Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI MANAJEMEN TENTANG

PENGORGANISASIAN

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I
Geronsius S. Deo Datus Daru 1807511100
M. Kevin Alfaresi Pulungan 1807511004

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2018/2019
I.Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan
manajemen. Kepemimpinana merupakan kemampuan yang di punyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasara. Manajemen
mencakup kepemimpinan,tapi juga mencakup fungsi- fungsi lain seperti perencanaan,
pengorganisasian dan penggawasan.

A. Fungsi dan Gaya Kepemimpinan


 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
1) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas “task-related” atau pemecahan
masalah. Fungsi ini menyangkut pemberian saran penyelesaian , informasi dan
pendapat.
2) Fungsi – fungsi pemeliharan kelompok “group-maintenace” atau social. Fungsi
ini mencangkup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih
lancar – persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pedapat , dan
sebagainya.
 Gaya – Gaya Kepemimpinan
1) Gaya dengan orientasi tugas “task-oriented”
Pada gaya ini manajer berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi
bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang
diinginkan. Manajer dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan
pelaksanaan pekerjaan dari pada pengembangan dan pertumbuhan karyawan
2) Gaya dengan orientasi karyawan “employee-oriented”
Pada gaya ini manajer berorientasi karyawan mencoba untuk lebih memotivasi
bawahan di banding mengawasi mereka. Mereka mendorong para anggota
kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberina kesempatan
bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan , menciptakan suasa
persahabatan serta hubungan – hubungan saling mempercayai dan menghormati
dengan para anggota kelompok.
B.Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan
Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan
yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan ciri tertentu.Untuk
mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog
mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan
dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah
orang yang lebih agresif, lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta
lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai
implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh
lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri
kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya
yang tinggi.
Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan,
yaitu:
1. Membandingkan bawahan dengan pemimpin.
2. Membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif.
Dari berbagai studi perbandingan dalam mengungkap suatu ciri secara jelas dan
konsisten antara pemimpin dengan bawahan. diungkap bahwa seorang pemimpin lebih
cemerlang, lebih agresif, lebih terbuka, dan lebih percaya diri dari pada yang lain.
Namun banyak orang bahkan sampai jutaan jumlahnya memiliki sifat-sifat tersebut tapi
tidak pernah mencapai posisi kepemimpinan. Sehingga para peneliti beranggapan
bahwa seorang pemimpin dilahirkan bukan dibuat artinya seseorang yang dilahirkan
membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan seorang pemimpin.Untuk
selanjutnya membandingkan pemimpin yang efektif bukan tergantung pada ciri
tertentu, tapi pada seberapa baik ciri pemimpin cocok dengan kebutuhan situasi yang
sedang dihadapinya. Kecerdasan, inisiatif dan keyakinan diri merupakan tingkat dan
prestasi manajerial yang tinggi disamping terletak pada kemampuan pengawasan
manajerial dan penggunaan metode supervisi yang tepat untuk situasi tertentu.
II.Komunikasi dan Negoisasi dalam Organisasi
A. Pentingnya Komunikasi Efektif.
Sebuah perusahaan terdiri dari banyak orang dengan berbagai latar
belakang sosial dan profesional berbeda yang bekerja untuk tujuan yang sama.
Pentingnya komunikasi di tempat kerja memang tidak dapat disangkal. Manajer kerap
kali tidak menyadari pentingnya komunikasi di tempat kerja dan tidak menyampaikan
ide, tujuan, dan visi perusahaan dengan jelas. Ketika para senior tidak dapat
menciptakan lingkungan yang terbuka dan kurang mampu berkomunikasi dengan jelas,
maka hal ini memberikan dampak negatif pada budaya kerja dan produktivitas
karyawan.Saat minimnya proses berbagi informasi antara dua atau lebih individu di
dalam suatu perusahaan, maka pemborosan sumber daya akan sering terjadi. Untuk
menghindari hal tersebut, komunikasi yang efektif di tempat kerja harus didorong demi
keberhasilan perusahaan secara menyeluruh. Saran yang konstruktif dan komunikasi
sangat diperlukan untuk memberikan kemajuan dan meningkatkan kualitas karyawan.
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Berikut adalah peran komunikasi
dalam suatu organisasi di tempat kerja:

1) Meningkatkan produktivitas
Komunikasi yang efektif di tempat kerja hal yang paling penting bagi keberhasilan
sebuah perusahaan. Setiap perusahaan memiliki seperangkat tujuan yang jelas.

2) Menyelesaikan konflik
Jika sebuah perusahaan mnghadapi masalah, krisis dan konflik akibat antara
karyawan menyebabkan penundaan ekerjaan sehari-hari. Hal ini menyebabkan
pemborosan sumber daya dan menurunkan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Komunikasi yang terbuka di tempat kerja dapat mencegah dan menyelesaikan konflik.
Misalnya jika dua karyawan memiliki ketidak setujuan atas beberapa masalah, maka
konflik tersebut diselesaikan melalui diskusi bersama.
3) Mengembangkan kualitas karyawan
Lingkungan kerja yang ramah, memberikan kesempatan dan dorongan pada
karyawan untuk mengungkapkan ide-ide, memberikan umpan balik, memotivasi
karyawan untuk bekerja lebih baik, memberikan penghargaan merupakan beberapa
contoh komunikasi efektif yang dapat memberikan kepuasan kerja dan peningkatan
kualitas karyawan.

4) Membentuk hubungan profesional dan lingkungan yang kondusif


Karyawan dan manajer dalam suatu perusahaan harus berkomunikasi secara jelas,
terbuka, dan jujur. Manajer harus membangun hubungan kerja yang menyenangkan
sehingga karyawan tidak ragu untuk menyelesaikan pekerjaan dan membentuk
hubungan yang baik. Hal ini membuat karyawan merasa peduli dan dihargai serta
memberikan dorongan loyalitas terhadap perusahaan.

Pentingnya komunikasi di tempat kerja dapat diringkas dan disimpulkan


menjadi dua kata, yaitu kepuasan kerja. Jika karyawan puas bekerja dalam suatu
perusahaan, fakta bahwa masa depan perusahaan benar-benar terjamin tidak akan
mampu disanggah.

B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka. Informasi harus disampaikan atau dikomunikasikan manajer agar mereka
mempunyai dasar perencanaan dan rencana-rencana harus dikomunikasikan kepada
kepada pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi
dengan bawahan tentang penugasan sesuai dengan jabatan mereka. Komunikasi lisan
dan tertulis adalah bagian esensi pengawasan.

Model Komunikasi Antar Pribadi.

Model proses komunikasi yang paling sederhana adalah sebagai berikut:

Pengirim ------> berita ------> Penerima


Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur
hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Meskipun modelnya sederhana, proses
komunikasi adalah kompleks. Sebagai satu gambaran kompleknya proses komunikasi
adalah “telepon”, dimana pengirim menyampaikan suatu berita , tetapi penerima
mungkin mendengar atau menerima berita bukan yang di maksud pengirim.

Model proses komunikasi yang lebih terperinci, degan unsur-unsur penting


yang terlibat dalam komunikasi antara dan diantara para anggota organisasi:

a) Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau pesan

b) Yang di terjemahkan atau di sandikan dalam kata-kata dan simbol-simbol

c) Kemudain di sampaikan atau di kirimkan sebagai berita kepada penerima

d) Penerima menangkap simbol-simbol

e) Kemudian diterjemahkan kembali atau di artikan kembali menjadi suatu gagasan

f) Mengirim berbagai bentuk sebagai bentuk umpan balik kepada pengirim

Sumber (source) atau pengirim berita memainkan langkah pertama dalam proses
komunikasi. Sumber mengendalikan macam berita yang dikirim, susunan yang
digunakan, dan serang saluran melalui mana berita dikirim .Jika salah satu elemen
komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-
komponen dalam komunikasi antara lain :

a) Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau


informasi serta mempunyai kepentingan mengkomunikasikan kepada orang lain.

b) Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan


disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.

c) Pesan (Massage) adalah pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat
dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
d) Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat,
udara untuk kata-kata yang diucapkan.

e) Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan
tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.

f) Penafsiran Kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan


dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat
penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin
efektif komunikasi yang terjadi.

g) Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi
kominikasi pengirim dinyatakan.

C. Hambatan – hambatan dalam komunikasi organisasi


Komunikasi adalah vital , tetapi komunikasi sering tidak efektif dengan adanya
kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya . Berikut ini akan di bahas
hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif tersebut, dengan
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Hambatan –hambatan organisasional, yaitu :

a. Tingkat hirarki
Bila suatu organisai tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan
berbagai masalah komunikasi . Karena berita harus melalui tingkatan (jenjang)
tambahan , yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tempat tujuan
dan cendrung menjadi berkurang ketepatannya . Berita yang mengalir keatas atau ke
bawah tingkatan-tingkatan organisasi akan melalui beberapa “filter”, dengan presepsi,
motif, kebutuhan dan hubunganya sendiri. Setiap tingkatan dalam rantai komunikasi
dapat menambah, mengurangi, mengubah atau sama sekali berbeda dengan berita
aslinya.
b. Wewenang manjerial
Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat
mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi di lain pihak, pada kenyataannya bahwa
seseorang yang mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan – hambatan
terhadap komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya
menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka tampak
lemah. Sebaliknya, banyak bawahan mengindari situasi dimana mereka harus
mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam kedudukan yang tidak
menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan
bawahan.

c. Spesialisasi
Spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan masalah –
masalah komunikasi, di mana hal ini cenderung memisahkan orang – orang, bahkan
bila mereka bekerja saling berdekatan.
2. Hambatan – hambatan antar pribadi

Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita – berita yang


mereka kirim akan berubah atau menyimpang, bahkan bila hambatan – hambatan
komunikasi organisasional tidak ada. Banyak kesalahan komunikasi disebabkan bukan
oleh faktor – faktor organisasi, tetapi oleh masalah – masalah
ketidaksempurnaan manusia dan bahasa. Manajer perlu memperhatikan hambatan –
hambatan antarpribadi seperti:

a. Persepsi Selektif
Persepsi adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seseorang
menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala sesuatu di lingkungannya.
Segera setelah seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi
berbagai tipe informasi yang berarti. Dalam hal ini pengalaman mengajarkan
seseorang dengan reaksi tertentu, bila seseorang mendengar suara kereta api, maka
dia mengharapkan akan melihat kereta api. Seorang karyawan menjadi “defensif”
secara otomatis bila dipanggil atasannya. Dengan kata lain, pengharapan yang
mengarahkan seseorang untuk melihat atau mendengar kejadian, orang, objek atau
situasi adalah sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar. Hal ini disebut persepsi
selektif.

b. Status atau Kedudukan Komunikator


Status komunikator. Hambatan utama komunikasi lainya adalah kecenderungan
untuk menilai, mempertimbngkam dan membentuk pendapat atas dasar
karakteristik-karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitasnya. Kredibilitas
didasarkan “keahlian” seseorang dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan
tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan mengkomunikasikan
kebenaran.

c. Keadaan Membela Diri


Keadaan membela diri. Perasaan membela diri pada pengirim, penerima berita
atau keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan
membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerak tubuh, dan
pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak
lain. Jadi, akan timbul reaksi ratai defensive. Keadaan ini membuat pendengar lebih
berkonsentrasi pada apa yang dikatakan dan bukan pada apa yang sedang dingar.

III. Negosiasi untuk mengatasi konflik


Negosiasi merupakan proses penetapan keputusan secara bersama dimana
pihak- pihak yang terlibat memiliki preferensi yang berbeda. suatu cara untuk
menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan
menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.
Karakteristik utama negosiasi:
 senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
 memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi
mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
 menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter);
 hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh maupun ekspresi wajah;
 negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi;
 ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.
Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi antara dua orang seperti ;
pada saat manajer dan bawahannya memutuskan tanggal penyelesaian proyek yang
harus diselesaikan oleh bawahan.Di dalam kelompok misal: untuk mengambil
keputusan kelompok atas suatu kasus. Antar kelompok seperti; bagian pembelian
dengan pemasok dalam kesepakatan harga, kualitas atau tanggal penyerahan barang.
Adapun tujuan dari negoisasi ini , terdiri dari tiga (3) yaitu :
 Tujuan agresif :berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage)
pihak lawan.
 Tujuan kompetitif: berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more)
dari pihak lawan.
 Tujuan kooperatif: berusaha memperoleh kesepakatan yang saling
menguntungkan (mutual gain)

Anda mungkin juga menyukai