Anda di halaman 1dari 77

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PADA PT PLN (PERSERO)

UIKL SULAWESI

Diajukan Oleh :

Friski Inneke Luther Masiku

45 18 013 081

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja

Keuangan Pada PT PLN (Persero) Sulawesi

Nama Mahasiswa : Friski Inneke Luther Masiku

Stambuk/NIM : 4518013081

Program studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Telah Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muh. Kafrawi Yunus, SE.,MM Nur Fadhila Amri,SE., Ak., M.Si., CSRS.,CSRA

Mengetahui dan Mengesahkan:

Dekan Fakultas ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Akuntansi


Universitas Bosowa Universitas Bosowa

Dr. Hj Herminawaty Abubakar, SE., M.Si. Thanwain, SE., M.Si

ii
PERNYATAAN KEORSINILAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Friski Inneke Luther Masiku

Nim : 4518013081

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Judul : Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Keuangan

Pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan

hasil penelitian, pemikiran dan pemaparn asli dari saya adalah karya ilmiah saya

sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak pernah

diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan

tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan

dalam sumber kutipan daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan dapat tanpa

paksaan sama sekali.

Makassar, September 2022

Mahasiswa yang bersangkutan

Friski Inneke Luther Masiku

iii
ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM ON FINANCIAL
PERFORMANCE AT PT PLN (PERSERO) UIKL SULAWESI
By :

FRISKI INNEKE LUTHER MASIKU

4518013081

Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business

Bosowa University

ABSTRACT

Friski Inneke Luther Masiku. 2022. Thesis. Analysis of internal control


system on financial performance at PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi. Guided by
Dr. Muh. Kafrawi Yunus and Nur Fadhila Amri. The purpose of this study is to
determine the internal control system on financial performance at PT PLN
(Persero) UIKL Sulawesi.
The type of research used is qualitative. The data collection technique
used is conducting observation interviews and documentation at PT PLN
(Persero) UIKL Sulawesi. There are 3 informants who were interviewed by the
author. The data analysis technique used is descriptive analysis.
The results showed that the implementation of the internal control system
on financial performance at PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi can be said to be
productive. Researchers actually found the company's obstacles that lie in its
customers, where customers do not complete their monthly receivables which
makes employees hampered in preparing reports.

Keywords: System, Internal Control, Performance, Financial Performance.

iv
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PADA PT PLN (PERSERO) UIKL SULAWESI

Oleh :

FRISKI INNEKE LUTHER MASIKU

4518013081

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bosowa

ABSTRAK

Friski Inneke Luther Masiku. 2022. Skripsi. Analisis Sistem Pengendalian


Intern Terhadap Kinerja Pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi. Dibimbing oleh
Dr. Muh. Kafrawi Yunus dan Nur Fadhila Amri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui sistem pengendalian intern terhadap kinerja keuangan yang ada pada
PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah melakukan wawancara observasi serta dokumentasi
pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi. Terdapat 3 informan yang diwawancarai
oleh penulis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan sistem pengendalian
internal terhadap kinerja keuangan pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi sudah
dapat dikatakan produktif, Peneliti justru mendapati kendala perusahaan yang
terletak pada nasabahnya, yang dimana nasabah tidak menyelesaikan piutang
bulanannya yang membuat karyawan terhambat dalam penyusunan laporan.

Kata Kunci: Sistem, Pengendalian Intern, Kinerja, Kinerja Keuangan

v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis hanturkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat diberi pengetahuan serta kesempatan dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini, dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern

Terhadap Kinerja Keuangan Pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi” dapat

terselesaikan pada waktu yang telah direncanakan. Skripsi yang penulis buat ini

bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE)

pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa

Makassar.

Dalam penulisan, penyusunan serta proses penyelesaian skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Bosowa Makassar Bapak Prof. Dr. Ir. Batara Surya,

ST.,M.Si.

2. Ibu Dr. Hj. Herminawati Abubakar, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.

3. Bapak Thanwain, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi

4. Bapak Dr. Muh. Kafrawi Yunus, SE.,MM selaku pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing

dan juga memberikan arahan yang sangat bermanfaat.

vi
5. Ibu Nur Fadhila Amri, SE.,Ak.,M.Si.,CSRS.,CSRA selaku

pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh

kesabaran memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh Dosen Universitas Bosowa Makassar yang telah memberikan

tambahan pengetahuan serta ilmu selama menjalani proses perkuliahan

berlangsung baik secara offline maupun online. Beserta staf

Universitas Bosowa Makassar yang turut terlibat, terima kasih atas

bantuannya selama pengurusan berkas maupun administrasi.

7. Bapak Huda selaku staf keuangan pada perusahaan PT PLN (Persero)

UIKL Sulawesi serta Bapak Rafli dan Bapak Deny selaku pegawai

bagian SDM telah bersedia mengizinkan, meluangkan waktu dan

memberikan informasi selama masa penelitian berlangsung sehingga

proses penelitian dapat terlaksana dengan baik.

8. Kedua orang tua saya, ayahanda tercinta Marthen Luther Masiku dan

ibunda tersayang Vonny Rompis yang telah memberikan limpahan

do’a, dukungan, semangat, motivasi serta kasih sayang yang tak henti-

hentinya sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

9. Saudara (i) terkasih Deny, Vivi dan Richardo yang telah memberikan

dukungan serta dorongan dan motivasi dalam awal proses perkuliahan

hingga saat ini yang tiada henti memberikan kepercayaan diri kepada

penulis.

vii
10. Sahabat-sahabat seperjuangan sarjana yaitu Javandy dan Miad terima

kasih atas suka dan duka dalam masa perkuliahan selama 4 tahun ini.

11. Seluruh teman kelas Akuntansi C 018 dan teman seangkatan 2018,

serta teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat dan

motivasi, terima kasih sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari adanya kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan

skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan oleh peneliti dari

semua pihak, harapan peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya bagi para pembaca serta bagi yang membutuhkan.

Makassar, September 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI......................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
I.1. Latar Belakang................................................................................
I.2. Rumusan Masalah...........................................................................
I.3. Tujuan Penelitian............................................................................
I.4. Manfaat Penelitian..........................................................................
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................
2.1. Landasan Teori................................................................................
2.1.1. Sistem Pengendalian Intern...................................................
2.1.1.1. Pengertian Sistem....................................................
2.1.1.2. Pengendalian...........................................................
2.1.1.3. Pengendalian Intern.................................................
2.1.1.4. Tujuan Pengendalian Intern.....................................
2.1.1.5. Unsur-Unsur Pengendalian Intern...........................
2.1.2. Kinerja Keuangan.................................................................
2.1.2.1. Definisi Kinerja Keuangan......................................
2.1.2.2. Manfaat Peniliaian Kinerja......................................
2.1.2.3. Tujuan Penilaian Kinerja.........................................
2.1.2.4. Pengukuran dan Analisis Kinerja Keuangan...........
2.1.3. Pendapatan Penjualan Produk...............................................
2.1.3.1. Penjualan Tunai.......................................................

ix
2.1.3.2. Penjualan Secara Kredit..........................................
2.1.3.3. Piutang Tak Tertagih...............................................

2.2. Pengawasan.....................................................................................
2.2.1. Pengertian Pengawasan.........................................................
2.2.2. Jenis-Jenis Pengawasan........................................................
2.3. Kerangka Pikir.................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................
3.1. Lokasi dan Tempat Penelitian.........................................................
3.3. Jenis Data dan Sumber Data............................................................
3.3.1. Jenis Data..............................................................................
3.3.2. Sumber Data..........................................................................
3.2. Metode Pengumpulan Data.............................................................
3.4. Metode Analisis Data......................................................................
3.5. Definisi Operasional........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................
4.1. Gambaran Umum............................................................................
4.1.1. Sejarah Perusahaan...............................................................
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan............................................
4.1.3. Uraian Tugas.........................................................................
4.1.4. Visi dan Misi Perusahaan......................................................
4.1.5. Data Pokok Perusahaan.........................................................
4.2. Deskripsi Data Penelitian................................................................
4.3. Hasil Wawancara.............................................................................
4.4. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja
Keuangan Pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi........................
BAB V PENUTUP.............................................................................................
5.1. Kesimpulan......................................................................................
5.2. Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................

x
DAFTAR GAMBAR

2.3 Kerangka Pikir...............................................................................................

4.1 Struktur Organisasi........................................................................................

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menguak problematika akuntansi terkhusus kinerja keuangan yang sering

kali dikaitkan dengan sistem pengendalian intern perusahaan yang dianggap masih

perlu untuk terus dilakukan pengontrolan atau pengendalian secara ketat, tentu

tidak akan pernah habis masanya layaknya waktu yang terus berputar mengitari

perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih juga. Akan ada terus

pengontrolan secara ketat meski kadang juga masih ada yang terlewatkan yang

awalnya belum nampak kemudian akhirnya akan terkuak secara sendirinya atau

dilakukan secara sengaja. Masyita, Emi dan Harahap (2018), menyatakan bahwa

kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan suatu

perusahaan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan

tersebut.

Masalah demi masalah yang muncul pada kinerja keuangan tentu

bervariasi dimana seringnya terjadi kelalaian yang menyebabkan menurunnya

kinerja keuangan tersebut. Pengaruh kinerja keuangan tidak jauh dari sumber daya

yang akan membantu perusahaan dalam beroperasional dalam jangka waktu yang

panjang. Dalam menganalisa kinerja keuangan, banyak perusahaan yang

menggunakan analisis rasio keuangan sebagai indikator penilaian untuk

memprediksi keuntungan atau kinerja perusahaan. Ada yang terkuak masalahnya

hanya dengan analisis rasio tersebut, ada juga yang belum bisa dikuakkan dengan
2

sistem analisis rasio tersebut. Sehingga hal inilah dipojokkan pada sistem

pengendalian internal yang belum berjalan dengan semestinya.

Sistem pengendalian internal (SPI) tidak hanya merujuk pada manajemen

operasioanl perusahaan saja, tetapi mencakup keseluruh titik perusahaan yang

harus siasati setiap rusuknya agar terciptanya kinerja perusahaan dengan

semestinya, terlebih pada kinerja keuangan perusahaan yang merupakan salah satu

titik rusuk perusahaan yang perlu ekstra dikontrol ketat karena akan sangat

berdampak pada masa depan perusahaan yang tidak hanya di lingkup internal saja

tetapi juga lingkup eksternal juga sangat menentukan. Oleh karenanya, perlu

tahapan serius terhadap satu permasalahan tersebut.

Adanya kinerja keuangan yang baik, tentu akan memberikan dampak yang

baik pula buat masa depan perusahan. Begitu juga sebalikya, kinerja keuangan

yang kurang baik akan memberikan view masa depan perusahaan berujung pailit.

Tanpa melakukan pengecekan melalui rasio keuangan saja dengan hanya melihat

laporan keuangan akhir perusahaan baik secara fisik maupun secara sistem yang

terkomputerisasai, kita sudah bisa melihat dan mengetahui keadaan perusahaan

sekarang apakah baik atau tidak. Jika dalam laporan keuangan tersebut terlihat

baik, maka perusahaan tidak bisa memutuskan bahwa perusahaan dalam keadaan

baik atau sehat. Sehingga perlu pengujian tambahan yang namanya rasio.

Berbicara mengenai rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan

perusahaan secara lebih detail lagi, tentu bukanlah hal biasa-biasa saja yang

dilakukan perusahaan. Pengontrolan melalui rasio tentu dilakukan untuk

mengantisipasi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern


3

perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan menggunakan metode

analisis rasio-rasio keuangan itu pula, kita dapat mengetahui dan mendapati

adanya kenaikan atau penurunan kinerja keuangan perusahaan pada suatu periode

tertentu (Sultan 2016).

Kinerja keuangan dapat diketahui tidak hanya dari segi aspek keuangan

yakni laporan keuangan akan tetapi dari aspek non keuangan seperti lingkup

maupun sumber daya manusia internal juga bisa diketahui keadaan perusahaan

seperti peranan sistem pengendalian internal secara umumnya namun dari

dipusatkan pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dilakukan pada salah satu

perusahaan yang termasuk besar di Negara Indonesia yang produk khususnya

terpusat pada satu produk khusus untuk kehidupan yang lebih layak dan sejahtera

buat semua orang. Produk tersebut tidak lain adalah produk penerangan dunia

yang disebut dengan tenaga listrik untuk semua orang yang didirikan oleh PT

PLN (Persero) UIKL Sulawesi.

Salah satu PT PLN yang menjadi mengalami permasalahan tersebut itu

beralamatkan di jalan Urip Sumoharjo Nomor Km7, Tello Baru, Kecamatan

Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. PT PLN (Persero) ini merupakan

satu-satunya perusahaan yang bergerak dan mendirikan produk listrik untuk

menerangi dunia dan juga untuk kebutuhan setiap manusia. PT PLN ini juga

termasuk perusahaan yang dikenal telah menjalani sistem pengendalian internal

yang cukup baik dengan kinerja keuangan yang sangat baik pula. Namun, seperti

yang kita ketahui bersama bahwa sebelumnya PT PLN hanya memiliki listrik

dalam bentuk pascabayar banyak sekali nasabah atau customer yang tidak
4

menyelesaikan piutang bulannya yang membuat pihak perusahaan harus

mengambil tindakan pemutusan listrik ke nasabah tersebut sehingga tidak dapat

dikonsumsi lagi.

Berbicara soal penyelesaian piutang nasabah atau customer yang

menggunakan daya listrik namun tidak menyelesaikan piutangnya tersebut,

menjadi problematika tersendiri juga buat perusahaan karena berdampak pada

pendapatan perusahaan. Hal ini memojokkan pada kinerja keuangan perusahaan

terkhusus pada bagian akuntansi yang menyusun laporan keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan tidak hanyak pada satu akun dalam akuntansi yakni piutang

perusahaan tetapi juga memengaruhi pendapatan, modal usaha, persediaan, dan

lain sebagainya. Ketika akun-akun lainnya telah berpengaruh pada laporan

keuangan, tentu akan memengaruhi juga kinerja keuangan perusahaan. Apalagi

akun tersebut ada pada posisi aktiva maupun passiva yang keduanya menjadi

penentu keuntungan atau laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh

karenanya, hal inilah yang menjadi perhatian khusus bagi perusahaan untuk lebih

mengontrol lagi kinerja keuangannya melalui sistem pengendalian internal yang

tidak hanyak berpatok pada sistem yang itu-itu saja. Sebagaimana kita ketahui

bahwa saat ini perusahaan benar telah melakukan perkembangan untuk

mengurangi penapatan tertunda atau piutang yang tak tertagih yakni produk listrik

prabayar.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani, S.N (2018) dengan

judul Evaluasi Efektivitas Pengendalian Internal Akuntansi Atas Jaringan

Distribusi Listrik Oleh PT PLN (Persero) Studi Kasus: Di Sumatera Utara.


5

Pengendalian internal yang dilakukan oleh bidang distribusi PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara sudah sangat efektif. Namun peneliti menemukan adanya

hambatan-hambatan yang menyebabkan pengendalian internal tidak terlihat

mendorong kinerja bidang distribusi PT PLN (persero) Wilayah Sumatera Utara.

Penelitian yang dilakukan oleh Syukur, dkk tahun (2022) dengan judul Pengaruh

Kejelasan Anggaran, Sistem Pengendalian Intern, dan Anggaran Berbasis Kinerja

terhadap Kinerja Keuangan. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang

telah diuaraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kejelasan anggaran, sistem

pengendalian intern dan anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan pada Kantor Pemerintah Kabupaten

Enrekang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Afifuddin, dkk tahun (2021)

dengan judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dan Peran

Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan

Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Kecamatan

Jepara di Kabupaten Jepara). Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa sistem

pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasi. Artinya, semakin baik sistem pengendalian intern, maka komitmen

organisasi pegawai cenderung semakin meningkat.

Adanya produk baru prabayar nampaknya belum bisa menutupi masalah

masa lalu yakni piutang yang tak tertagih atas pendapatan perusahaan oleh

customer atau nasabah. Hal ini merupakan masih permasalahan serius yang perlu

ditanggapi atas kinerja keuangan perusahaan untuk ditingkatkan lagi sistem

pengendalian intern yang belum maksimal. Oleh karena itu pula, hal inilah yang
6

menarik peneliti untuk mengetahui lebih lanjut lagi bagaimana sistem

pengendalian internal terkait kinerja keuangan perusahaan yang ada di perusahaan

tersebut dengan mengangkat judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Terhadap Kinerja Keuangan Pada PT PLN (Persero) UIKL (Unit Induk

Pembangkitan dan Penyaluran) Sulawesi di Kota Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat

dikemukakan rumusan masalah pokok yaitu, bagaimana sistem pengendalian

intern terhadap kinerja keuangan pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian intern

terhadap kinerja keuangan yang ada pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak,

diantaranya:

a. Bagi PT. PLN (Persero) UIKL Sulawesi

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai kritikan dan saran agar perusahaan

dapat memperbaiki kekurangan yang ada, sehingga kerugian yang

ditimbulkan dapat diminimalkan.


7

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis

tentang sistem pengendalian internal terhadap kinerja keuangan yang

dilakukan perusahaan.

c. Bagi Universitas Bosowa Makassar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi mahasiswa Universitas Bosowa Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Menguraikan mengenai teori-teori yang mendasari penelitian yang

dilakukan oleh penulis dengan menghindari teori-teori yang tidak mempunyai

hubungan dengan penelitian tersebut. Landasan teori ini juga menguraikan tentang

teori-teori yang mendukung alat analisis yang akan dipergunakan dalam peneltian.

2.1.1 Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem usaha atau sosial yang

diterapkan oleh perusahaan yang meliputi struktur organisasi, metode, dan

ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan perusahaan agar melakukan

kegiatan sesuai dengan 27 tujuan dan program perusahaan sehingga efisiensi dan

kebijakan manajemen terpenuhi (Rais 2021).

Sistem pengendalian intern adalah alat yang dapat berperan penting dalam

keuangan dan organisasi setiap perusahaan, karena dapat membantu

meningkatkan nilai perusahaan yang baik dan secara efektif agar mendeteksi

kecurangan atau kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja dan mampu

membantu mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan.

Dari definisi sistem pengendalian intern di atas dapat disimpulkan bahwa

sistem pengendalian intern adalah suatu rancangan yang meliputi kebijakan dan

prosedur perusahaan, untuk menjaga dan memeriksa keakuratan data akuntansi,

meningkatkan efisiensi dalam perusahaan serta dipatuhinya kebijakan perusahaan.


10

2.1.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Surahman et al., 2020).

Menurut Rizky, Yasin dan Rini (2021), sistem merupakan seperangkat unsur yang

saling terkait dalam satu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan

lingkungan.” Selain itu sistem dapat diartikan juga sebagai suatu kesatuan dari

beberapa komponen yang saling terikat dan terhubung untuk mencapai suatu

tujuan yang ingin dicapai.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

merupakan suatu prosedur atau tata cara yang digunakan dalam suatu hal yang

menghubungkan satu sama lain dan dapat mempermudah dalam pengambilan

keputusan.

2.1.1.2 Pengendalian

Menurut Remak (2021) pengendalian adalah suatu proses untuk

mengamati bagian organisasi dan mengetahui apakah semua yang telah dijalankan

berfungsi dengan baik untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengendalian adalah pengawasan atas kemajuan

(tugas) dengan membandingkan antara hasil dan sasaran secara teratur serta

menyesuaikan usaha (kegiatan) dalam hasil pengawasan.

Dari kedua definisi pengendalian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengendalian adalah suatu proses untuk mengamati bagian organisasi dan


11

mengetahui apakah semua yang telah dijalankan berfungsi dengan baik untuk

mencapai tujuan yang direncanakan.

Lingkugan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu

organisasi dan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang

pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua

komponen pengendalian internal yang membentuk disiplin dan struktur.

Berdasarkan rumusan COSO, bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan

sebagai seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk

melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi (Dwiyanti 2018).

2.1.1.3 Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan alat untuk meletakkan kepercayaan

auditor mengenai bebasnya laporan keuangan dari kemungkinan kesalahan dan

kecurangan. Perusahaan berusaha untuk membuat struktur pengendalian internal

dengan baik, melaksanakan, dan mengawasinya agar efektivitas perusahaan bias

tercapai, pengendalian internal yang baik akan menjamin ketelitian data akuntansi

yang dihasilkan sehingga data tersebut dapat dipercaya (Dwiyanti 2018).

Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya

pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari

pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat biaya merupakan kriteria

utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian intern,

pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umum tidak mungkin dapat dilakukan.

Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif secara

pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat (Mirna, 2018).


12

2.1.1.4 Tujuan Pengendalian Intern

Menurut Harahap (2015), tujuan pengendalian intern yakni:

1. Menjaga kekayaan organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2.1.1.5 Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Dalam dokumen The Commite Of Sponsoring Organization (COSO)

menyebutkan 5 unsur pokok dari suatu sistem pengendalian intern yang efektif,

yaitu sebagai berikut (Primagama, et. al., 2018):

1. Lingkungan pengendalian (control environment), adalah membuat kondisi

pengendalian dalam orgnisasi dan mempengaruhi kesadaran anggota

organisasi pengendalian.

2. Penilaian resiko (risk assessment), merupakan identifikasi, analisis dan

pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan

keuangan sesuai denan prinsip yang berlaku umum.

3. Aktivitas pengendalian (control activities), yaitu dibuatnya prosedur dan

kebijakan guna memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh

manajemen dilaksanakan.

4. Informasi dan Komunikasi, merupakan sistem akuntansi yang dibuat untuk

mengidentifikasi, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan

transaksi suatu entitas, menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan

dan utang entitas tersebut.


13

5. Pemantauan, adalah cara monitoring atau pengecekan secara rutin terhadap

kinerja sistem pengendalian intern. Pengendalian intern dapat di monitor

dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha

manajemen. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat

terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi

atau kegiatan usaha.

2.1.2 Kinerja Keuangan

2.1.2.1 Definisi Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu di

raih oleh perusahaan manufaktur pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat

diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data

keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja (performance) dalam

kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi dari keefektifan dalam pengoperasian

bisnis selama periode tertentu. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan

dengan kekuatan serta kelemahan perusahaan (Setiawan 2017).

Menurut Fahmi (2017) kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang

dilakukan guna mengetahui sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aturan

yang sudah ditetapkan terkait dengan penggunaan keuangan secara tepat dan

benar. Seperti dengan membuat suatu laporan yang telah memenuhi standar dan

ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Dengan kata lain kinerja

keuangan berkaitan erat dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber

daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai profit.
14

Menurut Meldi (2021) kinerja keuangan adalah usaha yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan

pada suatu periode tertentu dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara efektif dan efisien. Kinerja keuangan merupakan suatu usaha

formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan,

dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan.

Perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja

tertentu yang telah ditetapkan (Hery 2020).

Fahmi (2017) menyatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar.

Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standart

dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General

Aceptep Accounting Priciple), dan lainnya.

2.1.2.2 Manfaat Penilaian Kinerja

Dalam Susanti (2017), adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah

sebagai berikut:

1. Mengukur prestasi yang dicapai suatu organisasi dalam suatu periode tertentu.

2. Pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu

bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.


15

3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa

yang akan datang.

4. Memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan.

5. Dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan

produktivitas dan efektivitas perusahaan.

Prayitno (2020), penilaian kinerja dapat memberikan manfaat bagi

perusahaan. Manfaat dari penilaian kinerja bagi manajemen adalah untuk:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui permotifan

karyawan secara maksimal.

2. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan

seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan

menyediakan kriteria promosi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atas menilai kinerja

karyawan.

5. Menyediakan suatu dasar dengan distribusi penghargaan.

2.1.2.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Munawir (2019), tujuan dari penilaian suatu perusahaan adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat Likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat Liverage suatu perusahaan, yaitu kemampuan

untuk memenuhi kewajiban keuangan bila perusahaan terkena likuidasi

baik jangja panjang atau jangka pendek.


16

3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.

4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha perusahaan, yaitu kemampuan

untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan

pertimbangan kemampuan perusahaan membayar beban bunga atas

hutangnya, termasuk kemampuan perusahaan membayar deviden secara

teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.

2.1.2.4 Pengukuran dan Analisis Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio.

Analisis rasio dapat menyingkap hubungan sekaligus menjadi dasar perbandingan

yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila

hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri (Ratnasari 2021).

Analisis kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja

keuangan secara kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, penghitungan,

pengukuran, interprestasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini, alat analisis yang

digunakan untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan adalah hasil

rasio keuangan yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi

suatu data dengan data lainnya. Rasio keuangan ini diperoleh atau dihitung dari

laporan keuangan yang dihasilkan merupakan ikhtisar mengenai keuangan suatu

perusahaan. Sehingga, rasio yang akan digunakan untuk menilai kinerja keuangan

berdasarkan laporan arus kas adalah rasio arus kas (Warongan, J.S.M., dkk 2018).
17

Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi

yang di capai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu

yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan

menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan seejauh mana

dengan asset yang tersedia perushaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini

berkaitan erat dengan manajemen (khususnya manajer keuangan) dalam

mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan

efisien.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.

Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam,

yaitu menurut Jumingan (2016):

1. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknis analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih

dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolute) maupun

dalam persentase (relatif).

2. Analisis Trend (tendesi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tendesi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik

analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva

terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis

untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui

dua periode waktu yang dibandingkan.


18

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu

periode waktu tertentu.

6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca maupun dalam

laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat

penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

2.1.3 Pendapatan Penjualan Produk

2.1.3.1 Penjualan Tunai

1. Sistem penerimaan kas

Menurut Sianturi (2021), penerimaan kas adalah kas yang diterima

perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang

mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan

maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat

menambah kas perusahaan. “Sumber pnerimaan kas terbesar suatu perusahaan

dagang berasal dari transaksi penjualan tunai”. Penerimaan kas bisa berasal dari

berbagai macam sumber yaitu dari Penjualan Tunai, Penjualan Aktiva Tetap,

Pinjaman baik dari Bank maupun dari Wesel, Setoran Modal Baru. Pengertian

Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai sumber penerimaan kas terbesar

suatu perusahaan dagang adalah berasal dari transaksi penjualan tunai.


19

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari

penjualan tunai mengharuskann:

a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam

jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk

melakukan internal check.

b. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu

kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan

penerimaan kas.

Unit Organisasi yang terkait dalam system penerimaan kas dari penjualan

tunai Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai

adalah:

a. Fungsi Penjualan / Kasir = Fungsi ini bertugas untuk membuat Laporan

Penerimaan Kas.

b. Fungsi Keuangan = menerima LPK dan membuat Laporan Penjualan

Tunai c) Pimpina = menerima LPT.

c. Dokumen Yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Kas Dari Penjualan

Tunai.

Dokumen yang digunakan dari sistem penerimaan kas penjualan tunai

adalah :

a. Data Pembayaran = berisi semua data-data yang dibayarkan oleh

pelanggan.

b. Laporan Penerimaan Kas = berisi laporan-laporan penerimaan kas.


20

c. Laporan Penjualan Tunai = berisi semua transaksi penjualan tunai.

2.1.3.2 Penjualan Secara Kredit

Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima

sekaligus (tidak langsung lunas), pembayarannya bisa diterima melalui dua tahap

atau lebih yang dilakukan pembayaran secara angsuran. Menurut Mulyadi (2016),

sistem penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan

barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu

tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk

menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kali

kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap kelayakan

pemberian kredit kepada pembeli tersebut. Umumnya perusahaan manufaktur

melakukan penjualan produknya dengan sistem penjualan kredit ini.

Unsur Sistem Pengendalian Intern dalam sistem akuntansi penjualan kredit

Mulyadi (2016) untuk merancang unsur-unsur pengendalian internal yang

diterapkan dalam sistem penjualan kredit, unsur pokok pengendalian internal yang

terdiri dari:

1. Fungsi Penjualan Harus Terpisah Dari Fungsi Kredit.

2. Fungsi Akuntansi Harus Terpisah dari Fungsi Penjualan dan Fungsi

Kredit.

3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.

4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,

fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi.


21

2.1.3.3 Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih merupakan hak penjual untuk menagih sejumlah

pembayaran dari penjualan kredit yang tidak dilakukan tepat waktu atau tidak

dapat dilakukan tepat waktu ( Rachmawati 2021). Menurut Astriani (2021),

pencatatan piutang tak tertagih terdapat dua metode yaitu dapat dipergunakan

yaitu, metode cadangan kerugian piutang dan metode penghapusan piutang.

1. Metode Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih merupakan

penghapusan piutang dengan cara mengestimasi total piutang yang tidak

akan dapat ditagih periode tertentu.

2. Metode Penghapusan Piutang Langsung. Piutang akan dicatat ke dalam

pembukuan jika sudah adanya kepastian bahwa piutang tersebut benar-

benar tidak dapat ditagih, tanpa perlu diestimasi terlebih dahulu.

2.2 Pengawasan

2.2.1 Pengertian Pengawasan

Salah satu perusahaan agar menciptakan produktivitas kerja yang baik

maka sangat penting untuk melakukan pengawasan, kerjasama dan kedisiplinan.

Umaira, Siti dan Adnan (2019), menyatakan bahwa pengawasan merupakan

proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan

apa yang telah direncanakan. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya

untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas

tujuan yang akan dicapai, pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling

esensial, karena sebaik apapun pekerjaan yang kerjakan tanda adanya suatu

pengawsan tidak dapat dikatakan berhasil. Menurut Nurfaidah (2019),


22

pengawasan adalah bagian dari fungsi manajemen yang khusus berupaya agar

rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Sedangkan,

menurut Hani (2016) mengemukakan pengawasan merupakan proses dalam

menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka proses control terdiri dari

langkah-langkah tertentu yang menjadi dasar bagi Controlling. Tanpa

memperdulikan aktivitas dari beberapa dasar penerapan dalam proses mengenai

control intern yang ada didalam perusahaan itu sendiri. Dengan demikian,

menurut Tuko (2021) menyatakan langkah-langkah proses pengawasan yaitu:

1. Menetapkan standar. Karena perencanaan adalah tolak ukur dalam

merancang.

2. Mengukur prestasi kerja. Pengukuran prestasi kerja terhadap standar

secara ideal hendaknya dilakukan atas dasar pendangan ke depan,

sehingga penyimpangan-penyimpangan yang hendak terjadi dari standar

bisa diketahui lebih dahulu.

3. Memperbaiki penyimpangan. Jika standar ditetapkan dalam mencerminkan

struktur ini maka perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang

negatif bisa dipercepat, karena manajer telah mengetahui dengan depat

bagian manakah dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja.

Merujuk pada beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pengawasan merupakan proses kegiatan dalam pengamatan dan pengevaluasian

terhadap ukuran kinerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang dapat

mendukung pencapaian hasil yang diharapkan.


23

2.2.2 Jenis-Jenis Pengawasan

Nur Hadijah (2022) menyatakan bahwa pengawasan ini terjadi dengan

adanya saling pengendalian atau saling melakukan pengawasan antar bagian

dalam proses pelaksanaan karena diciptakannya “Tanding Procedure” dalam

mekanisme kerja.

Menurut Rahman (2020) pengawasan di bedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Pengawasan Internal dan Eksternal

Pengawasan internal adalah pengawasan suatu perusahaan oleh seorang

individu atau badan di unit organisasi terkait. Pengawasan ini di lakukan sesering

mungkin dan dilakukan secara langsung (built in control) atau dapat dilakukan

oleh lembaga inspektorat jendral terkait di setiap daerah yang diminta.

2. Pengawasan Prefentif dan Represif

Pengawasan prefentif lebih mengacu pada pengawasan terhadap kegiatan

sebelum di lakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Sedangkan

pengawasan represif merupakan pengawasan yang di lakukan terhadap suatu

kegiatan setelah kegiatan itu di laksanakan.

3. Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan aktif merupakan bentuk pengawasan yang di lakukan sebelum

kegiatan.

4. Pengawasan Kebenaran Formil dan Kebenaran Material

Sisi penyelenggaraan Negara, pengawasan bertujuan untuk menghindari

terjadinya korupsi, penyelewengan dan pemborosan anggaran negara yang tertuju

untuk pegawai negeri.


24

2.3 Kerangka Pikir

Adapun skema kerangka pikir dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi

Bagaimana sistem pengendalian intern terhadap kinerja


keuangan pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi

Metode analisis :
Kualitatif

Kesimpulan

Rekomendasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi yang terletak

di Jl. Urip Sumoharjo No.Km7, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan yang bergerak dalam bidang keuangan, adapun waktu yang

dibutuhkan dalam merampung penelitian ini adalah kurang lebih 2 bulan.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data dibedakan menjadi :

1. Data kualitatif yaitu berupa gambaran umum perusahaan dan penjelasan

mengenai penerapan sistem pengendalian intern terhadap kinerja keuangan

pada PT. PLN (Persero) UIKL Sulawesi.

2. Data kuantitatif yaitu berupa angka-angka, dalam penelitian ini data

kuantitatif yang digunakan berupa data-data yang berhubungan dengan

kinerja keuangan di PT. PLN (Persero) UIKL Sulawesi.

3.2.2 Sumber Data

Sumber pengambilan data dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan.

Sumber data primer dalam penelitian ini tentang sistem pengendalian


26

intern kinerja keuangan yang diperoleh melalui wawancara langsung ke

bagian-bagian yang terkait.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan membaca dan

mempelajari catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

yang ada pada PT. PLN (Persero) UIKL Sulawesi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pengamatan (observasi) dan studi kepustakaan (library research).

1. Wawancara (interview), merupakan kegiatan tanya jawab secara lisan

untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan

dalam tulisan, atau direkam secara audio, visual, atau audio visual.

2. Pengamatan (observasi), merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan cara mengamati secara langsung objek yang

diteliti.

3. Studi kepustakaan (library research), merupakan metode pengumpulan

data dengan mengakses web dan situs-situs atau literature yang terkait

dalam penelitian untuk digunakan dalam mencari data-data atau informasi

sehubungan dengan masalah dalam penelitian.

4. Dokumentasi (documentation), merupakan sebuah cara yang dilakukan

untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang

akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari

karangan/tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya.


27

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Metode ini digunakan dengan menganalisa kenyataan atau fakta yang

ditemui di lapangan, kemudian menghubungkannya dengan teori-teori yang

penulis dapatkan. Adapun urutannya yaitu:

1. Mengumpulkan data-data dari objek penelitian yaitu Kinerja Keuangan, dalam

hal ini peneliti akan melakukan wawancara dan dokumentasi data.

2. Menganalisa unsur pengendalian intern dalam kinerja keuangan pada PT. PLN

(Persero) UIKL Sulawesi.

3.5 Definisi Operasional

1. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern adalah alat yang dapat berperan penting dalam

keuangan dan organisasi setiap perusahaan, karena dapat membantu

meningkatkan nilai perusahaan yang baik dan secara efektif agar mendeteksi

kecurangan atau kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja dan mampu

membantu mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan.

1. Sistem

Sistem merupakan suatu prosedur atau tata cara yang digunakan dalam

suatu hal yang menghubungkan satu sama lain dan dapat mempermudah dalam

pengambilan keputusan.
28

3. Pengendalian

Pengendalian adalah suatu proses untuk mengamati bagian organisasi dan

mengetahui apakah semua yang telah dijalankan berfungsi dengan baik untuk

mencapai tujuan yang direncanakan.

4. Pengendalian Intern

Meningkatkan, menjaga, mengamankan dan menegakkan asset perusahaan

yang efektif agar dapat membantu perusahaan dalam mengarahkan kegiatan

operasional dan perusahaan.

5. Kinerja Keuangan

Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan ialah perjuangan yang

dilakukan setiap perusahaan dalam mengukur serta menilai setiap keberhasilan

yang dicapai pada membuat laba, sebagai akibatnya perusahaan dapat melihat

prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang sudah dicapai pada

perusahaan. Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila sudah mencapai

baku dan tujuan yang sudah ditetapkan.

6. Pendapatan Penjualan Produk

a. Penjualan Tunai adalah sistem perusahaan dengan cara mewajibkan

customer melakukan pembayaran langsung secara tunai sebelum

mengambil barang dari supplier.

b. Penjualan Kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak

diterima sekaligus (tidak langsung lunas), pembayarannya bisa

diterima melalui dua tahap atau lebih yang dilakukan pembayaran

secara angsuran
29

7. Piutang tak tertagih

Piutang tak tertagih adalah utang yang tidak bisa di tagih yang

menyebabkan profit perusahaan menurun atau piutang yang tidak dibayarkan oleh

debitur meskipun kreditur sudah melakukan penagihan. Piutang tak tertagih

terjadi ketika debitur tidak membayarkan hutangnya sampai batas waktu yang

ditentukan, dan ketika debitur mengalami kebangkrutan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum

PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi yang terletak di Jl. Urip Sumoharjo

No.Km7, Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Perusahaan ini adalah salah satu BUMN yang bergerak di bidang energi

kelistrikan merupakan tulang punggung penyediaan energi nasional. PT PLN

(Persero) menetapkan sejumlah strategi bagi keberlanjutan penyediaan dan

transisi sumber energi baru. Perusahaan ini menggunakan struktur organisasi yang

berbentuk lini dan staf. Yang dimana pimpinan dalam perusahaan melakukan

tugas dan wewenang serta bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan.

3.5.1 Sejarah Perusahaan

Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik

ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa

perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik

teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri. Antara

tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan

Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan

tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan

kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang

menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda

dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang
31

bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden

Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah

Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk

Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga

dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tanggal 1

januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada Pemimpin

Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas

yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua)

perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola

tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola

gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18,

status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan

Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha

Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi

kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang

memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam

bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari

Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga

sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga

sekarang.

Segala kemajuan ini pun berdampak bagi kapasitas PT PLN

sebagai perusahaan listrik secara khusus. Frances Seymour dan Agus


32

P.Sari mencatat, hingga era tahun 1990an PT PLN telah menjadi salah satu

perusahaan listrik terbesar di dunia. Jumlah pelanggannya mencapai 22

juta lebih dengan mempekerjakan lebih dari 50.000 karyawan aktif.

Seiring berjalannya waktu, PT PLN pun ditempatkan di bawah

kementerian BUMN. Koridor bisnis PT PLN pun turut berkembang

melampaui aktivitas penyedia tenaga listrik dan pembangkitan tenaga

listrik, melainkan juga telekomunikasi, keuangan, dan pelayanan

pemeliharaan. Sepanjang perjalanan bisnisnya, PT PLN telah berhasil

menjadi salah satu perusahaan nasional dengan aset terbesar mencapai Rp.

1.589 triliun.

Pada akhir tahun 2020, PT PLN telah berkembang pesat dengan

menguasai dan mengoperasikan 100 persen jaringan transmisi yang ada di

Indonesia. Pada akhir 2020 pula, PT PLN telah memiliki jaringan

distribusi sepanjang 1.006.265 kms dengan pelayanan mencapai 79 juta

pelanggan di seluruh Indonesia.

UIKL Sulawesi terbentuk pada tanggal 01 April 2018 yang saat ini

membawahi 11 Unit Pelaksana yang tersebar di Seluruh Pulau Sulawesi.

Penyediaan tenaga listrik dikawal oleh 1 Unit Pelaksana Pembangkitan

dan 5 Unit Pelaksana Pengendalian pembangkitan yang membawahi 22

Unit Pusat Listrik. Selanjutnya pasokan listrik tersebut dikelola oleh 3

Unit Pelaksana Transmisi ke lebih dari 72 Gardu Induk yang tersebar di

Seluruh Pelosok Sulawesi, jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan

peningkatan Rencana Usaha Penyediaan Listrik. Tak sampai ini, untuk


33

menjaga kualitas dan keandalan pasokan listrik kami memiliki 2 Unit

Pelaksana Pengatur Beban yaitu pengatur beban sistem Makassar dan

Pengatur Beban Sistem Minahasa.

UIKL Sulawesi berkomitmen menjadi Mitra yang baik dalam

menyediakan pasokan listrik khususnya di Pulau Sulawesi, karena kami

yakin Listrik adalah Parameter Pembangunan Daerah yang Menjadi

Pemutar Roda Ekonomi Negeri.

3.5.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi berperan penting bagi suatu perusahaan, dikarenakan

hal tersebut merupakan gambaran tentang masing masing personil atau unit kerja

yang akan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas masing-masing dalam

setiap unit kerja dalam perusahaan sehingga setiap personil atau unit kerja akan

lebih mudah memahami serta melaksanakannya. Penyusunan struktur organisasi

sebaiknya sesuai dengan operasional perusahaan dan cenderung menggambarkan

ruang lingkup kegiatan usaha pada umumnya. Karena dalam struktur organisasi

yang telah ditekankan mengenai garis koordinasi serta tanggung jawab dari

masing-masing unit kerja atau personil untuk mencapai tujuan dalam

mempelancar dalam menjalankan suatu perusahaan dengan baik dalam mencapai

tujuan suatu perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi juga merupakan peta

penting bagi para jajaran karyawan yang telah mengetahui bagaimana posisi yang

dikembangkan agar tugasnya tidak saling tumpang tindih, juga operasional

redaksi berjalan teratur.


34

Salah satu bentuk struktur organisasi dalam perusahaan yaitu line

organizationi yang dimana kedudukan direksi berfungsi sebagai pelaksanaan dan

penganggung jawab operasional perusahaan. Selain itu, struktur organisasi pada

perusahaan juga berbentuk lini dan staf. Yang dimana pimpinan perusahaan dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu dalam mengelola perusahaan yang

akan dibantu oleh pejabat lini dan staf. Hal tersebut suatu bentuk struktur

organisasi yang juga digunakan di perusahaan yang menjadi objek penelitian

penulis yaitu PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi, Unit induk Pembangkitan dan

Penyaluran (UIKL) Sulawesi merupakan salah satu Unit PLN yang berada

dibawah Direktorat Bisnis Regional Sulawesi yang berfokus kepada penyediaan

dan penyaluran Tenaga Listrik.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi


35

Sumber : PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi, 202

3.5.3 Uraian Tugas

Adapun tugas, wewenang, kewajiban serta tanggung jawab dari masing-

masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Manajer

1. Merencanakan mengenai soal rencana bisnis, kebutuhan tenaga kerja,

target pertumbuhan, hingga penyusunan anggaran bersama timnya agar

perusahaan dapat berkembang dan tujuan perusahaan bisa tercapai.

2. Melakukan pengaturan pekerjaan, pendistribusian tugas, penetapan

target, penyusunan prosedur operasional dan standar kinerja, serta

penerapan proses kerja yang efisien.

3. Diikuti dengan pengendalian tim agar semua kegiatan dilakukan sesuai

rencana. Dalam pengawasannya, manajer harus mampu mengidentifikasi

hambatan tim dan memberikan solusinya.

4. Mengevaluasi dalam mencakup proses dalam kegiatan perusahaan dan

juga evaluasi kinerja setiap karyawan.

5. Mampu memotivasi seluruh karyawan untuk bekerja sesuai arahan agar

dapat mencapai tujuan bersama.

b. Manajer Sektor
36

1. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (LKAO dan LKAI)

tahunan PLN Sektor, sebagai pedoman pelaksanaan program kinerja

perusahaan.

2. Memutuskan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan strategis dalam

rangka pencapaian sasaran program kerja dan target kinerja sektor.


37

3. Membina dan mengendalikan tata kelola operasi dan pemeliharaan

pembangkit, Operational Performance Improvement (OPI), pengadaan

dan pemakaian material (spare parts, bahan bakar, pelumas, bahan kimia,

material konsumabel) dan jasa pekerjaan, cashflow emolumen pegawai,

pemberdayaan SDM dan penegakan peraturan disiplin pegawai.

4. Memotivasi pelaksanaan pengawasan melekat dalam implementasi bisnis

proses dibagian operasi, pemeliharaan, enjinering dan administrasi dan

pusat-pusat pembangkit.

5. Membina pengawasan dan penyempurnaan penerapan sistem kualitas

proses bisnis, sistem keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan

secara berkesinambungan untuk memastikan terciptanya iklim dan

kualitas kerja yang kondusif.

6. Menyampaikan laporan realisasi kinerja untuk mempertanggung

jawabkan pencapaian realisasi target kinerja dan upaya perbaikan.

7. Meningkatkan efisiensi dan keandalan serta mendorong terlaksananya

inovasi secara berkesinambungan.

8. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.

9. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengann

kewenangan dan ruang lingkupnya.

c. Asisten Manajer Enjiniring

1. Mengkoordinasikan, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan

kegiatan SERP (System Equipment Reliability Prioritization) dan FMEA

(Failure Mode And Effect Analysis) peralatan pembangkit.


38

2. Mengkoordinasikan, menganalisa dan mengevaluasi RCFA (Root Cause

Failure Analysis) pembangkit.

3. Mengkoordinasikan, menganalisa dan mengevaluasi kegiatan dan

rekomendasi PdM (Pemeliharaan prediktif) peralatan pembangkit.

4. Melaksanakan assessment kesehatan peralatan pembangkitan dan

membuat rekomendasi pemulihan penyehatan pembangkit.

5. Mengkoordinasikan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan teknologi

informasi, meliputi pemeliharaan data informasi, pemeliharaan

infrastruktur, keamanan informasi, dan pelayanan kebutuhan user.

6. Mengkoordinasikan penyusunan PRK bagian Enjiniring.

7. Mengkoordinasikan kegiatan OPI dan ISO.

d. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan

1. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

2. Mengkoordinasikan dan mengendalian biaya operasi dan pemeliharaan

dan pengadaan bahan (spare part dan bahan bakar) secara efektif dan

efesien sesuai anggaran yang ditetapkan.

3. Mengawasi pekerjaan Operasi dan pemeliharaan unit dan mengevaluasi

hasil kerja operasi dan pemeliharaan pembangkit.

4. Mengawasi Manajemen Outage.

5. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan di

bidangnya untuk meningkatkan kompetensi kinerja dan motivasi kerja.


39

6. Mengelola pemeliharaan preventive, korektif, re-engineering & OH,

termasuk ketersediaan tools.

7. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.

8. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan

kewenangan dengan ruang lingkupnya.

9. Membuat Berita Acara Transaksi Energi.

e. SPV Lingkungan K2

1. Memastikan terlaksananya pelaksanaan keselamatan ketenagalistrikan

dan pengelolaan lingkungan.

2. Menyusun laporan realisasi pencapaian target K2 dan lingkungan hidup.

3. Memantau kondisi lingkungan kerja dengan melibatakan pihak

independent dalam bentuk Laporan UKL dan UPL.

4. Menyokong dan menggerakkan penerapan ISO Sistem Manajemen

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

5. Menyokong dan menggerakkan penerapan ISO Sistem Manajemen

Lingkungan.

f. SPV Lingkungan K3

1. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan kesekretariatan dan

rumahtangga kantor, pemeliharaan kendaraan dinas, serta pengadaan

fasilitas kantor.
40

2. Mengkordinasi dan mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitias kantor

yang menyangkut sarana dan prasarana, serta mengambil langkah-

langkah yang dianggap perlu guna menjaga tersedianya fasilitas yang

mampu mendukung terlaksananya kegiatan kantor, baik itu perbiakan

terhadap fasilitas yang ada maupun pengadaan fasilitas baru untuk

mengganti sarana dan prasarana yang telah rusak.

3. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif

dengan pihak-pihak terkait.

4. Memeriksa daftar penyusunan gaji & emolument serta pajak.

5. Pemutakhiran data SIPEG, mengawasi dan menegakkan disiplin

pegawai, memonitor pelaksanaan diklat.

6. Memonitor penyusunan usulan pembinaan kompetensi & karir, rotasi

mutasi, penilaian pegawai dan struktur organisasi serta job discription

agar dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perusahaan.

7. Mengatur pelaksanaan pembuatan Surat Keputusan (SK).

8. Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan dibidang

kepegawaian dan Diklat untuk peningkatan kerja.

9. Melakukan perencanaan terhadap kegiatan K3 & Keamanan dan

mengusulkan anggaran pembiayaan kegiatan K3 dan keamanan untuk

menciptakan keselamatan, keamanan dan ketertiban dalam bekerja.

10. Mengawasi kegiatan K3 sehingga adanya keselamatan dalam bekerja dan

tidak terjadinya gangguan keamanan di wilayah kerja PLN


41

11. Melaporkan hasil kerja per waktu tertentu berkaitan dengan pelaksanaan

tugas Sekretariat & Umum, Administrasi SDM, K3 & Keamanan yang

disampaikan langsung kepada Asisten Manajer SDM, Keuangan &

Administrasi.

g. SPV Perencanaan & Pengendalian Operasi

1. Merencanakan pengoperasian pembangkitan yang efektif dan efisien.

2. Mengevaluasi pengoperasian pembangkitan sesuai prosedur (SOP) yang

telah ditetapkan

3. Menyusun rencana kerja operasi pembangkit untuk Pusat Listrik.

4. Menyusun rencana anggaran biaya rutin dalam pengoperasian

pembangkitan

5. Mengevaluasi laporan gangguan atau kelainan mesin pembangkit.

h. Asisten Manajer Keuangan, SDM & Administrasi

1. Mengkoordinasi penyusunan da evaluasi RKAP bidang SDM &

Administrasi untuk persiapan RKAP tahun berikutnya

2. Mengendalikan proses kesekretariatan sarana dan prasarana kantor serta

keamanan di lingkungan kerja untuk tercapainya tertib adminstrasi,

keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja

3. Mengawasi pelaksanaan perhitungan gaji & dan emolumen pegawai, data

pada program SIPEG, data disiplin pegawai dan usulan serta pelaksanaan

DIKLAT untuk memastikan seluruh operasional kepegawaian dan

DIKLAT terdata dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan sistem

administrasi perusahaan.
42

4. Memonitor dan mengawasi kegiatan anggaran dan keuangan serta

pencatatan transaksi guna memastikan seluruh transaksi keuangan

diproses/dicatat dengan benar, akurat, tepat waktu sesuai dengan

akuntansi perusahaan.

5. Memonitor persedian logistik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan

serta mencapai tertib logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

perusahaan.

6. Memonitor dan mengevaluasi pengiriman BBM dari pihak ketiga dan

pemakaian BBM

7. Membuat laporan mengenai SDM, Keuangan, K3 serta logistik sebagai

bahan masukan manajemen untuk mengambil keputusan lebih lanjut.

8. Melakukan pengembangan SDM melalui mutasi pembinaan kompetensi

& karir serta penilaian bawahan dibidangnya untuk meningkatkan

kompetensi kinerja dan motivasi kerja.

9. Mengevaluasi dan menandatangani data pembayaran biaya pemeriksaan

dan pengobatan Pegawai/Pensiunan, bantuan kacamata bagi

Pegawai/Pensiunan sesuai ketentuan.

10. Mengevaluasi pengendalian kontrak kerja dengan pihak ketiga sesuai

permintaan dari bidang/fungsi.

11. Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif

dengan pihak-pihak terkait.

12. Mengendalikan dan menjaga keamanan/keutuhan aset perusahaan untuk

kelancaran operasional perusahaan .


43

13. Menganalisis, mengevaluasi serta koordinasi mengenai seluruh kegiatan

yang terkait dengan pencapaian Kinerja yang terkait dengan bidang

tugasnya.

14. Membina dan melaksanakan program konseling untuk pembinaan

pegawai.

15. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain sesuai dengan kewajiban dan

tanggung jawab pokoknya.

i. SPV ADM, SDM & Umum

1. Menyusun program kerja dan anggaran fungsi SDM dan Administrasi

sebagai pedoman kerja.

2. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi proses dan biaya pegawai,

administrasi, kesekretariatan dan pencapaian target HOP untuk

mendapatkan efisiensi biaya perusahaan.

3. Mengevaluasi kinerja dan mengusulkan peningkatan kompetensi staf

untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

4. Mengusulkan usulan formasi tenaga kerja (FTK) termasuk tenaga

Outsourcing.

5. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi usulan peningkatan kompetensi

SDM dan merencanakan usulan diklat/kusrsu untuk meningkatkan staf

untuk meningkatkan kompetensi SDM.

6. Memverifikasi perhitungan pajak penghasilan (Pph Ps.21) pegawai dan

pensiunan serta rekonsiliasi tagihan dan pensiun PLN.

7. Melaksanakan administrasi perkantoran sesuai dengan ketentuan.


44

8. Mengelola gedung, kebutuhan sarana kerja serta peralatan kantor.

9. Melaksanakan kegiatan rumah tangga kantor.

10. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan keamanan,

keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja.

11. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya.

12. Melaksanakan pembinaan terhadap UPJ sesuai dengan bidang tugasnya.

13. Melaksanakan hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintah,

swasta, tokoh masyarakat serta media massa sesuai dengan bidang

tugasnya.

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.

j. SPV Keuangan

1. Mengelola dan mengendalikan penyusunan RKAP, SKI, SKKO dan

realisasi anggaran.

2. Mengevaluasi data biaya dan pendapatan untuk memudahkan

penyusunan anggaran serta menganalisis realisasi anggaran.

3. Melakukan verifikasi tagihan, bukti-bukti pembayaran, surat-surat

berharga serta menyetujui tagihan tersebut bila sudah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

4. Monitoring jaminan garansi bank

5. Monitoring persediaan BBM, HU, PDP, AT

6. Memonitor penyusunan laporan keuangan berkala (triwulan, semester,

tahunan) untuk diimformasikan pada pihak manajemen dan Kantor Induk


45

7. Menjamin tersedianya likuiditas untuk operasional perusahaan

8. Memonitor pelaksanaan pembayaran kepada pihak internal dan eksternal.

9. Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.

10. Melaksanakan tugas kedinasan lainya dari atasan sesuai dengan

kewenangan dan lingkup kerjanya.

k. SPV Logistik

1. Memonitor proses administrasi barang yang masuk agar sesuai dengan

spesifikasi

2. Pembuatan PO (Purchase Order)

3. Memonitor penerimaan, pemakaian dan selisih bahan bakar, pelumas dan

material lainnya.

4. Memonitor penerimaan dan pemakaian stock bahan bakar, pelumas dan

material lainnya.

5. Memonitor kelancaran tugas tata laksana gudang dan penerimaan bahan

bakar, pelumas dan material lainnya.

6. Melaksanakan pemeriksaan mutu barang dan jasa agar kualitas dan

kuantitas sesuai dengan spesifikasi.

7. Menyusun laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran

bahan bakar, pelumas dan material lainnya.


46

3.5.4 Visi dan Misi

Visi

“Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan

Pelanggan untuk Solusi Energi”

Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan

pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3.5.5 Data Pokok Perusahaan

Nama Perusahaan : PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi

Bentuk Badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT)

Pendirian Perusahaan : Tahun 1965

Nomor Pokok Wajib Pajak : 01.111.345.3-812.000

Alamat Perusahaan : Jl. Urip Sumoharjo No.Km7, Tello Baru,

Kecamatan Panakkukang, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan, 90233.

Telepon : (0411) 444455


47

IV.2 Deskripsi Data Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini data yang diperoleh oleh peneliti dengan

melakukan observasi langsung pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi, dan

melakukan wawancara langsung serta meminta data kepada informan. Sebelum

menentukan informan peneliti menyesuaikan jenis pertanyaan sesuai dengan

informan yang bekerja pada bidang tersebut. Berhubung sebelumnya peneliti telah

melakukan magang pada kantor ini makanya telah mengetahui beberapa hal yang

terdapat pada kantor.

Pada pelaksanaan penelitian ini, proses observasi dilaksanakan selama

sebulan lamanya mulai dari tanggal 1 Agustus sampai 30 Agustus, sedangkan

proses wawancara secara langsung dilaksanakan pada hari yang sama dan tempat

yang sama. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengambil 3 informan

yang terdiri dari Huda sebagai Staf Keuangan, Rafli dan Deny sebagai pegawai

bagian SDM.

Proses wawancara yang dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan antara

peneliti dan informan. Proses wawancara berlangsung paling lama 20 menit pada

setiap informan. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif, sehingga

peneliti memberikan pertanyaan kepada informan yang berfokus pada penerapan

sistem pengendalian internal pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi.

IV.3 Hasil Wawancara

Analisa sistem pengendalian internal terhadap kinerja keuangan, untuk

mengetahui efektivitas atau tidaknya suatu pengendalian internal dapat dilihat dari

tercapainya atau tidaknya tujuan dari pengendalian internal. Pengendalian internal


48

yang efektif memiliki kaitan yang erat dengan keandalan pelaporan keuangan,

keefektifan dan keefesienan operasi organisasi dan ketaatan terhadap peraturan

yang berlaku.

1. Apakah penempatan karyawan sudah berdasarkan keterampilan dan keahlian

yang dimiliki yang disesuaikan di PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi ?

“iyaa dek, di perusahaan kami menerapkan seperti itu, semua


karyawan yang ada disini pastimi ditempatkan sesuai dengan
bidangnya atau keahliannya, itu tujuan nya juga dek untuk
mempermudah karyawan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
karena sesuai mi dengan keahliannya masing-masing”

Berdasarkan dari jawaban tersebut, Sistem pengendalian internal di PT PLN

(Persero) UIKL Sulawesi menerapkan sistem berstruktur dimana para karyawan

di tempatkan sesuai dengan bidang keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh

para karyawan, Sistem yang terstruktur ini sangat efektif bagi perusahaan untuk

mencapai tujuannya.

2. Apakah setiap dalam pembuatan laporan keuangan harus diotorisasi oleh

perusahaan ?

“jadi dek sistem yang dipake pasti sudahmi di otorisasi perusahaan,


jadi kayak dokumen yang dibuat karyawan harus dilengkapi dengan
tanda tangan untuk dijadikan bukti”

Berdasarkan dari jawaban tersebut dalam pembuatan laporan keuangan pada

perusahaan PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi harus tetap di otorisasi oleh

perusahaan. Yang dimana dokumen-dokumen atau laporan keuangan yang telah

dibuat harus dilengkapi dengan tanda tangan penanggung jawab. Hal tersebut

untuk memberikan kevalidan pada dokumen perusahaan tersebut.


49

3. Apakah manajemen menetapkan resiko jika terjadi penurunan pendapatan

atau krisis diperusahaan ?

“kalau soal resiko pasti ada, nda bisa dipungkiri itu. Tapi kemarin saat
parah parahnya covid yang sampe rame diberita banyak pegawai di
phk, alhamdulillah disini nda terjadi ji seperti itu, itu karena
perusahaan tetap bisa biayai semua karyawannya”

Berdasarkan dari jawaban tersebut tindakan manajemen dalam menetapkan

risiko sudah bisa dikatakan efektif, dimana saat terjadi pandemi covid tidak

terdapat risiko penurunan pendapatan pada perusahaan sehingga tidak terjadi

pengurangan karyawan. Hal tersebut menggambarkan PT PLN (Persero) UIKL

Sulawesi sudah efektif dalam mengamankan aset perusahaan serta mecapai tujuan

perusahaan itu sendiri.

4. Apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur perusahaan ?

“pastimi kalau itu dek, karena perusahaan sudah menetapkan


prosedur, jadi karyawan harus jalankan kegiatan sesuai dengan
prosedur perusahaan”

Berdasarkan jawaban tesebut dalam melakukan kegiatan harus disesuaikan

dengan prosedur perusahaan PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi, hal itu bertujuan

agar kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang ada diperusahaan lebih teratur dan akan

berjalan dengan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

5. Apakah ada tindakan yang dilakukan oleh perusahaan bagi karyawan yang

melakukan penyimpangan ?

“kalau untuk penyimpangan kecil biasanya cuman diberikan teguran


ji, tapi kalau ada yang menurut perusahaan kelewatan mi biasanya
dikasi tindakan sanksi atau bahkan dipecat dari kantor”
50

Berdasarkan jawaban tersebut perusahaan sudah tegas dalam menindaklanjut

para karyawan yang kurang taat mengikuti peraturan perusahaan, hal itu

dibuktikan pemberian teguran hingga pemecatan pada karyawan yang lalai dalam

mengikuti peraturan perusahaan.

6. Dalam mengatasi tindak kecurangan, Apakah sistem pengawasan sudah

diterapkan pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi ?

“kalau untuk pengawasan dilakukan di divisi masing-masing, tiap


divisi kan ada kepalanya jadi dia secara langsung yang awasi
karyawannya, seperti divisi administrasi, ada kepala administrasinya”

Berdasarkan dari jawaban tersebut aktivitas kegiatan operasional perusahaan

PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi sudah menerapkan pengawasan, yang dimana

memantau secara langsung itu dilakukan oleh kepala divisi di bidang masing-

masing.

7. Apakah di perusahaan sudah melakukan pemisahan tugas atau pembagian

tugas bagi karyawan ?

“iya dek diperusahaan sudah menerapkan pemisahan tugas, karena itu


juga mempermudah para karyawan untuk kerjakan tugasnya masing-
masing, apalagi kantor sudah tempatkan sesuai dengan bidangnya”

Berdasarkan dari jawaban tersebut PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi telah

melakukan pemisahan tugas bagi para karyawan, hal itu bertujuan untuk

mempermudah karyawan dalam menyelesaikan tugasnya masing-masing dan

mengerjakan tugas sesuai dengan keahliannya.


51

IV.4 Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Keuangan

Pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi

Analisis Sistem Pengendalian Internal terhadap kinerja keuangan

yang mengerucut pada lingkup akuntansi menjelaskan bahwa bagaimana

keadaan lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan (monitoring)

yang merupakan prinsip dari 5C (character, capacity, capital, condition,

dan collatorall) yakni teori COSO. Penerapan Sistem Pengendalian

Internal sangat berhubungan dengan COSO. COSO adalah suatu inisiatif

dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan

keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut.

Sebagaimana hal ini diuraikan ke dalam kerangka sebagai berikut:

IV.4.1 Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi bisa

dikatakan sudah efektif. Dimana berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti cukup menggambarkan lingkungan pengendalian yang baik. Salah

satunya dalam hal manajemen perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

perusahaan sudah menetapkan atau melakukan pembagian tugas untuk para

karyawan sebelum mengerjakan tugasnya masing-masing. Hal itu menjadikan

pengerjaan tugas atau pembagian tugas menjadi lebih mudah dikerjakan. Selain

itu, karyawan juga ditempatkan sesuai dengan bidangnya masing-masing yang


52

menjadikan pengerjaan tugas karyawan semakin mudah untuk dikerjakan karena

sudah sesuai dengan kemampuan dan keterampilan dari karyawan itu sendiri.

Prosedur pada perusahaan juga ditaati dengan baik oleh karyawan, dimana

setiap ingin melakukan kegiatan harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

oleh perusahaan. Fungsi pengawasan yang dilakukan kepala tiap masing-masing

divisi juga membuat karyawan lebih teliti dalam mengerjakan sesuatu karena

tidak ingin membuat kesalahan yang dapat berujung teguran atau menghindari

pemecatan.

Terkait dengan tindak kecurangan yang mungkin saja terjadi di

perusahaan, manajemen perusahaan sudah memiliki prosedur untuk

menindaklanjuti hal tersebut. Mulai dari pemberian teguran hingga pemecatan

kepada pegawai yang melakukan tindak kecurangan. Hal ini sudah dapat

dikatakan sebuah tindakan yang cukup baik dari manajemen perusahaan karena

dianggap mampu mengatasi atau memberikan efek jera untuk karyawan yang

tidak bertanggung jawab dalam pembuatan laporan.

Berlandas pada ruang lingkup akuntansi dikatakan bahwa dalam

penyelesaian laporan keuangan harus dikerjakan oleh yang berprofesi akuntan itu

sendiri. Sebagaimana pihak manajemen perusahaan juga sudah membagikan

masing-masing devisi pekerjaan sesuai profesinya. Hal ini bertujuan agar devisi

pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, cepat, tepat, serta sesuai dengan

standar yang ditetapkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa akuntansi memiliki

standar dalam penyusunan laporannya yang disebut dengan standar akuntansi

keuangan (SAK).
53

Pernyataan SAK didalamnya sudah sangat jelas menjelaskan tugas, fungsi

dan peranannya untuk masing-masing akun dalam akuntansi sehingga tidak

sertamerta dalam mengerjakan laporan begitu saja. Berdasarkan hasil wawancara

diketahui bahwa profesi yang mengerjakan laporan keuangan perusahaan tentunya

berkompeten dibidang tersebut karena telah melalui proses pemilihan karyawan

diawal kemudian dilanjutkan dengan pelatihan yang tentunya butuh waktu yang

tidak sebentar sehingga betul-betul mengasah kemampuan setiap karyawan pada

bidangnya yang manghasilkan kinerja yang baik pula.

Dalam mengatasi tindak kecurangan, manajemen perusahaan tidak hanya

membahas soal pemberian teguran pada karyawan yang melakukan tindak

kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan tapi juga perusahaan melakukan

pengawasan terhadap seluruh karyawan yang bekerja pada perusahaan ini.

Pengawasan ini dipantau secara langsung oleh seluruh kepala divisi masing-

masing.

Narasi diatas juga telah diungkapkan oleh Pangkey., et al (2021),

lingkungan pengendalian merupakan dasar dari empat pengendalian lainnya. Yang

dimana lingkungan pengendalian yang menentukan arah perusahaan dalam

mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan. Yang

dimana elemen yang ada pada lingkungan pengendalian yaitu struktur organisasi

yang salah satunya mencakup mengenai pegawai yang mutunya sesuai dengan

tanggung jawab, metode pencatatan yang berjalan dengan efektif, serta

memisahkan tanggung jawab antara fungsi kas, fungsi akuntansi, dan fungsi
54

pemeriksa intern, juga memiliki karyawan yang mempunyai skill sesuai dengan

tanggung jawabnya.

IV.4.2 Penilaian Resiko

Penilaian resiko merupakan pengidentifikasian mengenai resiko yang

relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar

mengenai bagaimana resiko harus dikelola. Berdasarkan hasil wawancara yang

telah dilakukan peneliti, yang dimana dalam pembuatan laporan keuangan telah di

otorisasi oleh perusahaan. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan sangat

memperhatikan kevalidan laporan keuangan yang dikerjakan oleh karyawan.

Kelengkapan dokumen jadi syarat utama untuk dijadikan bukti bahwa laporan

yang dikerjakan sudah akurat atau tidak ada laporan yang salah, dan hal itu juga

untuk mengatasi tindak kecurangan.

Dalam mengatasi tindak kecurangan, manajemen perusahaan tidak hanya

membahas soal pemberian teguran pada karyawan yang melakukan tindak

kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan tapi juga perusahaan melakukan

pengawasan terhadap seluruh karyawan yang bekerja pada perusahaan ini.

Pengawasan ini dipantau secara langsung oleh seluruh kepala divisi masing-

masing.

Tindakan yang dilakukan perusahaan menunjukkan penerapan prinsip 5C,

dimana dalam pembuatan laporan keuangan diperlukan beberapa bukti berupa

tanda tangan pada nota atau kwitansi pada saat perusahaan melakukan otorisasi,

pemberian teguran bagi karyawan yang melakukan tindak kecurangan dan juga

pengawasan untuk seluruh karyawan.


55

Penyetoran laporan dari berbagai bidang tidak dapat langsung dibuatkan

laporan keuangan oleh bagian akuntansi, perlu diperiksanya berkas-berkas yang

terkait dengan laporan keuangan dari semua bagian yang ada diperusahaan.

Terhambatnya laporan biasanya terjadi karena kelengkapan berkas, rincian data

yang tidak sama nilainya antara bukti/nota maupun kwitansi yang ada dengan

laporan yang dikerjakan. Perhitungan kembali yang dilakukan oleh bagian

keuangan sebenarnya membuang waktu atau membuat pembuatan laporan

keuangan menjadi terhambat. Sehingga pihak perusahaan mengantisipasi dengan

adanya penilaian resiko tersebut yakni melengkapi segala dokumen yang

berkaitan dengan laporan keuangan kemudian diinput kedalam sistem secara

terkomputerisasi dan terhubung dengan internet yakni online sehingga juga dapat

terpantau dengan pusat. Setelah melakukan penginputan, dilakukan pengecekan

kembali hasil laporan bidang lainnya yang terkait sebelum difikskan sebagai

laporan akhir periode ke kantor pusat.

Narasi diatas juga telah diungkapkan oleh Rizky., et al (2021), Risiko

merupakan suatu peluang, dampak negative dari pelaksanaan kerentanan,

mempertimbangkan probabilitas dan dampak dari risiko, perusahaan memperkecil

risiko dengan melakukan antisipasi berupa kontrol, namun tidak mungkin dapat

sepenuhnya menghindari adanya exposure, bahkan dengan struktur pengendalian

maksimal sekalipun.

IV.4.3 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan dibuatnya prosedur dan kebijakan guna

memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh perusahaan telah


56

dilaksanakan dengan baik. Namun berbanding dengan apa yang diharapkan tidak

semua perusahaan melaksanakan aktivitas pengendaliannya dengan baik. Salah

satunya dalam hal penyetoran berkas laporan dari berbagai bidang ke bagian

keuangan belum sepenuhnya dikatakan efektif. Namun dari segi lainnya, sudah

dapat dikatakan efektif dalam hal pelayanan masyarakat, namun yang menjadi

masalah di perusahaan ini terletak pada costumernya, costumer yang tidak

menyelesaikan piutang bulannya yang membuat masalah diperusahaan. Maka dari

itu, tindakan yang dilakukan perusahaan untuk menangani hal tersebut dengan

cara pemutusan listrik ke nasabah tersebut hingga listrik nya sudah tidak dapat

digunakan.

PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi dalam hal pelayanan sudah bisa

dikatakan efektif, dari segi pelayanan masyarakat yang tidak memungut biaya

apapun dari masyarakat sehingga tidak ada pendapatan yang diperoleh dari luar

sesuai dengan tugas dan aturan yang diberikan kepada karyawan perusahaan

tersebut.

Senada dengan hasil penelitian dari Rasyid (2019), dijabarkan dari segi

pelayanan masyarakat sudah dapat dikatakan produktif yang tidak memungut

biaya apapun dari masyarakat sehingga tidak ada pendapatan yang diperoleh dari

luar sesuai dengan tugas dan aturan yang diberikan amanah. Laporan keuangan

yang tidak memiliki pendapatan dari eksternal bisa dikontrol dengan baik juga

karena hanya kebutuhan internal yang dibiayai operasionalnya oleh pusat,

sehingga tidak ada sistem pungli dari segi pendapatan luar yang membuat banyak
57

perusahaan penghasil laba kacau hingga pailit karena penyususnan laporan

keuangan yang tidak rill.

Berbagai narasi diatas terkait dengan aktivitas pengendalian yang

dilakukan oleh PT PLN (persero) UIKL Sulawesi hampir seluruhnya tergolong

terkendali untuk beberapa bagian seperti yang telah diuraikan di atas. Namun

untuk bagian yang tertentu seperti pengendalian piutang tagihan listrik customer

yang tak tertagih masih perlu dievaluasi.

Berlandas pada akuntansi, pengelolaan piutang yang lebih dari satu jenis

piutang tidaklah mudah dievaluasi begitu saja. Butuh ketelitian untuk memisahkan

mana piutang lancar dan tidak lancar, piutang pemakaian listrik oleh masyarakat

dengan perusahaan, serta piutang tak tertagih yang dapat menimbulkan kerugian

pihak perusahaan. Piutang tak tertagih sangat mempengaruhi pencatatan laporan

keuangan yang menampilkan pengurangan pendapatan pada laporan laba rugi

perusahaan.

IV.4.4 Informasi dan Komunikasi

Kerangka ini membahas mengenai sistem informasi yang digunakan oleh

perusahaan yang dimana perusahaan akan mencapai tujuan dan dapat dikatakan

produktif jika pengendalian intern pada perusahaan dan tentunya berdampingan

dengan sistem informasi yang digunakan sudah dapat dikatakan efektif. Sehingga

perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

Diketahui bahwa pengendalian intern pada PT PLN (persero) UIKL

Sulawesi sudah dapat dikatakan efektif. Hal ini dapat dilihat dari bentuk produk

yang dihasilkan perusahaan yakni listrik dipasarkan secara terus-menerus dengan


58

pemberian informasi yang transparan secara merata keseluruh pengguna (user).

Selain itu hasil pelaporan keuangan akhir periode dipublikasikan dengan tujuan

sebagai pemantauan dan pelaporan kepada pihak pemerintah, pihak investor,

masyarakat, dan pihak siapa saja yang membutuhkan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa, dalam prinsip akuntansi salah satunya

yaitu memberikan informasi terkait laporan keuangan yang real disertai dengan

bukti transaksi secara transparan dan akuntabilitas. Sementara itu, dilihat dari segi

komunikasi secara tidak langsung pihak perusahaan sudah mengkomunikasikan

hasil kinerjanya melalui laporan keuangan tersebut. Selain itu, pihak interal juga

sudah menjalin komunikasi dengan baik dalam penyusunan dan penyelesaian

laporan keuangan dan telah disesuaikan berdasarkan bukti dan data masing-

masing bidang lainnya untuk menghasilkan laporan keuangan akhir periode yang

fiks dan real.

Narasi diatas juga telah diungkapkan oleh Fajasari, et al (2022), Sistem

pengendalian internal harus dikomunikasikan dan diinfokan kepada seluruh

karyawan perusahaan dari atas hingga bawah. Terdapat tiga prinsip yang berkaitan

dengan informasi dan komunikasi, yaitu, menggunakan informasi yang relevan,

komunikasi internal yang efektif, dan komunikasi eksternal yang efektif.

IV.4.5 Pemantauan

Sebagai bagian dari kerangka akhir dari teori COSO 5C yakni pemantauan

(observasi) sudah bisa dikatakan sangat teliti dan konsisten dalam penyusunan

laporannya yang dilakukan rutin setiap bulan. Laporan yang dikerjakan setiap

bulan tersebut berupa: pembayaran pelanggan PLN atau membayar tagihan, alat-
59

alat kantor dan perlengkapan. Membahas mengenai pembayaran pelanggan

(customer) benar-benar harus dipantau setiap hari kemudian dibuatkan laporan

tiap bulannya agar dapat mengetahui jumlah piutang setiap bulannya mana yang

bisa tertagih dan mana yang tidak bisa tertagih atau harus diputuskan karena

penunggakan.

Pemutusan listrik customer yang tak terbayar atau yang menunggak

tersebut juga harus tetap dibuatkan laporan kemudian ditampilkan dalam

pelaporan keuangan jumlah kerugian yang diterima oleh pihak perusahaan.

Namun berdasarkan informasi yang di dapatkan bahwa pihak perusahaan

menerima kerugian tersebut jumlahnya tidaklah besar dibandingkan dengan laba

atau pendapatan atas jasa yang diterima oleh pihak perusahaan. Artinya pihak

perusahaan tetap memperoleh pendapatan yang jauh lebih besar sehingga tetap

mengoperasikan segala biaya atau pengeluaran operasional perusahaan.

Meski terdapat kerugian atas penunggakan pembayaran customer tersebut,

bukan berarti pihak perusahaan mengabaikan kerugian begitu saja sebagaimana

pihak perusahaan terus memikirkan jalan keluar untuk meminimkan atau bahkan

menghilangkan kerugian tersebut dengan cara menciptakan inovasi baru atau

produk baru yang customer tidak dapat lagi mengulang kembali atas penunggakan

tersebut.

Inovasi tersebut seperti yang kita ketahui bersama bahwa pihak perusahaan

PT PLN (persero) memiliki produk baru yang disebut dengan listrik prabayar

yang menggunakan token dan jaringan internet wifi yang disebut dengan icon net.

Kedua produk baru tersebut baru bisa digunakan oleh customer apabila
60

melakukan pengisian atau pengaktifan di awal sehingga tidak ada lagi namanya

penunggakan. Begitu customer sudah menikmati kekatifan produk yang mereka

gunakan, tinggal customer mengatur pemakaiannya apakah yang diaktifkan itu

bisa memenuhi sebulan atau tidak sampe satu bulan atau bahkan lebih sebulan

semuanya dikembalikan kepada customer. Pihak perusahaan hanya mnerima di

awal sebelum dikonsumsi oleh customer.

Pendapatan diterima di muka oleh pihak perusahaan atas pengaktifan

produk baru yang digunakan oleh customer tersebut tentunya sangat membantu

pihak perusahaan melancarkan proses penyelesaian laporannya setiap bulannya.

Meski di awal menciptakan produk baru tersebut tentunya perusahaan harus

mengeluarkan banyak modal untuk inovasi baru yang akan ditampilkan dalam

laporan keuangan dari yang sebelumnya tidaklah membuat perusahaan harus

menunggu lama mengembalikan modal awal tersebut karena perputaran

pendapatan yang ditrima di muka di awal berjalan dengan lancar dan sesuai yang

diharapkan perusahaan. Selain itu, pihak perusahaan benar-benar dapat

meminimkan bahkan meniadakan kerugian terulang akibat ulah customer

sebagaimana yang terjadi sebelumnya adanya produk baru tersebut yang bahkan

dapat menciptkan keuntungan atau laba yang lebih dari yang sebelumnya.

Narasi diatas juga telah diungkapkan oleh Olva et al (2021), pemantauan

merupakan bagian dari manajemen pembangunan yakni kegiatan mengamati atau

meninjau kembali atau mempelajari serta mengawasi secara terus menerus atau

berkala terhadap pelaksanaan program kegiatan yang akan berjalan. Pemantauan

dilakukan dalam rangka pengendalian diberi pengertian juga sebagai suatu proses
61

pemantauan dan penilaian rencana atas pencapaian tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan, untuk kemudian diambil tindakan korektif bagi penyempurnaan dan

pengembangan lebih lanjut.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penerapan sistem pengendalian internal terhadap kinerja keuangan pada

PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi sudah dapat dikatakan produktif, dibuktikan

dari penempatan karyawan yang ditempatkan sesuai dengan keterampilan dan

keahliannya masing-masing, dalam hal membuat laporan keuangan yang melewati

proses otorisasi untuk membuktikan kevalidan data saat pembuatan laporan

keuangan, penetapan resiko jika terjadi penurunan pendapatan di perusahaan,

pelaksanaan kegiatan yang sudah sesuai dengan prosedur perusahaan, tindakan

perusahaan berupa teguran bahkan pemecatan untuk karyawan yang melakukan

penyimpangan, dan juga penerapan sistem pengawasan untuk para karyawan agar

lebih produktif. Peneliti justru mendapati kendala perusahaan yang terletak pada

nasabahnya, yang dimana nasabah tidak menyelesaikan piutang bulanannya yang

membuat karyawan terhambat dalam penyusunan laporan.

5.2 Saran

Sistem penagihan untuk nasabah PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi perlu

melakukan perubahan, yang dimana pihak perusahaan harus lebih tegas dalam

mengatasi keterlambatan pembayaran tagihan nasabah tersebut. Hal itu juga dapat

membuat karyawan lebih mudah dan cepat dalam pembuatan laporan keuangan

dan penginputan data. Selain itu, gaya kepemimpinan kepala perusahaan juga
perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar penerapan sistem pengendalian internal

pada PT PLN (Persero) UIKL Sulawesi lebih maksimal.


64

DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin, M.A., Sukirman, S. and Sunarno, S., 2021. Analisis Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Dan Peran Pengelolaan Keuangan Daerah
Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasional
Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Kecamatan Jepara di Kabupaten
Jepara). Jurnal Studi Manajemen Bisnis, 1(1).
Asriani, S. (2021). Analisis Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Umur Piutang Pada
PT Multi Pangan. Doctoral Dissertation: STIE Mahardika Surabaya.
Dwiyanti Annisa Nur. (2018). Analisis Pengendalian Internal Terhadap Prosedur
Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Makassar. Skripsi. Universitas
Bosowa.
Erlis Milta Rin Sondole dkk. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan
Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pertamina (Persero)
Unit Pemasaran VII Pertamina BBM Bitung, Jurnal EMBA, , Vol. 3.
Fahmi, Irham. (2017). Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta.
Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan (6 ed). Alfabeta. Bandung.
Fajarsari, Ike Maulina., Dini, Maya. (2022). Analisis Pengendalian Intern Sistem
Penggajian Menggunakan Pendekatan COSO Pada CV XYZ. Jurnal JAB.
Vol.8 (1). Hal 1-9.
Handoko T. Hani. (2016). Manajemen. Bpfee.
Hery. (2020). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Jumingan. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Ketiga.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Kinerja Keuangan PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk. Jurnal Ilmu.
Ktharina Tuko. (2021). Pengaruh Pengawasan Terhadap Efektivitas Pengelolaan
Anggaran Pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Mahakam Ulu. Angewandte Chemie International Edition, 6(11).
Masyita, Emi and Harahap, K.K.S. (2018). Analisis Kinerja Keuangan
Menggunakan Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Kontemporer (JAKK), 1(1).
Meldi, Alpriyanti. Analisis Kinerja Keuangan PT PLN (Persero) Wilayah
Sulawesi Selatan, Tenggara, Dan Barat Sebelum Dan Saat Pandemi
Covid-19. (2021).
65

Mirna. (2018). Pengaruh Kepatuhan Pengendalian Intern Terhadap Perilaku Etis


Karyawan Dalam Sistem Penggajian Studi Kasus Pada Karyawan Kantor
PT. Prima Karya Manunggal. Skripsi. Universitas Bosowa.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi, Edisi empat, Jakarta Selatan.
Munawir. (2019). Analisa Laporan Keuangan. Edisi empat. Yogyakarta: Liberty
Perusahaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Nur Hadijah. (2022). Analisis Pengawasan Keuangan Terhadap Efektivitas
Penggunaan Anggaran Pada Kantor Bupati Kabupaten Jeneponto Provinsi
Sulawesi Selatan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nurfaidah. (2019). Efektivitas Pengawasan Keuangan Daerah Pada Pemerintah
Kota Makassar. Journal Of Management Review, 369-379.
Https://Ejournals.Umma.Ac.Id/Index.Php/Point/Article/View/119
Olva, Maria., Permatasari, Ririt D., Sanusi., Wahyudiono, Pratiwi H., Suganda,
Afdal. (2021). Pemanfaatan Dasbor Pada Pemantauan Data Transaksi
Penjualan. Journal of Engineering Technology & Applied Science. Vol. 3
(1). Hal. 1-15.
Prayitno, Ryanto Hadi. (2020). Peranan Analisa Laporan Keuangan dalam PT.
Bumi Flora. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 131 Vol.3 No.2 ISSN: 1979.
Rachmawati, B. (2021). Analisa Piutang Tak Tertagih Dan Dampaknya Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Pembiayaan (Studi Kasus: PT Xyz).
Doctoral Dissertation: STIE Mahardika Surabaya.
Rahmadhani, S.N., 2018. Evaluasi Efektivitas Pengendalian Internal Akuntansi
Atas Jaringan Distribusi Listrik Oleh PT PLN (Persero) Studi Kasus: Di
Sumatera Utara. JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS: Jurnal Program
Studi Akuntansi, 4(2).
Rahman, B., Kurniawan, R., Utami, R., & Zainuddin, Z. (2020). Pengawasan
Pemerintah Kota Banda Aceh Dalam Penertiban Pengemis Di Bawah
Umur. Humanis: Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 6(2).
Http://Doi.Org/10.52137/Humanis.V61.21
Rais, A. (2021). Pengaruh Sistem Infromasi Akuntansi Terhadap Efektivitas
Sistem Pengendalian Internal Pada PT SGS Luwu Timur.
Rasyid, Asma Ulhusnah. (2019). Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan
Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSPP) Kabupaten Pinrang. Skripsi. Universitas Bosowa.
Ratnasari. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Hutama Karya Cabang
Kendari. Skripsi. Universitas Bosowa.
66

Remak, Cahyuni. (2021). Analisis Sistem Pengendalian Intern Dalam Pemberian


Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Balo’ Toraja. Skripsi. Universitas
Bosowa.
Rizki, M.A., Yasin, V. and Rini, A.S. (2021). Perancangan Sistem Pengendalian
Kehadiran Dan Melacak Lokasi Berbasis Web Di Kantor Notaris P.
Suandi Halim Dengan Metode Waterfall. JURNAL WIDYA. Vol. 2(1).
Setiawan Dahyar A. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Rika Rayhan
Mandiri. Skripsi. Universitas Bosowa.
Sianturi, R.S. (2021). Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran
Kas Pada Pt. Pln (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara.
Sultan Tanra Andi. (2016). Analisis Kinerja Keuangan Pada Dinas Kebudayaan
Dan Parawisata Kabupaten Bone. Skripsi. Universitas Bosowa.
Surahman, A., Octaviansyah, A. F., & Darwis, D. (2020). Ekstraksi Data Produk
E-Marketplace Sebagai Strategi Pengolahan Segmentasi Pasar
Menggunakan Web Crawler. SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi. Vol.
9 (1).
Susanti, Tudje. (2017). Analisis Laporan Arus Kas sebagai Alat Ukur Kinerja
Keuangan pada Perusahaan Consumer Goods Industry di Bursa Efek
Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi.
Syukur, S.R., Mus, A.R., Lannai, D. and Junaid, A. (2022). Pengaruh Kejelasan
Anggaran, Sistem Pengendalian Intern, dan Anggaran Berbasis Kinerja
terhadap Kinerja Keuangan. YUME: Journal of Management, 5(2).
Umaira, Siti, dan Adnan, A. (2019) . Pengaruh partisipasi masyarakat,
kompetensi sumber daya manusia, dan pengawasan terhadap akuntabilitas
pengelolaan dana desa (studi kasus pada kabupaten aceh barat
daya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 4(3).
Warongan, J.S.M., dkk. (2018). Analisis Rasio Arus Kas Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada Pt. Pln (Persero) Wilayah Suluttenggo. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern. Vol. 13 (2).

Anda mungkin juga menyukai