Anda di halaman 1dari 7

STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

(MANAJEMEN PASAR MODAL)

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Gusti Ray Kamandanu 1711011012

Afifah Rizky Pratiwi 1711011014

Arpan Maulana 1711011056

Atika Putri Dianti 1711011108

S1 Manajemen Reguler

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019
1. PENGERTIAN STOCK SPLIT
Stock Split atau Pemecahan Saham adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan
perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memecahkan nilai nominal saham
kedalam nilai nominal yang lebih kecil, dengan cara memecahkan selembar saham menjadi
beberapa lembar saham.
Pemecahan tersebut dilakukan dengan rasio tertentu, sehingga jumlah lembar saham yang
beredar akan meningkat secara proporsional dengan penurunan nilai nominal sahamnya
tanpa adanya transaksi jual beli, sehingga modal yang dimiliki oleh si pemegang saham
tidak berubah.

2. JENIS-JENIS STOCK SPLIT

Pada dasarnya ada dua jenis yang dapat dilakukan dalam aksi korporasi sebuah
perusahaan, yaitu:
1. Split Up atau Stock Split

Stock Split adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya stock split dengan faktor pemecahan
1:2 maksudnya adalah setiap satu lembar saham lama sebelum stock splitditukar dengan
dua lembar saham baru setelah stock split.
Contoh sebelum stock split, harga saham sebesar Rp1.000, setelah stock split, harga saham
menjadi sebesar Rp500, dengan jumlah lembar beredar lebih banyak 2 kali lipat, sehingga
bila Anda mempunyai saham saat Rp1.000 sebanyak 10 lot, setelah dipecah menjadi
Rp500, Anda mempunyai sebanyak 20 lot.

2. Split Down atau Reverse Stock Split

Merupakan peningkatan nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah
saham yang beredar. Misalnya Reverse Stock Split dengan faktor pemecahan 2:1
maksudnya adalah setiap dua lembar saham lama sebelum reverse stock split ditukar
dengan satu lembar saham baru setelah reverse stock split.
Contoh sebelum reverse stock split, harga saham sebesar Rp200, setelah melakukanreverse
stock split, harga saham menjadi sebesar Rp400, dengan jumlah lembar beredar berkurang
setengahnya, sehingga bila Anda mempunyai saham saat Rp200 sebanyak 50 lot, setelah
disatukan menjadi Rp400, Anda mempunyai hanya sebanyak 25 lot.

Perhitungan Skema Stock Split dan Reverse Stock Split

Stock split dapat dianalogikan seperti satu loyang pizza. Pada awalnya utuh satu loyang.
Ketika di-split atau dibelah menjadi lima, namun satu loyang itu tetap milik Anda. Misal
sebuah perusahaan ingin melakukannya 1:5 dengan harga saham di bursa sebesar Rp5.000,
maka harga sahamnya sekarang menjadi Rp1.000, seperti saat seseorang menukarkan
selembar uang Rp5.000 menjadi lima lembar uang Rp1.000
Sementara reverse stock split, bila dianalogikan juga dengan loyang pizza, yang pada
awalnya ada 5 bagian, disatukan menjadi satu bagian besar. Misal sebuah perusahaan ingin
melakukan reverse stock split 5:1 dengan harga saham di bursa sebesar Rp1.000, maka
harga sahamnya sekarang menjadi Rp5.000, seperti saat seseorang menukarkan lima
lembar uang Rp1.000 dengan selembar uang Rp5.000 Dalam prosesnya, ada beberapa
informasi yang perlu diketahui oleh investor sehubungan dengan stock split atau reverse
stock split yang dilakukan oleh perusahaan:

1. Stock Split Ratio, atau rasio pemecahan saham, yaitu perbandingan jumlah saham
baru terhadap saham lama.
2. Cumdate (RG, NG), yaitu tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai
nominal lama di bursa.
3. Exdate (RG, NG) atau Splitting Date, Tanggal dimulainya perdagangan saham
dengan nilai nominal baru di bursa.
4. Recording Date, Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan
nilai nominal lama.
5. Exdate (TN), yaitu tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai
nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening
efek perusahaan atau efek bank kustodian di KSEI.

Mekanisme dan informasi mengenai kebijakan akan diberitahukan oleh dewan direksi
perusahaan berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika
dalam RUPS memutuskan adanya perubahan anggaran dasar, keputusan tersebut dibuat
dihadapan notaris yang ditunjuk oleh dewan direksi.
Perubahan anggaran dasar tersebut harus diterima dan dicatat oleh Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan kantor pendaftaran
perusahaan daerah setempat. Dewan Direksi nantinya akan memberitahukan tata cara
konversi saham dan pemecahan nilai nominal saham

3. TUJUAN STOCK SPLIT

Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu:

1. Menambah jumlah saham yang beredar agar ada lebih banyak investor yang dapat
memiliki saham tersebut.
2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham dengan banyaknya lembar saham yang
beredar.
3. Menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk
membeli/memiliki saham tersebut.
4. Agar investor kecil dapat membelinya setelah harganya dipecah menjadi lebih
kecil. Jika harga saham terlalu mahal maka dana dari investor kecil tidak akan
mampu menjangkaunya.
5. Mengubah jumlah saham odd lot menjadi round lot. Odd lot adalah kondisi di mana
investor mempunyai saham dibawah 100 lembar (1 lot), sedangkan round lot adalah
investor yang membeli saham sejumlah kelipatan 100 lembar.
6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki
saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah
dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi.
Dari alasan yang sudah disebutkan di atas, secara garis besarnya, perusahaannya karena
alasan likuiditas. Hal ini dilakukan juga karena perusahaan tidak menghendaki harga pasar
yang terlalu tinggi.
Perusahaan sadar betul pentingnya likuiditas dalam perdagangan saham, karena sebuah
saham yang kurang likuid dapat berpengaruh pada minat investor sehingga secara tidak
langsung juga mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Karenanya perusahaan
seringkali melakukan stock split untuk menambah tingkat likuiditas sahamnya.
Dengan semakin banyaknya saham yang beredar, maka saham tersebut pun dapat makin
aktif diperdagangkan di bursa. Penyebaran sahamnya di kalangan investor pun menjadi
semakin luas. stock split pun dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.
Ambil contoh, ada sebuah saham ABCD yang ditransaksikan seharga Rp100.000 per
lembarnya. Dengan harga saham yang tinggi per lembarnya maka sahamnya tidak
terjangkau oleh investor yang dananya terbatas, karena untuk membeli 1 lot saja,
membutuhkan dana Rp10 juta.
Setelah saham ABCD tersebut melakukan stock split 1:25, maka harganya menjadi lebih
murah dan terjangkau, dimana 1 lot nya dapat dibeli seharga Rp400 ribu saja. Dengan
demikian likuiditas saham tersebut meningkat.
Biasanya perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang berfundamental
bagus tapi harga sahamnya sudah tinggi. Dengan adanya pemecahan saham tersebut,
pemegang saham harus menukarkan sahamnya dengan saham baru yang memiliki nilai
nominal lebih rendah.
Sebab jika batas waktu penukaran yang ditetapkan terlampaui, maka saham dengan nilai
nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.

4. PENGARUH STOCK SPLIT PADA PERGERAKAN HARGA SAHAM

Secara umum, harga saham yang terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor dalam
membeli saham tersebut. Dengan adanya stock split, diharapkan akan meningkatkan daya
beli investor terhadap saham tersebut. Bila daya beli investor meningkat, maka harga
saham pun bisa makin terkerek naik.
Namun perusahaan yang melakukan stock split saham tidak selalu sahamnya mengalami
dampak positif. Beberapa saham setelah stock split mengalami penguatan, namun
beberapa lainnya mengalami pelemahan secara signifikan.
Murahnya saham yang dapat dinikmati oleh investor retail memang menambah likuiditas,
namun aktivitas pemodal kecil yang sangat aktif bertransaksi justru malah menahan
lajunya kenaikan harga.
Selain itu, naik turunnya harga saham setelah stock split tentunya juga dipengaruhi faktor
lain di luar stock split itu sendiri, baik fundamental perusahaan, maupun trend sektor dan
industrinya.
5. TUJUAN REVERSE STOCK SPLIT

Reverse Stock Split yaitu aktivitas mengurangi jumlah saham beredar dan menaikkan
nominal harga sahamnya. Hal ini biasanya dilakukan untuk menaikkan harga sahamnya,
sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan.
Reverse Stock Split merupakan langkah penyelamatan yang dilakukan perusahaan agar
sahamnya memenuhi persyaratan marginability untuk menjaga status listing di pasar
modal.
Bila stock split dilakukan ketika harga saham sudah naik terlalu tinggi agar menjadi
rendah dan terjangkau oleh investor. Maka sebaliknya, reverse stock split dilakukan ketika
harga saham turun terus dan terancam delisting (penghapusan) dari bursa. Bursa Efek
Indonesia sendiri menerapkan aturan batas bawah minimum adalah Rp50 per lembar
saham.

6. PENGARUH REVERSE STOCK PADA PERGERAKAN HARGA SAHAM

Pada umumnya, jarang ada perusahaan yang melakukan reverse stock split. Saham yang
sangat murah, dan biasanya berada di ambang batas bawah Rp50, justru kurang aktif
diperdagangkan dan tidak likuid. Saham yang nominalnya senilai Rp50, banyak yang ingin
menjualnya, namun jarang ada yang ingin membelinya, sehingga akan sangat sulit
dicairkan.
Dengan melakukan reverse stock, diharapkan akan terjadi aktivitas transaksi yang lebih
likuid. Memang harga saham yang bersangkutan akan naik, namun investor yang tadinya
tidak bisa menjual saham tersebut mulai dapat menjual sahamnya. Dan karena adanya aksi
jual yang cukup signifikan dari investor penjual, saham yang mengalami reverse
stock dapat seketika turun cukup dalam.

7. PERUSAHAAN YANG STOCK SPLIT DI TAHUN 2018

1. PT SARIGUNA PRIMATIRTA Tbk (CLEO)

PT Sariguna Primatirta Tbk merupakan emiten air minum dalam kemasan. Cleo telah
merealisasikan stock split pada Selasa 3/7/2018. Rasio stock split (pemecahan saham) nilai
nominal saham CLEO dari Rp100 akan menjadi nilai nominal baru sebesar Rp20. Rasio
penggabungan unit saham yaitu sebesar 1:5. Setelah BEI memberikan surat persetujuan
penyelesaikan nilai nominal maka jumlah efek perusahaan setelah stock split menjadi 11
miliar saham dari sebelumnya 2.2 miliar saham. Pada Senin 2/7/2018 saham CLEO turun 50
poin atau 3,94% menjadi Rp.1.220, sedangkan pada perdagangan Selasa 3/7/2018 dengan
rasio stock split 1:5 saham CLEO dimulai pada level Rp.244. Sepanjang tahun berjalan harga
saham CLEO naik sbesar 61,59%.

Jika dilihat dari pertumbuhan penjualan bersih PT Sariguna Primatirta Tbk setelah
stock split sbesar 16,99% menjadi Rp.162,59 miliar pada kuartal I 2018 dari periode
sebelumnya Rp138,97 miliar. Perusahaan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat
diatribusikan untul pemilik entitas tumbuh 44,54% menjadi Rp 12,56 miliar hingga kuartal I
2018 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp.8,69 miliar. Dengan demikian, keputusan
PT Sariguna Primatirta Tbk untuk melakukan stock split sangat tepat karena dengan
bertambahnya total penjualan bersih maka akan berpengaruh pada struktur modal dan dapat
mengembangkan usahanya sebagaimana rencana awal perusahaan yaitu membuka pabrik di
Ungaran dan Kendari.

Sebelum Stock Split Sesudah Stock Split


Efek
Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Nominal
Saham 2.200.000.000 Rp100 11.000.000.000 Rp20
Harga Rp1.220 (2 Juli 2018) Rp244 (3 Juli 2018)

2. PT SANURHASTA MITRA Tbk (MINA)

PT Sanurhasta Mitra Tbk bergerak dalam bidang pengembangan property, restaurant


pariwisata dan hotel. PT Sanurhasta Mitra Tbk berencana melakukan stock split dan telah
mendapatkan persetujuan dari pemegang saham lewat RUPSLB. Pada 4/7/2018 memulai
perdagangan saham dengan nilai nominal baru sebesar Rp20 sebelumnya nilai nominal
sebesar Rp 100. Berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) rasio pemecahan
nominal saham MINA adalah 1:5. Jumlah saham MINA sebelum stock split sebanyak
1.312.500.000 lembar dan setelah stock split jumlah sahamnya menjadi 6.562.500.000.
Berdasarkan data RTI saham MINA naik 10% ke level Rp2.090 per saham, yang sebelumnya
mengalami penurunan sebesar 23.91%. Dengan melakukan stock split bertujuan menarik
investor karena memiliki kinerja fundamental yang unggul di sektornya. Berdasarkan hasil
dari stock split perusahaan PT Sanurhasta Mitra Tbk dampaknya bagi struktur modal cukup
signifikan karena adanya peningkatan penjualan sebesar 6%.

Sebelum Stock Split Sesudah Stock Split


Efek
Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Nominal
Saham 1.312.500.000 Rp100 6.562.500.000 Rp20
PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

3. PT TOTALINDO EKA PERSADA Tbk (TOPS)

PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) adalah perusahaan konstruksi yang melakukan
stock split pada Senin, 9 Juli 2018. Sebelum melakukan stock split pada 9 Juli 2018, saham
TOPS terpantau naik ke Rp 4.620 per saham, hingga siang hari saham TOPS telah
ditransaksikan sebanyak 3 juta lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,99 miliar.
Stock split dengan rasio Rp 100 per saham menjadi 20 per saham. PT Totalindo Eko Persada
Tbk (TOPS) akan melakukan stock split dengan rasio 1:5 dari semula Rp100 per saham
menjadi Rp20 per saham. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan terkait dengan stock split
sehingga modal dasar perseroan berjumlah Rp2 triliun terbagi atas 100 miliar saham yang
masing-masing Rp20. Adapun, modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh
sebesar 33% atau 33,33 miliar saham dengan nilai nominal Rp666,60 juta. Sekadar
mengingatkan, saat melantai di bursa saham pada 16 Juni 2017, harga saham IPO Totalindo
dipatok sebesar Rp 310 per saham. Adapun kini, hingga penutupan perdagangan Rabu (2/5),
harga saham Totalindo sudah bertengger di level Rp 4.220. Artinya, kurang dari setahun
harga saham Totalindo melonjak hingga 1.261,29%.

Fenomena lonjakan harga saham Totalindo sempat masuk radar Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pada 21 Juli 2017, BEI merilis pengumuman ihwal peningkatan harga saham
Totalindo yang di luar kebiasaan dan masuk katagori unusual market activity (UMA). Tak
berselang lama, manajemen Totalindo merilis pengumuman bahwa pihaknya pada akhir Juli
2017 telah menjadi kontraktor utama dari proyek Agung Sedayu Group senilai Rp 440 miliar.
Proyek tersebut mencakup pembangunan Sedayu City tahap 1 sebanyak 3 tower dari total 20
tower di Kepala Gading, yang merupakan apartemen kelas menengah.

Kontrak dari Agung Sedayu, menyebabkan harga saham Totalindo kian menjulang.
Lonjakan harga saham Totalindo pun tidak terpengaruh saat perusahaan ini merilis laporan
keuangan paruh pertama 2017 yang membukukan penurunan periode laba berjalan sebanyak
35,62%. Laba berjalan Totalindo semester I 2017 turun menjadi Rp 112,19 miliar, dari
periode yang sama tahun 2016 yang sebesar Rp 174,26 miliar.

Adapun pada laporan keuangan Totalindo kuartal pertama 2018, laba perusahaan ini
anjlok 64,66% menjadi Rp 20,58 miliar dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 58,24
miliar.

Sebelum Stock Split Sesudah Stock Split


Efek
Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Nominal
Saham 6.666.000.000 Rp100 33.330.000.000 Rp20
Harga Rp4.620 Rp794

Anda mungkin juga menyukai