Kelompok 5 :
1. Putri Rijkiyah (1806010269)
2. Siti Nurhasanah (1806010040)
3. Rizky Citra Dewi (1806010008)
4. Okta Yusalfa Awwallia (1906010090)
BAB I
PENDAHULAN
LATAR BELAKANG
Penyebaran covid-19 yang saat ini sudah menyebar di berbagai Negara dan menjadi sorotan di dunia.
Penyebaran covid yang begitu cepat sehingga mengakibatkan pemerintah memberlakukan sistem Pembatasan Social
Berskala Besar). Namun, dengan adanya melakukan PSBB, sangat merugikan warga Indonesia dan sangat
berpengaruh terhadap sektor UMKM. Sektor UMKM Kedai Angkringan merupakan salah satu sektor yang sangat
berdampak oleh penyebaran pandemi Covid-19 serta memiliki peran yang sangat strategis bagi perekonomian
Indonesia. dengan adanya Pandemi Covid-19 ini Omzet Para Pedagang Kedai Angkringan menurun drastic,
sehingga para pedagang Kedai Angkringan pun bingung bagaimana cara mempertahankan usahannya dari
menurunnya pendapatan di Masa Pandemi Covid-19 ini. Sedangkan Mayoritas kegiatan UMKM membutuhkan
kehadiran fisik dimana saat pandemi Covid-19 terjadi banyak aktifitas UMKM yang terhenti selama kurang lebih
tiga bulan. Kebijakan-kebijakan tersebut yang kemudian juga mempengaruhi model bisnis dengan memanfaatkaan
teknologi yang disebut jual beli online. Namun beralihnya model online ini, produsen masih tidak bisa untuk
menutupi kerugian yang dialami serta penurunan pendapatan Sehingga masih banyak dibutuhkan kebijakan
pemerintah dalam melindungi UMKM agar dapat tetap kompetitif meskipun ditengah pandemic seperti saat ini.
PERUMUSAN MASALAH
Perekonomian Indonesia :
Perekonomian Indonesia merupakan negara berkembang terbesar di Asia
Tenggara dan terbesar. Kegiatan perekonomian di Indonesia mencakup seluruh kegiatan dan
kondisi ekonomi Indonesia. Sistem perekonomian yang dianut oleh Indonesia adalah sistem
ekonomi Pancasila, yaitu sistem ekonomi yang dijiwai oleh ideology Pancasila yang
merupakan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan nasional.
UMKM :
Secara umum, UMKM dikenal sebagai akronim dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah.
Namun, jika diruntut dari definisi dan sudut pandang yang berbeda, UMKM memiliki
pengertian yang jauh lebih luas. Bagi pelaku usaha, UMKM adalah bisnis atau usaha yang
dijalankan oleh perseorangan, rumah tangga, maupun badan usaha kecil.
Menurut ekonom senior, Prof. Ina Primiana, UMKM adalah kegiatan usaha berskala kecil
yang mendorong pergerakan pembangunan dan perekonomian Indonesia. Di sisi lain, M.
Kwartono Adi menjelaskan definisi UMKM secara lebih spesifik, yakni sebagai badan usaha
yang memiliki profit atau keuntungan tidak lebih dari 200 juta berdasarkan perhitungan fylaba
tahunan.
Manajemen Risiko dalam UMKM
Manajemen risiko UMKM adalah proses yang dilakukan untuk mengelola risiko yang melekat
pada setiap proses bisnis di setiap bagian dan level dalam perusahaan / organisasi skala UMKM,
sehingga mampu memberikan keyakinan tercapainya tujuan dan mengurangi ketidakpastian
yang melekat pada suatu proses bisnis yang pada akhirnya akan menciptakan kesempatan atau
opportunity secara lebih sistematis. Prinsip penerapan manajemen risiko UMKM dimulai dari
pemahaman bahwa setiap proses bisnis memiliki tujuan yang telah ditetapkan, dimana tujuan
utama dalam bisnis tentu adalah untuk mencapai keuntungan, dan setiap tujuan memiliki risiko
yang melekat pada setiap proses untuk mencapainya
Perbedaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
1. Usaha Mikro
Usaha mikro adalah jenis usaha yang biasanya dimiliki dan dikelola oleh individu atau keluarga. Sebuah usaha
termasuk sebagai usaha mikro saat keuntungan bersihnya setiap tahun tidak lebih dari 50 juta Rupiah. Pengelolaan
keuangan dalam bisnis mikro ini juga biasanya masih disatukan dengan keuangan pribadi pengelolanya.
2. Usaha Kecil
Sedangkan untuk usaha kecil adalah usaha yang memiliki keuntungan bersih dalam kisaran 50 juta sampai 300
juta Rupiah setiap tahunnya. Usaha ini dapat terdiri dari jenis bisnis informal, seperti industri produk fashion rumahan.
Maupun perusahaan atau institusi skala kecil, seperti toko kecil dan tempat makan.
3. Usaha Menengah
Terakhir, usaha menengah adalah jenis bisnis yang sudah mempunyai sistem pembukuan yang lengkap dan
terstruktur. Sebagai sebuah bisnis, usaha menengah memiliki pengelolaan yang lebih matang dan dipisahkan dari
keuangan pribadi milik pengelola usahanya.
KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Masa krisis ini menjadi momen yang tepat bagi pemilik UMKM untuk memperbaiki kualitas produk
ataupun layanannya serta berhenti sejenak untuk mengembangkan dan mempertahankan strategi penawaran
produk barang atau jasa yang menjadi basis bisnisnya dengan cara :
Adanya layanan delivery order dapat membantu konsumen untuk mendapatkan produk yang
diinginkan. Apalagi di masa Pandemi Covid 19 ini Pemberlakuan social distancing membuat orang-
orang untuk menetap di rumah saja dan tidak bisa melakukan transaksi pembelian makanan secara
langsung. Maka dari itu, Pada Kedai Angkringan sebaiknya menerapka system Delivery Order
Layanan ini pun bisa membantu usaha Kedai Angkringan agar bisa tetap survive mendapatkan
pembeli.
4. Membuat variasi produk makanan yang relevan namun tetap Mempertahankan Ciri Khas
pada Kedai Angkringan itu sendiri
Ciri khas angkringan bukan sekedar warung yang menjual makanan di gerobak kayu saja. Secara
kultural, penjual angkringan mampu menjadi "telinga" yang bisa mendengarkan beragam cerita, keluh-
kesah, dan uneg-uneg pembeli yang datang.
Semenjak imbauan untuk tetap di rumah, orang-orang jadi gemar memasak. Mengolah makanan
sendiri membuat mereka merasa lebih aman karena terjamin kebersihannya. Selain itu, perilaku banyak
orang yang melakukan work from home (WFH) rentan merasa jenuh dan bosan. Bagi penyedia produk
makanan, kita perlu melakukan variasi produk makanan yang relevan dengan perilaku baru
masyarakat saat ini,. Kita bisa menyediakan menu bahan baku atau ready to cook sesuai dari menu
yang ada di Kedai Angkringan itu sendiri , bisa menjual paket yang tinggal dimasak sendiri atau
menjual bahan bakunya.
5. Berikan insentif kepada pelanggan dalam bentuk promo
Selain itu dalam membuat variasi produk makanan, kita juga bisa menerapkan strategi bundling dengan
menawarkan paket yang menggabungkan beberapa produk makanan. Misalnya dengan membeli menu 2 Nasi
Kucing Sambel Teri dan 2 Sate Usus mendapatkan bonus tahu dan tempe, selain itu jika dibeli secara
bersamaan, maka harga yang ditawarkan lebih murah daripada hanya membeli 1 Nasi Kucing Sambel Teri saja.
Selain hal tersebut, promosi yang tepat untuk dilakukan adalah gencar memberikan voucher gratis ongkos
kirim bagi yang melakukan pemesanan melalui delivery order. Dengan melakukan promosi seperti ini,
konsumen akan terus terdorong untuk membeli produk di Kedai Angkringan selagi kita sudah
memperhitungkannya secara matang.
Pemerintah melalui Program PEN salah satunya adalah dukungan kepada BUMN
yang terdampak dan/atau membantu penanganan COVID-19 dalam bentuk PMN. Program
PEN Kebijakan PMN untuk Pemulihan UMKM diperlukan karena kontribusi terhadap
Perekonomian Indonesia dan karena UMKM merupakan sektor yang paling terdampak
akibat Pandemi COVID-19. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah (KUKM) dan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa setiap tahun jumlah UMKM
makin besar. Pemerintah dengan program PEN melalui kebijakan PMN telah cukup
komprehensif memperhatikan sektor UMKM yang perlu diberikan stimulus karena
memiliki kontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan merupakan sektor
yang paling terdampak akibat pandemi COVID-19.
Solusi Jangka Pendek untuk Membantu UMKM
1. Protokol kesehatan yang ketat dapat diterapkan ketika pemerintah memberikan izin bagi UMKM
untuk menjalankan aktivitasnya. Kewajiban penggunaan masker, sarung tangan, dan jarak aman antar
pekerja dapat dijadikan persyaratan bagi UMKM untuk terus menjalankan aktivitasnya.
2. Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kelonggaran pembayaran cicilan
hutang atau kredit bagi UMKM atau bahkan menunda proses pembayaran tersebut sampai enam bulan
kedepan dengan mempertimbangkan likuiditas keuangan UMKM.
3. Bantuan keuangan kepada para pelaku UMKM. Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan
anggaran sebesar Rp. 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat dari total
anggaran Rp. 405,1 triliun mengatasi pandemi Covid-19 melalui APBN 2020.
4. Kebijakan struktural untuk kepentingan jangka panjang. Kebijakan ini tidak saja digunakan untuk
menghadapi pandemi COVID-19 tapi juga era Industri 4.0 kedepannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian