Anda di halaman 1dari 5

Diskusi 1

Suatu bisnis yang bergerak dalam industri telekomunikasi, dijalankan melalui perumusan
perencanaan pemasaran yang mendasarkan pada pasar, pelanggan dan produk yang ada. Setujukah
Anda bahwa pelaku bisnis tersebut perlu membuat struktur atau outline perencanaan pemasaran
dengan jelas agar tingkat keuntungan dan pertumbuhan penjualan yang diharapkan dapat lebih
terealisasi? Jelaskan alasan Anda.

Jawab:

Setuju.

Menurut Tumpal (2021: 1.19-22), struktur atau outline perencanaan pemasaran biasanya meliputi
hal-hal sebagai berikut:

Daftar Isi

Ringkasan eksekutif

Overview keseluruhan perencanaan, termasuk deskripsi produk atau layanan, keuntungan


diferensial, investasi yang dibutuhkan, dan antisipasi penjualan dan profit.

I. Pendahuluan

Produk atau jasa apa yang dijual, gambaran detailnya dan penjelasan bagaimana produk atau jasa
tersebut akan menempati pasar.

II. Analisis Situasi

1. Lingkungan situasi, yang meliputi: permintaan dan tren permintaan, faktor sosial dan
budaya, demografi, kondisi ekonomi dan bisnis pada saat ini untuk produk ini dan untuk area
geografis yang dipilih, kelas teknologi produk ini, politik, hukum dan regulasi;
2. Lingkungan netral, yang meliputi: lingkungan finansial, lingkungan pemerintahan, lingkungan
media, lingkungan yang menaruh minat khusus;
3. Lingkungan kompetitor, dan
4. Lingkungan perusahaan.

III. Target Pasar

Gambaran segmen target pasar secara detail dengan menggunakan segmentasi demografi,
psikografi, geografi, gaya hidup, dan lain-lain serta gambaran segmentasi apa saja yang cocok,
termasuk penjelasan terkait mengapa segmen tersebut menjadi target pasar pilihan dan seberapa
besar segmen tersebut.

IV. Masalah dan Kesempatan

Meliputi pernyataan-pernyatan atas setiap kesempatan dan mengapa disebut sebagai suatu
kesempatan, pernyataan atas setiap masalah dan petunjuk apa yang hendak dilakukan, dan
pernyataan jelas tentang keuntungan kompetitif diferensial yang dimiliki.

V. Sasaran Pemasaran dan Tujuan

Meliputi pernyataan secara tepat sasaran dan tujuan pemasaran dalam bentuk volume penjualan,
pangsa pasar, return on investment, sasaran dan tujuan pemasaran lainnya, serta waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai hal tersebut.
VI. Strategi pemasaran

Berisikan strategi-strategi alternatif untuk keseluruhan strategi, contohnya untuk menembus pasar
baru, pemasar dapat masuk pasar sebagai yang pertama, masuk pasar lebih awal, belakangan,
secara horizontal atau vertikal dan mengeksploitasi strategi ceruk produk yang berbeda. Matriks
kemampuan bisnis dan keunggulan pasar serta analisis daur hidup produk harus dibuat jika strategi
pemasaran adalah strategi induk atau strategi pemasaran pada level manajemen.

VII. Taktik pemasaran

Merupakan bagaimana cara mengimplementasikan strategi pemasaran yang dipilih dalam bentuk
variabel produk, harga, promosi, distribusi, dan variabel taktik dan lingkungan lainnya.

VIII. Implementasi dan Kontrol

Berisikan perhitungan titik impas dan grafik titik impas untuk proyek tersebut, termasuk juga
perhitungan proyeksi penjualan, aliran dana setiap bulan selama tiga tahun, penentuan biaya untuk
memulai, anggaran bulanan, berikut tugas-tugas yang dibutuhkan.

IX. Ringkasan

Merupakan ringkasan mengenai keuntungan, biaya, dan neraca, serta keuntungan diferensial yang
ditawarkan, dan mengapa rencana akan berhasil.

X. Apendiks

Semua informasi relevan yang mendukung.

Dari penjelasan singkat tentang outline perencanaan pemasaran di atas, dapat kita simpulkan bahwa
secara umum pembuatan outline perencanaan pemasaran akan dapat membantu pelaku bisnis di
industri telekomunikasi untuk dapat memproyeksikan tingkat keuntungan/kerugian serta posisi
neraca sehingga akan memberi kestabilan jangka panjang dibanding perencanaan yang didasarkan
pada proses intuitif yang lebih banyak meramalkan dan cenderung mengekstrapolasikan tren
sebelumnya (Tumpal, 2021: 1.19). Hal ini karena dalam outline perencanaan pemasaran mampu
memberikan fokus pada usaha pelaku bisnis sehingga dapat memaksimalkan keuntungan, antara lain
(Tumpal, 2021: 1.6-9):

1. bertindak sebagai peta yang menggambarkan situasi pasar, situasi politik, hukum, berbagai
regulasi, kondisi ekonomi dan bisnis, kondisi teknologi, ramalan kebutuhan, faktor sosial dan
budaya, dan demografi dari target pasar, sekaligus juga gambaran sumber daya perusahaan
yang tersedia;
2. membantu dalam kontrol manajemen dan implementasi strategi yang memungkinkan
pelaku bisnis untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang mungkin terjadi, yang
mungkin membutuhkan perubahan arah serta membantu dalam mengontrol situasi dan
memberikan perusahaan opsi-opsi dalam mengambil langkah-langkah korektif yang perlu
dilakukan untuk menjaga agar proyek tetap berada pada jalur yang semestinya sehingga
sasaran dapat tercapai;
3. memampukan pelaku bisnis untuk mendapatkan gambaran yang detail, sehingga dapat
memberikan informasi peran dan fungsi tentang sasaran pemasaran dan bagaimana sasaran
itu dicapai, yaitu oleh siapa, dengan apa, dan kapan, bagi setiap anggota perusahaan untuk
dapat melihat bagaimana perannya masing-masing dan dapat saling berkoordinasi dengan
yang lain serta dapat memperoleh gambaran tanggung jawab mereka secara up-to-date dan
beradaptasi dengan pekerjaan peserta yang lain;
4. memperlihatkan gambaran pengoordinasian semua sumber daya untuk dapat
mengoptimalkan alokasikan sumber daya, baik uang, manusia, modal, barang, dan tenaga
kerja dan aset perusahaan lainnya yang terbatas tersebut secara efisien dan efektif untuk
merealisasikan penjualan perusahaan, sembari menunjukkan bahwa sasaran perusahaan
dapat dicapai walaupun terdapat ancaman potensial untuk menyelesaikan suatu proyek,
serta untuk melihat kontrol perusahaan terhadap proyek tersebut dari awal sampai akhir,
memvisualisasikan sasaran utama dan apa yang harus dilakukan pada setiap titik termasuk
tindakan, biaya, dan berbagai kemungkinan;
5. menstimulasi pemikiran baru dan pemanfaatan sumber daya yang terbatas dengan optimal,
sehingga mampu memperoleh hasil yang maksimal dari apa yang dimiliki dan meminimalkan
kelemahan pelaku bisnis;
6. memberi gambaran pembagian tanggung jawab, tugas, dan pengaturan jadwal kegiatan dan
memberikan struktur/outline yang jelas mengenai pembagian tanggung jawab ini, juga untuk
menghindarkan pelaku bisnis dari suboptimasi yang bisa saja terjadi akibat pengoptimalan
bagian kecil rencana yang justru menyebabkan kerusakan keseluruhan rencana. Misalnya
pengoptimalan dilakukan hanya pada detail teknis saja, maka dana yang terserap untuk
pengembangan produk menjadi amat besar sehingga tidak tersedia lagi dana untuk strategi
pemasaran. Secara teknis, perusahaan memiliki produk yang unggul tetapi tidak memiliki
dana untuk memasarkan produknya sehingga karena terjadi suboptimasi tadi maka produk
tersebut bisa dikatakan gagal. Bisa jadi solusi teknis yang minimal dengan biaya rendah lebih
dapat diterima sehingga masih terdapat dana untuk perencanaan pemasaran. Oleh karena
itu, perencanaan pemasaran harus dilakukan dengan benar untuk dapat memberikan
jaminan bahwa setiap tugas dikerjakan oleh orang yang bertanggung jawab dalam urutan
yang benar, dan bahwa setiap bagian dan strategi dikoordinasikan secara sinergis untuk
memaksimalkan efek dan memastikan penyelesaian proyek dengan sumber daya yang
tersedia; dan
7. membantu mendokumentasikan dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat muncul selama
persiapan juga membantu pelaku bisnis berpikir strategis, dan mempertimbangkan apa yang
perlu dilakukan ketika ada kesempatan, masalah, dan ancaman potensial di masa datang,
sehingga memampukan pelaku bisnis untuk memodifikasi rencana aksi guna
memaksimalkan kesempatan dan memecahkan masalah, serta menghindari ancaman
tersebut.

Lebih lanjut, membuat outline perencanaan pemasaran dengan jelas merupakan salah satu cara agar
tingkat keuntungan dan pertumbuhan penjualan yang diharapkan dapat lebih terealisasi. Alasannya
karena dengan struktur atau outline perencanaan pemasaran yang jelas berarti pelaku bisnis telah
mampu menyusun perencanaan pemasaran dengan baik di mana perencanaan pemasaran itu
sendiri merupakan visualisasi secara jelas ke mana perusahaan akan menuju dan apa yang hendak
perusahaan capai (Tumpal, 2021: 1.4), mengingat perencanaan pemasaran sendiri merupakan hal
yang penting untuk setiap operasi bisnis yang bertujuan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan
pemasaran suatu produk atau layanan, yang meliputi proses perencanaan tahapan-tahapan aktivitas
dalam pemasaran dan pada saat yang sama, perencanaan pemasaran memberi gambaran detail
langkah-langkah penting yang dibutuhkan untuk menuju posisi yang diinginkan serta
menggambarkan rencana tentang berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap
langkah, berapa sumber daya uang, dan usaha apa yang dibutuhkan (Tumpal, 2021: 1.4-37). Dalam
kaitannya dengan tingkat keuntungan dan pertumbuhan penjualan, perencanaan pemasaran
merupakan hal yang penting dan berarti bagi pelaku bisnis. Hal ini dikarenakan perencanaan
pemasaran berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan penjualan
(yang umumnya meliputi pemaksimalan pendapatan, keuntungan, Return on Investment, dan
peminimalan biaya), di mana biasanya dipengaruhi oleh ratusan faktor internal dan eksternal yang
saling berinteraksi dalam cara yang kompleks. Oleh karena itu, diperlukan prosedur formal
penyusunan rencana pemasaran guna menajamkan pemakaian rasionalitas untuk mengurangi
kerumitan operasi bisnis, juga untuk secara realistis menetapkan harapan perusahaan di masa yang
akan datang, serta untuk mengatasi meningkatnya tekanan kompetisi, kompleksitas lingkungan, dan
cepatnya perubahan teknologi (Tumpal, 2021: 1.5).

Contoh pelaku bisnis dalam industri telekomunikasi (khususnya telekomunikasi seluler) yang mampu
memperoleh manfaat dari adanya perencanaan pemasaran ialah PT Indosat Tbk. sebagaimana
disebutkan dalam penelitian Putera dan Widyaningsih (2017) yang berjudul “Analisis Rencana
Pemasaran Produk Seluler pada PT Indosat Tbk.”, di mana hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa langkah-langkah rencana pemasaran yang telah diterapkan oleh PT Indosat Tbk. telah
berhasil membuat produk dan layanan seluler yang dihasilkannya menjadi sebuah keunggulan
kompetitif, memiliki kemampuan dalam melakukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan
proses pemasaran dan memberikan layanan atas produk telekomunikasi yang simpel, terjangkau
dan mudah, serta didukung jaringan berteknologi LTE guna memberikan pengalaman yang lebih baik
bagi pelanggan yang didukung dengan kepemilikan sumber daya yang mumpuni, meskipun masih
diperlukan beberapa tambahan inisiatif untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis,
sehingga dapat berkompetisi dengan baik dan tetap menjadi challenger bagi operator lainnya.

Meskipun demikian, jika kita melihat lebih dalam pada industri telekomunikasi, penyusunan outline
perencanaan pemasaran tidak serta-merta membuat pelaku bisnis yang menerapkannya akan lebih
sukses. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain misalnya:

1. Industri telekomunikasi Indonesia yang sedang berada pada pertumbuhan pasar yang sangat
tinggi, mengingat di kala pandemi hampir semua layanan sektor usaha beralih ke ranah
digital, seperti pemberlakuan aturan bekerja dari rumah (Work from Home) juga bagi para
pelajar, guru, mahasiswa yang menjalankan proses pembelajaran jarak jauh (Prambadi,
2021). Menurut Tumpal (2021: 1.36), perusahaan yang sedang berada pada pertumbuhan
pasar yang sangat tinggi biasanya bergerak mengikuti momentum pertumbuhan saja; dan
2. Industri telekomunikasi Indonesia merupakan bisnis yang semakin kompetitif seiring dengan
penetrasi pasar yang masih terbuka lebar akibat maraknya aksi korporasi berupa merger dan
akuisisi (Kontan.co.id, 202). Jika bisnis sangat kompetitif, tidak ada perkembangan yang
dapat terlihat. Namun, pada keadaan ini, perusahaan yang tidak memiliki perencanaan
pemasaran akan bernasib lebih buruk (Tumpal, 2021: 1.36).

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pembuatan struktur atau outline perencanaan
pemasaran dengan jelas secara umum dapat membantu pelaku bisnis dalam industri telekomunikasi
agar tingkat keuntungan/kerugian, posisi neraca, dan pertumbuhan penjualan yang diharapkan
dapat lebih terealisasi sehingga akan memberi kestabilan jangka panjang dibanding perencanaan
yang didasarkan pada proses intuitif, meskipun pembuatan outline perencanaan pemasaran tidak
serta-merta membuat pelaku bisnis yang menerapkannya akan lebih sukses karena faktor-faktor
tertentu misalnya perusahaan yang sedang berada pada pertumbuhan pasar yang sangat tinggi
(biasanya bergerak mengikuti momentum pertumbuhan saja), atau jika bisnis sangat kompetitif,
perusahaan yang tidak memiliki perencanaan pemasaran akan bernasib lebih buruk meskipun tidak
ada perkembangan yang dapat terlihat secara signifikan.
Daftar Pustaka:

1. Tumpal, D. 2021. BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.
2. Putera, G., dan Widyaningsih, Y. A. 2017. Analisis Rencana Pemasaran Produk Seluler pada
PT Indosat Tbk. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/131078 Diakses pada tanggal 29 April
2022.
3. Prambadi, G. A. 2021. Industri Telekomunikasi Dinilai akan Semakin Bertumbuh. Jakarta:
Republika.co.id. https://www.republika.co.id/berita/qytxvy456/industri-telekomunikasi-
dinilai-akan-semakin-bertumbuh Diakses pada tanggal 29 April 2022.
4. Mulyana R. N. 2022. Merger dan akuisisi marak, sinyal kuat sektor telekomunikasi yang kian
kompetitif. Jakarta: Kontan.co.id. https://industri.kontan.co.id/news/merger-dan-akuisisi-
marak-sinyal-kuat-sektor-telekomunikasi-yang-kian-kompetitif Diakses pada tanggal 29 April
2022.

Anda mungkin juga menyukai