Sintaksis berasal dari bahasa Belanda “syntaksis”.
Dalam bahasa Inggris digunakan istilah “syintax”.
Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa
yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001).
Tarigan (1984) mengemukakan bahwa sintaksis
adalah salah satu cabang dari tata bahasa yang membicarakan struktur kalimat, klausa, dan frasa. Frase ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Jenis frase Ramlan (1981) membagi frase berdasarkan kesetaraan distribusi unsur-unsurnya atas dua jenis, yakni: 1. Frase endosentrik a. Frase endosentrik koordinatif : yakni frase yang unsur-unsurnya setara, dapat dihubungkan dengan kata dan, atau; b. Frase endosentrik atributif : yakni frase yang unsur-unsurnya tidak setara sehingga tak dapat disisipkan kata penghubung dan, atau; c. Frase endosentrik apositif : yakni frase yang unsurnya bisa saling menggantikan dalam kalimat tapi tak dapat dihubungkan dengan kata dan dan atau. 2. Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya. Depdikbud (1998) frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau kategori kata, frase terdiri atas: a. Frase verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa b. Frase nominal adalah dua buah kata atau lebih yang intinya dari nominal atau benda dan satuan itu tidak membentuk klausa c. Frase ajektival adalah satuan gramatik ysng terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival ( sifat ) dan satuan itu tidak membentuk klausa. d. Frase pronominal adalah dua kata atau lebih yang intinya promnomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. e. Frase numeralia adalahdua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat namun satuan gramatik itu intinya pada numeralia. Klausa Bahasa Indonesia Suatu ujaran yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kridalaksan (1982:85) mengemukakan bahwa klausa adalah “satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang – kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat”. Ramlan (1981:62) mengemukakan klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri atas P, baik disertai S, O, PEL, dan KET atau tidak. Dengan ringkas klausa ialah (S) (P) (O), (PEL), (KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada boleh juga tidak ada. Klausa dilihat dari segi kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi Predikat terdiri atas (Ramlan,1981) : 1. Klausa Nominal adalah klausa yng predikatnya terdiri dari kata atau frasa golongan nominal. 2. Klausa Verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata atau frasa kategori verbal, dan klausa verbal terdiri atas 4 jenis, yakni : a. Klausa verbal yang ajektif adalah yang predikatnya dari kata golongan verbal yang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya. b. Klausa verbal intransitif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja instransitif sebagai unsur intinya. c. Klausa verbal yang aktif d. Klausa verbal reflektif e. Klausa verbal yang resiprok 3. Klausa Bilangan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa golongan bilangan. 4. Klausa Depan adalah klausa yang predikatnya dari kata atau frasa depan yang di awali kata depan sebagai penanda. Kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan bahwa kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. Jenis kalimat Dari segi bentuk kalimat dapat dikelompokkan dalam 2 jenis : 1. Kalimat Tunggal Adalah kalimat yang terdiri atas satu pola (SP, SPO, SPOK) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. Jenis kalimat tunggal terdiri atas 5 macam (Depdikbud,1988): a) Kalimat Nominal b) Kalimat Verbal c) Kalimat intransitif d) Kalimat ekatransitif e) Kalimat dwitransitif f) Kalimat semitransitif g) Kalimat pasif h) Kalimat Preposisional B. Semantik Bahasa Indonesia Keraf mengemukakan bahwa semantik adalah bagian dari tata bahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata.
Adapun aspek – aspek yang dibahas dalam
bidang semantik bahasa indonesia adalah diksi, jenis makna, perubahan kata. Diksi ialah pilihan kata yang tepat untuk meningkatkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (KBBI,1997: 233). Kaitannya dengan diksi atau pilihan kata, perlu dipahami dengan baik tentang perbedaan antara: 1. Kata baku dan nonbaku 2. Kata abstrak dan konkrit 3. Sinonim, antonim, homonim, homofon, dan homograf. Jenis – jenis makna 1. Makna leksikal dan makna gramatikal 2. Makna lugas dan makna kias 3. Makna denotatif dan konotatif Perubahan makna Keraf (1982) menegemukakan perubahan makna terdiri atas 6 jenis yaitu 1. Meluas ,ialah kata yang maknanya menjadi luas pemakaiannya. 2. Menyempit, ialah kata yang maknanya semakin dan mengalami proses menyempitan penggunaanya. 3. Amelioratif, berasal dari bahasa latin melior “semakin baik”. Dari kata tersebut dapat dikatakan bahwa amelioratif ialah makna suatu kata yang semakin positif atau baik. 4. Peoratif , berasal dari bahasa latin peor ‘jelek’. Peoratif dapat dikatakan sebagai makna suatu kata yang mengalami penurunan nilai atau semakin jelek. 5. Sinestesia, adalah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda. 6. Asosiasi, ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna yang lama dengan makna yang baru.