Anda di halaman 1dari 12

KETERAMPILAN BERTANYA

KELOMPOK 2:
AMELIA MAWEIKERE
JUWITA PONGE
VERONICA ROMPIS
CLARA PATUNGGU
DEFINISI KETERAMPILAN BERTANYA

Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih


(2007:59), menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan
yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa.
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran,
yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam
pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui
keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses
berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar di kalangan siswa (Sofa, 2008).
JENIS-JENIS KETERAMPILAN BERTANYA
1. Keterampilan Bertanya Dasar

Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis diuraikan menjadi


dua suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia
“bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan
keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam
penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian
keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan
atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari
orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik
berupa kalimat tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa sehingga
siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir,
dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh G.A. Brown
dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah segala pertanyaan
yang menginginkan tanggapan verbal (lisan).
2. Keterampilan Bertanya Lanjut

Dalam kegiatan pembelajaran di atas telah dijelaskan bahwa


yang dimaksud dengan keterampilan bertanya dasar adalah
pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan
keterangan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti
pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan berikutnya atau
disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dengan demikian, pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari
pertanyaan pertama (dasar) yaitu mengorek atau
mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan
komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa).
Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang
dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh
hasil pembelajaran yang dikembangkan melalui pengggunaan
pertanyaan dasar.
Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan


keterampilan bertanya antara lain:
1) Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang
menyenangkan, sehingga merasa nyaman dan betah dalam
belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana
pembelajarana yang menyenangkan antara lain yaitu
bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa
psikologis yang hangat dan mendorong semangat belajar
yang tinggi.
2) Memberikan waktu berfikir
Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak
langsung menunjuk salah seorang dari siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan
kelonggaran (waktu) kepada siswa untuk memikirkan atau
menemukan jawaban atas pertanyaannya.
KLASIFIKASI PERTANYAAN
1. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
Menurut Beni (2008), Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang dipakai dalam
merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk
mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukakan Bloom dan kawan-
kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang
menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan). Untuk
domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir
yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
a. Pertanyaan kognitif tingkat rendah:
• Pengetahuan
• Pemahaman
• Penerapan
b. Pertanyaan kognitif tingkat tinggi:
• Analisis
• Sintesis
• Evaluasi
2. Pertanyaan Berdasarkan Maksudnya 4. Pertanyaan Berdasarkan Sifatnya
Menurut Hutasoit (2010), pertanyaan Menurut Wartono (2003), pertanyaan
berdasarkan maksudnya, terdiri atas: berdasarkan sifatnya terdiri atas:
a. Pertanyaan permintaan a. Pertanyaan Ingatan
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question) b. Pertanyaan Pemahaman
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun c. Pertanyaan Analisis
(prompting question) d. Pertanyaan Sintesis
d. Pertanyaan menggali (probing question) e. Pertanyaan Evaluasi

3. Pertanyaan Berdasarkan 5. Pertanyaan Berdasarkan Caranya


Tujuannya Menurut Wartono (2003), pertanyaan
Menurut Wartono (2003), berdasarkan caranya terdiri atas:
pertanyaan berdasarkan maksudnya a. Pertanyaan Mengarahkan
terdiri atas: b. Pertanyaan Menggali
a. Pertanyaan Kognitif c. Pertanyaan Memancing
b. Pertanyaan Performansi .
c. Pertanyaan Konsekuensi
d. Pertanyaan Eksplorasi
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN GURU
DALAM MENGAJUKAN PERTANYAAN

1. Tujuan
Tujuan yang dicanangkan guru dalam mengajukan suatu pertanyaan harus jelas.
2. Penyusunan Kata-Kata
Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan
kata-kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan harus memahami
bahwa pembendaharaan kata-kata dan pemahaman terhadap kata-kata antara guru dan
siswa berbeda.
3. Struktur
Selama proses belajar mengajar, sebaiknya guru memberikan informasi yang relevan
dengan tugas atau pertanyaan yang diajukan pada siswa baik sebelum maupun
sesudah pertanyaan itu diajukan.
4. Pemusatan
Pemusatan sangat penting dalam ruang lingkup pertanyaan yang diberikan guru agar
pertanyaan tidak meluas ke topik-topik yang lain yang bukan menjadi tujuan materi
yang diajarkan. Pemusatan lainnya yaitu perhatian terhadap jumlah pertanyaan yang
diberikan pada siswa.
5. Pindah Gilir
Agar respon dari siswa tetap ada dalam proses belajar mengajar, guru dapat melakukan
pindah gilir terhadap pertanyaan yang diajukan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada
salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi pada siswa yang
lain dengan pertanyaan yang sama.
6. Distribusi/Penyebaran
Untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, guru disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar. Pertanyaan
dapat diberikan pada seluruh kelas kemudian baru pada salah satu siswa, dan guru harus
berusaha agar semua siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan.
7. Pemberian Waktu
Guru perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir sebelum menemukan
jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru.
8. Pemberian Tuntunan
Guru dapat memberikan tuntunan pada siswa untuk meberikan jawaban dengan baik dan
benar, misalnya dengan menanggapi jawaban yang kurang tepat atau jawaban yang salah
yang diberikan siswa.
9. Antusias dan Hangat
Sikap antusias dan hangat yang diberikan guru pada siswa dapat memberikan arti dalam
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya tidak secara
langsung mengatakan bahwa jawaban si A salah dan langsung mengajukannya pada siswa
lain, akan tetapi memberikan arahan lain yang yang bersifat membantu (Wartono, 2003).
TEKNIK BERTANYA

Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu wahana penunjang terlaksananya cara


belajar siswa aktif. Dalam mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai berikut
:
1. Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan giliran kepada seseorang
2. Siswa memberikan jawaban yang tepatdan dapat mendorong siswa lainnya untuk
memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan
3. Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru mengemukakan pertanyaan lagi
dan akhirnya siswa bersama guru membuat kesimpulan jawaban .

Selain itu dapat pula digunakan teknik sebagai berikut :


1. Semua siswa dalam kelas secara serentak memberikan tanggapan terhadap pertanyaan
2. Pertanyaan ditujukan kepada seluruh kelas, kemudian beberapa siswa diminta untuk
menjawab
3. Masing-masing siswa ditanya secara langsung
4. Dengan cara berkompetisi sehat, misalnya antara siswa wanita dengan laki-laki, atau
antara kelompok pertama dengan kelompok kedua, dan seterusnya
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN DARI
KETERAMPILAN BERTANYA

1. Kelebihan
a. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
b.Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka,
sehingga pelajaran akan lebih menarik.
c. Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma (Munsyi
(1981:70) dalam Albantati, 2010).

2. Kelemahan
a. Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
b. Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi.
c. Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat (Munsyi
(1981:70) dalam Albantati, 2010).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai