Anda di halaman 1dari 18

KISAH DAN TIPS

Menumbuhkan Minat
Baca Anak
Penulis: Nai Yati - Anis Sofiani - Aulia Fauziah - Echa Dwi Cahyani
Kisah dan Tips
Menumbuhkan Minat Baca Anak

Penulis: Nai Yati, Anis Sofiani,


Aulia Fauziah, Echa Dwi Cahyani.

Design Canva: Aulia Fauziah

Buku Elektronik ini diterbitkan secara gratis. Buku


dibuat sebagai inspirasi bagi para orang tua
mengenai pentingnya membacakan buku pada anak,
yang diinisiasi oleh Teman Koala Bookstore.

Buku ini pertama kali diterbitkan dalam bentuk buku


elektronik pada November 2020

Kredit Foto:
Canva
Freepik
Pixabay
MEMBACA
SEBELUM
TIDUR
Nai Yati
Masih sangat kuingat ketika kecil dahulu. Minat baca tinggi tetapi tak
punya fasilitas yang memadai untuk menyalurkan hobi. Tinggal di
pelosok desa di bawah kaki gunung membuatku hanya bisa membaca
dari guntingan koran-koran pembungkus gorengan atau pun sayuran.
Apa pun dibaca sampai habis.

Seingatku, hobi membaca yang terbentuk saat kecil dahulu karena


seringnya kakak-kakakku membawakan berbagai macam majalah dan
buku-buku dongeng nusantara dari tempat penyewaan buku.

"Tinggal di pelosok desa di


bawah kaki gunung
membuatku hanya bisa
membaca dari guntingan
koran-koran pembungkus
gorengan atau pun sayuran."
Hingga tibalah kini aku menjadi
seorang ibu. Ibu dari dua balita yang
tengah aktif-aktifnya. Tak kusia-
siakan momen ini. Kupantik sebisa
mungkin agar minat bacanya tumbuh
sejak dini.

Sejak bayi, aku sudah kenalkan


mereka buku-buku bantal, kemudian
berlanjut ke boardbook. Kenapa aku
pilih yang dua itu terlebih dahulu?
Ya, alasan terkuatnya adalah agar
tidak mudah rusak tentu saja.

Awalnya, mereka memang "ogah-ogahan", khususnya si sulung


yang laki-laki. Dia lebih tertarik terhadap mainan dan
semacamnya. Namun, lambat laun sekarang, dia mulai senang jika
melihat buku. Khususnya jika malam hari. Dia selalu meminta
untuk dibacakan buku sebelum terlelap tidur.
Salah satu cara memantik
ketertarikan anak-anakku
untuk membaca sangatlah
sederhana, yaitu hanya
dengan meluangkan waktu
sebelum tidur untuk
membacakan mereka buku-
buku cerita.

Membawakannya dengan bahasa yang


mereka mudah pahami. Aku selalu
berimprovisasi untuk suara karakter-
karakter dalam buku cerita agar
mereka lebih antusias
mendengarkannya. Dan jangan lupa,
sisipkan pesan-pesan moral yang
mudah mereka tangkap dan cerna
sebagai penutup cerita. Setelah itu,
kita bisa tanya jawab tentang inti dari
buku yang tadi dibaca.

Hasilnya, bisa terasa sekarang, anak-anak selalu antusias jika


melihat buku. Anakku yang 2 tahun, sudah mulai ngebet ingin
belajar membaca. Sedangkan, si sulung sudah mulai bisa membaca
meski masih terbata. Dia selalu berusaha mengeja setiap tulisan
yang dia temui.
Melanjutkan
Kebiasaan Membaca
dari Orangtua
Anis Sofiani

"Membaca Itu
Membosankan!"

Membaca nampaknya masih menjadi kegiatan yang dikesampingkan


banyak orang khususnya warga Indonesia, dengan jumlah populasi
267,7 juta jiwa semestinya Indonesia bisa menempati ranking teratas
minat baca dunia. Membaca memang membutuhkan pembiasaan, karena
tanpanya kita tidak akan mampu mempertahankan konsistensi dalam
membaca.
Saya akan sedikit berbagi
tentang bagaimana orangtua
saya, terutama bapak
menularkan kebisaan
membaca sejak kecil. Bapak
saya seorang book lover,
sejak kecil saya sering
melihat beliau membaca
beberapa buku dalam satu
waktu yang menurut saya
itu terlihat keren.

Pada usia 4 tahun saya sudah bisa


membaca tanpa dieja- thanks
mam, sejak saat itu saya suka
membaca segala hal seperti, papan
reklame, koran bekas, kertas yang
dibuang dan bahkan bungkus
gorengan dari lembaran ujian yang
saya beli di pagi hari.

Saya ingat buku pertama saya dalah kamus bahasa Inggris – Indonesia
bergambar pemberian bapak yang saya baca setiap malam sebelum
tidur. Setiap pagi mamah juga akan memintaku membaca sebuah
cerita pendek dalam buku supaya semakin lancar membaca.
Ketika usia remaja, bapak
mulai mengajak saya
berdiskusi mengenai
banyak hal. Saya senang
melakukan diskusi ini
karena bapak memiliki
wawasan yang luas, tentu
saja hal itu beliau dapat
dari membaca, saat itu
saya berpikir bahwa jika
ingin mengimbangi diskusi
dengan beliau, saya harus
lebih banyak membaca.

Pada usia 12 tahun, saya


menantang diri untuk
membaca buku Psycho-
Cybernetics karya Mxwel
Maltz, saya tidak mengerti
keseluruhan isinya, tapi
menyenangkan sekali
mengetahui istilah Psycho-
Cybernetics padai usia 12
tahun!

"Peran orangtua dalam memperkenalkan buku itu


sangat penting karena orangtua adalah panutan
dan penuntun anak dalam membaca."
Seiring bertambahnya usia, saya semakin kosisten membaca. Level
membaca juga terus meningkat. Saya ‘melahap’ semua genre buku.
Saya mencintai buku dan mereka adalah teman saya. Peran orangtua
dalam memperkenalkan buku itu sangat penting karena orangtua adalah
panutan dan penuntun anak dalam membaca, dan karena orangtua jugalah
saya menjadi begitu mencintai buku dan membaca. Salam literasi!
C A R I
J O D O H
BUKU ANAKMU

A U L I A F A U Z I A H
"Cuma perlu satu buku untuk jatuh
cinta pada membaca. Cuma satu buku.
Cari buku itu, mari jatuh cinta."
-Najwa Shihab-

Penggalan quotes dari Najwa Shihab


ini rasanya benar adanya. Selama
membersamai si Kakak membaca buku
cerita, terkadang buku-buku yang
menurut kita bagus dan yakin ia akan
suka, ternyata malah seringnya saat
dibacakan berujung garing. Tapi saat
sudah 'klik' pada suatu buku, ia tak
kan henti-hentinya minta dibacakan
buku tersebut.

Contoh saat si Kakak berumur 2 tahun, saya pernah membacakan buku


dari dr. Seuss. Tidak pernah menyangka kalau ini akan jadi salah satu
buku favoritnya. Mengingat buku-buku dr. seuss berupa rhymes dan
kebanyakan isinya bukan berupa cerita yang runut.
Saat itu, saya membacakan buku
berjudul "Go, Dog. Go!". Memang
cara saya membacakannya sambil
menyanyi (kalau memang bisa disebut
menyanyi wkwk). Walaupun saya tahu
betul dengan suara pas-pasan, saya
menyanyi dengan nada yang tidak
pas, pasti jelek sekali hasilnya. But
magically, si Kakak suka dengan cara
saya bercerita.

Bagian yang paling disuka, yaitu saat semua anjing tidur dan di lembar
berikutnya langsung bangun berhamburan sambil berucap "get up".

Dan bagian yang selalu bikin tertawa ada di kalimat, "Do you like my
hat?", karena entah dapat ide dari mana, saat membacanya malah
sambil menggerak-gerakkan bahu ke atas ke bawah.

Buku-buku dr. seuss masuk


dalam kategori living books.
Sekilas dibaca memang
kelihatannya arah bukunya
tidak beraturan. Tapi jika
ditelaah, isi buku dr. Seuss
kaya akan pengetahuan. Untuk
buku dengan judul "Go, Dog.
Go!" yang sedang dibaca ini,
membuat kita belajar
mengenai warna, lawan kata,
siang dan malam, makna
lampu merah lampu hijau dan
masih banyak lagi. Tentunya
dengan cara yang
menyenangkan dan jauh dari
textbook.
Bagi saya, membacakan buku itu akhirnya bukan hanya anak
yang menikmati, tetapi bisa jadi pengalaman yang
menyenangkan untuk orang tua. Apalagi bonus yang
dihasilkan berupa ikatan yang semakin kuat antara orang
tua dan anak, membacakan buku jadi kegiatan wajib yang
harus dilakukan di rumah.

Ibarat jodoh begitulah buku bagi setiap orang. Cari jodoh


buku untuk anakmu, mari jatuh cinta bersamanya. Demi
dunia literasi yang semakin baik bagi masa depan
Indonesia.
Tips
Membuat Anak
Gemar Membaca
Echa Dwi Cahyani
Hai moms…
Kali ini saya ingin
berbagi pengalaman
dan tips untuk
membuat anak lebih
gemar membaca.
Tentunya moms
semua pasti senang
dan bangga saat si
kecil sudah mulai
bisa membaca.

Namun, bisa membaca belum tentu membuat anak mempunyai hobi


membaca ya moms. Terkadang anak lebih suka melihat gambar atau
video-video bahkan bermain game sehingga sulit lepas dari yang
namanya gadget.
Nah kali ini saya punya tips untuk moms semua agar si kecil menjadi
senang membaca, tentunya ini merupakan pengalaman saya yang
Alhamdulillah berhasil membuat anak gemar membaca.

1 Cari tau kesukaan anak


Tentunya anak akan lebih bisa
fokus dengan hal yang dia sukai.
Karena itu, coba cari tau
kesukaan anak-anak moms.

2 Membelikan buku
dengan kesukaan anak
sesuai

Nah, memberikan buku bacaan


kepada anak juga tidak
sembarangan nih moms. Anak
akan kurang tertarik membaca
sesuatu yang menurut dia kurang
menarik atau tidak dia sukai
moms.

Membelikan buku-buku yang


3 full gambar dan berwarna
Buku full gambar dan berwarna
tentunya memang lebih mahal
moms. Akan tetapi dengan
membaca buku yang banyak
gambar dan full color akan
membuat anak lebih tertarik.
Dan lebih penasaran dengan isi
buku tersebut.
4

Dampingi anak saat aktivitas membaca


Mengapa perlu didampingi? Karena saat anak membaca
sebuah cerita apalagi cerita kesukaannya, tanpa disadari dia
akan bercerita kepada kita bagaimana alur cerita tersebut.
Disitulah kesempatan kita untuk mengeksplore pemahaman
anak atas buku yang dia baca.

Ajak anak untuk membeli bukunya sendiri


Mengajak anak untuk membeli bukunya sendiri juga akan
membantu anak untuk lebih menyukai buku. Karena dia
akan melihat berbagai macam buku yang belum pernah dia
lihat moms. Karena sejatinya saat masa anak-anak adalah
masa dimana rasa taunya sangat tinggi.
Nai Yati
Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi membaca dan menulis. Tulisan
lainnya bisa ditemukan di platform menulis Novelme dengan akun Yellow Roses.

Anis Sofiani
Seorang ibu dengan satu anak yang luar biasa. Pecinta berat buku, serta memiliki hobi
menulis puisi dan membaca. Membaca membuatnya hidup, menulis mempertahankan
napasnya.

Aulia Fauziah
Seorang ibu dua anak yang menemukan kebahagiaannya dengan membaca dan
menulis. Serta memiliki ketertarikan dalam dunia pendidikan anak.

Echa Dwi Cahyani


Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi membaca dan mengoleksi buku cerita
anak-anak. Mulai belajar menulis karena dorongan untuk bisa membuat buku cerita
sendiri.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai