Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

BUDAYA PERUSAHAAN DAN HUKUM BISNIS

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS

MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS

DOSEN PEMBIMBING : ARNI PURWANTI, S.E, MM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. AYU NOVITASYARI 21116050


2. RIVAL REY PANGKAN 21116059
3. EKA DAMAYANTI 21116069
4. RUKMA PERMANA 21116075
5. ADITYA DARMAWAN 21116082
6. AYU KRISTINA PADANG 21116083
7. OKTAMA BRIANTONO 21116089
8. MARIANUS ARKIAN JUNIOR BULIN 21116091

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................... 2

BAB II ISI ............................................................................................................... 3

2.1. Akuntansi ................................................................................................... 3


2.2. Analisis Laporan Keuangan ........................................................................... 7
2.3. Analisa Komperatif ....................................................................................... 9
2.4. Analisa Patio ............................................................................................ 10
2.5. Anggaran Perusahaan ........................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 18

3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 18


3.2. Saran ............................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

ii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam
makalah ini kami membahas Alat Pengendalian Manajemen, yang mana dalam setengah
semester kedepan lagi kami akan mempelajari mata kuliah Pengantar Bisnis.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman dalam masalah dibidang
bisnis. Terutama dalam hal mengenai budaya perusahaan dan hukum bisnis yang menyangkut
seperti Akuntansi, Analisis laporan keuangan, Analisa Komperatif, Analisa Patio dan
Anggaran Peusahaan.

Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Bandung, 22 Februari 2017

Penyusun

Kelompok 4

1-AK2

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh
kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia
khususnya para mahasiswa masih bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis
tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah jika kita tidak pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh ke
dalam keterpurukan dalam hal perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita
gagal atau miskin. Pasti sebagai rakyat Indonesia kita tidak mau jika hal tersebut
terjadi di negara yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di
Indonesia menduduki angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bisa
mengatasi problema tersebut. Jika adanya pasar kerja yang dibuka, masyarakat
berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri yang di impikan tetapi pekerjaan
kita tidak hanya pegawai negeri saja. Masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan
pewirausaha atau pengusaha.

Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan


untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang
dapat mempengaruhi perkembangan perusahaanya. Setiap perusahaan mempunyai
tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup,
pertumbuhan perusahaan maupun menciptakan kesejahteraan anggota masyarakat.
Pengaruh lingkungan dan perkembangan suatu perusahaan yang semakin kompleks
mengakibatkan tugas manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin
sulit dan kompleks pula. Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan mendapatkan
informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.

Sehubungan dengan itu, peranan alat pengendalian manajemen pun semakin


dibutuhkan terutama untuk memperoleh informasi tersebut. Peran serta manajer sangat
dibutuhkan dalam mengaktualisasikan peranan akuntansi, analisis laporan keuangan,
analisa komperatif, analisa ratio dan anggaran perusahaan tersebut sebagai alat

1
pengawasan biaya. Dewasa ini kita kenal dengan system atau alat pengendalian
manajemen.

.
Maka dari itu, penyusun ingin membahas makalah ini yang berjudul Budaya
Perusahaan dan Hukum Bisnis yang menjadi salah satu topik pembahasan penyusun.
Semoga dengan membuat makalah ini, penyusun bisa memiliki gambaran kedepannya
untuk bisa memahami sedikit demi sedikit dunia bisnis.

2
1.2. Rumusan Permasalahan
1. Jelaskan Akuntansi!
2. Jelaskan Analisis Laporan Keuangan!
3. Jelaskan Analisa Komperatif!
4. Jelaskan Analisa Ratio!
5. Jelaskan Anggaran Perusahaan!
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis dipertengahan semester
2
2. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai Alat pengendalian
manajemen dalam mata kuliah pengantar bisnis
3. Untuk memperdalam pemahan tentang akuntansi, analisa laporan keuangan,
analisa komparatif, analisa ratio serta anggaran perusahaan

1.4. Manfaat Penulisan


1. Agar mahasiswa mengenal dan memahami dunia bisnis
2. Agar menambah wawasan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai bisnis
umumnya, juga alat pengendalian manajemen khususnya
3. Membantu penyusun dalam memahami sedikit dunia bisnis di perusahaan

1.5. Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan,
maka penulis menggunakan metode kepustakaan, yakni:
1. Penulis mencari berbagai referensi sebagai sumber penyusun untuk membuat
makalah ini.
2. Penulisi menggunakan teknik yang dipergunakan dalam penulisan karangan
ilmiah ini yaitu teknik studi pustaka
3. Penulis juga mencari sumber lainnya melalui buku dan situs-situs internet.

3
BAB II
ISI
2.1. Akuntansi
Yang dimaksud dengan akunting ialah kegiatan prosesyang sistematis dalam
mengumpulkan data, menganalisa, dan melaporkan informasi tentang keuangan.
Pekerjaan akuntansitelah dilakukan perusahaan sejak berabad abad yang lalu yaitu
sejak tahun 1494 oleh seorang Italia bernama Paciolo sedangkan di Amerika sudah
dimulai tahun 1887, tahun 1900-an pengajaran akuntansi diajarkan di banyak
perguruan tinggi. Sekarang pengajaran akunting sudah meluas sangat pesat sekali.
Di Indonesia sejak jaman Belanda berlaku system pembukuan menurut system
Belanda. Sejak tahun 90-an system pembukuan Belanda diganti dengan system
akuntansi Amerika yangdiberlakukan untuk seluruh daerah Negara. Demikian pula
pengajaran tata buku di sekolah dan perguruan tinggi diganti secara total dengan
akuntansi.

2.2. Analisis Laporan Keuangan


Setiap bisnis pada akhir tiap tahun sekurang kurangnya menyiapkan dua
laporan keuangan yaitu laporan keuangan dan laporan pendapatan. Masing-masing
laporan tidak lebih dari satu halaman, dan laporan ini berasal dari ribuantransaksi
yang terjadi dalam kegiatan bisnis sehari-hari,baik dihitung dalam uang ataupun
dihitung dalam jumlah satuan barang.

Laporan keuangan hampir sama dari tiap perusahaan, apakah perusahaan kecil
ataukah perusahaan raksasa. Laporan keuangan akccounting information sangat
diperlukan oleh semua pihakberdasarkan minat mereka masing-masing

4
2.3. Manfaat Budaya Perusahaan
Terdapat beberapa manfaat budaya perusahaan. AB. Susanto (2002) mengemukakan
manfaat yang diperoleh apabila budaya perusahaan itu dipahami dan dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu:

Bagi Sumber Daya Manusia


1. Memberikan arah atau pedoman berperilaku di dalam perusahaan. Dalam hal ini
sumber daya manusia tidak dapat semena-mena bertindak atau berperilaku
sekehendak hati, melainkan harus menyesuaikan diri dengan siapa dan dimana dia
berada.
2. Mempunyai kesamaan langkah dan visi di dalam melakukan tugas dan tanggung
jawab, masing-masing individu dapat meningkatkan fungsinya dan
mengembangkan tingkat interpedensi antar individu atau bagian yang saling
melengkapi dalam kegiatan usaha perusahaan.
3. Mendorong sumberdaya manusia mencapai prestasi kerja atau produktivitas yang
baik. Hal ini dapat dicapai apabila proses sosialisasi dapat dilakukan dengan tepat
sasaran.
4. Memiliki atau mengetahui secara pasti tentang karirnya di perusahaan sehingga
mendorong mereka untuk konsisten dan tanggung jawab.

Bagi Perusahaan

1. Sebagai salah satu unsur yang dapat menekan turn over karyawan ini dapat dicapai
karena budaya perusahaan mendorong sumber daya manusia memutuskan untuk
berkembang bersama perusahaan.
2. Sebagai pedoman di dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan ruang
lingkup kegiatan intern perusahaan seperti tata tertib, administrasi, hubungan antar
bagian, penghargaan prestasi sumber daya manusia, penilaian kinerja, dan lain-
lain.
3. Untuk mengajukan kepada pihak eksternal tentang keberadaan perusahaan dan
ciri-ciri khas yang dimiliki, ditengah-tengah perusahaan yang ada dimasyarakat.

5
4. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan (corporate planning)
yang meliputi (a) Pembentukan marketing plan, (b) Penentuan segmen pasar yang
akan dikuasai, (c) Penentuan positioning perusahaan yang akan dikuasai.
5. Dapat membuat program-program pengembangan usaha dan pengembangan
sumber daya manusia dengan dukungan penuh dari seluruh jajaran sumber daya
manusia yang ada.

2.4. Hukum Bisnis (HAKI, Hak Paten, Hak Cipta, dan Hak Merek)
Pengertian HAKI, Hak Cipta, Paten, Merek, UU Perindutrian, dan Konversi
Internasional
1. Hak Atas Kekayaan Intelektual HAKI

Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.) merupakan terjemahan dari Intellectual


Property Rights (IPR). Organisasi Internasional yang mewadahi bidang H.K.I.
yaitu WIPO (World Intellectual Property Organization). Istilah yang sering
digunakan dalam berbagai literatur untuk Hak Kekayaan Intelektual:
a. Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.)
b. Intellectual Property Rights (IPR)
c. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
d. Hak Milik Intelek

Pengertian HAKI
Hak adalah benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk
berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang ), atau wewenang
menurut hukum. Kekayaan adalah perihal yang ( bersifat, ciri ) kaya, harta yang
menjadi milik orang, kekuasaan. Intelektual adalah cerdas, berakal dan berpikiran
jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, atau yang mempunyai kecerdasan tinggi,
cendikiawan, atau totalitas pengertian atau kesadaran terutama yang menyangkut
pemikiran dan pemahaman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hak Atas
Kekayaan Intelektual ( HAKI ) adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif
suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum
dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam
menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai nilai ekonomis.

6
Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk.
Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda, yaitu benda
tidak berwujud (benda imateriil). Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti Paten, merek, Dan
hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi,
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebaginya, yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.

2. Hak Cipta
Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku (Pasal 2 ayat 1 UUHC). Dikatakan hak khusus atau sering juga
disebut hak eksklusif yang berarti hak tersebut hanya diberikan kepada pencipta
dan tentunya tidak untuk orang lain selain pencipta.
Hak khusus meliputi :
a. Hak untuk mengumumkan;
b. Hak untuk memperbanyak.

Pengaturan hak cipta :


Diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1982
tentang Hak Cipta telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1997 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1982 tentang
Hak Cipta. Untuk mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 jo Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987
jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997.

7
Pendaftaran hak cipta :
Pendaftaran hak cipta bukanlah merupakan persyaratan untuk memperoleh
perlindungan hak cipta (pasal 5 dan pasal 38 UUHC). Artinya, seorang pencipta
yang tidak mendaftarkan hak cipta juga mendapatkan perlindungan, asalkan ia
benar-benar sebagai pencipta suatu ciptaan tertentu. Pendaftaran bukanlah
jaminan mutlak bahwa pendaftar sebagai pencipta yang dilindungi hukum.
Dengan kata lain Undang-Undang Hak Cipta melindungi pencipta, terlepas
apakah ia mendaftarkan ciptaannya atau tidak.

3. Hak Paten
Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain
untuk melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang Paten). Paten hanya diberikan
negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan (baru) di bidang
teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah
tertentu di bidang teknologi yang berupa :
a. Proses;
b. Hasil produksi;
c. Penyempurnaan dan pengembangan proses;
d. Penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.

Pengaturan Paten diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten telah diubah dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten. Untuk
mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1989 jo Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 atau Undang-Undang
Paten (UUP) saja.

8
Pemberian Paten
Penemuan diberikan Paten oleh negara apabila telah melewati suatu proses
pengajuan permintaan paten pada Kantor Paten (Departemen Kehakiman
Republik Indonesia di Jakarta).
Penemuan yang tidak dapat dipatenkan sebagaimana diatur dalam Pasal 7
Undang-Undang Paten, yaitu :
a. Penemuan tentang proses atau hasil produksi yang pengumuman dan
penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, dan kesusilaan.
b. Penemuan tentang metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan
pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak
menjangkau produk apapun yang digunakan atau berkaitan dengan metode
tersebut.
c. Penemuan tentang teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan
matematika.

4. Hak Merek
Tanda yang berupa gambar, nama,kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 Undang-undang
Merek).
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Sedangkan Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa
sejenis lainnya.Pengaturan Merek diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek telah diubah dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas

9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 1992 tentang Merek. Untuk
mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor
19 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 atau dapat juga
disingkat Undang-Undang Merek (UUM).
Pendaftaran Merek diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada
Kantor Merek.Unsur-unsur yang tidak dapat didaftarkan sebagai merek menurut
Pasal 5 Undang-Undang Merek yaitu :
a. Tanda yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
b. Tanda yang tidak memiliki daya pembeda.
c. Tanda yang telah menjadi milik umum.
d. Tanda yang merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa
yang dimintakan pendaftaran.

5. Undang - Undang Perindustrian


Menurut Menperin, UU Perindustrian yang baru menggantikan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian yang telah berusia 30 tahun.
Perubahan ini dilakukan dalam rangka memperbarui dan mengawal pertumbuhan
industri, serta mengantisipasi perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Perubahan internal yang sangat berpengaruh adalah
dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sedangkan perubahan eksternal yang berpengaruh terhadap
pembangunan Industri antara lain diratifikasinya berbagai perjanjian internasional
yang bersifat bilateral, regional, dan multilateral.
UU Perindustrian baru tersebut mengatur rencana induk pembangunan
industri nasional yang dibuat dalam jangka waktu 20 tahun. Menperin
memastikan semua program penting dan strategis, seperti hilirisasi industri,
penggunaan produk dalam negeri, industri strategis, industri hijau, serta rencana
induk pengembangan dan pembangunan industri dikawal dengan Undang-Undang
ini.Undang-undang tersebut juga memproteksi peningkatan penggunaan produk
dalam negeri dan industri kecil menengah.

10
IZIN USAHA INDUSTRI
Pasal 13
1. Setiap pendirian perusahaan industri baru maupun setiap perluasannya
wajib memperoleh Izin Usaha Industri.
2. Pemberian Izin Usaha Industri terkait dengan pengaturan, pembinaan, dan
pengembangan industri.
3. Kewajiban memperoleh Izin Usaha lndustri dapat dikecualikan bagi jenis
industri tertentu dalam kelompok industri kecil.
4. Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

6. Konversi Internasional
Pengertian Konvensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konvensi
diartikan sebagai Permufakatan atau kesepakatan (terutama mengenai adat,
tradisi) dan Perjanjian antarnegara, para penguasa pemerintahan. Secara umum
konvensi merupakan suatu bentuk kebiasaan dan terpelihara dalam praktek serta
tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam konteks hukum
internasional sebuah konvensi dapat berupa perjanjian internasional tertulis yang
tunduk pada ketentuan hukum kebiasaan internasional, yurisprudensi atau prinsip
hukum umum. Sebuah konvensi internasional dapat diberlakukan di Indonesia,
setelah terlebih dahulu melalui proses ratifikasi yang dilakukan oleh DPR.
Definisi Konvensi atau pengertian hukum dasar yang tidak tertulis adalah
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
Negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Konvensi ini mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggarannya
2. Tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar dan berjalan sejajar
3. Diterima oleh seluruh rakyat
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-
aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-undang Dasar.

11
Perlindungan hak cipta secara domestik saja tidaklah cukup dan kurang
membawa arti atau manfaat bagi menumbuhkan kreativitas para pencipta. Karena
suatu upaya untuk mendorong kemajuan dibidang karya cipta ini tentu sangat
berarti jika perlindungan itu dijamin disetiap saat dan tempat, sehingga kepastian
hukum yang diharapkan itu benar-benar diperoleh. Perlindungan hak cipta secara
internasional. Perlindungan hak cipta secara internasional terdiri dari 2 konvensi
yaitu Berner Convention dan Universal Copyright Convention.
1. Berner Convention Konvensi bern yang mengatur tentang perlindungan
karya-karya literer (karya tulis) dan artistic, ditandatangani di Bern pada
tanggal 9 Septemver 1986, dan telah beberapa kali mengalami revisi serta
pentempurnaan-pentempurnaan. Revisi pertama dilakukan di Paris pada
tanggal 4 Mei 1896, revisi berikutnya di Berlin pada tanggal 13 November
1908. Kemudian disempurnakan lagi di Bern pada tanggal 24 Maret 1914.
Selanjutnya secara bebturut-turut direvisi di Roma tanggal 2 juni 1928 dan
di Brussels pada tanggal 26 Juni 1948, di Stockholm pada tanggal 14 Juni
1967 dan yang paling baru di Paris pada tanggal 24 Juni 1971. Anggota
konvensi ini berjumlah 45 Negara. Rumusan hak cipta menutut konvensi
Bern adalah sama seperti apa yang dirimuskan oleh Auteurswet 1912.
Objek perlindungan hak cipta dalam konvensi ini adalah: karya-karya
sastra dan seni yang meliputi segala hasil bidang sastra, ilmiah dan
kesenian dalam cara atau bentuk pengutaraan apapun. Suatu hal yang
terpenting dalam konvensi bern adalah mengenai perlindungan hak cipta
yang diberikan terhadap para pencipta atau pemegang hak. Perlindungan
diberikan pencipta dengan tidak menghiraukan apakah ada atau tidaknya
perlindungan yang diberikan. Perlindungan yang diberikan adalah bahwa
sipencipta yang tergabung dalam negara-negara yang terikat dalam
konvensi ini memperoleh hak dalam luas dan berkerjanya disamakan
dengan apa yang diberikan oleh pembuat undang-undang dari negara
peserta sendiri jika digunakan secara langsung perundang-undanganya
terhadap warga negaranya sendiri.
Pengecualian diberikan kepada negara berkembang (reserve). Reserve ini
hanya berlaku terhadap negara-negara yang melakukan ratifikasi dari
protocol yang bersangkutan. Negara yang hendak melakukan pengecualian

12
yang semacam ini dapat melakukannya demi kepentingan ekonomi, social,
atau cultural.
2. Universal Copyright Convention Universal Copyright Convention mulai
berlaku pada tanggal 16 September 1955. Konvensi ini mengenai karya
dari orang-orang yang tanpa kewarganegaraan dan orang-orang pelarian.
Ini dapat dimengerti bahwa secara internasional hak cipta terhadap orang-
orang yang tidak mempunyai kewarganegaraan atau orang-orang pelarian,
perlu dilindungi. Dengan demikian salah satu dari tujuan perlindungan hak
cipta tercapai. Dalam hal ini kepentingan negara-negara berkembang di
perhatikan dengan memberikan batasan-batasan tertentu terhadap hak
pencipta asli untuk menterjemahkan dan diupayakan untuk kepentingan
pendidikan, penelitian dan ilmu pengetahuan.
Konvensi ini merupakan suatu hasil kerja PBB melalui sponsor UNESCO
untuk mengakomodasikan dua aliran falsafah berkaitan dengan hak cipta
yang berlaku di kalangan masyarakat inrernasional. Di satu pihak ada
sebagian angota masyarakat internasional yang menganut civil law system,
berkelompok keanggotaannya pada Konvensi Bern, dan di pihak lain ada
sebagian anggota masyarakat internasional yang menganut common law
system berkelompok pada Konvensi-Konvebsi Hak Cipta Regional yang
terutama berlaku di negara-negara Amerika Latin dan Amerika serikat.
Untuk menjembatani dua kelompok yang berbeda sistem pengaturan
tentang hak cipta ini, PBB melalai UNESCO menciptakan suatu
kompromi yang merupakan: A new common dinamisator convention that
was intended to establist a minimum level of international copyright
relations throughout the world, without weakening or supplanting the Bern
Convention.

13
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi, Budaya Perusahaan adalah budaya organisasi yang berlaku di sebuah
perusahaan. Biasanya budaya sebuah perusahaan atau organisasi sudah terbentuk
sejak lama, sudah terbiasa, sudah mendarah daging, jadi kadang-kadang sulit untuk
dirubah.
Perbedaan latar belakang budaya dari setiap orang akan membuat perbedaan
pula dalam cara mereka berperilaku. Adakalanya budaya organisasi merupakan
sesuatu kekuatan yang tidak tampak, tapi sangat berpengaruh terhadap pikiran,
perasaan, dan tindakan seseorang dalam bekerja.
Unsur unsur budaya perusahaan pun sangat berpengaruh sekali dalam dunia
bisnis, begitupun manfaat budaya perusahaan menyangkut dengan kehidupan
manusia juga perusahaan. Dengan adanya Undang undang mengenai HAKI, Hak
Paten, Hak Cipta, dan Hak Merek, seseorang bisa dengan mudahnya menyalurkan
fikiran mereka yang berupa ide dll seperti misalnya membuat musik dengan
menggunakan UU hak cipta dll.

3.2. Saran
Adapun saran yang penyusun berikan kepada pembaca, diantaranya :
1. Para pembaca dapat lebih memahami dan memaknai pentingnya belajar bisnis
2. Bagi generasi muda, khususnya mahasiswa mulailah berbisnis dari hati dan
secara tekun
3. Dalam melakukan atau menjalankan bisnis bagi pemula kita dapat bertanya
kepada pembisnis atau pengusaha yang sudah sukses dalam dunia bisnisnya.

Demikianlah makalah mengenai budaya perusahaan dan hukum bisnis yang


dapat penyusun sampaikan, penyusun berharap kepada pembaca agar dapat
memberikan penulis kritikan maupun masukkan yang positif demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan faedah bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://pakarkinerja.com/artikel-yang-sangat-bagus-tentang-budaya-perusahaan-
corporate-culture/
http://dominique122.blogspot.co.id/2015/04/unsur-unsur-pembentuk-budaya-
perusahaan.html
http://boedylawgmail.blogspot.co.id/2011/10/unsur-unsur-pembentukan-budaya.html
http://www.psychologymania.com/2012/12/manfaat-budaya-perusahaan.html
Solihin Ismail.2006.PengantarBisnis.PrenadaMedia:Jakarta.
Widyatmini.1996.DiktatPengantarBisnis.Gunadarma:Jakarta.
http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/347543-soal-paten--ma-tolak-gugatan-bajaj-
ke-honda
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2014/06/140604_hiburan_bob_marley_lagu.s
html
http://news.detik.com/read/2014/02/11/191542/2493835/10/kasus-merek-marlboro-
cleartaste-philip-morris-kalah-lawan-japan-tobacco?nd771104bcj
http://id.wikipedia.org/wiki/Paten
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta
http://id.wikipedia.org/wiki/Merek
http://ahmadfajaruddin94.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-haki-hak-cipta-paten-
merek.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis

15

Anda mungkin juga menyukai