Anda di halaman 1dari 16

PROBLEM BASE LEARNING

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Bimbingan Kelompok

Yang diampu oleh Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Anggia Purnamasari (200111600505)


2. Dinda Siti Nurjannah (200111600464)
3. Fitria Nurfaidah (200111600469)
4. Mutiara Fajar (200111600448)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

S1 BIMBINGAN DAN KONSELING

Maret 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Problem Base
Learning” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Kelompok di offering
A1A Prodi S1 Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada


Ibu Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan Kelompok
di offering A1A Prodi S1 Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran untuk makalah ini supaya nantinya dapat menjadi lebih baik. Kami
mohon maaf apabila terdapat banyak kekeliruan atau kekurangan dari makalah ini.

Malang, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3


BAB I ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang............................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ............................................ 6
B. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).......................................... 7
C. Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ................................................... 8
D. Prinsip dalam Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ........................................ 8
E. Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .................................. 9
F. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ................. 10
G. Keterkaitan antara Berpikir kritis dan kreatif dengan Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) ..................................................................................................................... 10
BAB III ....................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini sangatlah
kompleks dan beragam. Mulai dari permasalahan lemahnya dalam proses pembelajaran
dan lemahnya dalam proses evaluasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa
kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir namun dipaksa untuk
menghafal infomasi. Pendidikan di sekolah selalu menjejali anak dengan serangkaian
teori yang harus di hafal dan mengingat informasi tapi tidak diarahkan untuk
menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika siswa lulus sekolah siswa pintar
teoritis namun miskin aplikasi.
Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan
sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan
dapat dibentuk manusia yang mampu membangun dirinya sendiri dan bangsanya, maka
dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan.
Problem Based Learning (PBL), merupakan salah satu model pembelajaran
pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep
pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran
dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Siswono (2009) menyatakan bahwa ada hubungan
antara pemecahan masalah dengan kemampuan berpikir kreatif karena berpikir kreatif
merupakan suatu proses yang digunakan ketika mendatangkan (memunculkan) suatu ide
baru dengan menggabungkan ide-ide yang sebelumnya dilakukan.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran problem based learning (PBL)?


2. Apa saja karakteristik pembelajaran problem based learning (PBL)?
3. Apakah tujuan pembelajaran problem based learning (PBL)?
4. Apa saja prinsip dalam pembelajaran problem based learning (PBL)?
5. Apa saja langkah-langkah pembelajaran problem based learning (PBL)?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran problem based learning
(PBL)?
7. Apa keterkaitan antara Berpikir kritis dan kreatif dengan Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian pembelajaran problem based learning (PBL)?


2. Mengetahui karakteristik pembelajaran problem based learning (PBL)?
3. Mengetahui tujuan pembelajaran problem based learning (PBL)?
4. Mengetahui prinsip pembelajaran problem based learning (PBL)?
5. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran problem based learning (PBL)?
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran problem based learning
(PBL)?
7. Mengetahui keterkaitan antara Berpikir kritis dan kreatif dengan Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan
esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan
terutama untuk membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual dan belajar menjadi pembelajar yang otonom
(Sudarman, 2007). Sejalan dengan itu, Sanjaya (2009:214) mengemukakan,
“Model PBL diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah”.
Margetson (dalam Rusman, 2011) menyebutkan bahwa Problem Based
Learning sebagai model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola
pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif, serta memfasilitasi
keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan
keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding model lain.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model PBL
adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai langkah awal bagi peserta didik untuk belajar dalam mendapatkan
pengetahuan dan konsep yang esensi dari setiap materi pembelajaran yang telah
dimiliki peserta didik sebelumnya, sehingga terbentuklah pengetahuan yang
baru.

6
B. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Trianto (2009:93), karakteristik model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) adalah:
1. Adanya pengajuan pertanyaan atau masalah.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3. Penyelidikan autentik.
4. Menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya.
5. Kerja sama.

Menurut Rusman (2010:232), karakteristik model pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.


2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata
yang tidak terstruktur.
3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).
4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan
kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar
dan bidang baru dalam belajar.
5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan
evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem
based learning.
7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan.
9. Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
10. Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa
dan proses belajar.

7
C. Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan
masalah.
2. Problem Based Learning (PBL) juga dimaksudkan untuk membantu peserta
didik berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-
peran penting yang biasa dilakukan oleh orang dewasa.
3. Peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk mengajukan pertanyaan yang
mendorong mereka untuk mencari solusi atau penyelesaian terhadap
permasalahan nyata yang mereka rumuskan. Dengan demikian, peserta
didik diharapkan dapat mencari solusi secara mandiri.

D. Prinsip dalam Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran Based Learning (PBL) memiliki empat prinsip, yaitu :
1. Pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif. (Learning should be
constructive process). Pembelajaran merupakan suatu proses di mana
peserta didik secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri. Peserta
didik tidak lagi secara pasif mendapatkan pengetahuan tentang fakta-fakta
melalui pembelajaran satu arah oleh pendidik, mereka diharapkan dapat
memahami tentang suatu teori berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan
juga interaksi dengan lingkungan sekitar (Amelia Dwi Fitri, 2016).
2. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari
dalam diri sendiri (Learning should be a self directed process). Dalam
proses pembelajaran, peserta didik memiliki tanggung jawab mulai dari
perencanaan, monitoring, dan evaluasi proses belajar mereka sendiri.
Peserta didik harus dapat menentukan tujuan belajar mereka, kemudian
mencari cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan belajar tersebut
termasuk didalamnya strategi belajar yang harus diterapkan, sumber
pembelajaran yang bisa digunakan, apa saja kemungkinan kelemahan yang
dapat menghambat keberhasilannya dalam mencapai tujuan belajar.

8
3. Pembelajaran merupakan suatu proses kolaborasi (learning should be a
collaborative process). Dalam diskusi tutorial, peserta didik didorong
untuk berinteraksi satu sama lain, melalui interaksi dengan sesama anggota
kelompok, peserta didik akan mampu membentuk suatu pemahaman baru
tentang suatu permasalahan.
4. Pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning
should be a contextual process). Proses pembelajaran dengan sistem PBL
akan memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar dengan permasalahan
yang bersifat nyata.

E. Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Menurut Rusman (2011) menyebutkan bahwa langkah-langkah Model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah sebagai
berikut:
1. Orientasi siswa kepada masalah dimana Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa
agar terlibat pada pemecahan masalah yang dipilihnya.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar dimana guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok dimana guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalahnya
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya dimana guru membantu
siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dimana guru
membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

9
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

F. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning


(PBL)
a. Model Problem Based Learning dipandang memiliki keunggulan dalam
proses pembelajaran. Keunggulan tersebut sesuai yang dipaparkan dalam
kemendikbud (2013b) sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran bermakna bagi peserta didik dimana siswa belajar
memecahkan masalah melalui penerapan pengetahuan yang
dimilikinya.
2. Peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

b. Model Problem Based Learning juga memiliki kelemahan dalam proses


pembelajaran. Kelemahan tersebut menurut Mustaji (2009) sebagai
berikut:
1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa susah untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.

G. Keterkaitan antara Berpikir kritis dan kreatif dengan Pembelajaran

10
Problem Based Learning (PBL)
1. Berpikir Kritis
Stobaugh (2013:2-3) mendefinisikan berpikir kritis adalah
kemampuan memberikan jawaban yang bukan bersifat hafalan. Eggen
and Kauchak (2012: 119) menyebutkan bahwa berpikir kritis sebagai
kemampuan dan kecendrungan untuk membuat dan melakukan
asesmen terhadap kesimpulan berdasarkan bukti. Rainbolt dan Dwyer
(2012: 5) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan
mengevaluasi argumen-argumen yang dibuat orang lain dengan benar
dan membuat sendiri argument-argumen yang baik dan benar.
Selanjutnya menurut Santrock (2011:303) Menyebutkan bahwa berfikir
kritis mencakup berfikir reflektif, produktif, dan evaluatif terhadap
sebuah kejadian.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
berfikir kritis adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
dalam memberikan jawaban berdasarkan bukti yang bersifat reflektif,
produktif dan evaluatif terhadap suatu kejadian.

2. Keterkaitan PBL dan Berpikir Kritis


Scriven & Paul (2008) mengungkapkan bahwa dalam berpikir
kritis terdapat keterampilan mengaplikasikan, menganalisa, mensintesa,
mengevaluasi informasi yang diperoleh dan mengeneralisasi hasil yang
diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau
komunikasi. Berpikir kritis merupakan keterampilan yang dapat
dikembangkan melalui pengalaman langsung siswa dalam menghadapi
permasalahan. Sehingga, jika siswa terbiasa menggunakan
keterampilan diatas maka keterampilan berpikir kritis akan dapat
berkembang.
Tugas guru dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa adalah dengan menyediakan lingkungan belajar yang dapat

11
mendorong siswa menggunakan keterampilan berpikir kritis. Model
pembelajaran PBL adalah salah satu model pembelajaran yang dapat
menyediakan lingkungan belajar yang mendukung berpikir kritis. PBL
didasarkan pada situasi yang bermasalah dan membingungkan sehingga
akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan membuat siswa tertarik
untuk menyelidiki permasalahan tersebut. Penyelidikan yang dilakukan
siswa menarik siswa untuk menggunakan tahapan berpikir kritis dalam
menyelidiki masalah, menganalisa berdasarkan bukti dan mengambil
keputusan berdasarkan hasil penyelidikan.
Dalam website yang mengembangkan keterampilan berpikir
kritis menyatakan : PBL can help students develop communication,
reasoning and critical thinking skills
(http://depts.washington.edu/cidrweb). Dalam hasil penelitian dari I
Wayan Sadia (2008), menurut persepsi guru model pembelajaran yang
dipandang dapat memberi kontribusi dalam mengembangkan
keterampilan berpikir kritis adalah pembelajaran kontekstual, model
pembelajaran berbasis masalah (pbl), model problem solving, model
sains-teknologi masyarakat, model siklus belajar dan model
pembelajaran berbasis penilaian portofolio.
Kenneth J. Oja (2011), menyatakan bahwa terdapat hubungan
positif antara penerapan PBL terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa keperawatan. Tetapi perlu diperketat dalam penggunaan PBL
untuk mengevaluasi berpikir kritis.

3. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif merupakan proses berpikir yang mampu
memberikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang berbeda yang
kemudian dapat menjadi pengetahuan baru dan jawaban yang
dibutuhkan. Berpikir kreatif layaknya dayung dalam sebuah perahu,
yakni sebagai pengantar dalam melewati permasalahan pembelajaran

12
dengan siswa sebagai pengendali dayung tersebut membawa untuk
lewat arah mana siswa mencapai tujuan atau jawaban yang diinginkan.
Menurut Munandar (dalam Mulyana, 2010) “Berpikir kreatif
atau berpikir divergen adalah memberikan macam-macam
kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan
penekanan pada keragaman jawaban dan kesesuaian”. Adapun seorang
siswa dapat dikatakan kreatif apabila dapat memecahkan masalah
dengan ide atau gagasannya sendiri dan menghasilkan ide atau gagasan
yang baru. Supaya lebih jelas, inilah indikator berpikir kreatif menurut
Munandar (2004, hlm. 192).
a. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan/jawaban
yang relevan, arus pemikiran lancar.
b. Berpikir luwes, (fleksibel) yaitu menghasilkan ggagasan-gagan
yang seragam, mampu mengubah cara atau pendekatan, arah
pemikiran yang berbeda beda.
c. Berpikir orisinal, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim,
yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan banyak orang.
Keaslian (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan
gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang diberikan
kebanyakan orang (Rizal Abdurrozak, dkk., 2016)

4. Keterkaitan PBL dengan Berpikir Kreatif


Siswono (2009) menyatakan bahwa ada hubungan antara
pemecahan masalah dengan kemampuan berpikir kreatif karena
berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika
mendatangkan (memunculkan) suatu ide baru dengan menggabungkan
ide-ide yang sebelumnya dilakukan.
PBL dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
melatih keterampilan memecahkan masalah dan meningkatkan
penguasaan materi pelajaran karena PBL diterapkan untuk merangsang

13
berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk
didalamnya belajar bagaimana belajar.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan
esensial dari materi pelajaran dimaksudkan untuk membantu peserta didik
berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran
penting yang biasa dilakukan oleh orang dewasa.
PBL dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa, melatih
keterampilan memecahkan masalah dan meningkatkan penguasaan materi
pelajaran karena PBL diterapkan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana
belajar.

B. Saran
 Apabila akan menerapkan model PBL dalam pembelajaran sebaiknya guru
membuat perencanaan dan persiapan pelaksanaan PBL dengan baik dalam
waktu yang cukup dan pemilihan materi yang tepat. Karena tidak semua materi
cocok untuk diterapkan dengan PBL.
 Guru/Tenaga pendidik perlu membuat suatu panduan tertulis tentang langkah-
langkah PBL, aktivitas apa saja yang akan dilaksanakan, jadwal pelaksanaan,
serta perangkat-perangkat yang dibutuhkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nafiah, Y. N., & Suyanto, W. (2014). Penerapan Model Problem-Based Learning


untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 4, Nomor 1, Februari 2014. (diakses 12 Maret
2021).

Agustina, Maya. (2018). Problem Base Learning (PBL) : Suatu Model Pembelajaran
untuk Mengembangkan cara berpikir kreatif siswa. STIAN Teungku Dirundeng
Meulaboh. (diakses 12 Maret 2021).

Argusni, E., & Sylvia, I. (2019). Pelaksanaan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Siswa Kelas XI IIS SMAN 16
Padang. Jurnal Sikola. (diakses 14 Maret 2021).

Muthmainnah. (2012). Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Pribadi Anak yang
Androgynius Melalui Kegiatan Bermain. Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1,
Edisi 1, Universitas Negeri Yogyakarta. (diakses 15 Maret 2021).

Nelfiyanti., & Sundardi, D. (2017). Penerapan Metode Problem Based Learning dalam
Pelajaran Al – Islam II di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jakarta Pusat. (diakses 15 Maret 2021).

16

Anda mungkin juga menyukai