Oleh:
2021
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Kepada
2021
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarja Ilmu administrasi Negara pada Fakultas Ilmu
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari pembimbing. Dalam kesempatan ini dengan sepenuh hati yang tulus,
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada ibu Nurbiah Tahir, S.Sos, MAP dan ibu Sitti
Rahmawati Arfah, S.Sos, M.Si, yang bertindak sebagai pembimbing pertama dan
yang kritis, mengarahkan, dan mendorong penulis agar senantiasa belajar dan
bertindak dengan lebih teliti dan hati-hati serta tidak mudah patah semangat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
1. Ibu Dr.Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
vi
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi negara
segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril
maupun materil.
4. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
waktu untuk memberi bekal ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan
di lembaga ini.
5. Seluruh Pegawai Kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar dan
PT. Tamesti Palikssa Sejahtera dan juga seluruh Informan yang telah membantu
Ytmadityya, Hasni Herman dan yang tidak dapat disebut namanya satu persatu
8. Teman-teman Sekolah Menengah Atas yaitu Asri Ainun Qalbi, Fitri Ayu Safri,
Nur Indah Sari Basir dan Mayang Sari yang sampai sekarang tiada henti-
vii
viii
DAFTAR ISI
ix
PENUTUP ........................................................................................................ 64
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67
LAMPIRAN ..................................................................................................... 69
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dimiliki oleh perusahaan, itu semua tidak lepas dari bagaimana perusahaan
tersebut memberikan motivasi kerja kepada setiap karyawan yang bekerja untuk
perusahaan tersebut.
Salah satu motivasi yang dikenal secara umum dan sangat wajib berada pada
sangat tinggi didalam diri karyawan tersebut atas segala kerja keras yang telah ia
berikan selama masa pengabdian, kompensasi tersebut tentu saja harus sesuai dan
adil bagi setiap karyawan. Berdasarkan pada pasal I ayat (1) Undang-Undang
pada sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Upah merupakan hak pekerja
ketika telah terjadi hubungan kerja dan pekerja dengan pengusaha. Hak tersebut
ditetapkan dalam perjanjian kerja, dan ini berarti pengaturan upah sudah dimulai
1
2
seorang pegawai atau karyawan berdasarkan hasil kerjanyanya. Baik berupa upah
perjam atau gaji periodek yang sebelumnya telah terkelola dibagian sumber daya
manusia. Dimana, upah yang diberikan ada yang berbentuk uang dan ada yang
tidak berbentuk uang, biasanya upah yang diberikan untuk setiap karyawan atau
pegawai perusahaan berbentuk uang hingga nilai riilnya naik turun tergantung
kompensasi menurut Umar (2007:16) dalam Manik, (2016) adalah : gaji, insentif,
kompensasi yang baik kepada para pegawai transportasi online agar kinerja
mereka dapat terus ditingkatkan sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik
kepada para penggunanya. Tetapi salah satu kebijakan baru yang dibuat oleh
mempengaruhi kinerja para driver online. Dimana, sistem rating adalah kebijakan
baru terkait dengan bonus yang akan para driver dapatkan, cara kerja dari
penerapan peraturan baru ini ialah dimana ketika performa tidak terpenuhi maka
tidak akan ada bonus yang mereka dapatkan. Hal ini sangat meresahkan para
pendapatan.
baik berupa kompenasi langsung yaitu upah berupa uang dan kompenasi tidak
dalam meningkatkan kinerja para pegawai maka pihak PT.Bank Jatim Cabang
Outsourcing dan pegawai tetap di PLN tidak sama berat. Dimana, beban kerja
pegawai Outsourcing lebih berat jika dibandingkan dengan beban kerja pegawai
tetap PLN di Area Makassar Selatan Rayon Panakkukang. Ini dapat dilihat dari
tetapi tidak ada satupun pegawai tetap PLN di Area Makassar Selatan Rayon
perbandingan beban kerja tidak sama berat baik yang dipikul pegawai
Dimuat dalam salah satu media massa (koran Tempo), mengabarkan bahwa
Pekerja Kontrak PLN dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia FPE (KSBSI)
Sulawesi Selatan, berunjuk rasa di depan Kantor PLN Maros. Mereka menuntut
agar tenaga Outsourcing ini dinaikkan statusnya dari tenaga kontrak menjadi
pegawai tetap PLN dan diberikan tunjangan kompensasi yang layak sebagai
karyawan setara dengan kesejahteraan yang didapatkan oleh pegawai tetap PLN.
mereka gaji atau honor, alih-alih menetapkan mereka menjadi pegawai tetap,
Perusahaan BUMN tersebut malah terus merekrut tenaga baru. Selama ini upah
yang mereka dapatkan tergantung dari jumlah meteran yang mereka catat atau
putus, untuk setiap jumlah meteran tersebut dihargai Rp. 1000.00 untuk setiap
pelanggan. https://koran.tempo.co
Kantor BUMN yaitu PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar juga
telah menerapkan atau memakai jasa pihak ketiga yang dalam hal ini disebut
bekerjasama dengan PT. PLN (Persero) Unit Induk wilayah Sulselrabar adalah
diperushaan penyedia jasa tersebut belum dapat dikatakan sesuai dengan aturan
Outsourcing tidak memperoleh hak-hak sesuai dengan kebijakan yang ada, karena
ini dikarenakan dalam pemberian izin cuti gaji pegawai Outsourcing dipotong
Hasil dari pra penelitian ini juga dikuatkan dengan informasi dari salah satu
pegawai Outsourcing PT. Tamesti Palikssa Sejahtera yang bekerja di kantor PT.
pekerjaan tambahan yaitu melakukan jam kerja lembur, mereka tidak diberikan
uang lembur dimana dalam hal ini adalah tidak adanya upah lembur yang
pegawai outsourcing, inilah yang melatar belakangi penulis ingin mengkaji dan
sebenarnya berlaku dan berjalan di PT. Tamesti Palikssa Sejahtera terkhusus pada
pegawai Outsourcing yang ditempatkan pada badan usaha milik negara (BUMN)
yaitu PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar, yang sebagaimana
diketahui secara umum bahwa seorang pegawai memiliki hak untuk mendapatkan
kompensasi yang layak nan sesuai dengan kinerja yang mereka berikan kepada
perusahaan tersebut. Dimana kompensasi yang layak dan sesuai adalah pemberian
gaji, upah, insentif,cuti, tunjangan, asuransi dan fasilitas dari perusahaan kepada
para pegawai.
sebagai unit ekonomi dan juga merupakan tempat yang menaungi seluruh para
pegawai Outsourcing yang bekerja di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Sulselrabar, juga berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis tertarik untuk
6
Outsourcing yang dikatakan sebagai pegawai kontrak dengan upah minimum dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
c. Sebagai salah satu sumber data, informasi dan referensi ilmiah bagi para
serupa;
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
ini, diantaranya :
satu kebijakan baru yang dibuat oleh perusahaan driver ini yaitu sistem
Dimana, sistem performa atau rating adalah kebijakan baru terkait dengan
bonus yang akan para driver dapatkan, cara kerja dari penerapan peraturan
baru ini ialah dimana ketika performa tidak terpenuhi maka tidak akan ada
bonus yang mereka dapatkan. Hal ini sangat meresahkan para pegawai driver
Outsourcing dan pegawai tetap di PLN tidak sama berat. Dimana, beban kerja
8
9
pegawai tetap PLN di Area Makassar Selatan Rayon Panakkukang. Ini dapat
masalah yang terjadi, tetapi tidak ada satupun pegawai tetap PLN di Area
mengapa dikatakan bahwa perbandingan beban kerja tidak sama berat baik
yang dipikul pegawai Outsourcing dan yang diberikan untuk pegawai tetap.
langsung yaitu upah berupa uang dan kompenasi tidak lamgsung yang berupa
kinerja para pegawai maka pihak PT.Bank Jatim Cabang Malang perlu
dan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian yang akan dilakukan berfokus
PT. Tamesti Palikssa Sejahtera terkusus pegawai yang dikirim bekerja pada kantor
BUMN yaitu PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar. Sedangkan,
kepada tingkat kinerja pegawai di perusahaan tersebut. Hal itu dikarenakan ada
1. Konsep Kompensasi
a. Pengertian Kompensasi
sesuai dengan kinerja yang selama ini mereka berikan kepada perusahaan
tempat mereka bekerja. Upah yang diberikan tentu saja tergantung dari
seberapa besar kinerja dan prestasi yang dimiliki oleh karyawan tersebut.
Sistem kompensasi dapat dikatakan berjalan dengan baik apa bila memiliki
metode secara rasional yang meciptakan aturan pemberian gaji sesuai dengan
tuntutan pekerjaannya.
kompensasi yaitu segala yang diterima pegawai dari perusahaan baik itu
imbalan jasa yang telah diberikannya kepada perusahaan. Hal ini kurang
susuai dengan yang ada di kantor PT. Tamesti Paliksa Sejahtera bahwa
mereka dapatkan.
Oleh karena itu, maka bagian manajemen sumber daya manusia yang berada
kompensasi ini dengan tegas, mengingat bahwa fungsi dan tugas pokoknya
adalah untuk mengatasi masalah yang dihadapi karyawan terutama dalam hal
seperti faktor pemberian upah atau gaji, kompensasi, serta intensif tambahan
dari perusahaan tempat karyawan bekerja. Jadi jelas bahwa pada kantor PT.
tersebut.
langsung antara lain: pembayaran karyawan dalam bentuk upah, gaji, bonus
dari liburan, berbagai macam asuransi, jasa seperti perawatan anak atau
upah perjam atau gaji periodek yang sebelumnya telah terkelola dibagian
sumber daya manusia. Dimana, upah yang diberikan ada yang berbentuk uang
dan ada yang tidak berbentuk uang, biasanya upah yang diberikan untuk
setiap karyawan atau pegawai perusahaan berbentuk uang hingga nilai riilnya
naik turun tergantung penghasilan atau target perusahaan yang telah tercapai.
non-finansial ini baik berupa pujian dari pimpinan, fasilitas yang diberikan
yang memiliki tingkat kinerja yang baik dan semangat yang tinggi untuk terus
mengembangkan karirnya.
segala balas jasa yang diterima oleh karyawan di perusahaan tersebut sebagai
akibat dari pekerjaannya, kompensasi ini berupa upah, gaji, bonus, insentif
keberhasilan dari apa yang yang menjadi tujuan perusahaan tersebut dan juga
Pemberian kompensasi harus berdasarkan pada asas adil dan layak serta
supaya kompensasi yang telah diberikan dapat memicu gairah dan kepuasan
kerja karyawan.
kompensasi langsung yaitu upah/ gaji/ uang dan kompensasi tidak langsung
berupa jasa asuransi kepada karyawan yang telah bekerja dan mengabdikan
a. Tujuan Kompensasi
mudah.
4.) Motivasi yaitu manajer dapat lebih mudah memotivasi bawahannya, jika
5.) Stabilitas karyawan, yaitu program kompensasi atas prinsip layak dan
15
6.) Disiplin adalah pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
baik maka pengaruh Serikat Buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan
b. Bentuk-bentuk Kompensasi
1.) Kompensasi langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
c. Sistem Kompensasi
waktu seperti jam, hari, minggu, dan bulan. Sistem waktu ini diterapkan
jika prestasi kerja karyawan sulit diukur perunitnya, dan untuk karyawan
sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas jasa yang lebih
manusiawi.
borongan ini pekerja biasa mendapat balas jasa besar atau kecil
penggajian serta masalah yang sering dijumpai antara lain adalah tingkat
jasa baik itu berupa upah berbentuk uang, barang langsung ataupun barang
perusahaan.
meliputi periode cuti tahunan, cuti hamil, cuti kecelakaan, izin anggota
4) Fasilitas adalah segala bentuk hal yang didapat seseorang karyawan untuk
2. Konsep Outsourcing
Outsourcing, yang berasal dari bahasa inggris berarti “alih daya”, merupakan
kepada pihak lain guna mendukung strategi pemakai jasa Outsourcing baik
pribadi, perusahaan, divisi ataupun sebuah unit dalam perusahaan. Hal ini juga
sesuai dengan yang ada di kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Divisi tersebut terbagi dalam office boy (OB) yang terdiri dari 44 tenaga pekerja
20
security yang terdiri dari 52 tenaga pekerja pegawai Outsourcing dan bagian
keseluruhan tenaga pekerja pegawai Outsourcing yang bekerja di kantor PT. PLN
Outsourcing.
dalam prakteknya hubungan kerja yang dibangun selalu dalam bentuk tidak tetap
ataupun kontrak, upah lebih rendah, jaminan sosial kalaupun ada hanya
sebatas minimal dan tidak ada jaminan pengembangan karir. Hal tersebut
Outsourcing.
atau penyedia jasa yang dibuat secara tertulis. Berdasarkan ketentuan pasal diatas,
undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 (Pasal 64, 65 dan 66) dan
dibagi kedalam dua kelompok, yaitu: penyerahaan suatu pekerjaan oleh suatu
lain, atau penyedia jasa pekerja oleh perusahaan penyedia jasa, yang
memproduksi atau suatu pekerjaan oleh suatu perusahaan, melalui perusahaan lain
Dengan berbagai cara pengelolaan dan pelaksanaan kerja yang berlandaskan pada
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Outsourcing atau alih
22
daya merupakan sebuah pengalihan atau pemindahan tugas dari yang awalnya
dilakukan oleh perusahaan kini dipindahkan kepada pihak ketiga yang merupakan
penyedia jasa dimana dalam halnya penyedia jasa tersebut melakukan segala
kriteria yang telah disepakati pengguna dan penyedia jasa (kedua belah pihak).
penghargaan berupa kompensasi langsung yaitu upah/ gaji/ uang dan kompensasi
tidak langsung berupa jasa asuransi kepada karyawan yang telah bekerja dan
dari yang awalnya dilakukan oleh perusahaan kini dipindahkan kepada pihak
ketiga yang merupakan penyedia jasa dimana dalam halnya penyedia jasa tersebut
pada defenisi dan kriteria yang telah disepakati pengguna dan penyedia jasa
Nomor 19 Tahun 2012 Pasal 29 ayat 3 yang didalamnya berisi hak-hak dimana
hak yang dimaksud adalah hak atas cuti apabila memenuhi syarat sampai akhir
masa kerja, hak jaminan sosial, hak menerima ganti rugi didalam pengakhiran
hubungan kontrak kerja, hak istirahat paling singkat 1 hari dalam kurum 1
minggu.
Outsourcing sesuai dengan perjanjian kerja, memperoleh hak yang sama atas
ada dengan pekerja di perusahaan pemberi kerja. Hal ini berarti pegawai
Outsourcing memiliki hak yang sama dengan pegawai yang bukan Outsourcing
seperti berhak mendapatkan upah dan kesejahteraan. Adapun, hak umum pegawai
Outsourcing yang berlaku dan dijamin oleh UU yaitu, (Pasal 81) Hak tidak
bekerja untuk wanita yang sedang haid dan (Pasal 82 dan 84) Hak Cuti Hamil.
wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh. Waktu cuti dan
istirahat meliputi istirahat jam kerja, istirahat mingguan, cuti tahunan, dan istirahat
kedelapan dimana masing-masing 1 bulan bagi pekerja yang telah bekerja selama
dan keluarganya berhak memperoleh jaminan sosial tenaga kerja, dilanjutkan pada
pasal 100, fasilitas kesejahteraan juga wajib diberikan perusahan kepada pegawai
hal terjadi pemutusan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak yang seharusnya
diterima.
Terkait dari Peraturan Menteri serta Hukum Mahkama Konstitusi yang telah
memuat segala sesuatu bentuk dari sistem kompensasi yang berhak didapatkan
oleh pegawai outsorcing, maka dapat dikatakan bahwa teori yang dikemukakan
pegawai outsorcing.
Maka dari itu, dalam penelitian ini penulis akan menganalisis atau menguji
Fasilitas.
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini dilakukan di Kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Outsourcing yang bekerja di kantor BUMN tersebut dan penelitian ini juga
konsep yang dikemukakan oleh Rivai (2013:744) dalam Thoriq Maulana (2015),
D. Fokus Penelitian
26
Fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah maupun
data yang dikumpulkan dimana fokus merupakan pecahan dari masalah, dengan
melihat 2 bentuk kompensasi yaitu kompensasi langsung yang terdiri dari: a) gaji,
b) upah, c) insentif dan kompensasi tidak langsung yang terdiri dari a) cuti, b)
tunjangan, c) fasilitas. Maka, fokus penelitian yang akan diteliti adalah bagaimana
Wilayah Sulselrabar.
E. Deskripsi Fokus
1. Kompensasi langsung
a. Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang, yaitu pemberian gaji
yang berlaku.
kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar saat lembur
kerja.
a. Cuti yaitu waktu untuk tidak bekerja yang diberikan kepada pegawai
meliputi cuti tahunan, cuti hamil, cuti kecelakaan, izin anggota keluarga
meninggal.
kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar, tunjangan yang
hari tua.
c. Fasilitas adalah segala bentuk hal yang didapat pegawai Outsourcing dari
PT. Tamesti Palikssa Sejahtera yang ditempat pada kantor PT. PLN
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian ini berlangsung selama 2 (dua) bulan yaitu dari tanggal 05
Juni sampai dengan 05 Agustus 2021 dan lokasi penelitian berada di kantor PT.
PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar, karena peneliti melihat bahwa
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat dari peran para pegawai
C. Informan
Informan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang dan dipilih secara sengaja
dengan pertimbangan bahwa mereka dapat mengetahui masalah yang diteliti dan
Outsourcing di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar. Dalam hal ini
28
29
D. Sumber Data
1. Data primer, yang diperolah secara langsung dari informan yang bersangkutan
2. Data sekunder, yang diperoleh dari literature dan dokumen serta data yang
1. Observasi
lokasi penelitian dan secara berulang terhadap suatu objek pengamatan ditempat
2. Wawancara
PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar. Wawancara ini pula bertujuan
3. Studi Dokumentasi
resmi, baik visual maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah berupa
kontrak kerja Pegawai Outsourcing, aturan tentang sistem pemberian upah dan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20), yaitu:
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola
31
dari data;
2. Penyajian data (data display), menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk
Data Collection
Data Display
Data
Reduction Conslusions:
Drawing/Verifying
Gambar 3.1
Model Analisis Data Interaktif dari Mielas dan Huberman (1992: 20)
kedua pembangkit tenaga listrik tersebut dikelola oleh N.V Nederlands In Dische
Gas Electribit Masstchappy (N.I.G.EM) dan pada tahun 1949 kembali dialihkan
kepada N.V OGEM. Kemudian, pada tahun 1957 PLTU dinasionalisasikan oleh
Makassar).
dikelola oleh PLN Cabang luar kota seperti pada kota Majene, Bulukumba,
dengan wilayah kerja meliputi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan, yang
32
33
Surat Edaran PLN Pusat No. 078/PTS/1967 berisi klasifikasi organisasi menjadi
cabang. Pada tanggal 08 januari tahun 1968 PLN Cabang yang berada diluar kota
diakhiri dan diberikan untuk ditangani oleh PLN Eksploitasi VI, berdasarkan
beberapa PLTD serta PLTU Tello yang telah diresmikan pada tahun 1971, PLN
Listrik No. 01/PRT/1973, pada tanggal 21 Maret 1973 terkait pembagian tugas
Perusahaan Umum Listrik negara dan juga struktur organisasi, maka telah
terkait tugas pokok Perum Listrik Negara Ekploitasi VIII dan struktur organisasi
yang didalamnya terdapat setiap unit pelaksana yaitu Cabang Makassar Sektor
Tello.
cabang, 2 sektor dan 1 Area Pengaturan Ditribusi (APD) dan 1 Area Penyaluran
diri sebagai perusahaan yang dapat diandalkan dalam penyediaan tenaga listrik.
dubah menjadi Persero dan telah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah VIII dan
34
karena hal ini PT. PLN (Persero) Wilayah VIII semakin dituntut untuk menjadi
lebih pesat dan bekarya serta terus mengembangkan kiprahnya terutama dalam hal
(KTI). Pada saat Sulawei Barat terbentuk yang pada mulanya bersatu dengan
Sulawesi Selatan maka, PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi Selatan yang diubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulawesi
Visi merupakan bentuk bentuk dari masa depan yang diharapkan, dimana
majunya pembangunan dari berbagai hal, dengan memperhatikan moto PT. PLN
Persero yaitu “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”. Maka dirumuskan
visi dan misi PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar yaitu “Menjadi
solusi energi”
mewujudkan visi yang telah dibuat. Misi merupakan sebuah langkah yang telah
proses pencapaian tujuan. Adapun misi dari PT. PLN (Persero) Unit Induk
kehidupan masyarakat.
B. Hasil Penelitian
rasa penghargaan yang sangat tinggi didalam diri karyawan atas segala kerja keras
yang telah ia berikan selama masa pengabdian, kompensasi tentu saja harus sesuai
dan adil bagi setiap karyawan. Pemberian kompensasi yang sesuai dengan aturan
kepada pegawai Outsourcing dari PT. Tamesti Palikssa Sejahtera yang ditempat
pada kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar maka dilakukan
1. Kompensasi Langsung
Sejahtera untuk pegawai Outsourcing yang bekerja di PT. PLN (Persero) Unit
a. Gaji
pemberian gaji harus sesuai dengan UMP/UMK dan sesuai dengan keputusan
Minimum Kota Makassar di tahun 2021 adalah Rp. 3.255.423 atau dinaikkan 2%
Pemberian gaji yang sesuai dengan UMK oleh PT. Tamesti Palikssa
Sejahtera kepada pegawai Outsourcing yang bekerja di PT. PLN (Persero) Unit
Induk Wilayah Sulselrabar, disampaikan langsung oleh bagian HRD & GA PT.
Tamesti Palikssa Sejahtera. Berikut hasil wawancara dengan bagian HRD & GA
tersebut :
Outsourcing menerima gaji pokok sesuai dengan ketetapan peraturan dan UMK
yang berlaku. Ini sesuai dengan aturan pemberian kompensasi yang adil dan
sesuai bagi setiap pegawai yang bekerja di sebuah perusahaan. Namun, untuk
menguji kebenaran mengenai pemberian gaji pokok yang sesuai dengan UMK
kepada pegawai Outsourcing yang ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk
Palikssa Sejahtera yang ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
“..........Gaji pokok yang saya dapat diawal bekerja sekitar Rp. 3.000.00,
setelah 1 tahun bekerja gaji saya naik Rp. 3.300.00 sampai sekarang sudah
4 tahun bekerja.”
(wawancara MFA, CS. Kamis, 1 Juli 2021 pukul 11.00 Wita)
dari PT. Tamesti Palikssa Sejahtera menerima gaji pada tahun pertama bekerja
sebesar Rp 3.000.00 dan kemudian gaji pokok tersebut naik setelah satu tahun
Dapat disimpulkan bahwa PT. Tamesti Palikssa Sejahtera memberikan gaji pokok
b. Upah
kepada karyawan saat melakukan jam kerja tambahan diluar dari jam kerja yang
seharusnya. Perbedaan gaji dan upah yaitu terletak pada waktu pemberiannya,
dimana gaji adalah hal yang wajib diberikan perusahaan kepada pegawai untuk
jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan, upah dalam hal ini
ialah pemberian imbalan finansial yang hanya diberikan kepada pegawai yang
bekerja diluar jam kerja seharusnya, biasa disebut dengan upah lembur/gaji
lembur.
Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan dengan bagian HRD &
“..........Sistem upah lembur itu kita selalu berikan tapi harus melalui
prosedur sebelumnya, seperti pegawai Outsourcing diminta untuk datang
di luar hari kerja oleh perusahaan pengguna jasa maka sebelum itu mereka
(Pegawai Outsourcing) harus membuat suket lembur dan diberikan
kebagian administrasi perusahaan pengguna jasa, nanti perusahaan
pengguna jasa yang akan mengirimkan surat kepada kami tentang
keterangan upah lembur”
(wawancara MT, HRD & GA. Rabu, 16 Juni 2021 pukul 09.10)
pihak PT. Tamesti Palikssa Sejahtera jelas memberikan upah lembur untuk setiap
pegawai Outsourcing yang terlebih dahulu harus membuat surat keterang lembur
Namun, untuk menguji kebenaran mengenai pemberian upah lembur yang terlebih
dahulu harus melewati prosedur yang berlaku, maka dilakukan wawancara dengan
wawancara dengan pegawai outsourcing yang bekerja pada bagian driver di PT.
yang ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar tersebut,
menerima upah lembur. Bahkan sudah hampir tujuh tahun lamanya pegawai
tidak terealisasikannya upah lembur kerja untuk para pegawai Outsourcing selama
pernah lagi memberikan upah lembur kerja pada setiap pegawai Outsourcing.
Tetapi masih memberikan bantuan kompensasi yang lain yaitu berupa uang
makan siang.
lembur, tidak lagi diberikan upah kerja lembur. Dengan kata lain, apa yang
disampaikan oleh pihak HRD & GA PT. Tamesti Palikssa Sejahtera terkait
pemberian upah lembur kerja, tidak terealisasikan hampir tujuh tahun lamanya.
c. Insentif
insentif biasa disebut tip yang termasuk dalam kelas nomina yang berarti persen
dan termasuk dalam ragam bahasa cakapan yang biasanya digunakan oleh
tetap. Seperti pemberian uang tip kepada seorang supir, tukang pengangkut
siang kedalam ruangan pegawai PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
diruang administrasi keuangan yang berada di lantai 5 gedung PLN tersebut. Data
langsung oleh pegawai PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar tanpa
bagian HRD & GA PT. Tamesti Palikssa Sejahtera tentang pemberian insentif
tambahan berupa tip untuk pegawai Outsourcing. Berikut tanggapan balik bagian
“.........Tip itu bukan hal wajib yang harus diberikan perusahaan kepada
pegawai, jadi dari pihak perusahaan penyedia jasa tidak pernah sama
sekali memberikan insentif tambahan berupa tip kepada para pegawai
Outsourcing. Tetapi kami juga tidak melarang kalau pegawai pengguna
jasa memberikan tip kepada pegawai Outsourcing kami yang bekerja di
perusahaan mereka, malah saya sangat bersyukur jika para pegawai kami
sering mendapatkan tip dari para pegawai PLN Wilayah.”
(wawancara MT, HRD & GA. Jumat, 2 Juli 2021 pukul 10.00)
berupa tip kepada pegawai Outsourcing, tetapi pihak vendor pun tidak pernah
Outsourcing mereka. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian insentif
tambahan berupa tip tidak diberikan oleh pihak PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
42
tetapi diberikan langsung oleh pegawai PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
tetapi pihak vendor tersebut kurang memperhatikan pemberian upah lembur serta
insentif tambahan kepada para pegawai Outsourcing. Dari pernyataan ini jelas
jauh dari konsep pemberian kompensasi yang adil dan sesuai dari materi
terpaparkan sebelumnya.
Sejahtera dalam hal ini pimpinan PT. Tamesti Palikssa Sejahtera kurang
dikecewakan oleh banyak pegawai Outsourcing sebab kerja lembur tetap ada
tetapi pemberian upah lembur dihilangkan, serta pemberian tip juga hanya
diberikan dari kebaikan hati para pegawai tetap di PT. PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah Sulselrabar.
pegawai bagian HRD & GA PT. Tamesti Palikssa Sejahtera. Berikut tanggapan
insentif tambahan berupa tip ya jelas kami memang tidak pernah memberi,
alasannya karena itu bukan bagian dari hak yang wajib diberikan kepada
pegawai.”
(wawancara MT, HRD & GA. Jumat, 2 Juli 2021 pukul 09.30)
berupa tip ditiadakan karena menurut dari pihak PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
pemberian kompensasi langsung berupa insentif tambahan bukan bagian dari hak
yang wajib diberikan kepada seorang pegawai. Hal ini juga termasuk dalam
pemberian upah lembur dimana pegawai Outsourcing tidak pernah lagi membuat
surat keterangan kerja lembur, sehingga membuat sistem upah lembur tidak
Berdasarkan hasil wawancara balik kepada pihak HRD & GA PT. Tamesti
Palikssa Sejahtera tentang pemberian upah lembur dan instentif tambahan berupa
tip kepada pegawai Outsourcing, dapat disimpulkan bahwa upah lembur tidak lagi
diberikan kepada pegawai sebab pegawai Outsourcing sendiri tidak pernah lagi
membuat surat keterangan lembur. Sehingga, dampak yang terjadi berbalik sendiri
kepada pegawai Outsourcing dimana ketika mereka melakukan kerja lembur hal
itu tidak akan mendapatkan apresiasi lagi dari pihak vendor mereka. Pemberian
insentif tambahan berupa tip berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dan
kesimpulan yang diambil bahwa insentif tambahan tersebut tidak pernah ada
upah, kompensasi tidak langsung dapat berupa barang maupun uang biasanya juga
44
menimbulkan rasa aman dan rasa penghargaan tinggi untuk para pegawai. Adapun
kompensasi tidak langsung yang diberikan oleh PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
untuk pegawai Outsourcing yang ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah Sulselrabar :
a. Cuti
pegawai, cuti juga berarti keadaan dimana pegawai tidak dapat masuk bekerja dan
diizinkan tetapi dengan jangka waktu tertentu agar tetap menjamin kesegaran
jasmani dan rohani serta untuk kepentingan pegawai. Dimana, pemberian izin cuti
1) Cuti tahunan
2) Cuti hamil
3) Cuti kecelakaan
wawancara dengan pihak HRD & GA PT. Tamesti Palikssa Sejahtera terkait
pemberian kompensasi tidak langsung berupa izin cuti tersebut, berikut hasil
wawancara tersebut:
akan diberi lagi keringanan selama 2 hari, jika lewat dari batas 5 hari,
maka bisa mengambil 12 hari cuti tetapi gaji pegawai akan dipotong.
Dengan kata lain, penghasilan perbulan akan berkurang karena dipotong
dari jumlah jam kerja yang ditinggalkan. Namun ada keringanan untuk cuti
hamil, diberikan waktu 1 bulan sebelum melahirkan dan 1 bulan setelah
melahirkan dan gaji tidak akan terpotong selama jangka waktu 2 bulan
itu.”
(wawancara MT, HRD & GA. Jumat, 2 Juli 2021 pukul 13.05)
Outsourcing tetap diberikan izin cuti tetapi penghasilan perbulan mereka akan
dipotong sesuai dengan jam kerja yang ditinggalkan jika melewati batas waktu
perizinan yaitu 5 hari lamanya dalam satu kali mengambil cuti, walaupun cuti
diberikan izin tidak bekerja selama 1 bulan sebelum melahirkan dan 1 bulan
setelah melahirkan dengan jaminan gaji tidak akan terpotong dalam jangka waktu
2 bulan tersebut. Untuk menguji kebenaran mengenai pemberian izin cuti tersebut,
outsourcing yang ditempatkan pada bagian security di PT. PLN (Persero) Unit
“..........Izin cuti memang ada tapi resikonya gaji akan dipotong sesuai
jumlah hari kita tidak kerja, saya pribadi sebenarnya berharap kalau bukan
hanya izin cuti hamil saja yang diringankan tapi juga izin cuti-cuti yang
lain, karena musibah tidak ada yang tahu. Apalagi besaran pemotongan
gaji karena cuti biasa berbeda setiap waktu, tidak menentu apalagi seperti
cuti hari raya itu bahkan tidak ada sama sekali.”
(wawancara AFL, Security. Jumat, 2 Juli 2021 pukul 14.00)
PT. Tamesti Palikssa Sejahtera memberikan izin cuti kepada pegawai Outsourcing
yang ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar, tetapi
46
dalam hal ini pegawai Outsourcing berharap bahwa bukan hanya cuti hamil saja
yang diringankan tetapi cuti yang lainnya seperti cuti kecelakaan kerja, cuti hari
b. Tunjangan
menimbulkan rasa aman bagi pegawai. Tunjangan yang diterima oleh pegawai
meliputi :
2) Tunjangan makan
3) Tunjangan kesehatan
dilakukan wawancara dengan pihak HRD & GA PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
47
Outsourcing berupa tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan istri dan maksimal 3
anak, dan tunjangan hari tua yaitu DPLK, untuk menguji kebenaran pernyataan
perhitungan 1 bulan gaji beserta tunjangan kesehatan anak dan istri dan untuk
pemberian tunjangan hari tua pegawai Outsourcing akan diberikan pilihan terkait
tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan anak dan istri, dan tunjangan hari tua.
c. Fasilitas
yang disediakan oleh perusahaan vendor untuk para pegawai outsourcing adalah :
1) Fasilitas Kesehatan
fasilitas yang dalam hal ini adalah pemberian fasilitas kesehatan yaitu BPJS
pegawai Outsourcing yang bekerja pada bagian driver di PT. PLN (Persero) Unit
tersebut:
“..........Untuk BPJS itu lengkap, saya punya BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan, dua-duanya dari vendor.”
(wawancara AA, Driver . Jumat, 2 Juli 2021 pukul 13.40)
Adapun fasilitas makan siang terkait dalam bentuk hal yang didapatkan
maka dilakukan wawancara dengan pihak HRD & GA PT. Tamesti Palikssa
pihak PT. Tamesti Palikssa Sejahtera memberikan fasilitas makan siang berupa
uang saku makan siang kepada pegawai outsourcing yang ditempatkan di PT.
dengan pegawai outsourcing yang ditempatkan pada bagian security. Berikut hasil
wawancara tersebut:
“..........Fasilitas makan siang itu ada, kami mendapatkan berupa uang saku
yang sudah ikut masuk dalam gaji yang diterima.”
(wawancara AFL, Security. Sabtu, 3 Juli pukul 08.30)
“.........Untuk fasilitas kesehatan ada dan untuk fasilitas makan siang juga
ada berupa uang saku makan siang.”
(wawancara MNB, Administrasi Keuangan. Sabtu, 3 Juli pukul 09.00)
tersebut, jelas dapat disimpulkan bahwa pihak vendor yaitu PT. Tamesti Palikssa
makan siang berupa uang saku makan siang kepada pegawai outsourcing.
Walaupun security yang berinisial AFL tidak memiliki BPJS Kesehatan, tetapi itu
PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar mendapatkan fasilitas berupa uang
saku makan siang. Untuk fasilitas kesehatan pihak PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
Ketenagakerjaan.
langsung yaitu bahwa meskipun PT. Tamesti Palikssa Sejahtera memberikan cuti,
tunjangan, dan fasilitas kepada pegawai Outsourcing tetapi tidak serta merta
kekurangan dalam pemberian kompensasi tidak langsung yakni cuti yang gaji
pegawai Outsourcing akan mulai dipotong ketika lewat dari 12 hari batas
Dapat disimpulkan bahwa PT. Tamesti Palikssa Sejahtera dalam hal ini pimpinan
51
pegawai ousourcing. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi pihak pegawai
Outsourcing, sebab pemberian kompensasi yang kurang dimulai dari kerja lembur
tetap ada tetapi pemberian upah lembur dihilangkan, serta pemberian tip juga
hanya diberikan dari kebaikan hati para pegawai tetap di PT. PLN (Persero) Unit
Induk Wilayah Sulselrabar, pemberian cuti yang gaji pegawai Outsourcing akan
mulai dipotong ketika lewat dari 5 hari batas maksimal izin pegawai mengambil
Outsourcing.
Hal ini tentu saja sangat mengecewakan bagi pegawai Outsourcing, sebab
C. Pembahasan Penelitian
meningkatkan kualitas kerja para pegawai serta membangun citra perusahaan itu
langsung maupun kompensasi tidak langsung merupakan sebuah bentuk balas jasa
dan apresiasi dari perusahaan kepada para pegawai terhadap pekerjaan yang telah
mereka lakukan dengan tujuan dari pemberian kompensasi itu sendiri adalah
Sejahtera yang ditempatkan pada kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
para pegawai.
sebuah perusahaan. Dengan adanya kompensasi yang adil dan sesuai maka akan
menghasilkan pegawai yang memiliki kinerja dengan potensi tinggi untuk bekerja
diperusahaan tersebut, dan sebaliknya jika tidak ada pemerataan dalam pemberian
1. Kompensasi Langsung
dari Rivai dan penelitian terdahulu oleh Nurhidayah (2018) yang mengatakan
membayar dan hak bagi pegawai untuk menerima, dimana kompensasi langsung
yang diberikan berupa gaji, upah dan insentif. Dengan tujuan, pemberian
kehidupan mereka.
53
Berdasarkan peneliti jika dilihat dari teori yang digunakan dengan penelitian
kompensasi langsung yang dilakukan oleh PT. Tamesti Palikssa Sejahtera kepada
pegawai Outsourcing yang ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
dengan UMK yang berlaku, tetapi PT. Tamesti Palikssa Sejahtera masih kurang
adanya pemberian upah lembur dan insentif tambahan berupa tip. Kompensasi
a. Gaji
penting untuk memperhatikan gaji para pegawai. Dalam hal ini gaji harus sesuai
tahun 2021 adalah Rp. 3.255.423 atau dinaikkan 2% dari tahun sebelumnya.
Merujuk pada hal ini peneliti menemukan PT. Tamesti Palikssa Sejahtera jelas
terhadap kinerja para pegawai dan betapa besar pengaruh kesejahteraan yang
gaji pokok yang sesuai dengan UMK atau bahkan berada di atas batas UMK dapat
membuat pegawai memiliki acuan untuk tetap selalu memberikan yang terbaik
dalam bekerja dan akan menambah pegawai yang produktif sehingga menciptakan
UMK yang berlaku dikatakan langsung oleh para pegawai Outsourcing yang
ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar, bahwa jelas
hal ini membuktikan bahwa PT. Tamesti Palikssa Sejahtera telah memberikan hak
b. Upah
dari Rivai dimana upah adalah imbalasan finansial langsung yang harus diberikan
kepada karyawan saat melakukan jam kerja tambahan diluar dari jam kerja yang
seharusnya. Dalam hal ini ialah pemberian imbalan finansial yang hanya diberikan
kepada pegawai yang bekerja diluar jam kerja seharusnya, biasa disebut dengan
dalam putusan Nomor 27/PUU-IX/2011 serta penjelasan pasal 66 ayat 2 huruf (c)
Outsourcing sesuai dengan perjanjian kerja, memperoleh hak yang sama atas
Pegawai Outsourcing juga memiliki hak atas uang lembur sebagaimana tertera
55
memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh. Berdasarkan peneliti jika
dilihat dari teori yang digunakan belum dapat dikatakan relevan karna pada proses
pemberian upah lembur yang dilakukan oleh PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
kepada pegawai Outsourcing yang ditempatkan di PT. PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah Sulselrabar, dapat dikatakan bahwa tidak ada pemberian upah lembur
sekali tidak mendapatkan upah lembur dari pihak PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
sudah tidak ada pegawai Outsourcing yang membuat surat keterangan kerja
lembur. Pihak PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar sendiri
lembur, tetapi pihak PLN mengganti dengan memberikan uang saku makan siang,
tentu saja dengan melalui vendor terlebih dahulu. Tetapi hal ini justru berbanding
hal yang wajib diberikan oleh perusahaan kepada pegawai apabila pegawai
tersebut melakukan kerja lembur dan pegawai outsourcing juga memiliki hak atas
pekerja/buruh aturan aturan yang berlaku ini sama dengan penelitian Nurhidaya
kompensasi langsung berupa upah lembur jelas membuktikan bahwa PT. Tamesti
Palikssa Sejahtera tidak memberikan hak upah lembur kerja kepada pegawainya.
c. Insentif
biasa disebut tip yang termasuk dalam kelas nomina yang berarti persen dan
termasuk dalam ragam bahasa cakapan yang biasanya digunakan oleh konsumen
siang kedalam ruangan pegawai PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
diberikan langsung oleh pegawai PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Sulselrabar tanpa melalui vendor terlebih dahulu. Dari hasil pengamatan serta
57
diketahui bahwa pihak PT. Tamesti Palikssa Sejahtera memang tidak pernah
tetapi pihak vendor pun tidak pernah melarang apabila pihak pengguna jasa
memberikan tip kepada pegawai Outsourcing mereka. Dari hal ini peneliti
berupa tip, jelas membuktikan bahwa PT. Tamesti Palikssa Sejahtera tidak
dari Rivai dan penelitian terdahulu oleh Samudera (2014) yang mengatakan
pokok yang bersifat tetap. Dimana kompensasi tidak langsung terdiri dari cuti,
tunjangan, asuransi, dan fasilitas dengan tujuan pemberian kompensasi ini dapat
Berdasarkan peneliti jika dilihat dari teori yang digunakan dan penelitian
terdahulu belum dapat dikatakan relevan karna pada pemahaman dari peneliti
PT. Tamesti Palikssa Sejahtera memberikan cuti, tunjangan, asuransi dan fasilitas
kepada pegawai Outsourcing tetapi tidak serta merta mewujudkan tujuan dari
Dimulai dari pemberian cuti yang gaji pegawai Outsourcing akan mulai
58
dipotong ketika lewat dari 5 hari batas maksimal izin pegawai mengambil cuti.
Hal ini tentu saja sangat mengecewakan bagi pegawai sebab syarat pemberian
kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan, dan untuk menimbulkan rasa aman
dan rasa penghargaan tinggi untuk para pegawai. Adapun indikator kompensasi
a. Cuti
dari Rivai yang mengatakan bahwa cuti merupakan waktu untuk tidak bekerja
yang diberikan kepada pegawai, cuti juga berarti keadaan dimana pegawai tidak
dapat masuk bekerja dan diizinkan tetapi dengan jangka waktu tertentu agar tetap
menjamin kesegaran jasmani dan rohani serta untuk kepentingan pegawai. Dalam
memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh. Waktu cuti dan istirahat
meliputi istirahat jam kerja, istirahat mingguan, cuti tahunan, dan istirahat panjang
dimana masing-masing 1 bulan bagi pekerja yang telah bekerja selama 6 tahun
diperusahaan yang sama. Pasal 81, Hak tidak bekerja untuk wanita yang sedang
Berdasarkan peneliti jika dilihat dari teori yang digunakan belum dapat
dikatakan relevan karna para pegawai Outsourcing yang ditempatkan di PT. PLN
59
(Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar masih berharap bahwa bukan hanya cuti
hamil saja yang diringankan tetapi cuti yang lainnya seperti cuti kecelakaan kerja,
cuti hari raya/tahunan, dan izin anggota keluarga meninggal, ditambah lagi
kompensasi itu sendiri adalah untuk menimbulkan rasa penghargaan didalam diri
gambaran bahwa tujuan utama dari pemberian kompensasi telah terabaikan dan
b. Tunjangan
yang penting didalam mencapai tujuan dari pemberian kompensasi, dimana tujuan
pemberian tunjangan akan menimbulkan rasa aman bagi pegawai. PT. Tamesti
tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan anak dan istri, dan tunjangan hari tua.
Berdasarkan peneliti jika dilihat dari teori yang digunakan dapat dikatakan
relevan, karna tujuan dari pemberian tunjangan sendiri adalah untuk menimbulkan
rasa aman bagi diri sendiri dan keluarga dari seorang pegawai. Dimana, PT.
Tamesti Palikssa Sejahtera telah memberikan berupa tunjangan anak dan istri,
tunjangan hari tua (Pesangon) serta tunjangan hari raya kepada para pegawainya.
c. Fasilitas
60
Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti yaitu teori dari Rivai,
dimana pemberian fasilitas merupakan segala bentuk hal yang didapatkan seorang
Berdasarkan peneliti jika dilihat dari teori yang digunakan pemberian fasilitas
untuk para pegawai memiliki dua jenis tunjangan yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
pegawai Outsourcing. Hal ini dikatakan secara tegas dari para pegawai
mengemukakan bahwa pemberian kompensasi yang adil dan sesuai adalah ketika
langsung dan kompensasi tidak langsung. Namun dari hasil penelitian, baik dari
segi pemberian kompensasi langsung yaitu tidak adanya upah dan insentif, dan
dari segi pemberian kompensasi tidak langsung yaitu pemberian waktu cuti yang
PENUTUP
Metode Penelitian, dan BAB IV Hasil dan Pembahasan, maka tahap terakhir
adalah BAB V Penutup. Pada tahap ini akan dibahas tentang kesimpulan
mengenai apa yang menjadi hasil penelitian dan saran yang akan diberikan penulis
A. Kesimpulan
Palikssa Sejahtera yang ditempat pada kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk
dipaparkan :
1. Kompensasi Langsung
Palikssa Sejahtera yang ditempat pada kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah Sulselrabar. Dapat disimpulkan bahwa pihak vendor dalam hal ini ialah
outsourcing sesuai dengan UMK yang berlaku tetapi pihak vendor tidak
62
63
atas uang lembur, membandingkan dua hal tersebut dapat disimpulkan kembali
seorang pegawai.
Tamesti Palikssa Sejahtera yang ditempat pada kantor PT. PLN (Persero) Unit
Induk Wilayah Sulselrabar. Dapat disimpulkan bahwa pihak vendor dalam hal ini
ialah PT. Tamesti Palikssa Sejahtera juga kurang memperhatikan dengan baik
fasilitas kepada pegawai Outsourcing tetapi tidak serta merta mewujudkan tujuan
pemberian kompensasi tidak langsung, yakni dalam pemberian cuti dimana gaji
pegawai Outsourcing akan mulai dipotong ketika lewat dari 5 hari batas maksimal
izin pegawai mengambil cuti. Hal ini tentu saja sangat mengecewakan bagi
B. Saran
memberi saran kepada subjek maupun objek. Berikut saran yang dapat penulis
64
dapat berikan :
1. Seharusnya pihak vendor dalam hal ini ialah PT. Tamesti Palikssa Sejahtera
tercapai.
2. Walaupun pihak pengguna jasa yaitu PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah
Hanah, Siti Asmilia, N. (2019). Peran Para Pihak Dalam Hubungan Kerja Pekerja
Outsourcing Yang Menjadikan Hubungan Kerja Harmonis. 1(1), 86–100.
koran Tempo. (n.d.). Buruh PLN Tolak Outsourcing Urusannya dilempar ke Pusat.
Leonardo, E., Bisnis, P. M., Manajemen, P. S., Petra, U. K., & Siwalankerto, J.
(2015). PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT . KOPANITIA. 3(2), 3–6.
66
67
Samudra, A. P., Rahardjo, K., Mukzam, M. D., Administrasi, F. I., & Brawijaya, U.
(2014). Pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja. 7(2), 1–9.
Thoriq Maulana, M., Hilmi Habibullah, M., Sunandar, Sholihah, N., Ainul Rifqi L.
P., M., & Fahrudin, F. (2015). Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi III
Regional Sumatera Selatan. 201310200311137, 78–79.
N
1. Wawancara serta foto bersama pihak HRD & GA PT. Tamesti Palikssa
Sejahtera
Keuangan
Wilayah Sulselrabar
Hari/Tanggal Wawancara :
Lokasi Wawancara :
Nama Informan :
Jabatan :
Daftar Pertanyaan
No
pegawai dapatkan ?
outsourcing ?
pegawai outsourcing ?
?
RIWAYAT HIDUP
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Pallangga dan tamat pada tahun 2014. Pada
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selesai pada tahun
2012 dengan gelar sarjana (S.Sos). Penulis sangat bersyukur, karena telah
diamalkan dan dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang
lain.