Anda di halaman 1dari 13

PERMASALAHAN MODA TRANSPORTASI LAUT

DI INDONESIA BESERTA SOLUSINYA


NAMA KELOMPOK :

RISKA AURINA

YUNITA ANGRAENI

RIZKY CITRA DEWI


MUHAMMADAH AGHNIYA S

RAFIDA OKTAFIA

NUR GUSTI HATITA


Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara maritim dengan jumlah pulau terbesar didunia. Pulau di
Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang besar dan kecil, sehingga tanpa sarana angkutan transportasi
yang memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan.Kebutuhan akan
transportasi inimerupakan kebutuhan yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi, sosial dan
sebagainya. Karena transportasi merupakan aspek penting yang menjadi tulang punggung
perekonomian nasional, regional dan lokal. Untuk memajukan modatransportasi di laut Indonesia,
pemerintah harus menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan,
dan bandar udara
Pembahasan
Definisi Tranportasi Laut

Transportasi laut yang merupakan salah satu bagian dari Sistem Transportasi Nasional memegang peranan
penting dan strategis dalam mobilitas penumpang, barang dan jasa baik di dalam negeri maupun ke dan dari
luar negeri, disamping itu sebagai urat nadi kehidupan bidang ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan serta sebagai sarana untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Sehubungan
dengan peranan tersebut, sudah selayaknya apabila bangsaIndonesia memiliki sarana dan prasarana
transportasi laut yang tangguh dan potensial agar peranannya dapat berfungsi secara optimal.

Pelabuhan laut yang merupakan salah satu sub sistem transportasi laut adalah merupakan titik atau mode
dimana pergerakan barang dan atau penumpang dengan menggunakan moda laut akan dimulai, diakhiri atau
transit. Selain itu pelabuhan laut berperan besar dalam pencapaian sistem transportasi laut yang efektif dan
efisien, untuk tercapainya sistem yang efektif dan efisien sangat dipengaruhi olehkinerja pelabuhan laut yang
menghubungkan jaringan transportasi darat dan laut
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem
transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap pembangunan transportasi
merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian.

Dalam hal ini transportasi memegang peranan vital bagi pembangunan ekonomi daerah.
Melalui tersedianya sarana dan prasarana yang baik maka distribusi barang, jasa, maupun
manusia akan mampu berjalan lebih lancar, cepat, dan dalam kuantitas yang besar sehingga
pembangunan di daerah akan berjalan dengan mulus.Peranan transpotasi laut yang menunjang
salah satunya yaitu Teknologi pembuatan kapal. Teknologi pembuatan kapal di Indonesia
mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah mendapat pengaruh asing. Dari para
pelaut asing itulah bangsa Indonesia memperoleh tambahan pengetahuan teknologi navigasi
dan pelayaran,sehingga akhirnya Indonesia memiliki Industri kapal yang modern.
Beberapa contoh peranan transportasi dalam mempercepat pembangunan di Indonesia, yaitu:

• Usaha bongkar muat barang

• Usaha jasa pengurusan transportasi

• Usaha ekspedisi muatan kapal laut

• Usaha angkutan diperairan pelabuhan

• Usaha penyewaan peralatan angkutan laut/alat apung

• Usaha tally

• Usaha depo peti kemas

●  
Permasalahan Transportasi Laut

Beberapa permasalahan yang timbul dalam peranan transportasi laut untuk


mempercepat pembangunan Indonesia :

1. Masalah Transportasi Laut di Indonesia

Saat ini industri pelayaran Indonesia sangat buruk. Perusahaan pelayaran


nasional kalah bersaing di pasar pelayaran nasional dan internasional, karena
kelemahan di semua aspek, seperti ukuran, umur, teknologi, dan kecepatan
kapal. Di bidang muatan internasional (ekspor/import) pangsa perusahaan
pelayaran nasional hanya sekitar 3% to 5%, dengan kecenderungan menurun.
Situasi pelayaran sangat pelik, karena ketergantungan pada kapal sewa asing terjadi
bersamaan dengan kelebihan kapasitas armada domestic. Situasi bagai lingkaran tak berujung
itu disebabkan lingkungan investasi perkapalan yang tidak kondusif. Banyak perusahaan
pelayaran ingin meremajakan armadanya, tapi sulit memperoleh pinjaman di pasar uang
domestic. Dan disisi lain lebih mudah memperoleh pinjaman dari sumber-sumber luar negeri.
Beberapa perusahaan besar cenderung mendaftarkan kapalnya di luar negeri (flagged-out).
Tapi perusahaan kecil dan menengah tidak mampu melakukannya, sehingga tak ada alternative
kecuali menggunakan kapal berharga murah, tapi tua dan scrappy. Akibatnya terjadi
ketergantungan yang semakin besar pada kapal sewa asing dan pemrosotan produktivitas
armada.
2. Masalah Investasi Transportasi Laut

Di Indonesia terdapat dua kelompok besar penyelenggara transportasi Laut,


yaitu oleh pemerintah (termasuk BUMN) dan swasta. Masing-masing
kelompok terbagi dua. Di pihak pemerintah terbagi menjadi BUMN pelayaran
yang menyelenggarakan transportasi umum dan BUMN non pelayaran yang
hanya menyelenggarakan pelayaran khusus untuk melayani kepentingan
sendiri. Pihak swasta terbagi menjadi perusahaan besar dan perusahaan kecil
(termasuk pelayaran rakyat). Ragam mekanisme penyaluran dana investasi
pengadaan kapal ternyata sejalan dengan pembagian tersebut. Masing-masing
pihak di tiap-tiap kelompok memiliki mekanisme pembiayaan tersendiri.
3. Hambatan dalam Pendanaan Kapal
Dunia pelayaran Indonesia menghadapi banyak hambatan structural dan sistematis di bidang financial, seperti
di paparka di bawah ini:
● Keterbatasan lingkup dan skala sumber dana : Official Development Assistance(ODA), terkonsentrasi untuk
investasi public di berbagai sector pembangunan, kecuali pelayaran. Other Official Finance (OOF), kredit
ekspor dari Jepang sedang terjadwal ulang. Foreign Direct Investment (FDI), sejauh ini tidak ada anggaran
pemerintah hanya dialokasikan untuk pengadaan kapal pelayaran perintis. Pinjaman Bank asing tersedia hanya
untuk perusahaan pelayaran besar (credit worthby) pinjaman Bank swasta nasional hanya disediakan dalam
jumlah sangat kecil.
● Tingkat suku bunga pinjaman domestic 15-17% p.a untuk jangka waktu pinjaman 5 tahun.
● Jangka waktu pinjaman yang hanya 5 tahun terlalu singkat untuk industri pelayaran.
● Saat ini kapal yang dibeli tidak bisa dijadikan sebagai kolateral.
● Tidak ada program kredit untuk kapal feeder termasuk pelayaran rakyat, kecuali pinjaman jangka pendek
berjumlah sangat kecil dari bank nasional.
● Tidak ada kebijakan pendukung,serta Prosedur peminjaman (appraisal, penyaluran, angsuran) kurang ringkas.
Solusi
• Pertama, memberikan subsidi terhadap faktor-faktor produksi kepada angkutan
laut terutama pengadaan BBM. Jika langkah ini dilakukan, faktor operasional
yang lain se-perti peralatan keselamatan dan peralatan navigasi tidak terabaikan.
Langkah lain adalah pemberian kredit lunak terhadap pembelian kapal-kapal baru
sehingga kapal-kapal tua yang sudah tidak laik melaut diganti dengan kapalkapal
yang lebih bagus dan dirancang sesuai perkembangan standardisasi internasional.
• Kedua, memperbaiki manajemen sistem pelayaran nasional. Ini terkait dengan
aspek keselamatan dan penegakan hukum oleh pemerintah sebagaimana

diamanatkan dalam UU No.21/1992 tentang Pelayaran.


• Ketiga, melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti BMG, angkatan laut,
polisi udara, bea cukai, dan pihak yang terkait lainya. Dengan adanya koordinasi ini,
diharapkan kegiatan monitoring dan kontrol akan menjadi lebih mudah sehingga
kecelakaan dapat diantisipasi atau dampaknya dapat diminimalisasi. Langkah keempat,
harus segera dilakukan registrasi ulang dan audit nasional dalam waktu dekat ini
terhadap kapal-kapal Indonesia yang masih beroperasi oleh tim independen. Namun,
langkah ini harus segera diikuti dengan memberikan solusi kepada kapal-kapal yang
terbukti tidak laik melaut. Pada akhirnya, mari kita sikapi musibah ini secara bijak
dengan mengambil setiap pelajaran yang berharga dari kecelakan tersebut serta
melakukan introspeksi atas segala perbuatan dosa untuk segera bangkit dari perilaku
saling menyalahkan dan kesedihan untuk memperbaiki segenap sistem transportasi laut
nasional.
Kesimpulan

1.Industri pelayaran, bahkan transportasi Laut yang merupakan salah satu bagiannya memiliki banyak aspek yang
saling terkait. Karena itu, upaya peningkatan daya saing pada aspek yang relevan perlu dilakukan secara simultan.
Aspek relevan tersebut meliputi : Pembenahan administrasi danmanajemen pemerintahan di laut, termasuk
keselamatan dan keamanan Lautserta perlindungan laut.
2.Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang baik maka distribusi barang, jasa, maupun manusia mampu berjalan
lebih lancar, cepat, dan dalamkuantitas yang besar sehingga pembangunan di daerah akan berjalan denganmulus.

Saran

3.Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harusmenaruh perhatian besar pada
pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah
terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.
4.Dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajibmenerapkan kebijakan-kebijakan regulasi
dan manajemen transportasi yang efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap
pengoperasiakebijakan-kebijakan tersebut untuk meminimalisir penyimpangan- penyimpangan yang dilakukan oleh
perusahan atau organisasi penyelenggaraan transportasi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai