Anda di halaman 1dari 28

Ontologis

epistemologi

etikailmiah
Sikap ilmiah
• tidak ada rasa pamrih (disinterestedness)
• bersikap selektif thd ilmu yg dipelajari
• Mempunyai kepercayaan yg baik thd kenyataan maupun
panca indera, dan pikiran atau budi (mind)
• adanya sikap percaya bahwa setiap pendapat atau teori yg
telah ditemukan telah mencapai kepastian
• Sikap selalu tidak puas terhadap penelitian yg dilakukan, shg
selalu ada dorongan utk meneliti lagi (riset), dan meneliti
merupakan aktivitas yg menonjol dlm hidupnya.
• sikap etis (akhlaq) yg selalu ingin mengembangkan ilmu
untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih
khusus lagi untuk pembangunan bangsa dan negara.
ETIKA ILMIAH
 Ilmu filsafat dibagai menjadi beberapa
cabang
 Cabang-cabang itu dibagi dua kelompok
bahasan yaitu: filsafat teoritis dan filsafat
praktis.

 Filsafat teoritis membahas segala sesuatu yg


ada (ontologis), mempertanyakan dan
mencari jawaban ttg segala sesuatu
(epistemologis)
 filsafat praktis membahas bagaimana
manusia bersikap thd apa yg ada tersebut
(aksiologis)
 Etika termasuk filsafat praktis.
› etika umum
› etika khusus.

 Etika umum berkaitan dg masalah-masalah


nilai (nilai ”susila” dan “tidak susila”, “baik
dan buruk”).
 lebih banyak bersangkutan dg prinsip-
prinsip dasar pembenaran dlm
hubungannya dg tingkah laku manusia
(Kattsoff, 1986).
 Etika khusus dibagi menjadi dua yaitu
› etika individual dan
› etika sosial (Suseno, 1987). Keduanya berkaitan dg
tingkah laku manusia sebagai warga masyarakat.

 Etika individual membahas kewajiban manusia


thd diri sendiri kaitannya dg kedudukan
manusia sbg warga masyarakat.
 Etika social membahas kewajiban manusia
sbg anggota masyarakat atau umat manusia.

 saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan


 Etika sosial ttg yg baik (etika ilmiah)
adalah suatu jenis etika khusus, di samping
etika-etika khusus lainnya, seperti etika profesi,
etika politik, etika bisnis dsbnya.

 Etika social: membuat manusia menjadi sadar


thd tanggung jawabnya sbg manusia dlm
kehidupannya sbg anggota masyarakat.
 Etika profesi—yg juga merupakan etika khusus
dlm etika social—mempunyai tugas dan
tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yg
disandangnya.
 Menurut Bacon, “Knowledge is power”,
siapa yg ingin menguasai alam semesta
kuasailah ilmu.
 Manusia: sbg mahluk alam, merupakan
bagian dari alam, shg manusia memiliki
sifat-sifat tunduk pada hukum alam,
akibatnya keduanya memiliki keterikatan
kosmologis.
 Secara alamiah manusia memiliki
hubungan yg bersifat timbal balik, saling
membutuhkan dan saling tergantung satu
sama lain, shg manusia sangat
tergantung pada ekosistem lingkungan
 Manusia “mengkultivasi” dan menghumanisasi
alam dunia bersamanya (Bakker, 1987).
Manusia senantiasa bersifat ramah dan menjaga
keserasian serta kelestarian alam lingkungan
hidupnya. Dalam segala aspek budayanya,
manusia senantiasa berinteraksi dg alam, shg
setiap hasil budaya senantiasa mencerminkan
hubungannya dg alam lingkungan hidupnya.

 Hubungan itu bersifat timbal balik dan bersifat


interaktif.
Oleh karena itu sifat-sifat hukum alam yg ada tidak
mungkin dilanggar oleh manusia utu sendiri. Dalam
hal inilah manusia mengembangkan ilmu dan
teknologi untuk mengetahui rahasia-rahasia hukum
alam.
 Di antara manusia dg alam ada hubungan yg
bersifat keharusan dan mutlak. Oleh sebab
itu maka manusia harus selalu menjaga
kelestarian alam dalam keseimbangannya
yg bersifat mutlak juga.
 Kewajiban ini merupakan kewajiban moral
tidak saja sbg manusia biasa tetapi lebih-
lebih lagi bagi seorang ilmuwan.
 Kesadaran dan kewajiban moral begitu
terasa dan seharusnya datang dari suara
hati atau nuraninya atau suara batinnya.
 Suara hati adalah pangkal otonomi atau
pusat kemandirian manusia.
 Suara hati adalah berupa keinsyafan, yaitu
keinsyafan yg datang dr dirinya utk
melakukan sesuatu karena hal itu baik dan
benar.
 Norma moral secara khusus muncul di
antara mereka yg memiliki profesi khusus.
Moral ini adalah moral keilmuan yg memiliki
ruang lingkup khusus, namun tanggung
jawab serta kewajiban moral berlaku juga
baginya.
 Para ilmuwan penting memiliki moral dan
akhlaq untuk menghadapi masa depan.
 Moral Pancasila sbg moral bangsa dan
akhlaq, sebagai moral religi atau moral
agama perlu mendampingi dan melekat pada
para pekerja ilmu itu.

 Para ilmuwan sebagai orang yg professional


dlm bidang keilmuan sudah tentu perlu juga
memiliki visi moral yaitu moral khusus sbg
ilmuwan. Moral ini dlm filsafat ilmu disebut
juga sebagai sikap ilmiah.
4
3
2
Competency

Time (yrs)
INPUT OUTPUT OUTCOME

0.53 Years+

Metode Patent
Research Research
Recommend Product
Proposal Process
Prototype Publication

35 Years+
Media untuk
mendeklarasikan hasil
temuan/ciptaan
sebagai referensi

Journal
National
Seminar
Publication International
Conference
Books
KIPRAH
Patent after getting
etc results
Level of Maturity

0
Research (Lab Scale)

Publication

Prototype
Patent

6
Production

Market
 Research
y

 Innovation
Aging/Deca
Media untuk
mendeklarasikan hasil
temuan/ciptaan
sebagai referensi

Journal
National
Seminar
Publication International
Conference
Books
Patent METODE
etc PENULISAN YANG
MEMENUHI
STANDAR
Supartha’03
Supartha’08
Orang yang sukses akan mendapatkan keuntungan dari kesalahan,
dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda Supartha’08

Anda mungkin juga menyukai