UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1) Dr. Gede Harja Wasistha, CMA, selaku Ketua Program Studi Magister
Akuntansi dan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia (MAKSI-PPAk FEB UI);
2) Drs. A.B Triharta, MM, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tesis
ini;
3) Dr. Vera Diyanty, MM dan M.Yusuf John, Ak., MH selaku penguji sidang
tesis yang telah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat terhadap
tesis ini;
4) Rektor, Pembantu Rektor II, Kepala PPSDM, Kepala BAUK, Kepala
BAAPM, Kepala Bagian Perencanaan dan Monitoring, Kepala Bagian
Keuangan, Kepala Sub Bagian Administrasi Perencanaan dan Kepala Sub
Bagian Pelaporan dan Monitoring serta rekan-rekan di Bagian Perencanaan
dan Monitoring BAAPM Universitas Terbuka yang telah mengizinkan dan
membiayai saya untuk tugas belajar serta banyak membantu dalam usaha
memperoleh data yang saya perlukan;
5) Orang tua tercinta (Bapak Alm. Djasprijono dan Ibu Widyastuti), istri dan
anak tercinta (Nurul Putri Nastiti dan Danisha Ramadhani Narynda
Wicaksono), kakak dan keluarga tercinta (Mas Hartoto Indra Wicaksono,
Mbak Rini dan Raffasya Bagas W) dan mertua serta adik-adik ipar (Bapak
Akhmad Suhardi dan Ibu Idawati sekeluarga) yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral;
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dan evaluasi kinerja Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) pada Universitas
Terbuka (UT). Selain itu, penelitian ini mendeskripsikan hambatan dalam PPK-
BLU di UT. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi pustaka, dan
telaah dokumen yang terkait dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini,
berdasarkan analisis evaluasi kinerja menunjukan bahwa UT telah menerapkan
konsep Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) dan konsep Value For Money (VFM).
Berdasarkan analisis implementasi BLU menunjukan bahwa UT telah memiliki
dokumen penganggaran sampai dengan pelaporan yang disyaratkan dalam Manual
BLU Bidang Pendidikan Kementerian Keuangan. Hambatan yang dihadapi oleh
UT pada tahap perencanaan adalah belum digunakannya aplikasi IT yang
memerlukan banyak waktu dan SDM, hambatan pada tahap pelaksanaan adalah
daya serap anggaran rendah dan kompetensi SDM atas pengelolaan keuangan
negara yang belum merata di semua unit, pada tahap pelaporan anggaran belum
menggunakan satu standar pelaporan keuangan serta pada pelaporan kinerja
belum adanya alat bantu dalam pengukuran kinerja di UT, untuk dapat
menghubungkan antara anggaran yang telah digunakan dengan kinerja yang
dihasilkan.
Kata kunci:
Anggaran Berbasis Kinerja; Badan Layanan Umum; penganggaran; pelaksanaan;
pelaporan; value for money.
ABSTRACT
Keywords:
Budgeting; implementation; performance based budgeting; Public Service
Agency; reporting; value for money.
DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................4
1.5 Metode Penelitian .............................................................................................5
1.5.1 Sumber Data .......................................................................................5
1.5.2 Metode Pengumpulan Data .................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................6
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 4
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
75 Universitas Indonesia
76
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa alokasi anggaran UT yang disusun
dalam dokumen rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga (RKA-K/L)
telah diprioritaskan untuk memberikan pelayanan pendidikan tinggi terbuka dan
jarak jauh kepada mahasiswa di seluruh Indonesia yang mencapai 333.501
mahasiswa (Universitas Terbuka, 2014) berdasarkan visi dan misi yang telah
dirumuskan dalam Rencana Strategis UT Tahun 2010-2021.
Kinerja pencapaian hasil atau output merupakan indikator utama penting
dalam suatu instansi Badan Layanan Umum (BLU) yang menerapkan konsep New
Public Management (NPM) dengan masyarakat yang mengharapkan suatu
institusi pemerintah dapat menghasilkan suatu produk dan jasa kepada masyarakat
sesuai dengan visi dan misinya dengan mengelola sumber daya dengan efisien,
efektif dan ekonomis atau 3E. Direktorat PPK-BLU Kementerian Keuangan yang
merupakan regulator atas kebijakan BLU memiliki suatu cara dalam menilai
capaian penyediaan layanan yang diselenggarakan oleh BLU, khususnya bidang
pendidikan seperti UT yaitu dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor Per-32/PB/2014 tentang pedoman penilaian kinerja Badan Layanan
Umum bidang layanan pendidikan menurut pedoman tersebut penilaian aspek
keuangan adalah penilaian kinerja BLU berdasarkan analisis data laporan
keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan mengenai
Universitas Indonesia
77
Universitas Indonesia
78
79
Universitas Indonesia
80
Anggaran (KPA) atau Kepala Satuan Kerja (Satker) yang bersangkutan dengan
tembusan kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan setempat. Dengan adanya
fleksibilitas dalam penyusunan anggaran tersebut sangat dirasakan membantu UT
dalam melakukan pelaksanaan anggaran guna menyelenggarakan pendidikan
tinggi jarak jauh di seluruh Indonesia.
Kesimpulannya adalah fleksibilitas BLU yang dimiliki oleh UT adalah pada
revisi anggaran yang bersifat hanya pergeseran kegiatan atau jenis belanja (MAK)
dalam satu output yang tidak menyebabkan perubahan pagu anggaran dapat
dilakukan dengan kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam hal ini
adalah Rektor UT tanpa harus terlebih dahulu mengusulkan kepada Ditjen
Anggaran (DJA) dan Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan,
seperti yang diutarakan oleh Kepala Bagian Perencanaan dan Monitoring UT
yaitu.
“ sibilitas BLU yang bisa digunakan salah satunya adalah ambang
batas BLU, yaitu pada saat UT menerima pendapatan BLU di atas dari
target pendapatan BLU, maka akan langsung dapat digunakan tanpa
harus merevisi dokumen perencanaan (DIPA) terlebih dahulu.
Fleksibilitas BLU yang lain adalah dalam dokumen perencanaan (RKA-
KL) dapat bergeser selama dalam satu output.”
Fleksibilitas dalam penganggaran selanjutnya adalah anggaran disusun tidak
berdasarkan model anggaran tradisional (line item) yang detail dan rigid, namun
dalam anggaran UT disusun berdasarkan unit layanan yang dibagi dalam 4
kelompok layanan. Fleksibilitas yang penting juga dalam Badan Layanan Umum
dan juga dirasakan UT adalah dapat digunakannya dana yang bersumber dari
PNBP secara langsung tanpa harus disetor terlebih dahulu ke kas negara sehingga
memudahkan dan memberikan keleluasaan terhadap pimpinan BLU UT untuk
mengelola anggaran lebih baik. Di samping fleksibilitas tersebut UT sebagai
satker BLU tetap mengedepankan unsur akuntabilitas yaitu salah satunya dengan
menerbitkan laporan keuangan Badan Layanan Umum berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Noor
Salim, Nursehan dan Sinarahardja tahun anggaran 2012, 2013 dan 2014 dengan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal ini membuktikan bahwa dengan
Universitas Indonesia
81
fleksibilitas yang dimiliki oleh manajer atau pimpinan BLU UT dalam hal ini
adalah Rektor UT tetap berkomitmen untuk tetap menjaga akuntabilitas BLU UT.
Universitas Indonesia
82
yang bersifat duplikasi atau saling tumpang tindih satu kegiatan dengan unit yang
telah melaksanakan kegiatan tersebut.
Universitas Indonesia
83
Dari hal tersebut maka peran Kepala Unit sebagai Chief Operating Officer
(COO) nampak belum memiliki fleksibilitas terhadap alokasi anggaran yang
dimiliki, karena dalam melakukan pencairan dana masih memerlukan persetujuan
dari Kepala Bagian Keuangan selaku Chief Financial Officer (CFO) UT dan
masih harus melalui prosedur pencairan dana kegiatan yang bertahap dan
berjenjang. Dalam konsep Block Funding, COO diberikan fleksibilitas atas alokasi
anggaran yang dimilikinya dengan prinsip akuntabel dan transparan serta tetap
mengedepankan konsep 3E, UT sebagai satker BLU yang menerapkan
fleksibilitas terhadap pengelolaan keuangan dapat mengimplementasikan konsep
Block Funding terhadap proses pelaksanaan keuangan dengan memberikan
fleksibilitas kepada Kepala Unit selaku COO atas alokasi anggaran yang dimiliki
dengan memberikan pagu dengan proporsi berdasarkan jumlah kegiatan yang
akan dilakukan atau berdasarkan jumlah mahasiswa yang akan dilayani dalam
satu semester atau satu tahun. Dengan konsep Block Funding ini alokasi dana
dapat ditransfer setiap bulan oleh Bagian Keuangan yang memiliki otorisasi atas
pelaksanaan dan pencairan dana kegiatan ke rekening unit masing-masing. Jika
dilihat dari aspek pengendalian peran Kepala Bagian Keuangan selaku Chief
Financial Officer (CFO) UT hanya sebagai controller (pengendali) dengan
melihat kemampuan unit dalam menyerap anggaran dan memastikan seluruh unit
dapat melaksanakan kegiatannya dengan dana yang telah diberikan dalam bentuk
Block Funding. Peran Kepala Unit selaku Chief Operating Officer (COO) dapat
berjalan maksimal dan lebih fleksibel dalam mengoptimalkan alokasi anggaran
tanpa harus menunggu proses pencairan dana yang lama dan berjenjang namun
tetap dengan prinsip akuntabel dan transparan serta mengedepankan konsep 3E.
Dengan konsep Block Funding ini diharapkan juga dapat memaksimalkan
penyerapan anggaran yang menjadi masalah nasional dan seperti yang diutarakan
oleh Kepala Bagian Keuangan UT.
“H b U b , b ran geografis, masalah
yang berkaitan tentang pencairan dana dari sisi kompetensi SDM dan
harus di-upgrade untuk lebih meningkat, dan daya serap yang rendah di
U .”
Universitas Indonesia
84
Universitas Indonesia
85
Universitas Indonesia
86
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa UT telah melakukan efisiensi terhadap
biaya-biaya yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan operasional
pendidikan tinggi terbuka jarak jauh, hal ini dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa
tingkat efisiensi tidak melebihi 100% yang artinya realisasi biaya yang
dikeluarkan masih berada di bawah realisasi pendapatan.
Biaya-biaya tersebut dapat efisien karena adanya kebijakan internal UT atas
ketentuan keuangan seperti ketentuan perjalanan dinas, ketentuan penggunaan
Uang Persediaan (UP), ketentuan pembayaran honorarium dan lainnya yang
bersifat lebih menekankan pada hasil dan kinerja layanan pendidikan yang berikan
kepada masyarakat daripada hanya penyerapan anggaran saja.
Dan jika dilihat tren pendapatan UT dari tahun 2012 sampai tahun 2014
juga terus meningkat, hal ini disebabkan adanya program studi baru yang mampu
dilihat oleh UT sebagai pasar yang baik di masyarakat seperti dibukanya Program
Studi S1 Pendidikan Guru Dasar Bidang Ilmu (S1-PGSD BI) yang menjangkau
masyarakat dengan profesi guru Sekolah Dasar (SD) yang bukan berlatar
belakang ilmu keguruan S1 Pendidikan Guru SD namun telah mengajar cukup
lama di SD seperti dari S1 Akuntansi, S1 Hukum dan lainnya dan dari data
Bagian Registrasi UT mahasiswa S1 PGSD BI sebanyak 15.000 mahasiswa per
semester.
Universitas Indonesia
87
Universitas Indonesia
88
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat ekonomis UT sangat tinggi yang
dapat dilihat bahwa dari perbandingan antara realisasi pengeluaran (realisasi
belanja) dengan anggaran pengeluaran (anggaran belanja) masih di bawah 60%,
hal ini berarti bahwa realisasi pengeluaran (realisasi belanja) masih rendah jika
dibandingkan dengan anggaran pengeluaran (anggaran belanja). Penggunaan
sumber daya yang efisien menjadi kebijakan pimpinan UT dalam mengawal
pelaksanaan kegiatan operasional, hal ini dapat dilihat dalam penerapan efisiensi
terhadap penggunaan sumber daya yang ada seperti mulai tahun 2011, UT
menerapkan untuk hemat penggunaan air, listrik, internet dan telepon yang
berdampak pada penurunan biaya air, listrik, internet dan telepon.
Universitas Indonesia
89
Universitas Indonesia
90
2012
1.536.840.996.000 83%
PNBP 1.280.894.019.000
Universitas Indonesia
91
Non
238.466.633.000 16,9%
PNBP
2014
1.412.622.302.000
PNBP 1.174.155.669.000 83,1%
Sumber: Universitas Terbuka (2012-2014).
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komposisi pagu anggaran DIPA UT
tahun 2012-2014, pagu yang bersumber dari PNBP masih mendominasi
komposisi pagu dibandingkan dengan pagu yang bersumber dari Rupiah Murni
(RM). Pagu yang bersumber dari RM hanya untuk membiayai gaji pegawai
negeri, pemeliharaan sarana prasarana dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi
(BOPTN) yang berasal dari Ditjen Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti untuk
membiayai kegiatan layanan pendidikan seperti penyelenggaraan layanan
pendidikan mahasiswa UT di luar negeri dan layanan pendidikan bagi mahasiswa
(guru dan non guru) di daerah Terluar, Terpencil dan Terdalam (3T).
Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa pagu sumber dana Rupiah Murni
(RM) rata-rata sekitar 17% dari komposisi keseluruhan pagu anggaran UT tahun
2012-2014. Jika melihat pada analisis surplus PNBP pada pembahasan
sebelumnya dengan persentase surplus PNBP rata-rata sekitar 20% dari komposisi
keseluruhan pagu anggaran UT tahun 2012-2014 diharapkan peran pemerintah
dapat dikurangi dalam alokasi pagu sumber dana Rupiah Murni (RM), hal ini
dapat tercapai apabila kinerja layanan UT semakin baik yang akan berkorelasi
dengan penerimaan PNBP UT yang semakin besar serta dapat dimungkinkan UT
menjadi sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dalam
melakukan kegiatan utamanya tidak ada unsur subsidi dari pemerintah.
Universitas Indonesia
92
Universitas Indonesia
93
SAP berbasis Akrual dimaksudkan untuk memberikan manfaat lebih baik bagi
para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan
keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini
sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan
sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Universitas Indonesia
94
Dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Monitoring dan Pelaporan
dapat dilihat bahwa pemahaman terhadap konsep Balanced Scorecard (BSC)
belum dipahami dengan baik dan dalam pengukuran kinerja masih menggunakan
aplikasi yang dikeluarkan oleh beberapa Kementerian seperti aplikasi Laporan
elektronik Monitoring Serapan Anggaran (e-MSA) dari Biro Perencanaan
Kemdikbud, aplikasi Monitoring dan Evaluasi Anggaran (Monev) dari Ditjen
Anggaran Kementerian Keuangan, aplikasi Laporan Kerja (Lapker) dari Ditjen
Pendidikan Tinggi Kemristekdikti serta aplikasi PP Nomor 39 dari Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang secara substansi
memiliki hal sama yaitu memantau realisasi tingkat penyerapan anggaran dan
pengukuran kinerja atas program yang dilaksanakan dalam tahun anggaran
berjalan.
95
96
K/L, serta hubungan, wewenang, dan tanggung jawab di antara unit kerja
atau jabatan di dalamnya.
2) UT memiliki prosedur kerja yang menggambarkan alur proses dan prosedur
penyelesaian tugas sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing
jabatan yang dikoordinasikan oleh Pusat Jaminan Kualitas (Pusmintas) UT.
Prosedur tersebut adalah prosedur yang berhubungan dengan layanan
mahasiswa seperti prosedur registrasi mahasiswa sampai dengan penetapan
kelulusan atau wisuda mahasiswa serta prosedur pendukung layanan
mahasiswa seperti prosedur pengusulan dan pencairan dana kegiatan.
3) UT memiliki ketersediaan dan pengembangan SDM yang memadai untuk
menjalankan kegiatan dalam rangka mencapai tujuannya. Ketersediaan
SDM mencakup kuantitas SDM, standar kompetensi, pola rekrutmen dan
rencana pengembangan SDM yang telah dibuat oleh Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia (PPSDM) UT.
4) UT telah menyusun Standar Pelayanan Minimal yang menggambarkan
ukuran pelayanan yang harus dipenuhi oleh satker instansi pemerintah yang
menerapkan PK BLU dengan mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan serta kemudahan memperoleh layanan.
5) Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maka ditunjuklah Dewan
Pengawas BLU UT berdasarkan Keputusan Mendikbud Nomor
172/MPK.A4/KP/2014 tentang pengangkatan Dewas BLU UT sebagai
pihak yang mengawasi atas segala kegiatan BLU dari mulai perencanaan
sampai dengan pelaporan disamping dengan pengawasan oleh Satuan
Pengawas Intern (SPI) UT.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat dibuat suatu tabel ringkasan atas
implementasi BLU di Universitas Terbuka seperti pada tabel 4.7 yang
menggambarkan mengenai kriteria yang ditetapkan oleh Manual BLU Pendidikan
Kementerian Keuangan dibandingkan dengan kondisi yang terjadi di UT.
Universitas Indonesia
97
Universitas Indonesia
98
99
Universitas Indonesia
100
Universitas Indonesia
101
Berdasarkan atas uraian hambatan tersebut di atas bahwa saat ini institusi
pemerintahan diarahkan untuk menjadi institusi yang profesional, transparan dan
akuntabel dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat khususnya Badan
Layanan Umum (BLU) yang menghasilkan produk atau jasa dengan konsep 3E.
Universitas Indonesia
102
Oleh karena itu BLU termasuk UT membutuhkan suatu tools untuk dapat
mengukur bagaimana suatu visi dan misi suatu institusi yang telah dirumuskan
dapat dicapai dengan menghasilkan layanan yang sesuai dengan keinginan
masyarakat.
Dari beberapa model pengukuran kinerja pada tabel 2.6 UT lebih cocok
menggunakan balanced scorecard (BSC) dengan alasan:
1) Balanced scorecard merupakan bagian dari sistem manajemen strategis,
yang perlu dirumuskan oleh setiap organisasi, agar dapat mencapai visi dan
misinya secara efektif sehingga dapat menjembatani antara tujuan dengan
hasil yang akan dicapai oleh UT.
2) Balanced scorecard memberikan prosedur bagaimana tujuan organisasi
dirinci ke dalam sasaran-sasaran dalam berbagai perspektif secara lengkap,
dengan ukuran-ukuran yang jelas.
3) Balanced scorecard merupakan mekanisme untuk membuat organisasi,
termasuk organisasi pemerintah, berfokus pada strategi, karena penerapan
balanced scorecard memungkinkan semua unit dalam organisasi
memberikan kontribusi secara terukur pada pelaksanaan strategi organisasi.
4) Balanced scorecard dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik
masing-masing organisasi untuk mempertajam perannya dalam menjalankan
fungsi-fungsi pemerintahan dan dapat lebih mengedepankan prinsip 3E
sebagai satker BLU.
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari analisis evaluasi kinerja, pada perencanaan
anggaran UT telah menerapkan konsep Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)
berdasarkan konsep ABK dari Ditjen Anggaran Kemenkeu dengan menerapkan
tiga prinsip yaitu Alokasi Anggaran Berorientasi pada Kinerja (Output and
Outcome oriented), Fleksibilitas Pengelolaan Anggaran untuk Mencapai Hasil
dengan Tetap Menjaga Prinsip Akuntabilitas (Let the Managers Manage) dan
Money Follow Function, Function Followed by Structure. Pada pelaksanaan
anggaran, UT telah menerapkan konsep Value For Money (VFM) dengan
melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya yang digunakan dalam
menyelenggarakan kegiatan operasional pendidikan tinggi terbuka jarak jauh yaitu
realisasi biaya yang dikeluarkan masih berada di bawah realisasi pendapatan. Pada
pelaksanaan anggaran peran Kepala Unit di UT sebagai Chief Operating Officer
(COO) nampak belum memiliki fleksibilitas terhadap alokasi anggaran yang
dimiliki, karena dalam melakukan pencairan dana masih memerlukan persetujuan
dari Kepala Bagian Keuangan selaku Chief Financial Officer (CFO) UT dan
masih harus melalui prosedur pencairan dana kegiatan yang bertahap dan
berjenjang. Dari sisi pelaporan keuangan terdiri atas Laporan Keuangan BLU UT
yang secara prinsip disusun mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan
Laporan Keuangan UT-SAP yang secara prinsip disusun mengikuti Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP). Laporan Keuangan BLU UT disusun dan disajikan
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Standar
Akuntansi Keuangan) dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008
tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU, disusun dan disajikan
dengan menggunakan basis akrual (accrual), kecuali laporan arus kas yang
disajikan dengan basis kas. Pelaporan kinerja BLU UT disusun berdasarkan
Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang merupakan bagian dari Rencana
Strategis Bisnis UT Tahun 2011-2015. Laporan disusun dengan cara
membandingkan antara target yang telah ditetapkan dalam SPM khususnya tahun
103 Universitas Indonesia
104
2014 dengan realisasi sampai dengan akhir Desember 2014. Indikator Kinerja
Utama (IKU) pada tabel 3.6 pada merupakan kontrak antara Rektor BLU
Universitas Terbuka dengan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan
menjadi pedoman dalam penyusunan Laporan Capaian Kinerja BLU Universitas
Terbuka. Terdapat 10 indikator yang menjadi target utama dalam pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan anggaran.
Dari analisis implementasi pengelolaan keuangan BLU berdasarkan tabel
4.7 menunjukkan bahwa UT telah menjalankan Pola Pengelolaan Badan Layanan
Umum dari mulai tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan serta
pelaporan sesuai dengan Manual Badan Layanan Umum Bidang Pendidikan
sebagai standar dan kebijakan teknis BLU bidang pendidikan yang terbitkan
Direktorat PK-BLU Kementerian Keuangan. Namun di samping itu masih ada
beberapa kekurangan dari BLU Universitas Terbuka seperti belum ditetapkan
sistem akuntansi Badan Layanan Umum yang telah diusulkan kepada
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian
Keuangan.
Dari analisis hambatan pengelolaan keuangan BLU, dalam penyusunan
anggaran terdapat beberapa hambatan seperti sebagian besar unit khususnya
UPBJJ-UT yang berada di seluruh daerah di Indonesia terlambat dari waktu yang
telah ditentukan dalam mengumpulkan data atau bahan perencanaan dan
penganggaran. Hambatan lainnya adalah proses penyusunan perencanaan dan
penganggaran bersifat manual belum menggunakan aplikasi IT. Kedua hambatan
dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran tersebut menyebabkan banyak
memakan waktu, sumber daya manusia dan biaya. Dalam pelaksanaan anggaran
di UT terdapat beberapa hambatan yaitu sebaran geografis lokasi UPBJJ-UT di
seluruh Indonesia yang berpengaruh terhadap budaya dan karakteristik pegawai
dan pimpinan dalam pengelolaan keuangan, kompetensi sumber daya manusia
(SDM) masih rendah dalam bidang pengelolaan keuangan negara, daya serap
anggaran rendah dan sebagian pimpinan unit khususnya di UPBJJ-UT belum
memiliki kompetensi dalam bidang pengelolaan keuangan negara. Hambatan
dalam penyusunan laporan keuangan UT adalah dengan digunakan 2 (dua) standar
pelaporan keuangan yaitu SAK dan SAP adalah memerlukan SDM yang lebih
Universitas Indonesia
105
dari 1 orang untuk menyusun laporan keuangan UT dan memakan waktu dalam
melakukan konsolidasi dari laporan keuangan SAK menjadi laporan keuangan
SAP. Dalam pelaporan kinerja di UT terdapat beberapa hambatan yaitu sebagian
pimpinan di masing-masing unit belum dapat menerjemahkan dana yang telah
digunakan dengan kinerja yang dihasilkan pada suatu kegiatan dan belum adanya
alat bantu atau tools dalam pengukuran kinerja di UT, untuk dapat
menghubungkan antara dana/anggaran yang telah digunakan dengan kinerja yang
dihasilkan.
5.2 Saran
1) Diharapkan UT dapat memaksimalkan penggunaan aplikasi IT yang
terintegrasi baik mulai dari tahap penyusunan anggaran, pelaksanaan sampai
dengan pelaporan anggaran dan kinerja dalam setiap proses operasional
yang berguna untuk memangkas waktu, biaya dan dapat menjadi 3E serta
dapat dijadikan alat pengambilan keputusan bagi pimpinan BLU UT.
2) UT sebagai satker BLU yang menerapkan fleksibilitas terhadap pengelolaan
keuangan dapat mengimplementasikan konsep Block Funding. Dengan
konsep Block Funding ini alokasi dana dapat ditransfer setiap bulan oleh
Bagian Keuangan yang memiliki otorisasi atas pelaksanaan dan pencairan
dana kegiatan ke rekening unit masing-masing. Peran Kepala Unit selaku
Chief Operating Officer (COO) dapat berjalan maksimal dan lebih fleksibel
dalam mengoptimalkan alokasi anggaran tanpa harus menunggu proses
pencairan dana yang lama dan berjenjang namun dengan tetap memegang
prinsip akuntabel dan transparan serta mengedepankan konsep 3E. Dengan
konsep Block Funding ini diharapkan peran Kepala Bagian Keuangan
selaku CFO dapat meningkatkan pendapatan PNBP UT dan juga dapat
memaksimalkan penyerapan anggaran yang menjadi masalah nasional pada
umumnya di satker.
3) Untuk peningkatan kompetensi SDM UT khususnya dalam bidang
pengelolaan keuangan negara, diharapkan Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia (PPSDM) dan Bagian Keuangan UT dapat terus mengadakan
pelatihan pengelolaan keuangan negara atau mengikutsertakan dalam
Universitas Indonesia
106
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Barnett, Barr, Christie, Duff dan Hext. (2010). Final Report Measuring the Impact
and Value for Money of Governance & Conflict Programmes. Brighton:
ITAD Ltd.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 268 Tahun 2011, Tanggal 15 Agustus 2011,
Penetapan Badan Layanan Umum Universitas Terbuka pada Kementerian
Pendidikan Nasional.
108
Nugrahani, T.S. (2007). Analisis Penerapan Konsep Value For Money Pada
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas PGRI
Yogyakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2008). Peraturan Gubernur Nomor 106 Tahun
2008, Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD).
Rai, I.G.A. (2008). Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba.
Sancoko, B., Tjik, D., Madjid, N., Sumini., Triatmoko, H. (2008). Kajian
Terhadap Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja di Indonesia. Jakarta:
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
LAMPIRAN
110
Universitas Indonesia
111
Universitas Indonesia
112
Universitas Indonesia
113
Universitas Indonesia
114
115
Universitas Indonesia
116
Universitas Indonesia
117
Universitas Indonesia
118
Universitas Indonesia
119
Universitas Indonesia
120
Universitas Indonesia
121
Universitas Indonesia
122
Universitas Indonesia
123
Universitas Indonesia
124
Universitas Indonesia
125
Universitas Indonesia
126
Universitas Indonesia
127
Universitas Indonesia
128
Universitas Indonesia
129
RKT UNIVERSITAS
UNIT
SASARAN INDIKATOR
SASARAN PELAKSANA
No. ASPEK Kode STRATEGIS Kode PROGRAM Kode Kode PENCAPAIAN Koordinator OUTPUT
PROGRAM &
2017 SASARAN
PENDUKUNG
I PENINGKATAN KUALITAS DAN LAYANAN AKADEMIK
1 Pengembangan 1,1 UT telah 1.1.1 Pengembangan 1.1.1.1. Pengembangan 1.1.1.1.1. Tiga Program Studi baru PR I Fakultas, 3 Laporan
& Diversifikasi menyelenggarakan dan Program strata Sarjana (S1)di 2014 LPPM Studi
Program 11 (sebelas) penyelenggaraan Studi/Bidang telah memiliki laporan studi Kelayakan
Akademik program Program Minat/Program kelayakan dan naskah 3 Naskah
pendidikan Studi/Program Sertifikat Baru akademik Akademik
berkelanjutan, Bidang 1.1.1.1.2. Tiga Program Studi Bidang PR I PPs, LPPM 3 laporan
31 (tiga puluh Minat/Program Minat baru strata Magister studi
satu) program Sertifikat (S2)di 2014 telah memiliki kelayakan
sarjana, laporan studi kelayakan
7 (tujuh) program Satu Program Studi Bidang PR I Fakultas, 1 laporan
magister, 1.1.1.1.3. Minat baru strata Sarjana LPPM studi
4 (empat) (S1)di 2014 telah memiliki kelayakan
Program Magister laporan studi kelayakan
Fully Online 1.1.1.1.4. Satu Program Sertifikat PR I PPM, Fakultas, 1 Laporan
1 (satu) program baru di 2014 telah memiliki LPPM Studi
magister laporan studi kelayakan dan Kelayakan
internasional, naskah akademik Naskah
2 (dua) program Akademik
doktor, 1.1.1.1. Dua Program Doktor di PR I PPs 2 Naskah
5 (lima) mata 2014
kuliah loose
courses
yang berkualitas
dengan sistem
pelayanan
akademik
Universitas Indonesia
130
Universitas Indonesia
131
Universitas Indonesia
132
Universitas Indonesia
133
Universitas Indonesia
134
Universitas Indonesia
135
Universitas Indonesia
136
Universitas Indonesia
137
Universitas Indonesia
138
Universitas Indonesia
139
Universitas Indonesia
140
Universitas Indonesia
141
Universitas Indonesia
142
Universitas Indonesia
143
Universitas Indonesia
144
Universitas Indonesia
145
Universitas Indonesia
146
Universitas Indonesia
147
Universitas Indonesia
148
Universitas Indonesia
149
Universitas Indonesia
150
Universitas Indonesia
151
Universitas Indonesia
152
Universitas Indonesia
153
Universitas Indonesia
154
Universitas Indonesia
155
Universitas Indonesia
156
Universitas Indonesia
157
Universitas Indonesia
158
Universitas Indonesia
159
Universitas Indonesia
160
Universitas Indonesia
161
Universitas Indonesia
162
Universitas Indonesia