DISUSUN OLEH:
SRI SUSIANTI
NPM: 2140703066
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga tugas mata kuliah Kewirausahaan yang bertema “Observasi dan
Wawancara pada Wirausaha Dibidang Bahan pokok Pengusaha Kecil Penjual
Telur Ayam” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Burhanuddin selaku
narasumber dalam tugas mata kuliah kewirausahaan ini yang telah bersedia
menluangkan waktunya dan memberikan informasi yang diperlukan oleh penulis
untuk menyelesaikan makalah ini, sehingga bisa menambah wawasan bagi penulis
dalam berwirausaha kelak
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nazwa
Manurung, S.Psi.,MPsi selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan
,yang telah memeberikan bimbingan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian
tugas makalah ini, poleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan agar kelak dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan untuk menambah wawasan dan
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan di Indonesia masih identik dengan usaha mikro, kecil
dan menengah(UMKM). Dimasa pendemi ini para pengusaha kecil akhirnya
dituntut untuk tetap bisa bertahan dengan kemampuan maksimal agar bisa
tetap menghasilkan /berproduksi dan mempunyai penghasilan atau mundur
dan akhirnya gulung tikar. Untuk tetap bisa bertahan dalam kondisi ini maka
pengusaha kecil dituntut agar mampu berkreatifitas dan berinovasi dalam
meghasilkan produk dan jasa sehingga dapat mengembangkan usaha.
Dengan sikap kreatif dan inovatif maka pelaku wirausaha/
wirausahawan akan mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan
preverensi pasar dengan standar dan kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan para pesaingnya. Pengusaha kecil tidak hanya cukup dengan modal
keunggulan komperatif, namun yang terpenting adalah keunggulan bersaing
yang berkelanjutan.
Salah satu inovasi dan kreatifitas yang dilakukan oleh pengusaha
mikro yang ada di Kelurahan Kampung 1 Skip adalah penjualan telur ayam
yang mempunyai nilai jual lebih dibandingkan menjual beras. Dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat maka diperlukan peran
serta para pelaku ekonomi atau para pengusaha sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Demikian juga, dorongan dan motivasi baik dari pemerintah
maupun masyarakat terhadap pengusaha terutama usaha kecil dan menengah
demi meningkatkan kesejahteraan keluarga khususnya dan ekonomi
masyarakat pada umumnya. Maka dari itu penulis mencoba melakukan
observasi lapangan dan langsung bertemu dengan salah satu pengusaha kecil
yang menurut penulis dianggap sukses bertahan selama masa pandemi.
1
B. Tujuan
Tujuan observasi dan wawancara pada laporan ini adalah:
1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa dibidang kewirausahaan.
2. Untuk memberi motivasi kepada mahasiswa untuk mengembangkan jiwa
kewirausahaan.
3. Untuk mempelajari bagaimana cara mengembangkan ide-ide usaha.
4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari observasi dan wawancara adalah :
1. Mendapatkan tambahan pengetahuan dibidang kewirausahaan
2. Mendapatkan motivasi untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.
3. Mendapatkan cara bagaimana mengembangkan ide usaha.
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
3
dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi
terciptanya peluang.
B. Metode kerja Otak
Ada 3 mode sederhana bagaimana otak bekerja dalam mengendalikan
cara berfikir dan cara bagaimana kita mengendalikan apa yang kita
fikirkan.. yaitu Reptile, Monkey dan Entrepreneur/ visioner.
1. Reptile. Bagian otak yang sangat emosional dan berorientasi pada
kelangsungan hidup yang membuat kita melihat dunia sebagai tempat
berbahaya di mana kebanyakan orang dan sebagian besar hal tidak
dapat dipercaya. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa kita
dapat melarikan diri dan selamat dari situasi berbahaya atau stres.
Ketika bagian otak ini tidak berhadapan dengan situasi untuk bertahan
hidup, Jika kita menjadi sangat emosional, agresif, terganggu atau
gelisah, maka kita berada dalam mode Reptile.
2. Monkey. Bagian pekerja fungsional dari otak yang membuat kita
melihat dunia sebagai serangkaian tantangan dan masalah yang harus
diselesaikan. Ini adalah zona kenyamanan fisiologis yang dirancang
untuk membuat kita mengulangi hari yang sama berulang-ulang. Jika
kita menemukan diri kita dalam autopilot melakukan tugas-tugas yang
biasa atau rutin, maka kita berada dalam mode Monkey.
3. Entrepreneur (atau 'visioner'). Bagian entreperneur dari otak membuat
kita melihat dunia sebagai tempat yang sangat terhubung yang membuat
kita ingin mentransformasikannya dengan cara yang bermakna. Bagian
otak entrepreneur tidak dibatasi oleh keadaan atau sumber daya yang
dimiliki saat ini, ia kreatif, dinamis, peduli, penuh kasih, terinspirasi,
dan bersemangat. Jika kita bekerja menuju tujuan yang besar dan
bermakna, fokus dan selalu terinspirasi, kita berada dalam mode
entrepreneur.
C. Potensi berwirausaha
4
Dalam kewirausahaan ada beberapa mitos yang muncul bagi
wirausahawan, antara lain bahwa wirausahawan merupakan orang yang
cenderung bertindak bukan pemikir,wirausaha merupakan bakat sejak
lahir, merupakan inventor, orang yang gagal dalam sekolahnya, hanya
tertarik pada uang/ keuntungan, nasib baik dan sebangainya.
5
BAB III
HASIL OBSERVASI, WAWANCARA DAN PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Nama : Bapak Burhanuddin
Usia : 46 tahun
Alamat : Jalan Pulau Banda, Kampung 1, Skip, Tarakan
Usaha : Jual telur ayam
Motivasi : meningkatkan perekonomian keluarga, dan menjadi orang
sukses
B. Wawancara
Bapak Burhanuddin adalah seorang bapak dengan 3 anak, istrinya
bekerja sebagai perawat di RSUD Tarakan. Sebelum membuka usaha
jualan telur, beliau mempunyai usaha mejual beras. Akan tetapi
dikarenakan pandemic Covid 19 dan sulitnya ekspedisi dari Sulawesi,
Maka kurang lebih 2 tahun yang lalu beliau membuka usaha jual telur
ayam. Alasan beliau memilih usaha ini adalah karena untungnya lebih
menjanjikan dari menjual beras dan untuk ekspedisi barang dagangan lebih
mudah dibandingkan jualan beras.
Prinsip hidup beliau dalam berwirausaha adalah jangan malu dengan
apa yang dikerjakan selagi usaha tersebut halal, berani mengambil risiko
dan langsung terjun langsung dalam mengelola usahanya. Adanya
dukungan dari keluarga merupakan motivasi tersendiri dalam mengelola
usahanya.
Beliau menamai tempat usahanya dengan nama “Toko Naufal”
sesuai dengan nama anak beliau. Tempat usaja beliau berada di Jalan
Pulau Banda berseberangan dengan “Alfamidi”. Sangat mudah untuk
6
mencarinya karena lokasi tampat usaha yang sangat strategis. Sampai saat
ini beliau memiliki satu orang karyawan yang ikut serta dalam
menjalankan bisnisnya.
Telur yang beliau jual didistribusi dari Sulawesi dan dari peternak
lokal kota Tarakan. Sudah banyak suka dan duka yang beliau hadapi dalam
mengelola bisnis ini. Dukanya, terkadang telur yang dating ada yang pecah
atau busuk sehingga sudah tidak layak untuk dikonsumsi pembeli.
Sukanya, setiap hari bertemu dengan banyak pembeli dan orang-orang
baru sehingga dapat menambah pengetahuan dan menambah koneksi.
Modal awal yang digunakan untuk membuka usaha jual telur
tersebut adalah Rp 20.000.000,00. Harga telur yang dijual pun bervariasi
tergantug dengan besar ukuran telur. Bila di rata-rata, telur yang mampu
dijual kurang lebih 70 rak setiap harinya. Beliau mendapatkan laba sebesar
Rp 5000,00 untuk setiap rak telur yang dijual. Jadi dalam sebulan beliau
bisa menjual kurang lebih 1.960 rak telur ayam. Jika dijumlahkan secara
keseluruhan untung yang didapat dari penjualan telur ayam adalah sekitar
Rp 9.800.000,00 setiap bulannya. Keuntungan ini belum dipotong dengan
biaya operasional lainnya.
Konsumen pembeli telur ayam beliau terdiri dari beberapa kalangan.
Ada masyarakat menengah kebawah dan ada pula masyarakat menengah
keatas. Adapula untuk konsumsi pribadi dan adapula yang digunakan
untuk bahan baku usaha orang yang menjual makanan. Kelebihan yang
ditawarkan dari usaha beliau adalah pembeli bebas memilih sendiri telur
ayam yang akan dibeli dan di cek langsung ditoko untuk kerusakan
telurnya. Sehingga hal tersebut menimbulkan rasa percaya kepada
pembeli.
C. Pembahasan
Bapak Burhanuddin adalah seseorang yang gigih untuk
memperjuangkan kemakmuran dan kesejahteraan anggota keluarganya.
Beliau juga kreatif dan inovatif dalam menjualkann produk yang
7
dikelolanya. Awalnya hanya menjual beras, namun beliau juga bisa
membaca kebutuhan pasar dan memenangkan hati para pelanggannya
dengan menjual telur ayam. Bapak Burhanuddin termasuk orang yang
mampu sebagai pengusaha mikro dan berpengalaman. Beliau mau belajar
untuk maju dan agar lebih berpengetahuan. Beliau juga visioner, bukan
hanya untuk sesaat saja bekerja namun untuk masa depan anak dan
cucunya, serta berharap bisa lebih sejahtera lagi. Bapak Burhanuddin
merupakan salah satu wirausahawan yang mematahkan mitos-mitos
tentang wirausahaan. Beliau bukan dari keluarga pengusaha, namun
bertekad menjadi pengusaha yang sukses, beliau juga bukan orang yang
berpendidikan tinggi, tapi mau belajar untuk maju, beliau juga bukan
orang yang bergantung pada nasib dan kemujuran, namun beliau yakin
bahwa rezeki sesuai dengan porsinya dan tidak akan tertukar. Beliau
menyatakan bahwa jika kita mau berusaha pasti akan ada jalan menuju
sukses. Pada dirinya terdapat hasrat yang kuat untuk bisa mengangkat
perekonomian keluarganya, karena beliau harus membesarkan 3 orang
anaknya.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
penulis maka dapat di tarik kesimpulan bahwa jika manusai mau berusaha,
mempunyai tekad yang kuat, berinovasi dan kreatif maka akan dapat menjadi
wirausahwan yang sukses. Banyak mitos yang ternyata tidak bisa dibuktikan
kebenarannya. Orang yang tekum meskipun tidak berpendidikan tinggi juga
bisa sukses. Berfikir jauh kedepan, bukan hanya untuk saat ini saja, dan
bersedia untuk menerima kritikan yang sifatnya membangun, dan tidak
gampang berputus asa. Bangkit dari jatuh dan naik lagi untuk maju. Dengan
sikap Inovatif dan kreatif sangat diperlukan dalam berwirausaha agar mampu
bersaing dengan sesama wirausahawan
B. Saran
1. Dari pengalaman narasumber bisa dipetik manfaat dan menambah
wawasan bagi mahasiswa sehingga kedepannya diharapkan mahasiswa
senantiasa memiliki pola pikir untuk menjadi seorang enterpreuneur.
2. Agar para wirausahawan mampu berkreasi, berfikir positif, inovatif dan
siap menerima kondisi naik dan turun dengan bijak, sehingga mampu
beradaptasi dengan lingkungannya dan bersaing secara sehat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sumarno, S., Gimin, G., Haryana, G., & Saryono, S. (2018). Desain Pendidikan
Kewirausahaan Mahasiswa Berbasis Technopreneurship. Jurnal Ekonomi
Pendidikan Dan Kewirausahaan, 6(2), 171.
https://doi.org/10.26740/jepk.v6n2.p171-186
10
LAMPIRAN
11