Anda di halaman 1dari 3

STOCK SPLIT (PEMECAHAN SAHAM)

A. Pengertian Stock Split


Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil,
misalnya dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham atau dari Rp 500 per saham
menjadi Rp 100 per saham.

B. Tujuan Stock Split


Stock split bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena
jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah.
Hal ini akan sangat efektif bila dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah
cukup tinggi.

C. Dasar Stock Split Dilakukan


Keputusan untuk melakukan stock split harus didasarkan atas persetujuan
pemegang saham pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang saham.

D. Dampak Stock Split bagi Pemegang Saham


Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak
dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil, tapi bersamaan dengan itu pula harga
saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Dengan demikian, secara
keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak mengalami perubahan.
Dengan adanya stock split, maka pemegang saham harus menukarkan sahamnya
terlebih dahulu dengan saham baru hasil stock split agar dapat diperdagangkan di bursa.

E. Pemegang Saham Harus Menukarkan Sahamnya dengan Adanya Stock Split


Dalam pemecahan saham, pemodal harus menukarkan sahamnya dengan saham
baru yang memiliki nominal lebih kecil. Sebab, setelah batas periode penukaran yang
ditetapkan lewat, saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.

F. Beberapa Hal Yang Perlu Diketahui Pemodal Sehubungan dengan Adanya Stock Split
Beberapa hal yang perlu diketahui sehubungan dengan stock split, antara lain:
 Rasio stock split yaitu perbandingan jumlah saham baru terhadap saham lama.
Misalnya rasio 2 untuk 1 berarti dua saham baru ditukar dengan setiap saham lama, 3
untuk 2 berarti tiga saham baru dapat ditukar dengan dua saham lama.
 Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di Bursa Efek.
 Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di Bursa Efek.
 Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.
 Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi
saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek perusahaan efek atau Bank
Kustodian di KSEI.

G. Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham di Bursa


Pada saat dimulainya perdagangan saham tersebut dengan nilai nominal yang baru,
maka harga saham tersebut di bursa akan dikoreksi sesuai dengan rasio dari stock split
atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama.

Contoh 14.1

Suatu saham nilai nominalnya dipecah dari Rp 500 menjadi Rp 100 dan harga terakhir
perdagangan saham tersebut dengan nominal lama adalah Rp 750 maka harga
pembukaan pada perdagangan dengan nilai nominal baru adalah:

100/500 X Rp 750 = Rp 150

Stock split juga dipengaruhi waktu dan rasio atau pemecahan harga nominal.
Beberapa contoh kasus stock split biasanya satu saham dipecah menjadi dua saham,
namun demikian tidak menutup kemungkinan lebih dari itu selama tidak melanggar
aturan di bursa. Secara matematis apabila kita mengetahui berapa rasio pemecahannya
kita dapat mengukur berapa koreksi harga yang akan terjadi secara teoritis.

Contoh 14.2
Contoh kasus emiten X akan melakukan stock split dengan rasio 1 saham lama menjadi 5
saham baru, harga sebelum tanggal perdagangan saham baru 3500, maka harga
teoritisnya menjadi 700. Dengan diketahuinya nilai teoritis tersebut investor dapat
memprediksikan berapa besar kisaran harga awal hari pertama perdagangan dengan
nominal baru. Dan investor dapat memposisikan dirinya dengan baik.
Harga teoritis itu didapatkan dari kalkulasi:

Saham lama
Faktor Koreksi =
Saham baru

Jadi, faktor koreksi = 1/5


= 0,20
Harga teoritis = Faktor Koreksi x Harga Saham Terakhir
= 0,20 x 3500
= 700
Contoh 14.3

Suatu perusahaan memiliki struktur modal sebelum adanya stock splits sebagai berikut:

Saham biasa (4000 lembar @Rp 1.000) Rp 4.000.000

Agio saham 2.000.000

Saldo laba 14.000.000

Jumlah Rp 20.000.000

Apabila perusahaan mengadakan stock split , 2 lembar saham baru akan ditukar dengan
1 lembar saham lama. Struktur modal setelah stock splits tampak sebagai berikut:

Saham biasa (8000 lembar @Rp 500) Rp 4.000.000

Agio saham 2.000.000

Saldo laba 14.000.000

Jumlah Rp 20.000.000

Dengan stock splits, tidak mengubah struktur modal dan jumlah modal sendiri, melainkan
akan mengubah jumlah lembar saham (menjadi bertambah) dan nilai nominalnya (menjadi
berkurang)

Anda mungkin juga menyukai