Anda di halaman 1dari 3

PUBLIC RELATION : READING REPORT

Name : Winantisan, Fabrizio Jeremy


Journal Title : Summary Chapter 1 - 4
______________________________________________________________________________
Chapter 1 The Nature of Public Relations
Summary : Public Relation merupakan fungsi manajemen dan sebagai pembangun hubungan
berdasarkan komunikasi dua arah yang efektif antara organisasi dan para stakeholders
perusahaan. Fungsi ini dijalankan oleh para PR yang tugasnya mencakup berbagai keterampilan
mulai dari penulisan yang efektif hingga perencanaan strategis. Praktisi PR saat ini lebih
teredukasi, dibayar lebih baik, dan lebih siap untuk bekerja di lapangan dan semua jenis
organisasi. Pada tingkat lanjutan, pemimpin PR merancang dan melaksanakan kampanye
komunikasi, berkontribusi pada perencanaan strategis organisasi dan pengambilan keputusan,
serta memikul tanggung jawab untuk membangun dan memelihara citra dan reputasi organisasi.
Public Relation saat ini menghadapi tantangan yang berkelanjutan, termasuk meningkatnya
kebutuhan akan strategi yang efektif untuk komunikasi krisis, pengembangan jalan interaksi
dengan para stakeholders melalui media sosial baru, komunitas dan praktik hubungan
masyarakat global yang berkembang, dan perubahan struktur organisasi yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan ini.
Reflection : Chapter ini masih membahas bagian dasar dari Public Relation dan menjelaskan apa
itu Public Relation dan mengapa kita perlu mengetahui Public Relation ini. Saya berpendapat
bahwa chapter ini sudah jelas mengatakan bahwa Public Relation itu sangat penting terlebih kita
sebagai anak – anak muda dan freshgraduate, public Relation ini sangat penting karna ini dapat
membantu kita berbicara di depan umum apalagi ketika kita ingin bernegosiasi antar perusahaan,
mempromosikan suatu produk, serta kita dapat membawa nama baik perusahaan tempat kita
bekerja atau perusahaan kita sendiri dan kita juga dapat membangun suatu hubungan yang baik
dengan rekan kerja kita atau calon clien kita. Jadi, pentingnya PR ini sangat membantu kita
dalam bekerja di semua organisasi.
Chapter 2 The History of Public Relations
Summary : Cakupan pekerjaan humas saat ini jelas tidak seperti dulu atau bahkan selama
periode jumpstart setelah Perang Dunia I. Meskipun demikian, pola perkembangannya dapat
dilihat pada empat tradisi orientasi: tradisi retorika dan agen pers, tradisi publisitas jurnalistik,
tradisi kampanye komunikasi persuasif, dan terakhir, membangun hubungan dan tradisi
komunikasi dua arah. Kami menutup dengan kutipan dari pendidik humas veteran dan sejarawan
Scott M. Cutlip yang menulis dalam The Unseen Power, “Esensiitas humas sebagai fungsi
manajemen yang dibayangkan Ivy Lee di awal tahun 1900-an menjadi semakin jelas setiap hari
seiring berlalunya waktu masyarakat global kita. bahkan menjadi lebih bergantung pada
komunikasi yang efektif dan pada dunia yang saling bergantung dan kompetitif.
Reflection : Saat kita melihat masing-masing tradisi di sepanjang bab ini, kita dapat melihat
bahwa seperti banyak tren sejarah lainnya, mereka agak tumpang tindih. Masing-masing telah
menjadi produk dari kekuatan ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang lebih besar pada saat itu,
serta pertumbuhan media massa dan saluran komunikasi khusus. Kita dapat menganggapnya
sebagai rangkaian sejarah dari penggunaan strategis komunikasi oleh organisasi bisnis, gerakan
sosial, kelompok nirlaba, lembaga pemerintah, dan kelompok masyarakat. Bab ini menunjukan
banyak individu dan gerakan sosial yang telah membentuk praktik PR kita saat ini. Pelajari
prinsip-prinsip yang mereka kembangkan, dan jadilah kreatif dalam menerapkannya pada
disiplin PR masa depan.
Chapter 3 A Theoretical Basis for Public Relations
Summary : Teori tentang bagaimana PR dipraktikkan terus berkembang. Empat model PR yang
asli adalah titik awal yang baik untuk menggambarkan aktivitas utama yang dilakukan praktisi
PR: komunikasi, penelitian, dan etika. Mereka memberi kita cara mengatur konsep kita
berdasarkan jenis public praktek relasi. James E. Grunig mengusulkan untuk beralih dari model
PR ke perangkat variabel terukur yang lebih spesifik: simetri dan asimetri yaitu pemilihan
metode penelitian sejauh mana komunikasi satu arah versus komunikasi dua arah penggunaan
bentuk komunikasi yang dimediasi dan interpersonal dan sejauh mana PR dipraktikkan secara
etis. Keempat dimensi ini memberi kita cara berpikir yang lebih dalam dan lebih canggih tentang
PR daripada model aslinya. Mereka membantu kita memprediksi dengan lebih efektif apa yang
akan dan tidak akan berhasil dalam praktik PR kita.
Reflection : Saya berpendapat bahwa dari sekian teori – teori yang telah dijelaskan tidak ada
satupun teori yang dapat menjelaskan praktik dari Public Relation, praktik PR ini harus kita
lakukan secara nyata bukan hanya sekedar membaca dari sebuah teori, dari semua teori yang
dijelaskan mungkin itu hanya dapat membantu kita memahami perbedaan dari action dan event
atau kejadian yang terjadi dan dari teori – teori di atas dapat membantu kita untuk mengetahui
cara menjelaskan bagaimana jika kita seandainya membuat sebuah proposal dan bagaimana kita
akan menjelaskannya. Jadi, pada dasarnya praktik PR ini kita dapat mempraktekannya sendiri
tanpa teori.
Chapter 4 Law and Ethic
Summary : Sama kontroversialnya dengan pertanyaan tentang etika individu, begitu juga
dengan masalah umum etika bisnis. Relatif mudah untuk menyepakati secara abstrak bahwa
profesional individu memiliki kewajiban untuk berperilaku etis. Sayangnya, menerjemahkan
konsep abstrak menjadi standar etika untuk praktik bisnis dalam lingkungan yang kompetitif
tidaklah mudah. Beberapa praktisi telah dipecat secara sewenang-wenang karena menolak
menulis rilis berita yang mereka pikir salah atau menyesatkan. Isu praktik etis dalam PR terkait
erat dengan upaya menuju akreditasi dan lisensi. Dengan mempromosikan tanggung jawab dan
pengakuan profesional, organisasi PR dapat mendorong perilaku etis dan kesadaran di antara
para anggotanya.
Reflection : Jadi, dalam praktik PR ternyata ada hukum dan etikanya pada saat kita ingin
mengeluarkan pendapat atau mengutip sebuah statement dari orang lain itu ada ketentuan hukum
dan etika, intinya kita tidak boleh seenaknya menggunakan hak cipta atau mengeluarkan
statement tanpa persetujuan bersama jika dalam sebuah organisasi.

Anda mungkin juga menyukai