Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK DAN

KETERAMPILAN BERTANYA

OLEH :
KELOMPOK 5

-MASNI ISABELA - NURITA


-ROSMIDAH R. DAHLAN - MUHAMMAD JEFRI
-SYARIFAH LASALIMU - ADE MINARTI
-OVIN SANDRA
- ARMAN
KETERAMPILAN BERTANYA
Pengertian keterampilan bertanya

Pengertian keterampilan bertanya secara etimologis diuraikan menjadi dua


Suku kata yaitu terampil dan tanya. Menurut kamus bahasa Indonesia
bertanya berasal dari kata tanya yang berarti antara lain permintaan
keterangan. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari
seseorang yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan
sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Sedangkan kata
terampil memiliki arti cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu
dan cekatan. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana
dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta
keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Jenis jenis pertanyaan

1. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom

Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domain) yang dikemukan
Bloom dan kawan-kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang
menyangkut aspek pikir); afektif (yang menyangkut aspek sikap); psikomotor
(yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domain yang digunakan
ialah kognitif oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek
pikir yang diutamakan). Untuk domain kognitif ini ada enam tingkatan, yang
masing-masing tingkat dituntut proses berpikir yang berbeda. Sesuai dengan
tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan ialah:
a. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1) pengetahuan (knowledge)
2) pemahaman (comprehension)
3) penerapan (application)
b. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1) analisis (analysis)
2) sintesis (synthesis)
3) evaluasi (evaluation

2. Pertanyaan Berdasarkan Maksudnya

Menurut Hutasoit (2010), pertanyaan berdasarkan maksudnya,


Dapat di kelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Pertanyaan permintaan (compliance question)
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question)
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question)
d. Pertanyaan menggali (probing question)

3. Pertanyaan Berdasarkan Tujuannya


Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan maksudnya
terdiri atas:
e. Pertanyaan Kognitif
f. Pertanyaan Performansi
g. Pertanyaan Konsekuensi
h. Pertanyaan Eksplorasi

4. Pertanyaan Berdasarkan Caranya


Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan caranya terdiri
atas:
a. Pertanyaan Mengarahkan
b. Pertanyaan Menggali
c. Pertanyaan Memancing

5. Pertanyaan Menurut Luas Sempitnya Sasaran

a. Pertanyaan Sempit (Narrow Question)


Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup (convergent)
yang biasanya kunci jawabannya yang tersedia.

b. Pertanyaan Luas (Broad Questions)


Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang jawabannya mungkin lebih
dari satu, sebab jawaban ini belum mempunyai jawaban yang spesifik.
Sehingga masih bersifat terbuka.
Tujuan Keterampilan Bertanya

Secara umum pertanyaan-pertanyaan yang diajukan


kepada siswa bertujuan untuk:

Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu


permasalahan.
Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu permasalahan.
Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat siswa
belajar.
Mengembangkan cara belajar siswa aktif
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilisasi
informasi.
Mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusi.
Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya

Keterampilan Bertanya Dasar


1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Pemberian acuan.
3. Pemindahan giliran.
4. Penyebaran
5. Pemberian waktu berfikir
6. Pemberian tuntunan
Keterampilan Bertanya Lanjut
7. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab
suatu pertanyaan
8. Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat
9. Penggunaan pertanyaan pelacak
10. Peningkatan terjadinya interaksi
TEKNIK BERTANYA
Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu wahana
penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif. Dalam
mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai
berikut :
1. Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan
giliran kepada seseorang
2. Siswa memberikan jawaban yang tepat dan dapat
mendorong siswa lainnya untuk memberikan
tanggapan dan mengajukan pertanyaan
3. Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru
mengemukakan pertanyaan lagi dan akhirnya siswa
bersama guru membuat kesimpulan jawaban
Selain itu, dapat pula digunakan teknik sebagai
berikut:
Semua siswa dalam kelas secara serentak
member tanggapan terhadap pertanyaan
Pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas,
kemudian beberapa siswa diminta untuk
menjawab
Masing-masing siswa ditanya secara langsung
Dengan cara berkompetisi sehat, misalnya
antara siswa wanita dengan laki-laki atau antra
kelompok pertama dengan kelompok kedua, dan
seterusnya.
Beberapa petunjuk teknis yaitu:

Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan


Berikan waktu secukupnya kepada siswa untu berpikir
Atur lalu lintas bertanya jawab
Hindari pertanyaan ganda
Berikan pertanyaan berjenjang
Gunakan pertanyaan-pertanyaan melacak

Beberapa hal yang perlu dihindari dalam mengajukan


pertanyaan:
Mengulangi pertanyaan sendiri.
Mengulangi jawaban siswa
Menjawab pertanyaan sendiri
Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
Pertanyaan ganda
Pertanyaan ganda
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam
mengajukan pertanyaan dalam proses mengajar pada
siswa adalah sebagai berikut.

1. Tujuan
2. Penyusunan Kata-Kata
3. Struktur
4. Pemusatan

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam


menggunakan keterampilan/teknik dalam bertanya
antara lain:
Kehangatan dan keantusiasan
Memberikan waktu berfikir
Selain itu, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan
bertanya siswa, adapun langkah-langkah yaitu:

Ekspolorasi informasi
Memberi fokus
Diskusi dan mencatat hasil diskusi
Produksi pertanyaan
Menyeleksi pertanyaan
Refleksi
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN KETERAMPILAN
BERTANYA

o Kelebihan
Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara
merdeka, sehingga pelajaran akan lebih menarik.
Menghilangkan verbalisme, individualisme dan
intelektaulisma (Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010).

o Kelemahan
Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment
pribadi.
Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat
(Munsyi (1981:70) dalam Albantati, 2010).

Anda mungkin juga menyukai