Anda di halaman 1dari 60

SKRIPSI TERAPAN

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING DALAM


MENENTUKAN BIAYA POKOK PRODUK PADA TAHUN 2021
(STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI SETIA BOGOR)

Disusun oleh:
Muhamad Febryanto
4417030035

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN


PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2021
SKRIPSI TERAPAN

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING DALAM


MENENTUKAN BIAYA POKOK PRODUK PADA TAHUN 2021
(STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI SETIA BOGOR)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Akuntansi Keuangan

Disusun oleh:
Muhamad Febryanto
4417030035

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN


PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA TERAPAN
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2021
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Laporan Skripsi ini adalah hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan karya orang lain baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat, gagasan, atau temuan orang lain yang terdapat di dalam Laporan Skripsi
ini telah saya kutip dan saya rujuk sesuai dengan etika ilmiah.

Nama : Muhamad Febryanto


NIM : 4417030035
Tanda Tangan :
Tanggal : 26 Agustus 2021

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Muhamad Febryanto
NIM : 4417030035
Program Studi : D4 Akuntansi Keuangan
Judul Skripsi : Penerapan Sistem Activity Based Costing Dalam
Menentukan Biaya Pokok Produk pada Tahun 2021 (Studi
Kasus Pada Kelompok Tani Setia Bogor)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
pada Program Studi D4 Akuntansi Keuangan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Jakarta.

DEWAN PENGUJI
Ketua Penguji : Novitasari, S.Pd.,M.Ak. ( )

Anggota Penguji : Rodiana Listiawati, S.E,.M.M ( )

DISAHKAN OLEH KETUA JURUSAN AKUNTANSI

Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 26 Agustus 2021

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. Sabar Warsini, S.E., M.M.


NIP. 196404151990032002

iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Muhamad Febryanto
NIM : 4417030035
Program Studi : D4 Akuntansi Keuangan
Judul Skripsi : Penerapan Sistem Activity Based Costing Dalam
Menentukan Biaya Pokok Produk pada Tahun 2021 (Studi
Kasus Pada Kelompok Tani Setia Bogor)

Disetujui oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Nedsal Sixpria, S.E., Ak., M.M., CA. Rodiana Listiawati, S.E,.M.M


NIP. 196012311990031020 NIP. 196106111988032002

Ketua Program Studi Sarjana Terapan


Akuntansi Keuangan

Herbirowo Nugroho, S.E.,M.Si


NIP. 197202221999031003

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
karunia, kekuatan, dan dukungan yang diberikan-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan Sistem Activity Based Costing
Dalam Menentukan Biaya Pokok Produk pad Tahun 2021 (Studi Kasus Pada
Kelompok Tani Setia Bogor) dengan baik. Adapun tujuan dibuatnya skripsi ini
adalah sebagai prasayarat guna meraih gelar Sarjana Terapan Akuntansi di bidang
studi Akuntansi Keuangan pada Politeknik Negeri Jakarta.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ispriyanto dan Ibu Wastiah, selaku orang tua kandung dan Cindy
Agustustina selaku adik kandung.
2. Bapak Dr.sc.H. Zainal Nur Arifin,Dipl-Ing.HTL.,M.T.. selaku Direktur
Politeknik Negeri Jakarta.
3. Ibu Dr. Sabar Warsini, S.E., M.M., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Jakarta.
4. Bapak Herbirowo Nugroho, S.E.,M.Si. selaku Ketua Program Studi D4
Akuntansi Keuangan Politeknik Negeri Jakarta.
5. Bapak Nedsal Sixpria, S.E., Ak., M.M., CA selaku dosen pembimbing 1 yang
membimbing selama penyusunan skripsi.
6. Ibu Rodiana Listiawati, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing I yang dengan
penuh perhatian memberikan arahan selama penyusunan skripsi
7. Luqman ma’ruf amin, Zukhruf Fatun Nisa, dan Annisa Deisy Satria, selaku
sahabat yang selalu mengingatkan dalam mengerjakan tugas-tugas.
8. Siti Nadya Ulfa, selaku teman dekat yang selalu mendukung penuh dan
mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi.
9. Dinda Rizki Setianti, Azzahra Hani Putri, Fanisa Eriningtyas, dan Ahmad Revy
Fachreza selaku, sahabat sejak sekolah dasar yang saling mendukung untuk
menyelesaikan skripsi.

vi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis memohon maaf dan meminta pengertian yang
sebesar-besarnya apabila terjadi kekeliruan, kesalahan ataupun segala kekurangan,
baik yang disadari maupun yang tidak disadari dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca dan pihak-pihak lainnya.

Depok, 26 Agustus 2021


Penulis

Muhamad Febryanto

vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademis Politeknik Negeri Jakarta, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:

Nama : Muhamad Febryanto


NIM : 4417030035
Program Studi : D4 Akuntansi Keuangan
Jurusan : Akuntansi
Jenis Karya : Skripsi Terapan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Politeknik Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Penerapan Sistem Activity Based Costing dalam Menentukan Biaya Pokok


Produk pada Tahun 2021 (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Setia Bogor)”

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia atau mengformatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 26 Agustus 2021

Yang menyatakan

Muhamad Febryanto

viii
PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING DALAM
MENENTUKAN BIAYA POKOK PRODUK PADA TAHUN 2021
(STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI SETIA BOGOR)

Oleh:
Muhamad Febryanto
Program Studi D4 Akuntansi Keuangan

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan perhitungan biaya pokok


produk dengan sistem Activity Based Costing pada Kelompok Tani Setia dan
membandingkan perhitungan biaya pokok produk dengan sistem tradisional yang
diterapkan pada Kelompok Tani Setia. Sehingga petani dapat mengetahui biaya
pokok produk yang akurat untuk menentukan harga jual dan keuntungan. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Jenis data
dan sumber data penelitian yang digunakan adalah data primer. Metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan observasi pada
Kelompok Tani Setia pada bulan juli 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kelompok Tani Setia menggunakan sistem tradisional dalam perhitungan biaya
pokok produk sehingga terdapat distorsi biaya. Setelah diperhitungkan
menggunakan sistem Activity Based Costing, biaya pokok produk mengalami
undercosting pada produk tepung ubi ungu dan tepung mocaf. Oleh karena itu,
sistem Activity Based Costing lebih baik diterapkan pada Kelompok Tani Setia
karena mampu mengalokasikan biaya overhead pabrik ke setiap produk secara tepat
berdasarkan konsumsi pada masing-masing aktivitas.

Kata kunci : Activity Based Costing, Biaya Pokok Produk, Sistem Tradisional.

ix Politeknik Negeri Jakarta


IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM IN
DETERMINING COST OF PRODUCTS IN 2021
(CASE STUDY AT KELOMPOK TANI SETIA, BOGOR)

By:
Muhamad Febryanto
Study Program Applied Bachelor of Financial Accounting

ABSTRACT

The purpose of this study is to apply the calculation of the cost of products
with the Activity Based Costing system in Kelompok Tani Setia and compare the
calculation of the cost of the product with the traditional system applied to the Setia
Farmer Group. So that farmers can find out the cost of the product accurately to
determine the selling price and profit. This type of research is a descriptive research
with qualitative methods. Types of data and research data sources used are primary
data. The data collection method used was interviews and observations at
Kelompok Tani Setia in July 2021. The results showed that the Setia Farmers Group
used the traditional system in calculating the cost of the product so that there was
a cost distortion. After being calculated using the Activity Based Costing system,
the cost of the product was undercosted for purple yam flour and mocaf flour
products. Therefore, the Activity Based Costing system is better applied to
Kelompok Tani Setia because it is able to allocate factory overhead costs to each
product appropriately based on the consumption of each activity.

Keywords : Activity Based Costing, Cost of Product, Traditional System.

x Politeknik Negeri Jakarta


DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... viii
ABSTRAK......................................................................................................... ix
ABSTRACT ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................................. 3
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
2.1 Landasan Teori ...................................................................................... 6
2.1.1 Biaya .............................................................................................. 6
2.1.2 Klasifikasi Biaya ............................................................................ 6
2.1.3 Sistem Biaya Tradisional ................................................................ 8
2.1.4 Activity Based Costing (ABC) system ............................................. 9
2.1.5 Jenis Aktivitas............................................................................... 10
2.1.6 Syarat-syarat penerapan Activity Based Costing (ABC) system ..... 11
2.1.7 Keunggulan Activity Based Costing (ABC) system ........................ 11
2.1.8 Perbedaan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing (ABC)
System .......................................................................................... 12
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 12
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 15
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................... 16
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 16
3.2 Objek Penelitian .................................................................................. 16
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 17
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 17
3.5 Metode Analisis Data ........................................................................... 18
3.6 Metode Validasi Data ........................................................................... 18
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 20
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 20
4.1.1 Profil Kelompok Tani Setia ........................................................... 20
4.1.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Setia ...................................... 20
4.1.3 Proses Produksi Kelompok Tani Setia ........................................... 23
4.1.4 Komponen Biaya .......................................................................... 26

xi Politeknik Negeri Jakarta


4.2 Pembahasan ......................................................................................... 29
4.2.1 Penerapan Biaya Pokok Produk Dengan Menggunakan Sistem
Tradisional .................................................................................... 29
4.2.2 Penerapan Biaya Pokok Produk Dengan Menggunakan Sistem
Activity Based Costing .................................................................. 31
4.2.3 Membandingkan Biaya Pokok Produk Sistem Tradisional dengan
Activity Based Costing...................................................................... 37
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................ 38
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 38
5.2 Saran ................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 40
LAMPIRAN ..................................................................................................... 42

xii Politeknik Negeri Jakarta


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………….. 15


Gambar 3.1 Sumber Informan…………………………………………………... 19
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Tani Setia…………………………. 21

xiii Politeknik Negeri Jakarta


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 12

Tabel 3.1 Triangulasi Teknik Wawancara ........................................................... 19

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Produksi Kelompok Tani Setia ................................. 26


Tabel 4.2 Pembelian Bahan Baku ....................................................................... 27
Tabel 4.3 Rincian Biaya Tenaga Kerja Langsung................................................ 27
Tabel 4. 4 Rincian Penyusutan Peralatan ............................................................ 28
Tabel 4.5 Rincian Biaya Overhead Pabrik .......................................................... 29
Tabel 4.6 Biaya Overhead Pabrik Sistem Tradisional ......................................... 30
Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Pokok Produk Metode Tradisional ......................... 31
Tabel 4.8 Golongan Aktivitas ............................................................................. 32
Tabel 4.9 Rincian Cost Driver ............................................................................ 34
Tabel 4.10 Rincian Cost Pool yang Homogen .................................................... 34
Tabel 4.11 Pool Rate Unit Level Activity pada Kelompok Tani Setia................... 35
Tabel 4.12 Pool Rate Batch Level Activity pada Kelompok Tani Setia ................ 35
Tabel 4.13 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke Produk ................................ 36
Tabel 4.14 Biaya Pokok Produk sistem ABC ...................................................... 37
Tabel 4.15 Perbandingan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing ............ 37

xiv Politeknik Negeri Jakarta


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan berkontribusi
menjadi penggerak utama dalam pengembangan ekonomi rakyat Indonesia
(Kementerian Pertanian Republik Indonesia, n.d.). Sektor pertanian merupakan
sektor terbesar kedua setelah industri pengolahan dan telah memberikan kontribusi
rata-rata sebesar 13,25 persen sepanjang tahun 2011 hingga 2019 (Dahiri & Risandi,
2021). Masuknya Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, membuat
perekonomian Indonesia turut terkena dampaknya. Kontraksi pertumbuhan
perekonomian Indonesia pada triwulan II 2020 sebesar 4,19 persen dan secara year-
on-year (yoy) sebesar 5,32 persen (Badan Pusat Statistik, 2020). Badan Pusat
Statistik (BPS) mengatakan bahwa pertanian merupakan penyumbang tertinggi
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kenaikan PDB pertanian pada
triwulan II 2020 sebesar 16,24 persen dan secara yoy naik sebesar 2,19 persen
(CNBC Indonesia, 2020).
Petani memiliki potensi yang besar, namun petani memiliki beberapa
masalah terkait aspek sumber daya manusia dan keuangan yang cukup serius.
Aspek sumber daya manusia yaitu regenerasi petani muda yang semakin
mengalami penurunan, sehingga melambatnya pembaharuan dibidang ilmu
pengetahuan seperti teknik pengolahan hasil pertanian dan keuangan. Menurut
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian
(BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, petani muda di Indonesia dengan usia 20-39 tahun
berjumlah 2,7 juta orang atau hanya sebesar delapan persen dari total 33,4 juta
petani lokal yang didominasi oleh petani kolonial (Antara, 2020). Berdasarkan
temuan di petani Desa Cikarawang, Bogor, mereka hanya memiliki sedikit
informasi terkait keuangan seperti menghitung biaya pokok penjualannya.
Pelaku usaha harus mencari cara agar tetap bertahan dimasa pandemi ini.
UKM perlu melakukan inovasi bisnis model mulai dari produk, pemasaran,
keuangan dan sistemnya (Khasanah, 2020). Usaha yang dapat dilakukan oleh
kelompok tani adalah dengan memperhatikan faktor-faktor dalam usaha, seperti

1 Politeknik Negeri Jakarta


2

mengurangi atau mengendalikan biaya tanpa harus mengurangi kualitas dan kuantitas
produk yang telah ditetapkan.
Perhitungan biaya pokok produksi yang tepat dan akurat merupakan hal yang
perlu dilakukan oleh setiap usaha, karena tanpa adanya perhitungan biaya pokok
produk yang tepat dan akurat, perusahaan manufaktur yang bersangkutan akan
mengalami masalah dalam menentukan harga jual suatu produk yang dihasilkan
(Windriasari, 2017). Perhitungan biaya pokok produk merupakan komponen penting
dalam menentukan harga jual dari sebuah produk. Namun dari kelompok tani
umumnya harga jual ditentukan langsung oleh para tengkulak hal ini menjadi
masalah bagi petani.
Metode tradisional costing merupakan sistem perhitungan harga pokok
tradisional pada perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk akan
mengalami kesulitan dalam menyajikan biaya produksi yang akurat, hal ini terjadi
karena pembebanan biaya overhead dilakukan berdasarkan unit produksi dari tiap
jenis produk (Yudiastra et al., 2017). Hal ini akan menimbulkan masalah karena
produk yang dihasilkan tidak dapat mencerminkan biaya yang sebenarnya diserap
untuk menghasilkan produk tersebut. Sebagai akibatnya akan muncul produk
undercosting dan produk overcosting (Hanimah, 2020). Perkembangan ilmu
pengetahuan telah melahirkan suatu sistem perhitungan biaya yang dirancang untuk
mengatasi keterbatasan sistem tradisional, yaitu Activity Based Costing (ABC) system.
Activity Based Costing (ABC) system dapat mengurangi distorsi biaya yang disebabkan
oleh sistem tradisional dengan memfokuskan biaya yang terdapat pada produk
berdasarkan aktivitas untuk menghasilkan produk sehingga akan menghasilkan
perhitungan yang lebih akurat (Hariyani, 2018).
Kelompok tani Setia merupakan bentuk usaha yang bergerak dibidang
pertanian di Desa Cikarawang, Bogor. Merek usaha dari kelompok tani Setia
dinamakan SETIA. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelompok tani Setia,
diketahui bahwa kelompok tani Setia menerapkan sistem tradisional dalam
menentukan biaya pokok produknya. Kelompok tani Setia memiliki produk yang
bervariasi, yaitu tepung ubi ungu, pisang kole, tepung mocaf, mi nusantara, dan tepung
tapioka. Perbedaan kuantitas penggunaan tepung dengan menggunakan satu fasilitas
yang sama menyebabkan kelompok tani Setia kurang akurat dalam melakukan
penghitungan biaya pokok produksi untuk setiap produknya.

Politeknik Negeri Jakarta


3

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas, penulis


bertujuan untuk menerapkan sistem Activity Based Costing (ABC) pada kelompok tani
Setia. Sistem ini dinilai dapat memberikan informasi biaya yang lebih akurat bagi
kelompok tani Setia, sehingga dapat menetapkan harga jual atas produknya dengan
tepat. Oleh karena itu, penulis membuat penelitian ini dengan judul “Penerapan
Activity Based Costing dalam Menentukan Biaya Pokok Produk pada Tahun 2021
(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Setia Bogor)”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Kelompok Tani Setia masih menggunakan sistem biaya tradisional dalam
menghitung biaya pokok produknya. Selama beroperasi Kelompok Tani Setia tidak
melakukan pencatatan keuangan sehingga terdapat biaya overhead yang tidak
ditelusuri. Perhitungan yang tradisional yang dilakukan yaitu hanya menjumlahkan
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Berdasarkan observasi, Kelompok Tani
Setia memproduksi lebih dari satu jenis produk yang menggunakan satu fasilitas
yang sama, sehingga mengakibatkan terjadinya produk undercosting atau
overcosting. Perhitungan biaya tersebut akan mempengaruhi pengambilan
keputusan bagi kelompak tani Setia dalam menentukan harga jualnya terutama
produk tepung ubi ungu dan tepung mocaf.
Sumber daya manusia kelompok tani Setia masih sangat kurang dalam
memahami perhitungan biaya pokok produksi dan perhitungan keuangan lainnya.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya regenerasi petani muda baru yang memiliki
kompetensi dan kurangnya pembelajaran terkait keuangan.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini, maka dapat diperoleh
pertanyaan penulisan sebagai berikut.
1. Bagaimana perhitungan biaya pokok produk tepung ubi ungu dan tepung
mocaf yang diterapkan di Kelompok Tani Setia?
2. Bagaimana perhitungan biaya pokok produk tepung ubi dan tepung mocaf
dengan menggunakan sistem activity based costing di Kelompok Tani Setia?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini, maka tujuan penelitiannya
sebagai berikut.

Politeknik Negeri Jakarta


4

1. Menganalisis perhitungan biaya pokok produk tepung ubi ungu dan tepung
mocaf yang diterapkan di Kelompok Tani Setia.
2. Menganalisis dan menerapkan perhitungan biaya pokok produk tepung ubi
ungu dan tepung mocaf dengan menggunakan sistem activity based costing
di Kelompok Tani Setia.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut.
1. Manfaat akademis, diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi untuk
penelitian selanjutkan dan menambah wawasan mengenai penerapan
perhitungan biaya pokok produk menggunakan metode Activity Based
Costing (ABC) System pada kelompok tani atau manufaktur sejenisnya.
2. Manfaat praktis, diharapkan hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai
pedoman anggota kelompok dalam menghitung biaya pokok produksi
terutama produk tepung ubi dan tepung mocaf sehingga petani mengetahui
nilai harga jual yang sesuai dan keuntungan yang diperoleh.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dari penelitian ini terususun atas lima BAB yaitu:
BAB 1 Pendahuluan, Pada bab ini menjelaskan latar belakang
diangkatnya topik pembahasan, hal-hal yang menjadi masalah dalam
penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan dari penelitian ini.

BAB 2 Tinjauan Pustaka, pada bab ini berisi landasan teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan, penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian ini, dan membahas mengenai kerangka
pemikiran.

BAB 3 Metode Penulisan, didalam bab ini penulis mencoba


menerangkan mengenai metode penelitian yang digunakan didalam
penelitian ini, serta penulis menjelaskan objek penelitian, metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel, jenis dan sumber data penelitian,

Politeknik Negeri Jakarta


5

metode pengumpulan data, menentukan metode analisis data untuk


menghitung biaya pokok produk, serta memvalidasi data.

BAB 4: Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini memberikan


informasi hasil penelitian yang didapat dari kelompok tani seperti profil
usaha, struktur organisasi, proses produksi dan komponen biaya. Sedangkan
dalam pembahasan memperhitungkan biaya pokok menggunakan sistem
tradisional dan activity based costing. Selain memperhitungkan, didalam
pembahasan juga membandingkan hasil dari perhitungan kedua sistem
tersebut.

BAB 5: Penutup, pada bab ini dijelaskan kesimpulan yang didapat


dari hasil penelitian pada Kelompok Tani Setia dan saran dari penulis untuk
Kelompok Tani Setia.

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Biaya
Biaya adalah sumber daya yang dilepaskan atau dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu dimasa depan (Dewi, 2017). Menurut Maulana et al. (2016)
biaya atau cost adalah suatu usaha untuk mendapatkan barang dan jasa yang diukur
dalam satuan mata uang demi mencapai tujuan tertentu. Menurut Lestari &
Permana (2017) biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
dimasa mendatang bagi organisasi. Sedangkan menurut (Mulyadi, 2015) sumber
ekonomis untuk memperoleh aktiva. Biaya mengandung empat unsur pokok, antara
lain sebagai berikut 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2. Diukur
dalam satuan uang, 3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi, 4.
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.1.2 Klasifikasi Biaya


Menurut Mulyadi (2015) penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan
yang ingin dicapai dengan menggolongkan biaya tersebut. Biaya dapat
diklasifikasikan ke dalam lima macam penggolongan biaya yaitu:
1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
a. Biaya Bahan Baku Langsung
Merupakan bagian yang dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai
yang tidak dapat dipisahkan dari produk. Contohnya ubi, singkong dan
tepung dalam pembuatan kue.
b. Tenaga Kerja Langsung
Merupakan tenaga kerja yang digunakan dalam mengubah atau membentuk
bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung
kepada produk selesai. Contohnya upah pada proses penepungan, upah
mencuci singkong, upah merebus makanan.
c. Biaya Overhead Pabrik

6 Politeknik Negeri Jakarta


7

Merupakan biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini
tidak dapat ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Biaya overhead
dapat dikelompokkan menjadi 3 elemen:
1. Biaya tidak langsung (bahan pembantu atau penolong)
2. Tenaga kerja tidak langsung
3. Biaya tidak langsung lainnya
2. Berdasarkan fungsi pokok perusahaan
a. Beban Produksi
Merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi selesai. Contoh: biaya
depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung
maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
b. Beban Pemasaran
Merupakan biaya yang dikeluarkan menangani pesanan konsumen
dan mendapatkan konsumen yang potensial. Contohnya beban iklan di
sosial media, komisi penjualan reseller dan gaji bagian penjualan.
c. Beban Administrasi
Merupakan biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan
kegiatan penentu kebijakkan dan pengarahan agar dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Contohnya gaji administrasi kantor dan sewa kantor.
3. Biaya dalam hubungan dengan volume produksi
a. Biaya Variabel
Merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan
volume produksi dalam rentang relevan, tetapi biaya secara perunit tetap
dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan. Contohnya Biaya bahan
bakar, penanganan bahan baku dan biaya sumber tenaga.
b. Biaya Tetap
Merupakan biaya yang secara totalitas bersifat tetap saat aktivitas
bisnis meningkat maupun menurun. Contohnya gaji eksekutif produksi,
penyusutan metode garis lurus, amortisasi paten, sewa, dan asuransi.

Politeknik Negeri Jakarta


8

c. Biaya Semi
Merupakan biaya di dalamnya mengandung unsur tetap dan
mengandung unsur variabel
1. Biaya semi variabel adalah biaya didalamnya mengandung unsur tetap
dan memperlihatkan karakter tetap dan variable. Contohnya biaya
listrik telepon dan air, bensin, perlengkapan, pajak penghasilan, dan
biaya perjalanan dinas;
2. Biaya semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara
bertahap. Contohnya gaji penyelia.
4. Biaya dalam hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
a. Biaya langsung (Direct Cost)
Merupakan biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu. Contoh: biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Merupakan biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya. Contoh: biaya
overhead pabrik (biaya penyusutan gedung pabrik, biaya pemeliharaan
mesin pabrik, biaya bahan penolong, dan lain-lain).
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
a. Biaya Pengeluaran Modal
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di
masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai
aktiva. Contoh pembelian mesin dan peralatan.
b. Biaya Pengeluaran Pendapatan
Merupakan biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang
dan dilaporkan sebagai beban. Contohnya biaya iklan

2.1.3 Sistem Biaya Tradisional


Masalah yang sering dihadapi perusahaan adalah adanya pembebanan biaya
overhead pabrik ke berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Politeknik Negeri Jakarta


9

Menurut Maulana et al. (2016) perhitungan biaya produksi tradisional hanya


menelusuri pada biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yang ditelusuri ke
setiap unit atau berdasarkan alokasi biaya per unit. Akuntansi biaya tradisional
hanya menggunakan volume-related drivers untuk membebankan biaya overhead
pabrik ke produk, sehingga kos produk yang dihasilkan dari cara pembebanan ini
menjadi tidak akurat. Sistem biaya tradisional hanya dapat dapat digunakan untuk
tujuan penetuan biaya total dan biaya per unit, yaitu penentuan biaya pokok produk
terjual yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penentuan biaya persediaan
(Supriyono, 2018).
Sistem biaya tradisional memiliki beberapa kekurangan yang
menjadikannya kurang efektif dalam menentukan dan menyediakan informasi
biaya serta pembebanan biaya overhead berdasarkan pada volume. Ketika volume
berubah, biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead juga berubah secara
proporsional terhadap perubahan jumlah unit tersebut. Semakin lama waktu kerja
yang dibutuhkan, semakin banyak biaya overhead yang dibutuhkan (Maulana et al.,
2016).
2.1.4 Activity Based Costing (ABC) system
Activity Based Costing adalah sistem akuntansi biaya yang berfokus pada
aktivitas organisasi dan pengumpulan baiya-biaya berdasarkan sifat pokok yang
masih mendasar (Riyadi, 2017). Activity Based Costing dikembangkan untuk
menjawab keterbatasan sistem biaya tradisonal dari kebutuhan manajemen akan
perhitungan harga pokok produksi secara akurat dibandingkan dengan sistem biaya
tradisional (Satria, 2016). ABC System dapat menelusuri aktivitas yang ditakutkan
dalam menghasilkan suatu produk. Sehingga perusahaan dapat meminimalisasi
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk, yang akhirnya akan
menghasilkan produk bernilai tinggi dengan biaya seminimal mungkin.
a. Konsep Dasar ABC System
Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau
jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan
tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya
(Suwirmayanti & Yudiastra, 2018). Setidaknya terdapat dua hal yang
menjadi dasar penyusunan metode ABC. Kedua hal tersebut merupakan

Politeknik Negeri Jakarta


10

alasan yang penting dalam penerapan metode ABC (David & Yuniarsi,
2015), yaitu:
1. Biaya Memiliki Penyebab
Biaya memiliki penyebab, yaitu aktivitas. Pemahaman yang
mendalam tentang aktivitas menyebabkan timbulnya biaya yang akan
menempatkan personil perusahaan pada posisi yang dapat
mempengaruhi biaya. ABC system berangkat dari keyakinan dasar
bahwa sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya alokasi biaya.
2. Penyebab Biaya Dapat Dikelola
Penyebab terjadinya biaya dapat dikelola melalui pengelolaan
terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personil
perusahaan dapat mempengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktivitas
memerlukan berbagai informasi tentang aktivitas.
2.1.5 Jenis Aktivitas
Menurut Hansen, Don R.dan Mowen (2013) jenis aktivitas dibagi
menjadi 4 yaitu:
1. Unit-Level Activity
Unit Level Activity adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali
sebuah unit diproduksi.
2. Batch-Related Activity
Batch-Related Activity adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu
batch produk diproduksi. Aktivitas ini tergantung pada jumlah batch produk
yang diproduksi. Yaitu biaya administrasi, biaya bahan habis pakai dan
biaya cleaning service atau biaya kebersihan.
3. Product-Sustaining Activity
Product-Sustaining Activity adalah aktivitas yang dilakukan bila
diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan.
4. Facility-Sustaining Activity
Facility-Sustaining Activity adalah aktivitas yang menopang proses
umum produksi suatu pabrik. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini

Politeknik Negeri Jakarta


11

adalah biaya laundry, biaya ansuransi, biaya penyusutan gedung dan biaya
penyusutan fasilitas.
2.1.6 Syarat-syarat penerapan Activity Based Costing (ABC) system
Dalam penerapannya Harnanto & Zulkifli (2013) penentuan harga pokok
dengan menggunakan system activity based costing menyaratkan tiga hal:
1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas tinggi
Activity based costing system menyaratkan bahwa perusahaan memproduksi
beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan
fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan
masalah dalam membebankan biaya ke masing-masing produk.
2. Tingkat persaingan industri yang tinggi terdapat beberapa perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama atau sejenis
Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan
akan semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya.
Semakin besar tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi
tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen.
2.1.7 Keunggulan Activity Based Costing (ABC) system
Keunggulan Activity Based Costing (ABC), menurut Supriyono (2012)
adalah sebagai berikut:
1. Suatu pengkajian Activity Based Costing (ABC) dapat meyakinkan manajemen
bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih
kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu
sambil secara simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat
menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses manufaktur, yang pada
akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki
mutu dan mengurangi biaya;
2. Acitivity based costing dapat membantu dalam pengambilan keputusan;
3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran
kompetitif yang lebih wajar;
4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis
yang lebih akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break even
atas produk yang ber-volume rendah;

Politeknik Negeri Jakarta


12

5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat
mulai merekayasa kembali proses manufaktur untuk mencapai pola keluaran
mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.

2.1.8 Perbedaan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) System
Terdapat beberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem
biaya Activity Based Costing (Satria, 2016), sebagai berikut:
1. Sistem perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem biaya
tradisional yaitu dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik. Sistem ABC mencoba mengatasi masalah
pembebanan biaya overhead pabrik. Dalam metode ini, biaya overhead
akan dibebankan kepada produk berdasarkan konsumsi aktivitas secara
nyata. Aktivitas-aktivitas yang dapat diidentifikasi dalam proses produksi
seperti biaya overhead yang dikeluarkan akibat dilakukannya aktivitas,
antara lain biaya listrik dan kendaraan.
2. Pada sistem akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-
masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya
cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan
pada sistem ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan
pada banyak cost driver. Sehingga dalam sistem ABC, telah mampu
mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap produk secara tepat berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Ukuran
Artikel Jurnal 1 Artikel Jurnal 2 Artikel Jurnal 3
Komparasi
Judul Analisis Penerapan Analisis Activity Analisis Penerapan
Metode Activity Based Costing Activity based
Based Costing System untuk Costing (ABC)
Dalam Penentuan Menentukan Biaya System Dalam
harga pokok pokok produksi Menentukan Harga

Politeknik Negeri Jakarta


13

produksi (Studi Roti pada UD. Pokok Produksi


Kasus Raihan Salwa Bakery Cokelat (Studi Pada
Bakery And Cake Trenggalek Pusat Penelitian
Shop Medan) Kopi Dan Kakao
Indonesia)
Peneliti Nur Hanimah Afif Fu ’ adur Rizqy Aiddha
Rohman Yuniawati
Tahun 2020 2020 2019
Metode Kualitatif Kualitatif Kualitatif
Penelitian
Teknik Dokumentasi dan Observasi, Observasi,
Pengumpulan Wawancara Wawancara dan Wawancara dan
Data Dokumentasi Dokumentasi
Hasil Hasil perhitungan Hasil penelitian Hasil penelitian
Penelitian Harga Pokok diperoleh Biaya menunjukkan
Produksi per unit pokok produksi bahwa biaya pokok
dengan Metode dengan metode produksi
Activity Based tradisional untuk menggunakan
Costing pada Roti Kering sebesar activity based
Raihan Bakery And Rp4.232,00 dan costing (ABC)
Cake Shop Medan untuk Roti Basah system untuk
Tahun 2019 sebesar produk cokelat bar
diperoleh hasil Rp6.543,00. Biaya dark mengalami
Harga Pokok pokok produksi overcosted
Produksi untuk menggunakan sedangkan untuk
Bika Ambon adalah Activity Based produk cokelat
sebesar Rp32.700 Costing System praline mente,
untuk Bolu Sifon diperoleh hasil cokelat bubuk 3in1,
Kacang sebesar Rp Biaya pokok dan sabun kakao
32.700, dan untuk produksi untuk Roti mengalami
Bolu Pisang sebesar Kering adalah undercosted. Hal
Rp32.300. sebesar ini disebabkan

Politeknik Negeri Jakarta


14

ActivityBased Rp4.256,00, untuk perhitungan biaya


Costing System Roti Basah sebesar pokok produksi
memberikan hasil Rp6.516,00. dengan sistem
yang lebih kecil dari Berdasarkan tradisional hanya
pada dengan sistem perbedaan tersebut menggunakan satu
tradisional, Selisih menimbulkan cost driver
Harga Pokok undercosting pada
Produksi dengan roti kering dan
Sistem Tradisional overcosting pada
untuk Bika Ambon roti basah
sebesar Rp3.700
dan selisih untuk
Bolu Sifon Kacang
sebesar
Rp4.100 sedangkan
selisih untuk Bolu
Pisang sebesar
Rp4.000
Sumber: Data diolah
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi
penelitian saat ini, terdapat persamaan yang ditemukan yaitu menggunakan metode
penelitian kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menghitung biaya pokok produk
dengan sistem activity based costing.
Perbedaan yang terdapat dari penelitian terhalu adalah dalam penelitian ini
unit usaha tidak mencatat seluruh transaksi secara mendetail. Perlu menelusuri lebih
dalam komponen biaya yang terdapat dalam penelitian ini untuk menghitung
dengan metode activity based costing. Selain itu pada penentuan aktivitasnya
berbeda dari penelitian sebelumnya sehingga untuk penelusuran cost driver
disesuaikan dengan keadaan Kelompok Tani Setia. Hasil yang dihasilkan juga
berbeda yaitu pada penelitian ini menimbulkan undercosting pada kedua produknya.

Politeknik Negeri Jakarta


15

2.3 Kerangka Pemikiran

Metode Penentuan Biaya Pokok Produk


yang diterapkan di kelompok tani Setia

Biaya Bahan Baku (BB), Biaya Tenaga Kerja Langsung


(BTKL), Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Menggunakan sistem Penerapan sistem Activity


tradisional yang dapat Based Costing sebagai
menyebabkan distorsi pada alternatif menghitung
biaya overhead pabrik biaya pokok produk

Identifikasi aktivitas

Alokasi BOP berdasarkan Penentuan Cost Driver


jumlah unit

Penentuan Pool Rate

Alokasi BOP ke produk


BPP pada kelompok tani
Setia
BPP dengan sistem ABC

Membandingkan perhitungan BPP


tradisional dengan ABC

Menarik kesimpulan dan


memberikan saran ke kelompok tani
Setia terkait sistem perhitungan BPP
yang lebih baik

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


Sumber: Data diolah

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan studi kasus sehingga dapat menggambarkan dan
meringkas berbagai kondisi, situasi atau variabel. Penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purpose, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis
data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi (Anggito & Setiawan, 2018)
Dengan menggunakan jenis penelitian tersebut, penulis melakukan analisis
terhadap perhitungan biaya pokok produksi yang dihasilkan dari produksi tepung
ubi ungu dan tepung mocaf pada kelompok tani Setia berdasarkan hasil wawancara
dan observasi. Melalui penelitian ini, penulis akan memberikan gambaran dan
pemahaman mengenai tingkat keakuratan angka dalam pengalokasian biaya dengan
menggunakan sistem activity based costing.

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya produksi
dari produk tepung ubi ungu dan tepung mocaf kelompok tani Setia. Ditetapkannya
Kelompok Tani Setia untuk menjadi objek penelitian karena daerah Bogor masih
memiliki lahan yang luas untuk ditanami singkong dan ubi ungu. Daerah yang
berpotensi mengembangkan dan mengelola singkong dan ubi ungu adalah desa
Cikarawang, Dramaga, Bogor. Kelompok tani tersebut memiliki lebih dari satu
jenis produk dan masih menggunakan perhitungan biaya tradisional, sehingga
dimungkinkan terjadinya distorsi biaya. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan
ABC system pada kelompok tani Setia sebagai perhitungan biaya pokok produksi
yang akurat.

16 Politeknik Negeri Jakarta


17

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian


1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif yang ditelusuri berupa hasil dari wawancara
mengenai profil usaha, struktur organisasi, dan proses produksi. Sedangkan
data kuantitatif berupa data harga pembelian bahan baku dan aktivitas yang
memicu adanya biaya.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada
kelompok tani serta melakukan wawancara langsung dengan pemilik usaha
dan sejumlah personel yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Wawancara
a. Wawancara terstruktur
Sebelum melakukan wawancara, penulis menyiapkan pertanyaan
yang akan diajukan. Pertanyaan dapat dilihat pada lampiran. Wawancara
dilakukan dengan tanya jawab antara penulis dengan ketua usaha dan
bendahara Kelompok Tani Setia di rumah produksi. Alat yang digunakan
dalam wawancara ini adalah alat perekam dari smartphone dan catatan kecil.
b. Wawancara tidak terstruktur
Penulis melakukan wawancara tidak terstruktur dikarenakan jarak
yang jauh dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab melalui telepon dan pesan
singkat di aplikasi whatsapp selama bulan Juli dan Agustus 2021.
2. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung di rumah produksi Kelompok
Tani Setia desa Cikarawang, Bogor. Penulis melakukan kunjungan
sebanyak 4 kali di bulan Juli 2021. Terdapat 4 orang pekerja yang ditemui.

Politeknik Negeri Jakarta


18

Hal yang ditelusuri adalah proses produksi dan mengukur biaya yang
dikeluarkan.
3. Dokumentasi
Dalam melakukan observasi, penulis mendokumentasikan kegiatan
yaitu saat proses panen ubi, penjemuran dan penepungan. Dokumentasi
dilakukan untuk menggambarkan situasi produksi Kelompok Tani Setia.
Dokuementasi dapat dilihat pada lampiran
3.5 Metode Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penerapan Activity Based Costing
System adalah sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode
akuntansi biaya tradisional.
2. Melakukan perhitungan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode
Activity Based Costing System (Sistem ABC), dengan cara:
a. Mengklasifikasi aktivitas
b. Mengumpulkan cost pool yang sama
c. Menentukan cost driver (pemicu biaya)
d. Menghitung pool rate (tarif kelompok) adalah tarif biaya dihitung
berdasarkan pembagian antara jumlah biaya aktivitas masing-masing ke
kelompok cost pool dengan cost driver.
3. Membandingan perhitungan antara perhitungan dengan menggunakan metode
akuntansi biaya tradisional dengan perhitungan dengan menggunakan metode
Activity Based Costing (Metode ABC).
4. Menarik kesimpulan pada sistem yang lebih tepat dalam penentuan Biaya
Pokok Produksi (BPP) pada Kelompok Tani Setia.

3.6 Metode Validasi Data


Pada penelitian di Kelompok Tani Setia, Penulis menggunakan metode
triangulasi. Triangulasi dapat dimaknai sebagai sebuah usaha mengecek data dari
berbagai macam sumber menggunakan beragam cara dan beragam waktu (Satori &
Komariah, 2011). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Politeknik Negeri Jakarta


19

triangulasi sumber, teknik dan waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara
memperoleh sumber informasi atau data dari tiga orang informan.

Ketua Tenaga Kerja


Kelompok produksi

Bendahara

Gambar 3.1 Sumber Informan


Sumber : Data diolah
Triangulasi teknik ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang lebih
jelas terkait gambaran umum dan perhitungan biaya pokok produk Kelompok Tani
Setia. Berikut ini adalah hasil wawancara terhadap tiga orang informan.
Tabel 3.1 Triangulasi Teknik Wawancara

Ketua kelompok Bendahara Tenaga Kerja


Kelompok tani setia Untuk ubi cukup Upah dibayarkan
membeli ubi ungu dikeluarkan biaya berdasarkan jumlah
sebesar Rp2.000 per Rp2.000 per kilogram kilogram yang dibawa ke
kilogram dan singkong dan singkong Rp1.200 rumah produksi.
sebesar Rp1.200 per per kilogram yang Singkong dihargai
kilogram dibayarkan setelah hasil Rp1.200 dan ubi
panen selesai diangkut Rp2.000
Upah tenaga kerja dalam Upah pada proses Upah yang didapatkan
proses penepungan penepungan dibayar berdasarkan tepung yang
dihargai Rp1.000 berdasarkan jumlah dihasilkan.
perkilogram tepungnya tepung yang dihasilkan. Perkilogramnya
Upahnya Rp1.000 mendapatkan Rp1.000
perkilogram

Triangulasi waktu dilakukan pada waktu yang berbeda. Penulis menggali


informasi ke ketua kelompok selama tiga kali pertemuan diawal produksi dan
menggali informasi ke bendahara dan tenaga kerja disaat melaksanakan produksi.

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Profil Kelompok Tani Setia
Unit usaha Kelompok Tani Setia berada di Desa Cikarawang, Bogor.
Kelompok tersebut berdiri pada tahun 2012. Pada awal berdirinya, kelompok tani
setia memiliki singkong sebagai komoditasnya. Permasalahan yang dialami petani
yaitu harga singkong menurun drastis menjadi Rp400 per kilogram. Hal tersebut
membuat model bisnis kelompok tani tersebut berubah dari menanam singkong
menjadi mengolah singkong tersebut menjadi barang setengah jadi dengan tujuan
untuk meningkatkan harga jual.
Pada tahun 2014 perwakilan dari kelompok tani setia diundang oleh
kementerian pertanian. Pemerintah bersedia untuk membantu memberikan
pelatihan pada tahun 2016 dan bantuan dana usaha. Pada 2020 dana tersebut
digunakan untuk membangun rumah produksi dan pembelian peralatan sehingga
kelompok tani setia dapat meningkatkan kapasitasnya dan melakukan diversifikasi
produk seperti mi goreng.
Produk yang dihasilkan oleh kelompok tani setia adalah tepung ubi ungu,
tepung ubi kuning, pisang kole, tepung mocaf, tepung nusantara dan mi nusantara.
Bahan baku yang digunakan diambil langsung dari petani di desa Cikarawang.
Produk tersebut di distribusikan ke UMKM Bogor untuk diolah dan di distribusikan
ke konsumen langsung.

4.1.2 Struktur Organisasi Kelompok Tani Setia


Dalam kelompok tani setia terdapat struktur organisasi agar usaha yang
sedang dikembangkan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini adalah struktur
organisasi dari kelompok tani setia.

20 Politeknik Negeri Jakarta


21

PENYULUH
PETANI KETUA PENASEHAT
LAPANGAN
(PPL)

SEKRETARIS BENDAHARA

SARANA
PEMASARAN PRODUK
PERTANIAN

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Tani Setia


Sumber : Data Kelompok Tani Setia

Berikut adalah tugas dari masing-masing struktur organisasi:


1. Ketua Kelompok Tani Setia
a. Bertugas sepenuhnya untuk kelompok dan mengumumkan kepada anggota
kelompok tentang pembagian tugas yang jelas;
b. Apabila ketua berhalangan maka kewajibannya diserahkan kepada
pengurus lain;
c. Memimpin rapat bulanan, rapat tahunan dan pertemuan-pertemuan;
d. Melaporkan maju mundurnya kegiatan kelompok pada anggota Kelompok
Tani Setia;
e. Mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan kelompok;
f. Menjalankan setiap keputusan-keputusan kelompok yang telah disepakati.
2. Penasehat Kelompok Tani Setia
a. Memeriksa kegiatan kelompok secara keseluruhan;

Politeknik Negeri Jakarta


22

b. Memberikan rekomendasi dan masukan ataupun saran perbaikan pada


pengurus untuk meningkatkan produktivitas usaha apabila adanya
penyimpangan pelaksanaan program;
c. Memberikan laporan tahunan kepada anggota dalam rapat anggota tentang
perkembangan dan keadaan kelompok;
d. Mempertanggungjawabkan pekerjaan pemeriksaan pada anggota dalam
rapat anggota;
e. Mempelajari dan meneliti pelaksanaan AD/ART;
f. Membuat penilaian terhadap jalannya kelompok dan aktivitas pengurus
sesuai keputusan rapat anggota dan AD/ART.
3. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
a. Menyusun program penyuluhan pertanian yang disesuaikan dengan kondisi
di wilayah kerja;
b. Mengunjungi kelompok tani yang ada di wilayah desa Cikarawang untuk
melakukan advokasi, pembinaan, maupun penyuluhan;
c. Menawarkan solusi atas berbagai permasalahan mengenai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, dan pendapatan para petani di
wilayah kerja;
d. Mengembangkan kelompok tani agar menjadi kekuatan ekonomi dan sosial
masyarakat sekitar.
4. Sekretaris Kelompok Tani Setia
a. Mengatur kegiatan Administrasi di kelompok Tani Setia;
b. Menotulenkan hasil-hasil/berita acara disetiap pertemuan;
c. Mengagendakan atau mengarsipkan setiap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Kelompok Tani Setia.
5. Bendahara Kelompok Tani Setia
a. Mengatur kegiatan keuangan Kelompok Tani Setia;
b. Melaksanakan catatan keuangan kelompok secara tertib dan teratur;
c. Melaporkan kegiatan keuangan setiap Rapat Umum Anggota.
6. Pemasaran Kelompok Tani Setia
a. Memasarkan produk setia ke UMKM yang ada di kota Bogor;

Politeknik Negeri Jakarta


23

b. Memperkenalkan produk tani setia ke yayasan atau sekolah berkebutuhan


khusus;
c. Membranding setia di instagram.
7. Sarana Produksi Pertanian
a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Produksi Pertanian;
b. menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis di bidang produksi
Pertanian;
c. Menyelenggarakan koordinasi pembinaan dan pengendalian teknis di
bidang produksi Pertanian meliputi sarana produksi, tanaman dan penyegar;
d. Menyelenggarakan pengembangan produksi Pertanian;
e. Menyelenggarakan fasilitasi sarana produksi;
f. Menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Bidang.

4.1.3 Proses Produksi Kelompok Tani Setia


Berikut ini merupakan alur pembuatan tepung ubi ungu dan tepung mocaf
pada kelompok tani Setia:
1. Pembelian ubi ungu dan singkong dari petani
Tahap yang paling awal adalah membeli bahan baku utama dari petani.
Kelompok tani setia menyerap hasil pertanian dari desa Cikarawang, Bogor.
Dalam satu hari panen dapat menghasilkan 1.000 kilogram ubi ungu dan
1.000 kilogram singkong.
2. Pengangkutan
Setelah membeli ubi ungu dan singkong dari petani, tahap selanjutnya
adalah mengangkut bahan baku ke tempat produksi. Proses pengangkutan
ini menggunakan tenaga manusia sehingga menimbulkan biaya
3. Pencucian
Setelah mendapatkan bahan baku proses selanjutnya mencuci ubi ungu dan
singkong agar bersih dari tanah dan serangga. Pencucian dilakukan oleh satu
orang menggunakan sikat.

Politeknik Negeri Jakarta


24

4. Pengupasan
Proses pengupasan dilakukan pada olahan singkong karena singkong
memiliki kulit yang tidak bisa diolah untuk menjadi tepung. Proses
pengupasan dilakukan sampai singkong berwarna putih dan tidak
menyisakan kulitnya. Pengupasan dilakukan menggunakan pisau sederhana.
Untuk membuat tepung ubi tidak perlu melalui tahap ini.
5. Pengukusan
Setelah bersih, masukkan ubi ungu dan singkong bersih kedalam dandang
untuk dikukus. Pengkukusan sangat penting untuk membuat ubi dan
singkong menjadi lunak.
6. Penirisan
Setelah melalui tahap pengkukusan, ubi ungu dan singkong dimasukkan ke
dalam mesin spinner untuk mengurangi kadar airnya sebelum dipotong
menjadi sebuah chip.
7. Penyawutan
Untuk menjadikannya chip perlu menggunakan mesin penyawut untuk
memotong sesuai standar ketebalan untuk dijadikan tepung. Ketebalan
sebuah chip akan berpengaruh terhadap kemampuan pengurangan kadar air
pada proses penjemuran.
8. Fermentasi
Proses fermentasi dibutuhkan untuk pembuatan tepung mocaf. Perendaman
dilakukan dengan mencampurkan larutan starter bimo CF dengan singkong
yang sudah diiris.
9. Pengeringan
Proses ini bergantung pada cuaca karena memanfaat sumber cahaya
matahari. Jika matahari terik cukup lama maka hanya membutuhkan satu
hari saja untuk mengeringkannya.
10. Penepungan
Tahap selanjutnya yaitu penepungan. Dalam proses ini cukup memakan
waktu yang cukup lama karena mesin yang digunakan hanya satu buah.
Untuk produk ubi ungu dibutuhkan waktu yang lebih lama dibanding
singkong karena ubi ungu teksturnya cukup keras.

Politeknik Negeri Jakarta


25

11. Pengayakan
Tepung yang dihasilkan ukurannya masih tidak seragam. Untuk
menghindari adanya penggumpalan pada tepung ubi ungu seperti tidak
meratanya hasil penepungan, maka dengan diayak dapat memisahkan
tepung yang kurang baik dan masih kasar. Untuk mendapatkan tepung yang
lebih merata, maka lakukan pengayakan dengan mash yang lebih kecil
sehingga tepung ubi ungu yang dihasilkan lebih halus. bisa digunakan 80
mash untuk mendapatkan hasil tepung yang lebih halus. Pada proses ini
digunakan mesin pengayakan mesh 80 dan 60.
12. Pengemasan
Ubi ungu dan singkong yang sudah menjadi tepung dikumpulkan dalam
sebuah wadah lalu ditempatkan dalam karung yang memuat 25 kilogram
tepung.

Proses produksi dilakukan dalam 15 hari kerja yang dibagi kedalam tiga
batch. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksinya setiap batchnya hanya
sanggup menghasilkan 250 kilogram tepung dalam sekali proses sehingga produk
yang diproduksi hanya satu jenis saja. Perbedaan proses yang terjadi adalah saat
pengupasan dan fermentasi untuk menjadi tepung mocaf. Sementara untuk
membuat tepung ubi ungu tidak dibutuhkan proses tersebut. Berikut ini adalah
rincian jadwal kegiatan produksi.

Politeknik Negeri Jakarta


26

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Produksi Kelompok Tani Setia

Kuantitas
Hari Aktivitas
produksi
Batch 1
1 panen
2 pencucian, pengkukusan, dan penirisan
250 Kg tepung
3 penyawutan dan penjemuran
ubi ungu
4 penepungan dan pengayakan
5 penepungan dan pengemasan
Batch 2
6 panen
7 pencucian, pengkukusan, dan penirisan
250 Kg tepung
8 penyawutan dan penjemuran
ubi ungu
9 penepungan dan pengayakan
10 penepungan dan pengemasan
Batch 3
11 panen
12 pengupasan, pencucian, dan pengkukusan
250 Kg tepung
13 penirisan, penyawutan, fermentasi dan penjemuran
mocaf
14 penepungan dan pengayakan
15 penepungan dan pengemasan
Sumber : Data Kelompok Tani Setia

4.1.4 Komponen Biaya


1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tepung ubi ungu adalah ubi
ungu dan tepung mocaf adalah singkong. Ubi ungu dan singkong yang digunakan
oleh kelompok tani adalah hasil pertanian dari desa Cikarawang, Bogor. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah data produksi tepung ubi ungu selama
satu bulan yaitu bulan Juli 2021. Ubi ungu yang dipanen pada bulan tersebut
sebanyak dua ton dengan harga beli Rp2.000 per kilogram dan satu ton singkong
dengan harga Rp1.200. Total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan sebanyak
Rp5.260.000. Pada bulan Juli 2021 pembelian bahan ubi mencapai dua per tiga dari
total seluruh produk sedangkan satu per tiga total produksi dibelikan untuk
singkong. Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku kelompok tani setia.

Politeknik Negeri Jakarta


27

Tabel 4.2 Pembelian Bahan Baku

Jumlah Jumlah Biaya


Jenis Produk Bahan baku Harga (Rp)
(Kg) Bahan Baku (Rp)
Tepung Ubi ungu Ubi 2.000 2.000 4.000.000
Singkong 1.000 1.200 1.200.000
Tepung Mocaf Larutan starter
1 60.000 60.000
bimo CF
Total 5.260.000
Sumber : Data Kelompok Tani Setia
Dari data tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk memproduksi tepung
mocaf dibutuhkan larutan starter bimo CF sedangkan untuk membuat tepung ubi
ungu tidak membutuhkan tambahan bahan baku lainnya.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Menentukan biaya tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu biaya tenaga kerja
langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya tenaga kerja yang secara langsung terlibat pada proses produksi sedangkan
biaya tenaga kerja tidak langsung ialah tenaga kerja yang tidak terlibat pada proses
produksi. Pada proses produksi tepung ubi ungu tenaga kerja yang digunakan hanya
tenaga kerja langsung yang meliputi semua proses produksi mulai dari awal hingga
akhir. Sistem pengupahan untuk tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan jumlah
produksi dalam satuan kilogram. Besarnya nilai pengeluaran biaya tanaga kerja
langsung dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.3 Rincian Biaya Tenaga Kerja Langsung

Satuan Tepung Ubi Tepung Mocaf


No. Aktivitas
(Rp) Unit (Kg) Nilai (Rp) Unit (Kg) Nilai (Rp)
1 Upah Panen 200 2.000 400.000 1.000 200.000
2 Upah Pengupasan 200 - - 1.000 200.000
3 Upah Mencuci 200 2.000 400.000 1.000 200.000
4 Upah Penyawutan 100 2.000 200.000 1.000 100.000
5 Upah Penjemuran 300 500 150.000 250 75.000
6 Upah Penepungan 1.000 500 500.000 250 250.000
Total 1.650.000 1.025.000
Sumber : Data Kelompok Tani Setia

Politeknik Negeri Jakarta


28

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat enam aktivitas yang
mengeluarkan biaya sebesar Rp1.650.000 untuk memproduksi tepung ubi ungu dan
Rp1.025.000 untuk tepung mocaf. Pada upah penjemuran mengalami penurunan
kuantitas unit produksi karena adanya penyusutan dari produk menjadi 25% dari
total kuantitas awal.

3. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik merupakan biaya selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk
selesai. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, kelompok tani Setia belum
melakukan perhitungan biaya overhead pabrik secara terperinci seperti penyusutan
peralatan dan perawatan mesin. Oleh karena itu, penulis menelusuri biaya yang
belum diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.
Penelusuran biaya penyusutan dilakukan untuk menghitung total biaya
overhead dan sebagai data dalam perhitungan activity based costing. Nilai
penyusutan pada Kelompok Tani Setia setiap bulannya sebesar Rp415.583. Berikut
ini adalah tabel yang berisikan rincian biaya penyusutan peralatan Kelompok Tani
Setia menggunakan metode garis lurus.
Tabel 4. 4 Rincian Penyusutan Peralatan

Harga Beli Umur Nilai Penyusutan


No. Keterangan
(Rp) Ekonomis Perbulan (Rp)
1 Mesin Disk Mill 15.000.000 8 tahun 156.250
2 Mesin penyawut 6.000.000 5 tahun 100.000
3 Mesin Spinner (peniris) 2.500.000 5 tahun 41.667
4 Mesin Pengayak 1.560.000 5 tahun 26.000
5 Kompor 500.000 5 tahun 13.889
6 Box kontainer 950.000 3 tahun 26.389
7 Drum (fermentasi) 300.000 3 tahun 8.333
8 Dandang 350.000 3 tahun 9.722
9 Terpal 1.200.000 3 tahun 33.333
Total 28.360.000 415.583
Sumber : Data diolah
Pada bulan Juli 2021 terdapat biaya overhead pabrik sebesar Rp1.314.583.
Berikut ini adalah rincian biaya overhead pabrik kelompok tani Setia.

Politeknik Negeri Jakarta


29

Tabel 4.5 Rincian Biaya Overhead Pabrik

No. Keterangan Kuantitas Satuan Nilai


1 Biaya Pengemasan 30 pcs Rp 2.000 Rp 60.000
2 Biaya Bahan Bakar Mesin 60 Liter Rp 7.650 Rp 459.000
3 Biaya Listrik 3500 VA Rp 212.000
4 Biaya Perawatan Mesin 1 Rp 42.500 Rp 42.500
5 Biaya Pemakaian Gas 4 pcs Rp 22.000 Rp 88.000
6 Biaya Penyusutan Peralatan Rp 415.583
7 Biaya Angkut Barang 1,5 jam Rp 37.500
Jumlah Rp 1.314.583
Sumber : Data diolah

4.2 Pembahasan
4.2.1 Penerapan Biaya Pokok Produk Dengan Menggunakan Sistem
Tradisional
Kelompok tani Setia dalam perhitungan biaya pokok produknya
masih menggunakan sistem tradisional. Sehingga dalam pembebanan biaya
overhead pabrik langsung dibagi dengan total unit produk yang dibuat.
Fenomena yang terjadi biaya overhead pabrik dibagi kedalam dua produk
pada bulan Juli 2021 yaitu tepung ubi ungu dan tepung mocaf. Berikut ini
adalah tahapan perhitungan biaya pokok produk menggunakan sistem
tradisional.
1. Tahap pertama
Tahap pertama yaitu Biaya Overhead Pabrik diakumulasikan
menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik dengan menggunakan
dasar pembebanan biaya berupa unit produk. Perhitungan tarif tunggal
berdasarkan unit produk dapat disajikan sebagai berikut:
Tarif tunggal berdasarkan unit produk:

Biaya 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 Pabrik


Tarif BOP per unit=
Total Produksi

Kelompok Tani Setia dalam perhitungan biaya overhead pabrik


tidak memasukkan biaya penyusutan perlatan dan biaya perawatan

Politeknik Negeri Jakarta


30

mesin sebagai dasar perhitungan biaya pokok produk. Berikut ini


disajikan data biaya overhead pabrik yang diperhitungan dengan sistem
tradisional.
Tabel 4.6 Biaya Overhead Pabrik Sistem Tradisional

No. Keterangan Nilai


1 Biaya Pengemasan Rp 60.000
2 Biaya Bahan Bakar Mesin Rp 459.000
3 Biaya Listrik Rp 212.000
4 Biaya Pemakaian Gas Rp 88.000
5 Biaya Angkut Barang Rp 37.500
Jumlah Rp 856.500
Sumber : Data diolah
Dari data tabel diatas, selanjutnya menentukan tarif biaya overhead
pabrik per unit dengan cara membagikan biaya overhead pabrik sesuai
jumlah unit yang di produksi. Berikut ini adalah perhitungan tarifnya.
Rp856.500
=
750 kg

=Rp1.142 per kilogram

2. Tahap Kedua
Tahap kedua yaitu biaya overhead pabrik per kilogramnya
dialokasikan ke masing-masing produk. Konsumsi dari tepung ubi ungu
sebesar 500 kg sedangkan tepung mocaf sebesar 250 kg. Perhitungan
biaya pokok produk dengan sistem tradisional disajikan dalam tabel
sebagai berikut:

Politeknik Negeri Jakarta


31

Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Pokok Produk Metode Tradisional

Keterangan Tepung Ubi Tepung Mocaf


Biaya Bahan Baku 4.000.000 1.260.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.650.000 1.025.000
Biaya Overhead Pabrik
571.000 -
= Rp 1.142 x 500 kg
Biaya Overhead Pabrik
- 285.500
= Rp 1.142 x 250 kg
Total Biaya 6.221.000 2.570.500
Jumlah unit produksi 500 250
Biaya Pokok Produk 12.442 10.282
Sumber : Data diolah
Dari tabel dapat diketahui perhitungan biaya pokok produk tepung
ubi ungu menggunakan metode tradisional sebesar Rp12.442
perkilogram dan tepung mocaf sebesar Rp10.282. Biaya pokok
produksi didapat dari total biaya dibagi dengan jumlah unit produksi.

4.2.2 Penerapan Biaya Pokok Produk Dengan Menggunakan Sistem Activity


Based Costing
1. Tahap Pertama
Pada tahapan pertama menghitung Biaya Pokok Produk Dengan
Menggunakan Sistem Activity Based Costing yaitu dengan menelusuri biaya
berdasarkan aktivitas yang mengkonsumsinya. Tahapan tersebut terdiri dari:
a. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas kelompok tani setia
Aktivitas pada kelompok tani setia dapat digolongankan menjadi
dua aktivitas level yaitu Unit Level dan Batch Level. Rincian dari
penggolongan aktivitas tersebut disajikan pada tabel.

Politeknik Negeri Jakarta


32

Tabel 4.8 Golongan Aktivitas

No. Aktivitas Activity Level


1 Pengukusan Unit Level
2 Penirisan Unit Level
3 Penyawutan Unit Level
4 Penepungan Unit Level
5 Pengemasan Unit Level
6 Penyusutan Peralatan Unit Level
7 Pengangkutan Batch Level
8 Perawatan Mesin Batch Level
Sumber : Data diolah
Dari data tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 8 aktivitas
pada Kelompok Tani Setia pada bulan Juli 2021. Berikut ini adalah
penjelasan dari golongan aktivitas Kelompok Tani Setia
1. Aktivitas Pengukusan
Aktivitas ini mengkonsumsi biaya pemakaian gas untuk
mengukus ubi ungu dan singkong. Gas yang digunakan adalah
tabung 3 kg. Besarnya biaya pada aktivitas ini adalah Rp88.000
untuk pembelian 4 tabung dengan harga Rp22.000 per pcs.
2. Aktivitas Penirisan
Aktivitas ini mengkonsumsi biaya listrik untuk menyalakan
mesin selama beroperasi. Mesin yang digunakan adalah mesin
spinner dengan daya 200 watt pemakaian 18 jam. Konsumsi dari
mesin tersebut sebanyak 3,6 Kwh. Besarnya biaya pada aktivitas
ini adalah Rp44.632.
3. Aktivitas Penyawutan
Aktivitas ini mengkonsumsi biaya listrik untuk menyalakan
mesin selama beroperasi. Mesin yang digunakan adalah mesin
penyawut dengan daya 750 watt pemakaian 18 jam. Konsumsi dari
mesin tersebut sebanyak 13,5 Kwh. Besarnya biaya pada aktivitas
ini adalah Rp167.368.
4. Aktivitas Penepungan
Aktivitas ini mengkonsumsi biaya bahan bakar berupa
bensin pertalite sebanyak 60 Liter dengan harga per liter Rp7.650.

Politeknik Negeri Jakarta


33

Pemakaian dari bahan bakar 4 liter mampu menepung 50 kg tepung.


Besarnya biaya pada aktivitas ini adalah Rp459.000.
5. Aktivitas Pengemasan
Aktivitas ini mengkonsumsi biaya kemasan berupa karung
yang dapat memuat 25 kg tepung. Kemasan yang digunakan
sebanyak 30 pcs dengan harga Rp 2.000 per pcs. Besarnya biaya
pada aktivitas ini sebesar Rp60.000.
6. Aktivitas Penyusutan Peralatan
Aktivitas ini mengkonsumsi biaya penyusutan selama
melakukan produksi. Penyusutan yang dibebankan meliputi
penggunaan dari mesin disk mill, penyawut, spinner, pengayak,
kompor, box kontainer, drum, dandang dan terpal. Besarnya biaya
pada aktivitas ini sebesar Rp415.583.
7. Aktivitas Pengangkutan
Aktivitas ini mengkonsumsi biaya tenaga kerja tidak
langsung dengan mengupah satu personil untuk mengangkut tepung
yang sudah di kemas ke dalam rumah produksi dan ekspedisi.
Besarnya biaya pada aktivitas ini sebesar Rp37.500.
8. Aktivitas Perawatan Mesin
Aktivitas ini mengkonsumsi baiya untuk membeli oli dan
mengganti panbel atau karet untuk mesin. Besarnya biaya pada
aktivitas ini sebesar Rp42.500.

b. Menentukan Cost Driver


Setelah aktivitas-aktivitas diidentifikasi sesuai dengan
tingkatannya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi cost driver
dari setiap biaya. Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan
cost driver berdasarkan konsumsi biayanya. Daftar cost driver
kelompok tani Setia disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Politeknik Negeri Jakarta


34

Tabel 4.9 Rincian Cost Driver

Tepung Tepung
Aktivitas Cost Driver Jumlah
Ubi Ungu Mocaf
Pengukusan Jumlah Unit 500 250 750
Penirisan jumlah Kwh 2,4 1,2 3,6
Penyawutan jumlah Kwh 10,125 3,375 13,5
Penepungan Jumlah Unit 500 250 750
Pengemasan Jumlah Unit 500 250 750
Penyusutan Peralatan Jumlah Unit 500 250 750
Pengangkutan Jam Kerja 1 0,5 1,5
Perawatan Mesin Kali Produksi 2 1 3
Sumber : Data diolah
c. Menentukan Tarif Kelompok (Pool rate)
Setelah menentukan cost driver langkah selanjutnya adalah
menentukan tarif kelompok. Ditahap ini perhitungan tarif kelompok
diawali dengan menyusun cost pool yang homogen pada kelompok tani
setia. Berikut ini disajikan data cost pool yang homogen.
Tabel 4.10 Rincian Cost Pool yang Homogen

Cost Pool Aktivitas Level Aktivitas Cost Driver


Pengukusan Unit Jumlah Unit
Penepungan Unit Jumlah Unit
1
Pengemasan Unit Jumlah Unit
Penyusutan Peralatan Unit Jumlah Unit
Penirisan Unit jumlah Kwh
2
Penyawutan Unit jumlah Kwh
3 Pengangkutan Batch Jam Kerja
4 Perawatan Mesin Batch Kali Produksi
Sumber : Data diolah
Dari data tabel diatas, didapatkan informasi yang akan digunakan
untuk menentukan tarif kelompok (Pool Rate). Tarif kelompok dihitung
dengan rumus total Biaya Overhead Pabrik untuk kelompok aktivitas
tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas kelompok tersebut.
Tarif per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Total Biaya 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑃𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘


Pool rate =
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐷𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟

Politeknik Negeri Jakarta


35

Pool Rate Unit Level Activity pada Kelompok Tani Setia Juli
2021 dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Pool Rate Unit Level Activity pada Kelompok Tani Setia

Cost Pool Aktivitas Nilai (Rp)


Pengukusan 88.000
Penepungan 459.000
1
Pengemasan 60.000
Penyusutan Peralatan 415.583
Total 1.022.583
Jumlah unit 750
Pool rate 1 1.363

Cost Pool Aktivitas Nilai (Rp)


Penirisan 44.632
2
Penyawutan 167.368
Total 212.000
Jumlah Kwh 17,1
Pool rate 1 12.398
Sumber : Data diolah

Pool Rate Batch Level Activity pada Kelompok Tani Setia


Juli 2021 dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Pool Rate Batch Level Activity pada Kelompok Tani Setia

Cost Pool Aktivitas Nilai (Rp)


3 Pengangkutan 37.500
Total 37.500
Jumlah Jam Kerja 1,5
Pool rate 1 25.000

Cost Pool Aktivitas Nilai (Rp)


4 Perawatan Mesin 42.500
Total 42.500
Jumlah Kali Produksi 3 kali
Pool rate 1 14.167
Sumber : Data diolah

Politeknik Negeri Jakarta


36

2. Tahap kedua
a. Membebankan biaya overhead Pabrik ke setiap Produk
Cara membebankannya yaitu mengalikan pool rate dengan cost
driver yang sudah ditentukan. Berikut ini disajikan rumus membebankan
biaya overhead pabrik.

Biaya Overhead Pabrik dibebankan = Pool rate x Cost driver setiap produk

Data berikut ini adalah perhitungan biaya overhead pabrik


menggunakan metode activity based costing pada Kelompok Tani Setia
bulan Juli 2021.
Tabel 4.13 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke Produk

Cost Tepung Ubi Tepung


Pool Rate Cost driver
Pool Ungu Mocaf
500 Rp 681.722
1 Rp 1.363 Unit
250 Rp 340.861
12,525 Rp 155.281
2 Rp 12.398 Kwh
4,575 Rp 56.719
1 Rp 25.000
3 Rp 25.000 Jam
0,5 Rp 12.500
2 Kali Rp 28.333
4 Rp 14.167
1 produksi Rp 14.167
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 890.336 Rp 424.247
Biaya Overhead Pabrik per kilogram Rp 1.781 Rp 1.697
Sumber : Data diolah
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik untuk
produk tepung ubi ungu sebesar Rp1.781 per kilogram dan tepung mocaf
Rp1.697 per kilogram.

b. Menentukan Biaya Pokok Produk


Data yang sudah ditelusuri menggunakan metode activity based
costing disusun menjadi sebuah rincian perhitungan biaya pokok produk.
Data yang dibutuhkan adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik. Cara menghitungnya adalah dengan
menjumlahkan ketiga komponen tersebut. Berikut ini disajikan tabel data
biaya pokok produk menggunakan sistem activity based costing.

Politeknik Negeri Jakarta


37

Tabel 4.14 Biaya Pokok Produk sistem ABC

Keterangan Tepung Ubi Ungu Tepung Mocaf


Biaya Bahan Baku Rp 4.000.000 Rp 1.260.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.650.000 Rp 1.025.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 890.336 Rp 424.247
Total biaya Rp 6.540.336 Rp 2.709.247
Total Unit Produksi 500 250
Biaya Pokok Produksi Rp 13.081 Rp 10.837
Sumber : Data diolah
Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya pokok produk
menggunakan metode activity based costing untuk tepung ubi ungu sebesar
Rp13.081 per kilogram dan tepung mocaf sebesar Rp10.837 per kilogram.

4.2.3 Membandingkan Biaya Pokok Produk Sistem Tradisional dengan


Activity Based Costing
Berdasarkan hasil perhitungan biaya pokok produk dengan sistem
tradisional dan activity based costing dapat dibandingkan karena terdapat
perbedaan harga. Perbandingan biaya pokok produksi antara sistem tradisional dan
activity based costing pada kelompok tani Setia disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.15 Perbandingan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing

Jenis Produk Tradisional ABC Selisih Keterangan


Tepung Ubi Ungu Rp 12.442 Rp 13.081 -Rp 639 Undercosting
Tepung Mocaf Rp 10.282 Rp 10.837 -Rp 555 Undercosting
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa produk tepung ubi ungu
mengalami undercosting sebesar Rp639. Sedangkan produk tepung mocaf
mengalami undercosting sebesar Rp555.
Biaya pokok produksi pada Kelompok Tani Setia mengalami undercosting
karena ada perbedaan pembebanan overhead pabrik pada proses penirisan dan
penyawutan. Tepung ubi ungu mengkonsumi beban lebih banyak dari pada tepung
mocaf karena jumlah yang diproduksi lebih banyak dan tekstur dari ubi ungu lebih
keras dibandingkan singkong.

Politeknik Negeri Jakarta


BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil analisis perhitungan biaya
pokok produk Kelompok Tani Setia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kelompok Tani Setia menggunakan sistem tradisional dalam perhitungan biaya
pokok produk. Perhitungan yang dilakukan Kelompok Tani Setia terhadap biaya
overhead pabrik belum dilakukan secara rinci sehingga perlu lebih dalam untuk
menelusuri biaya tersebut. Biaya pokok produk didapatkan dengan cara
menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead. Setelah dijumlahkan lalu dibagi dengan seluruh unit yang diproduksi
dengan mengabaikan besarnya konsumsi setiap aktivitas. Biaya pokok produksi
dengan sistem tradisional tepung ubi ungu sebesar Rp12.422 dan tepung mocaf
sebesar Rp10.282. jumlah Unit yang dihasilkan sebanyak 500 kilogram tepung
ubi ungu dan 250 kilogram tepung mocaf.
2. Penggunaan activity based costing mampu menentukan hasil yang lebih akurat
dan tidak menimbulkan distorsi biaya. Penerapan activity based costing pada
Kelompok Tani Setia untuk menghitung biaya pokok produk terdapat perbedaan
nilai dengan sistem tradisional. Perbedaan tersebut dapat ditelusuri pada biaya
overhead pabrik. Perhitungan biaya overhead pabrik menggunakan dua tingkat
aktivitas dan empat cost driver. Sehingga aktivitas pada kelompok tani setia
dapat ditelusuri berdasarkan konsumsi setiap aktivitasnya. Biaya pokok produksi
dengan sistem activity based costing tepung ubi ungu sebesar Rp13.081 dan
tepung mocaf sebesar Rp10.837.
3. Perbandingan sistem tradisional dengan activity based costing pada Kelompok
Tani Setia terdapat selisih. produk tepung ubi ungu mengalami undercosting
sebesar Rp639. Sedangkan produk tepung mocaf mengalami undercosting
sebesar Rp555. Perbedaan ini diakibatkan karena pembebanan biaya overhead
pabrik menggunakan sistem tradisional tidak memperhatikan konsumsi setiap
aktivitas yang dapat memicu biaya dan pada pembuatan tepung ubi ungu
membutuhkan konsumsi lebih banyak pada penggunaan mesin. Konsumsi yang

38 Politeknik Negeri Jakarta


39

4. lebih banyak disebabkan karena tekstur dari ubi ungu yang keras. Dengan sistem
activity based costing biaya overhead pabrik dapat dialokasikan ke setiap
produknya dengan tepat.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Saran yang
dapat diberikan penulis adalah:
1. Kelompok Tani Setia
Dalam memperhitungkan biaya pokok produk tepung ubi ungu dan tepung
mocaf pada Kelompok Tani Setia sebaiknya memperhatikan biaya overhead
pabrik. Cara yang dapat dilakukan dengan menelusuri nilai konsumsi setiap
aktivitasnya dan perlu adanya efisiensi pada pembuatan penepungan karena
membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga beban yang dihasilkan cukup
besar. Perhitungan sistem activity based costing untuk kelompok tani setia
lebih bermanfaat jika diterapkan agar data biaya pokok produk akurat. Manfaat
yang didapat oleh petani yaitu mengetahui berapa harga yang pantas untuk
dijual dan berapa untung untuk para petani. Selain itu pemberian pelatihan
dalam menerapkan sistem activity based costing perlu dilakukan agar petani
dapat melakukannya secara mandiri.
2. Penelitian selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya khususnya yang mengambil dibidang
pertanian sebaiknya memperhatikan alur produksi dari awal panen sampai
barang karena perlakuan produk pertanian cukup berbeda dan disarankan untuk
mengambil objek yang benar-benar menggunakan alat yang modern dan
memadai karena umumnya petani memproduksi dengan alat yang sangat
sederhana sehingga akan sulit menentukannya.

Politeknik Negeri Jakarta


40

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak


(Jejak Publisher). https://books.google.co.id/books?id=59V8DwAAQBAJ
Antara. (2020). Kementerian Pertanian: Petani Muda Hanya 2,7 Juta Atau 8
Persen. https://bisnis.tempo.co/read/1330943/kementerian-pertanian-petani-
muda-hanya-27-juta-atau-8-persen
Badan Pusat Statistik. (2020). Ekonomi Indonesia Triwulan II 2020 Turun 5,32
Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/08/05/1737/-ekonomi-
indonesia-triwulan-ii-2020-turun-5-32-persen.html
CNBC Indonesia. (2020). Kebal Corona, PDB Pertanian Q2-2020 Melesat Saat
Pandemi. https://www.cnbcindonesia.com/news/20200805202034-4-
177756/kebal-corona-pdb-pertanian-q2-2020-melesat-saat-pandemi
Dahiri, & Risandi, linia siska. (2021). PANDEMI COVID-19 DAN SEKTOR
PERTANIAN: PENINGKATAN NTP TIDAK SEBANDING DENGAN PDB
SEKTOR PERTANIAN. https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/bib/public-
file/bib-public-4.pdf
Dewi, S. P. (2017). Akuntansi biaya (2nd ed.). IN MEDIA.
Hanimah, N. (2020). Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam
Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Raihan Bakery And Cake Shop
Medan). Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Hansen, R, D., & Maryanne, M. (2013). Akuntansi Manajerial (8th ed.). Salemba
Empat.
Hariyani, D. S. (2018). Akuntansi Manajemen. Malang: Aditya Media Publishing.
Harnanto, & Zulkifli. (2013). Manajemen Biaya. (UPP) AMP YKPN.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (n.d.). No Title. Retrieved August 4,
2021, from
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3321
Khasanah, N. (2020). Upaya Pemulihan UMKM di Masa Pandemi Covid-19
Melalui Pelatihan pada Pengrajin Anyaman Pandan. JCSE: Journal of
Community Service and Empowerment, 1(1), 26–29.
Lestari, W., & Permana, D. B. (2017). Akuntansi biaya dalam perspektif manajerial
(1st ed.). Rajawali Pers.

Politeknik Negeri Jakarta


41

Maulana, A. H., AR, M. D., & Dwiatmanto. (2016). ANALISIS ACTIVITY


BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM) SEBAGAI DASAR
MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada
Hotel Selecta Kota Batu Tahun 2014). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 30,
163.
Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya (5th ed.). Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
Riyadi, S. (2017). Akuntansi Manajemen. Zifatama Jawara.
https://books.google.co.id/books?id=roe9DwAAQBAJ
Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Satria, M. R. (2016). Perbandingan Sistem Biaya Tradisional dengan Sistem
Activity Based Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi.
COMPETITIVE, 11.
Supriyono. (2012). Akuntansi Manajemen (1st ed.). STIE YKPN.
Supriyono, R. A. (2018). Akuntansi Keperilakuan. UGM PRESS.
https://books.google.co.id/books?id=t8RiDwAAQBAJ
Windriasari, M. (2017). Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing dalam
Penentuan Harga Pokok Produksi Roti pada UD. Ganysha Kediri. Simki-
Economic, 1(01).
Yudiastra, Pande, P., Suwirmayanti, & Pivin, N. L. G. (2017). Analisis
Perbandingan Metode Activity Based Costing dan Traditional Costing Untuk
Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Pada UKM Bali Sari). E-
Proceedings KNS&I STIKOM Bali, 783–789.

Politeknik Negeri Jakarta


42

LAMPIRAN

Lampiran Daftar Pertanyaan Wawancara


1. Sejarah Usaha Kelompok Tani Setia?
2. Bagaimana struktrur organisasi Kelompok Tani Setia?
3. Apa produk yang dihasilkan?
4. Berapa kapasitas produksi dalam satu bulan?
5. Bagaimana cara menghitung biaya pokok produk pada produk tepung ubi
dan tepung mocaf?
6. Mesin apa saja yang digunakan selama produksi?
7. Berapa lama penggunaan mesin produksi?
8. Berapa biaya overhead pada Kelompok Tani Setia
9. Berapa tenaga kerja langsung yang dibutuhkan?

Lampiran Dokumentasi Kegiatan

Politeknik Negeri Jakarta


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok
16425Telepon (021) 7270036, Hunting, Fax (021)
7270034 Laman: http://www.pnj.ac.id e-pos:
humas@pnj.ac.id
FORM-3 Lembar Bimbingan Pembimbing 1
Lembar Bimbingan
NIM : 4417030035
Nama : Muhamad Febryanto
Program Studi : Akuntansi Keuangan Terapan
Nama Dosen Pembimbing : Nedsal Sixpria, S.E., Ak., M.M., CA

Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan


16 April 2021 Menghubungi dosen untuk bimbingan pertama dan
menyusun bab 1
17 Juni 2021 Bimbingan online untuk perkembangan bab 1

24 Juni 2021 Mengirimkan bab 1 sampai 3 untuk sempro

25 Juni 2021 Merevisi bab 1 sampai 3 (menguatkan alasan


penelitian dan metode yang digunakan)
23 Juli 2021 Menginformasikan penambahan objek penelitian

19 Agustus 2021 Membahas bab 4 sampai 5 dan merevisinya

20 Agustus 2021 Acc skripsi untuk sidang

Menyetujui
Ketua Program Studi
Akuntansi Keuangan Terapan
Depok, 20 Agustus 2021

Herbirowo Nugroho, S.E.,M.Si.


NIP. 197202221999031003
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok
16425Telepon (021) 7270036, Hunting, Fax (021)
7270034 Laman: http://www.pnj.ac.id e-pos:
humas@pnj.ac.id
FORM-3 Lembar Bimbingan Pembimbing 1
Lembar Bimbingan
NIM : 4417030035
Nama : Muhamad Febryanto
Program Studi : Akuntansi Keuangan Terapan
Nama Dosen Pembimbing : Rodiana Listiawati, S.E,.M.M

Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan


15 Juni 2021 Membahas referensi yang digunakan dalam penulisan

17 Juni 2021 Bimbingan terkait topik skripsi

24 Juni 2021 Membahas bab 1 sampai bab 3

25 Juni 2021 Merevisi bab 1

9 Juli 2021 Melanjutkan bab 4 dan 5

25 Juli 2021 Menginformasikan bahwa penulis sedang melakukan


observasi dan pengumpulan data

26 Juli 2021 Menyusun bab 4 dan 5

6 Agustus 2021 Mengirimkan bab 1 sampai 4

18 Agustus 2021 Mengirimkan bab 1 sampai 5

19 Agustus 2021 Berkonsultasi melalui google meet membahas bab 1


sampai 5
20 Agustus 2021 Acc skripsi untuk sidang

Menyetujui
Ketua Program Studi
Akuntansi Keuangan Terapan
Depok, 20 Agustus 2021

Herbirowo Nugroho, S.E.,M.Si.


NIP. 197202221999031003
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jalan Prof. Dr. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok
16425Telepon (021) 7270036, Hunting, Fax (021)
7270034 Laman: http://www.pnj.ac.id e-pos:
humas@pnj.ac.id

FORM-7 Lembar Pengajuan ujian Sidang

Lembar Persetujuan Untuk Ujian Sidang Tugas Akhir

Pada tanggal 20 Agustus 2021, skripsi yang disusun oleh:


Nama : Muhamad Febryanto
NIM : 4417030035
Judul : “Penerapan Sistem Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Pokok Produk
pada Tahun 2021 (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Setia Bogor)”

Telah disetujui untuk diujikan sesuai dengan jadwal yang akan ditetapkan kemudian.
Disetujui oleh
Pembimbing I Pembimbing II

Nedsal Sixpria, S.E., Ak., M.M., CA. Rodiana Listiawati, S.E,.M.M


NIP. 196012311990031020 NIP. 196106111988032002

Diketahui Oleh:

Ketua Program Studi


Akuntansi Keuangan Terapan
Tanggal 20 Agustus 2021

Herbirowo Nugroho, S.E.,M.Si


NIP. 197202221999031003

Anda mungkin juga menyukai