat moral atau susila. Namun, setelah watak dan perbuatan
manusia berpengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat dalam
segala aspeknya serta menentukan corak dan kondisi sosial,
bersamaan dengan lahirnya bermacam sistem dalam perbaikan sosial
dan ekonomi, maka orang merasa perlu untuk lebih intens dalam
mempelajari watak atau karakter manusia, termasuk bisang falsafah-
nya, psikologinya dan pengaruhnya dari lingkungan yang mengitari
manusia tersebut. Dengan demikian, pada akhirnya akhlak perlu
dipelajari dan akhirnya menjelma menjadi sebuah disiplin ilmu,
sebagaimana timbulmya bermacam ilmu baru seperti sosiologi dan
berbagai disiplin ilmu lainnya. Sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu
akhlak menempati posisi vital dalam struktur keilmuan dalam agama
Islam, disamping ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu fiqih, ilmu hadist,
ilmu tafsir, dan disiplin ilmu lainnya.
 Akhlaq al- karimah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan
pada seseorang sehingga ia menjadi konsisten, kontinyu
sekaligus berusaha bertahap hidup dalam karakter tersebut
itulah yang sesungguhnya disebut dengan istilah tasawuf, dan
pelakunya disebut dengan sufi, salik atau darwis dalam bahasa
persia atau seorang mistikus dalam khazanah intelektual Barat.
Atas dasar itu, dapat dimengerti filosofi berpikir
penggabungan atau pengintegrasian akhlak tasawuf, yakni
diharapkan praktik tasawuf atau esoterisme yang
dikembangkan tetap berpijak pada nilai-nilai akhlak terpuji.
 Akhlak mulanya tidak tergolong sebagai suatu disiplin ilmu
Kesimpulan
yang berdiri sendiri, setelah adanya watak dan perbuatan
manusia berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat
dalam segala aspek kemudian akhlak dipelajari dan akhirnya
menjelma menjadi sebuah disiplin ilmu.
 Akhlak tasawuf sedemikian bermakna terhadap seorang
muslim dalam rangka menjadi seorang muslimdalam rangka
menjadi muslim yang benar- benar mampu mencerminkan
karakter nilai- nilai Islam yang genuine yaitu mampu
mewujudkan semangat persaudaraan, sikap yang lebih terbuka
dan toleran, semangat egaliter, dan mampu membangkitkan
emosi spiritual yang sedemikian bermakna.

Makalah 3
Judul : Sejarah dan Karakteristik Etika Didalam dan Diluar Islam
Jurnal Makalah:
1. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/view/4829
2. file:///C:/Users/Renny%20Surip/Downloads/9949-23522-1-SM.pdf
3. file:///C:/Users/Renny
%20Surip/Downloads/HUBUNGAN_MUSLIM_DENGAN_NON-
MUSLIM_PERSPEKTIF_ULAMA.pdf

Jurnal Sendiri : http://www.e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/1470/942

Review Jurnal Sendiri:

Judul Akhlak dalam Prespektif Islam


Jurnal Dar El- Ilmi: Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Humaniora
Volume, Nomor, 6(1), hal. 112-127.
dan Halaman
Tahun 2019
Penulis Mahbub Junaidi
Reviewer Ratna Sartika
Tanggal 23 April 2019
Tujuan utama dari jurnal ini adalah
Tujuan Artikel  Untuk mengetahui sejarah perkembangan akhlak, dan
Jurnal  Untuk mengetahui garis besar perkembangan pemikiran
akhlak
Jurnal ini menjelaskan sejarah singkat pertumbuhan dan
perkembangan akhlak. Serta garis besar perkembangan pemikiran
Inti dari Jurnal akhlak dari periode Yunani dan periode bangsa Arab, dari pra Islam
sampai akhlak pada fase Islam, dari akhlak pada periode abad
pertengahan hingga akhlak pada periode abad modern.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini yaitu di mana akhlak secara hakiki telah ada sejak
manusia ada dan tercipta di muka bumi atau dengan kata lain bahwa
akhlak muncul secara langsung bersamaan dengan diciptakannya
manusia pertama kali.
Pada periode Yunani; akhlak pada masa (periode) Yunani merupakan
akhlak pada masa awal pertumbuhan sebagai obyek kajian. Hal ini
disebabkan para filosof berkebangsaan Yunanilah (Socrates) yang
pertama kali melakukan penyelidikan dengan sungguh terhadap
akhlak ( hubungan sesama manusia). Selain Socrates, ada bebeberapa
ilmuan lainnya yang merupakan murid dari Socrates yakni Plato yang
melakukan kritik terhadap orang- orang yang tetap memegang ajaran
dan adat kuno waktu itu. Plato juga melakukan koreksi dan analisa
terhadap golongan angkatan muda yang mengira bahwa dengan
ocehan dan cemoohan itu hakikat kebenaran akan tertolong. Setelah
Plato datanglah Aristoteles, Ia mempelajari etika (akhlak) dengan
sangat mendalam sehingga berpendapat bahwa tujuan akhir yang
diusahakan dengan perbuatan manusia itu ialah kebahagiaan.
Pada periode bangsa Arab; nilai etik dan moral bangsa Arab terekam
dari ungkapan dan ajaran- ajaran mereka kepada anak dan generasi
berikutnya dalam bentuk syi’ir- syi’ir, yang oleh banyak peneliti
sebagian peneliti disebut syi’ir sastra Jahily.
Pada fase Arab pra Islam; bangsa Arab merupakan bangsa yang umi,
yaitu vangsa yang tuma peradaban. Walaupun demikian banggsa arab
sudah memiliki perangai halus dan mengangkat tinggi nilai- nilai etik
dalam kehidupan. Selain itu, bangsa Arab (pra Islam) juga telah
memilki kadar pemikiran dalam bidang akhlak dan pengetahuan
tentang berbagai macam keutamaan serta mengerjakannya, walaupun
nilai itu tercetus lewat syair- syair.
Pada fase Islam; disaat Islam datang dibawa oleh Muhammad saw.
Ajaran akhlak menemukan bentuknya bentuknya yang sempurna pada
agama Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia.
Terdapat banyak ayat Al- Qur’an yang mengajarkan nilai etika dan
moral yang baik untuk sesama manusia. Semua ini terkandung dalam
ajaran al- Qur’an dan al-Sunah, ajaran tersebut di satu tempat bersifat
global atau umum, dan di tempatlain cukup detail dan terperinci.
Pada periode abad pertengahan; abad XV ( awal abad pertengahan) di
Eropa mulailah bangkit para ahli- ahli berfikir yang kembali
mempelajari filsafat Yunani, mula- mula di Itali kemudian di seluruh
Eropa.
Pada periode abad modern; masa yang di mulai dari tahun 1800 M,
sampai fase sekarang. Banyak tokoh pemikir akhlak yang lahir pada
abad baru ini. Melihat fenomena munculnya para pemikir dan pegiat
bidang akhlak atau etika dan moral, mennyadarkan kita, bahwa bangsa
Eropa tidak sepenuhnya matrealistis. Tidak sekedar teori tetapi jauh
melampaui batas wacana karena menjadi paradigma berfikir dan
berbuat. Lebih jauh menjadi dasar pijakan dalam berkehidupan
sesama manusia.

 Akhlak sudah ada dan mucul sejak adanya manusia pertama


kali, yaitu masa nabi Adam. Akhlak telah menjadi tatanan
normatif yang mengatur kehidupan manusia pertama tersebut
dalam berinteraksi dengan Tuhan dan lingkungannya.
 Secara ilmiah, penyelidikan akhlak untuk pertama kali
dilakukan oleh filosof yunani yang bernama Socrates.
Kemudian Plato yang mana adalah murid dari Socrates yang
Kesimpulan tersohor dan memliki bnayak pemikiran original. Berikutnya
pada periode Arab yang mengalami perbedaan arah dan kultur.
Pada masa Arab pra Islam, akhlak bertolak dari isyarat,
petunjuk dan arahan al- Qur’an dan hadist. Selanjutnya pada
fase Islam yang dibawa oleh Nabi muhammad saw. Pada fase
abad pertengahan yang mulai bangkit di Eropa dan Itali. Dan
yang terakhir pada fase abd modern yang mana dimulai dari
abad 18 sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai