Anda di halaman 1dari 4

PENAWARAN DAN

PERMINTAAN AGREGAT
Tujuan Dan Instrumen Dalam Makroekonomi.

1. Tujuan.

Ada empat bidang pokok yang menjadi perhatian agar prestasi ekonomi terjamin baik, yaitu
bidang output, kesempatan kerja, harga dan perdagangan luar negeri.

a. Output.

1. Tolok ukur keberhasilan ekonomi adalah kemampuan suatu negara untuk


menghasilkan output berupa barang dan jasa dalam jumlah besar serta
pertumbuhannya cepat.
2. Salah satu tolok ukur output yang menyeluruh adalah Produk Nasional Bruto
atau Gross National Product (GNP). GNP merupakan nilai seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun tertentu.
3. GNP dapat dihitung menurut harga berlaku yang disebut sebagai GNP
nominal dan menurut harga konstan yang disebut sebagai GNP riel.
4. Output potensial tingkat GNP riel yang terjadi pada tingkat pengangguran
alamiah (tingkat pengangguran sebesar 6 %).
5. Perbedaan antara output potensial dengan output sesungguhnya disebut GNP
gap.

b. Kesempatan Kerja.

Tujuan makroekonomi yang kedua adalah tingkat kesempatan kerja yang tinggi atau tingkat
pengangguran yang rendah.

c. Stabilitas Harga.

1. Tujuan pokok makroekonomi yang ketiga adalah menjaga stabilitas harga


melalui pasar bebas. Yang dimaksud dengan stabilitas harga adalah harga
tidak naik/turun terlalu tajam atau laju inflasi mendekati nol.
2. Cara yang umum digunakan untuk mengukur tingkat harga keseluruhan adalah
indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI).

d. Kebijakan Ekonomi Luar Negeri.

1. Nilai ekspor dan impor dalam tingkat seimbang


2. Stabilitas nilai kurs valuta asing.

2. Instrumen

Empat perangkat instrumen pokok kebijakan makroekonomi. Instrumen kebijakan


merupakan suatu variabel ekonomi yang digunakan untuk mengendalikan perekonomian baik
secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan yang dilakukan pada instrumen kebijakan
akan berpengaruh pada satu atau lebih tujuan makroekonomi.

a. Kebijakan Fiskal

Ada dua instrumen yang termasuk dalam instrumen kebijakan fiskal, yaitu: belanja negara
(government expenditure) dan sistem perpajakan.

1. Belanja Negaramerupakan seluruh pembelian atau pembayaran barang dan


jasa untuk kepentingan nasional. Belanja Negara akan berpengaruh pada
konsumsi total.
2. Pajak. Sistem perpajakan mempunyai dua peran penting. Pajak menyebabkan
pendapatan rumahtangga menjadi berkurang (lebih kecil) dan cenderung
mengurangi pengeluaran untuk konsumsi dan akhirnya akan menurunkan
permintaan agregat. Sistem perpajakan juga berpengaruh pada output
potensial. Penurunan pajak penghasilan bagi penanam modal akan
merangsang peningkatan jumlah penanaman modal.

b. Kebijakan Moneter.

Merupakan instrumen kebijakan yang berkaitan dengan penetapan suku bunga. Kebijakan ini
terutama berpengaruh pada tingkat suku bunga dan kredit serta jumlah uang beredar (money
supply).

c. Kebijakan Pendapatan.

Instrumen kebijakan pendapatan berupa program-program pemerintah yang secara langsung


mempengaruhi tingkat upah dan harga. Instrumen ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
upaya mengandalikan inflalsi tanpa beban resesi dan pengangguran.

d. Perekonomian Luar Negeri.

Kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan perdagangan dengan negara-negara


lain.

B. Penawaran Dan Permintaan Agregat.

1. Penawaran Agregat (AS).

Penawaran agregat (AS) adalah jumlah output yang akan diproduksi dan dijual oleh kalangan
bisnis pada harga yang berlaku, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan biaya-biaya
tertentu.Perusahaan-perusahaan berkeinginan berproduksi pada tingkat output
potensial. Namun, pada tingkat harga pengeluaran rendah, produsen akan menghasilkan
barang dan jasa dalam jumlah yang lebih kecil dari tingkat output potensial. Sebaliknya, pada
tingkat harga dan pengeluaran tinggi, produsen akan menghasilkan barang dan jasa lebih
besar dari output potensialnya untuk sementara.Penawaran agregat ditentukan oleh jumlah
input atau faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan teknologi.

2. Permintaan Agregat (AD).


Permintaan agregat(AD) adalah jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh konsumen
rumah tangga, perusahaan dan pemerintah, pada tingkat harga tertentu, jumlah pendapatan
tertentu, serta variabel-variabel tertentu lainnya.

Unsur-unsur yang mendorong permintaan agregat antara lain: tingkat harga, jumlah
pendapatan masyarakat, perkiraan situasi yang akan datang, sistem perpajakan, jumlah
pengeluaran pemerintah dan sebagainya.

3. Kurva Penawaran Agregat dan Kurva Permintaan Agregat.

1. Dalam menggambarkan kurva penawaran agregat dan kurva permintaan agregat, sumbu
mendatar adalah GNP Riel dan sumbu tegak Indeks Harga Konsumen (IHK). GNP Riel
menggambarkan jumlah barang dan jasa, sedangkan IHK menggambarkan tingkat harga
barang dan jasa secara keseluruhan.

2. Kurva Permintaan Agregat

menggambarkan hubungan antara berbagai tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa yang
akan dibeli rumah tangga, pemerintah dan perusahaan.

3. Kurva Penawaran Agregat.

a. Menggambarkan hubungan antara harga yang akan dipasang oleh perusahaan dengan
jumlah barang dan jasa yang akan mereka produksi dan mereka jual. Kurva penawaran
agregat mempunyai kemiringan menanjak dari kiri bawah kekanan atas.
b. Pada jangka pendek, kurva penawaran agregat relatif datar. Kenaikan harga sedikit
walaupun permintaan akan barang dan jasa bertambah. Hal ini disebabkan tidak berubahnya
faktor biaya tetap. Pada saat jumlah produksi melampui tingkat output potensial, harga yang
ditawarkan miningkat tajam.

c. Pada jangka Panjang, kurva penawaran agregat bergerak vertikal dari bawah ke atas. Hal
ini disebabkan semua biaya produksi akan menyesuaikan dengan perubahan tingkat
harga. Dalam keadaan seperti ini, produsen tidak lagi berkeinginan menambah jumlah
produksi barang dan jasa

4. Ekuilibrium.

Ttitik ekuilibrium merupakan perpotongan antara kurva penawaran agregat dan permintaan
agregat yang menggambarkan keseuaian harga dan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli
konsumen dan yang akan dihasilkan produsen.

agr

Anda mungkin juga menyukai