harus mengembangkan dengan baik lembaga-lembaga publik maupun swastanya (pilar I).,
insfrastruktur yang berkembang dengan baik (pilar 2), kerangka makro ekonomi yang stabil
(pilar 3), dan tenaga kerja yang sehat dan mampu membaca (pilar 4).
dalam tahap I beralih memasuki tahap 2. Dalam tahap 2 mereka harus mulai meningkatkan
efisiensi dalam proses produksi dan mutu produk yang mereka hasilkan. Pada tahap 2,
kemampuan bersaing didorong oleh pendidikan dan pelatihan (pilar 5), pasar-pasar yang efisiensi
dari produk yang dihasilkan (pilar 6), berfungsinya dengan baik pasar tenaga kerja (pilar 7),
kecanggihan pasar modal dan pasar uang (pilar 8), pasar valuta asing yang besar di dalam negeri
(pilar 10) dan kemampuan untuk meraih manfaat dari teknologi yang ada (pilar 9).
mempertahankan tingkat upah dan standar hidup yang tinggi kalau mereka mampu bersaing
dalam produk baru atau produk yang unik. Pada tahap 3 perusahaan harus bersaing melalui
inovasi (pilar 12) dan melalui penciptaan barang baru, barang yang berbeda, atau proses produksi
Ini berarti, meskipun semua Negara mengandalkan kedua belas pilar persaingan (12
pilars of comvetitiveness), namu penekanannya akan berbeda bergantung pada tahap di mana
mereka berada.
HAL 72
dibahas sebelumnya. Kajian itu adalah CPI, GCB, BPI, PERC, dan GCI. Korupsi seperti
komoditas ekonomi, ada permintaan dan penwaran . CPI, GCB, PERC dan GCI merupakan
kajian dari sisi permintaan. Sedangkan BPI merupakan kajian dari sisi penawaran.
Oleh karena itu, kita di Indonesia sering tersengat oleh CPI, GCB dan PERC yang
seakan-akan memojokkan kita atau kalau kajian tersebut menempatkan Negara tetangga pada
peringkat yang lebih baik dari Indonesia, kita mencibir. Pimpinan lembaga Negara yang di
Mereka bertanya dan mengecam CPI dan GCB ketika indeks ini dipublikasikan :
terkorup)
HAL 75
Setiap tahu KPK melakukan survei integritas. Survei terakhir dilakukan tahun 2008. Survey ini
merupakan wewenang KPK dalam pelaksanaan tugas koordinasi dan supervisi (Undang-Undang
No. 30 tahun 2002). KPK berwenang melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan
terhadap instansi yang melaksanakan pelayanan publik. Berbeda dengan indeks tentang korupsi
yang dibahas sebelumnya, indeks intergritas yang diterbitkan KPK tidaklah semata-mata