Anda di halaman 1dari 10

Bab 2 Perilaku Biaya 1

BAB II
PERILAKU BIAYA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat:


1. Memahami dan menguasai konsep klasifikasi biaya
2. Memahami, menguasai, dan menerapkan metode pemisahan biaya tetap dengan biaya
variabel
~0~

Walaupun penyusunan informasi biaya untuk pelaporan keuangan eksternal adalah penting,
namun penyediaan informasi biaya untuk tujuan kalkulasi biaya produk lainnya dan
pengendalian operasional juga penting. Memahami perilaku biaya adalah penting bagi
pemenuhan tujuan-tujuan tambahan ini. Dengan mengetahui biaya aktivitas berperilaku
akan mempermudah pembebanan penentuan biaya produk dan memberi input penting untuk
beberapa aktivitas seperti penganggaran dan keputusan membuat atau membeli.

Konsep Perilaku Biaya

Setiap aktivitas mempunyai input dan output. Input aktivitas adalah sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu aktivitas untuk memproduksi outputnya. Input aktivitas adalah
factor-faktor yang memungkinkan aktivitas tersebut dilaksanakan dan dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 kategori: bahan, energi, tenaga kerja dan modal. Aktivitas
mengubah input untuk memproduksi output.

Output aktivitas adalah hasil produk dari suatu aktivitas. Sebagai contoh, jika aktivitas
adalah memindahkan bahan, maka inputnya adalah seperti keranjang besar (bahan), bahan
bakar (energi), operator forklift (tenaga kerja) dan forklift (modal). Output dapat berupa
perpindahan bahan. Ukuran output aktivitas berguna untuk menilai lamanya waktu
aktivitas dijalankan.

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 2

Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya
sebagai respon atas perubahan tingkat aktivitas dalam bisnis. Seberapa besarkah biaya
berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan?

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa berdasarkan perilakunya biaya dibedakan sebagai


biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak bergantung pada besar kecilnya
volume kegiatan, tetapi biaya per unitnya berhubungan secara negatif terhadap volume
kegiatan. Yakni, semakin besar volume kegiatan, semakin kecil biaya per unitnya; dan
sebaliknya.
Misalnya, seorang konsultan menyewa ruangan kantor dengan sewa setahun Rp 12.000.000.
jika jumlah jam kerja merupakan volume kegiatan, maka berapapun jumlah jam kerja, biaya
totalnya tetap Rp 12.000.000, namun biaya per unit berubah-ubah berbanding terbalik
dengan volume kegiatan.

Persamaan linear y = a + bx, dengan asumsi b = 0, maka y = a

Biaya sewa/tahun (a),


Jumlah jam kerja/tahun (x) Sewa/ jam kerja
(y=a)
Rp 12.000.000 2500 jam Rp 4.800
Rp 12.000.000 2800 jam Rp 4.285
Rp 12.000.000 3000 jam Rp 4.000
Rp 12.000.000 3200 jam Rp 3.750

Biaya Tetap
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 3

Untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian, biaya tetap diklasifikasikan ke dalam


committed fixed cost (CFC) dan discretionary fixed cost (DFC).
 CFC adalah biaya tetap yang dibutuhkan meskipun kegiatan perusahaan berada pada titik
yang amat rendah sekalipun, termasuk kemungkinan ditutupnya perusahaan untuk
sementara waktu. CFC meliputi biaya-biaya tetap yang berhubungan dengan investasi
dalam fasilitas, peralatan, dan struktur dasar organisasi sebuah perusahaan. Dalam
literatur lain dijelaskan bahwa CFC merupakan biaya akibat memiliki harta (penyusutan,
sewa, asuransi, pajak, kekayaan, dan gaji). Biaya-biaya ini sulit ditelusuri hubungannya
dengan volume output. Contohnya, penyusutan, pajak bumi dan bangunan, dan gaji para
eksekutif.
Setelah pabrik dan fasilitasnya dibangun, sulit untuk mengurangi CFC. Di samping itu
setelah suatu organisasi berhasil dikembangkan menjadi besar, makin besar pula CFC-
nya dan sulit untuk menguranginya. Sekali manajemen mengambil keputusan untuk
mengeluarkan biaya ini, maka pembebanannya akan meliputi sampai jangka yang
panjang. Oleh sebab itu manajemen harus hati-hati melakukan perluasan pabrik atau
perluasan usaha, karena hal itu akan menyebabkan CFC tinggi, dan makin tinggi biaya
tetap yang harus ditanggung oleh manajemen.
 DFC dikenal juga sebagai managed fixed cost, adalah biaya tetap yang timbul sebagai
akibat dari keputusan tahunan manajemen untuk membelanjai bidang-bidang biaya tetap
tertentu seperti iklan, pelatihan karyawan, dan penelitian. Sebagai contoh, untuk
meningkatkan penjualannya dalam satu periode tertentu, manajemen memutuskan untuk
meningkatkan biaya iklan sampai pada jumlah tertentu. Begitu rencana dilaksanakan
dengan mengikat kontrak dengan sebuah stasiun televisi untuk iklan setahun penuh,
maka biayanya akan menjadi biaya tetap yang jumlahnya ditentukan berdasarkan
kebijakan selama masa kontrak tersebut.

Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya totalnya berubah-ubah secara proporsional
dengan perubahan volume kegiatan, tetapi biaya per unitnya tetap. Semakin besar volume
kegiatan, semakin besar pula biaya totalnya.

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 4

Contoh, upah tenaga kerja langsung umumnya bersifat variabel. Jika upah per unit produk
adalah Rp 1.000, maka untuk 20 unit upahnya Rp 20.000. Bagaimana jika tenaga kerja dapat
menghasilkan jumlah unit produk yang berbeda?

Persamaan linear y = a + bx, dengan asumsi a = 0, maka y = bx

Jumlah Unit dihasilkan (x) Upah per Unit Produk (b) Upah Total (bx),(y=bx)
20 Rp 1.000 Rp 20.000
30 Rp 1.000 Rp 30.000
28 Rp 1.000 Rp 28.000
35 Rp 1.000 Rp 35.000

Bagaimana bentuk kurvanya?

Biaya variabel dapat dikelompokkan sebagai engineered variable cost (EVC) dan
discretionary variable cost (DVC).
 EVC atau true variable cost adalah biaya yang memiliki spesifikasi hubungan fisik yang
eksplisit dengan pelaksanaan suatu aktivitas (antara masukan dan keluaran). Biaya ini
timbul dari operasi normal perusahaan. Contoh; biaya BBB dan BTKL yang berubah
volumenya karena proses perekayasaan produk, atau biaya untuk pembuatan faktur dan
kartu piutang pada bagian administrasi.
 DVC atau step variable cost adalah biaya yang variabilitasnya terhadap volume kegiatan
semata-mata karena keputusan manajemen, bukan karena adanya hubungan secara fisik
antara masukan dan keluarannya. Misalnya; biaya iklan ditetapkan sebesar 10% dari
penjualan. Maka, naik turunnya biaya iklan itu bukan karena naik turunnya volume
penjualan, melainkan kebijakan manajemen.

Biaya Semivariabel/ Biaya Campuran


Biaya tertentu bersifat campuran antara tetap dan variabel. Misalnya, seorang salesman
dibayar dengan gaji Rp 300.000/ bulan, ditambah bonus 10% dari gaji tetap untuk tiap unit
barang yang berhasil dia jual. Misalnya pada bulan tersebut salesman tersebut tidak menjual
apapun, maka gaji yang diterima adalah Rp 300.000. Akan tetapi bila dalam sebulan dia
berhasil menjual 4 produk, maka gaji yang akan diterima adalah Rp 420.000.

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 5

Contoh lain, kantor pengacara me-lease mesin fotokopi. Perjanjian lease menyebutkan
pembayaran lease sebesar $ 3.000 dibayar setiap awal tahun. Perusahaan bertanggung jawab
atas pembayaran biaya operasi, yang rata-rata $ 0,02 per copy dan menutup biaya toner,
kertas, dan pemeliharaan. Mesin fotokopi di-lease selama 5 tahun dan memiliki kemampuan
produksi 600.000 lembar. Jadi, $ 3.000 mencerminkan biaya sumber daya yang diperoleh
di muka dan $ 0,02 mencerminkan biaya perolehan sumber daya ketika diperlukan dan
digunakan. Perilaku biaya untuk aktivitas pengkopian ditunjukkan oleh persamaan berikut:
Y = $ 3.000 + $ 0,02X

Y-Values
14000

12000

10000

8000

6000

4000

2000

0
0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

Beban tetap sebesar $ 3.000 membuat kapasitas penggandaan tersedia, tetapi menggunakan
kapasitas tersebut juga menciptakan biaya. Pada kenyataannya, untuk setiap copy yang
dihasilkan, perushaan harus membayar tambahan sebesar $ 0,02. Semakin banyak copy
yang dibuat, semakin meningkat juga jumlah biaya yang harus dibayarkan per tahunnya.

Beberapa jenis biaya tertentu yang bersifat campuran sulit dipisahkan dengan pasti berapa
bagiankah yang bersifat variabel, dan berapa bagian yang bersifat tetap. Untuk kepentingan
perencanaan dan pengendalian, agar dapat dimanfaatkan dengan baik, informasi biaya
semivariabel sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu unsur-unsur biaya variabel dan biaya
tetapnya.

ANALISIS BIAYA CAMPURAN


Beberapa teknik untuk memisahkan biaya semivariabel antara lain; metode titik tertinggi
dan terendah (high-low point method), metode diagram pencar (scatter method), dan analisis
regresi linear (linear regression analysis).

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 6

Setiap metode menggunakan asumsi hubungan biaya linear. Biaya campuran dapat
diestimasi menggunakan persamaan garis lurus.

𝒚 = 𝒂 + 𝒃𝒙

Keterangan:
y = total biaya sebagai variabel dependen
a = biaya tetap total
b = biaya variabel per unit aktivitas (parameter kemiringan/ koefisien regresi)
x = tingkat aktivitas sebagai variabel independen

Parameter titik potong (intercept parameter) menunjukkan biaya tetap aktivitas. Secara
grafik, parameter titik potong adalah titik dimana garis biaya campuran memotong sumbu
(vertical) dengan biaya. Parameter kemiringan (slope parameter) menunjukkan biaya per
unit aktivitas variable. Secara grafik ini menunjukkan kemiringan garis biaya campuran.

1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah


Metode ini menyeleksi terlebih dahulu dua titik yang akan digunakan untuk menghitung
parameter a dan b. Secara khusus, metode ini menggunakan titik tertinggi dan terendah.
Titik tertinggi didefinisikan sebagai titik dengan tingkat aktivitas tertinggi. Dan titik
terendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat aktivitas terendah.

Data biaya dan aktivitas pada PT. X

Bulan Biaya Persiapan Jam Persiapan


Januari $ 1000 100
Februari $ 1250 200
Maret $ 2250 300
April $ 2500 400
Mei $ 3750 500
Total $ 10750 1500

Dimisalkan titik terendah diwakili oleh (x1;y1) dan titik tertinggi ditunjukkan oleh
(x2;y2), maka pada contoh tersebut akan diperoleh hasil sebagai berikut.

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 7

Titik terendah (x1;y1) = (100;1000)


Titik tertinggi (x2;y2) = (500;3750)

Yang dilakukan selanjutnya adalah menghitung nilai b dan a, dengan rumus:


𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑏=
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑎 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙


𝑎 = 𝑦2 − 𝑏𝑥2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎 = 𝑦1 − 𝑏𝑥1

Metode ini memiliki keunggulan pada objektivitas. Yakni setiap orang yang
menggunakan metode titik tertinggi dan terendah pada sekumpulan data tertentu maka
akan mendapatkan hasil yang sama. Selain itu, metode ini lebih mudah pada
penggunaannya karena analisis dapat dibuat dengan cara yang lebih mudah. Metode ini
antara lain sangat berguna dalam membantu memberikan gambaran sederhana dalam
pengujian secara cepat atas penaksiran biaya.
Metode tinggi-rendah biasanya tidak sebaik metode lainnya. Karena dalam analisisnya
hanya digunakan dua data yang tertinggi dan terendah saja. Konsekuensinya, semakin
banyak data yang harus dianalisis maka hasil perhitungan dengan metode ini semakin
tidak mewakili. Apalagi bila terdapat data dengan fluktuasi yang tajam dari waktu ke
waktu.

2. Metode Scatterplot (Diagram Pencar)


Metode ini dilakukan dengan menempatkan titik-titik perpotongan biaya dengan volume
kegiatan dalam satu grafik yang terdiri dari sumbu x dan sumbu y. Sumbu vertikal adalah
total biaya aktivitas dan sumbu horisontal adalah keluaran aktivitas.
Selanjutnya, manajer atau analis harus secara visual menempatkan garis pada titik -titik
scatterplot, ketika melakukannya, garis tersebut harus dipilih untuk menentukan titik
terbaik.

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 8

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 100 200 300 400 500 600

Anggaplah bahwa manajemen memilih garis lurus yang melalui titik 1 dan 3 sebagai
yang terbaik (yang dianggap terbaik adalah titik yang garis lurusnya dapat ditarik sedekat
mungkin dengan titik-titik data dibanding dengan garis lurus lainnya).
Selanjutnya, koordinat titik 1 dan 3 itu yang akan dipergunakan untuk menghitung
estimasi biaya tetap dan biaya variabel.
Kita dapat membuat garis yang menghubungkan titik 1 dan titik 3 sebagai garis regresi.
Selanjutnya, dapat ditarik garis lurus berikutnya ke kiri hingga memotong garis vertikal.
Titik perpotongan itu menunjukkan level biaya tetap pada level tanpa aktivitas. Untuk
menunjukkan total biaya tetap pada berbagai tingkat aktivitas, dari titik perpotongan
tersebut dapat ditarik garis lurus mendatar ke kanan. Garis ini disebut biaya tetap.

Keunggulan metode diagram pencar adalah mudah, cepat, dan taksiran fungsi biayanya
teliti karena hubungan yang ada antara biaya dan aktivitas dipertimbangkan (dengan
pemeriksaan secara visual)
Kelemahan metode ini adalah tidak adanya kriteria objektif untuk memilih garis terbaik.
Kualitas rumus biayanya bergantung pada kualitas subjektif analis (metode ini
bergantung pada kualitas judgement analis karena dia yang harus memilih secara visual
ketepatan yang terbaik). Masing-masing orang bisa membuat garis lurus yang berbeda
melalui diagram pencar yang sama.

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 9

3. Analisis Regresi Linear (Kuadrat Terkecil)


Metode regresi kuadrat terkecil untuk mengestimasi suatu hubungan linier didasarkan
pada persamaan untuk sebuah garis lurus y = a+bx. Selanjutnya untuk menghitung nilai
a dan b, menggunakan rumus sebagai berikut.

n(Σxy) − (Σx)(Σy)
𝑏=
𝑛 (Σx 2 ) − (Σx)2

(Σ𝑦) − 𝑏(Σ𝑥)
𝑎=
𝑛

Dimana: x = tingkat aktivitas


y = total biaya campuran
a = total biaya tetap
b = biaya variabel/ unit aktivitas
n = jumlah observasi
∑ = penjumlahan n observasi

Tugas
berdasarkan sumber; Hansen & Mowen, Akuntansi Manajemen (Hal 124, soal nomor 3-9)

Berikut adalah biaya yang dikeluarkan Jim Beaumont untuk aktivitas penggantian oli di
perusahaannya. Total biaya per bulan meliputi gaji dua orang bagian pelayanan, penyusutan fasilitas
dan peralatan, utilitas, dan perlengkapan seperti pelumas dan pembersih. (Biaya oli tidak termasuk,
karena berbeda dari mobil ke mobil dan dibebankan ke pelanggan berdasarkan jumlah liter yang
sebenarnya digunakan).
Data untuk delapan bulan terakhir adalah sebagai berikut.

Bulan Jumlah Penggantian Oli Biaya Total


Mei 1100 7150
Juni 1400 7950
Juli 1380 8350
Agus 1250 7425
Sept 890 5730
Okt 900 5730
Nov 850 5450
Des 700 5150

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG


Bab 2 Perilaku Biaya 10

Diminta:
1. Siapkan grafik Scatter berdasarkan data ini. Gunakanlah biaya untuk sumbu vertikal dan
jumlah penggantian oli untuk sumbu horizontal. Hitunglah fungsi linear dengan metode
Scatterplot.
2. Hitunglah fungsi biaya linear untuk jasa penggantian oli dengan menggunakan metode titik
tertinggi terendah. Hitunglah perkiraan biaya bulan Januari untuk 1000 penggantian oli.
3. Dengan menggunakan rumus biaya regresi, berapakah perkiraan biaya bulan Januari untuk
1000 penggantian oli?

Daftar Referensi

(1)Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : BP STIE YKPN


(2)Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya, Buku 1. Yogyakarta: BPFE.
(3)Hansen & Mowen. 2017. Akuntansi manajemen Jilid 1. Jakarta: Erlangga
(4)Hansen & Mowen. 2017. Akuntansi manajemen Jilid 2. Jakarta: Erlangga
(5)Carter, William K. 2017. Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta.

Akuntansi Manajerial | RZ | POLITEKNIK NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai