Anda di halaman 1dari 75

PENGARUH PENEMPATAN KERJA, MOTIVASI, DAN

PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN

KERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA

(PERSERO) CABANG BALIKPAPAN

PROPOSAL

Oleh :

NAMA : EKA DWIYANTI


NPM : 174013575

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BALIKPAPAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2021
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Eka Dwiyanti

NPM : 174013575

Universitas : Universitas Balikpapan

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Penempatan Kerja, Motivasi, dan Pengembangan


Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Pos
Indonesia (PERSERO) Cabang Balikpapan

Menyatakan bahwa proposal skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Balikpapan, 23 Februari 2021

Eka Dwiyanti

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Penempatan Kerja, Motivasi, dan Pengembangan


Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Pos
Indonesia (PERSERO) Cabang Balikpapan

Nama Mahasiswa : Eka Dwiyanti

NPM : 174013575

Universitas : Universitas Balikpapan

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen

Balikpapan, 23 Februari 2021

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. Dra. Hj. Misna Ariani, M.M Imam Arrywibowo SU, S.E., M.Si
NIDN. 1105056301 NIDN. 1124067301

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi


Universitas Balikpapan

Nadi Hernadi Moorcy S.E.,MM


NIK. 015 004 046

ii
SURAT PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : Dr. Dra. Hj. Misna Ariani, M.M (Sebagai Pembimbing I)

2. Nama : Imam Arrywibowo SU, S.E., M.Si (Sebagai Pembimbing II)

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa tersebut dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Eka Dwiyanti

NPM : 174013575

Universitas : Universitas Balikpapan

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Penempatan Kerja, Motivasi, dan Pengembangan

Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Pos

Indonesia (PERSERO) Cabang Balikpapan

Dinyatakan telah selesai bimbingan dan dapat melakukan Seminar Proposal (Seminar I).

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. Dra. Hj. Misna Ariani, M.M Imam Arrywibowo SU, S.E., M.Si
NIDN. 1105056301 NIDN. 1124067301

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih, karunia, serta berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh Penempatan Kerja, Motivasi, dan

Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Pos Indonesia

(PERSERO) Cabang Balikpapan.”

Proposal skripsi disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Dalam proses

pengerjaan proposal skripsi banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa

bimbingan, dorongan, maupun pengarahan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis

akan menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Dr. Ir. Isradi Zainal, M.T., M.M., DESS, IPU, ASSEAN Eng, selaku Rektor

Universitas Balikpapan.

2. Dr. Drs. H. Tamzil Yusuf, M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Balikpapan.

3. Nadi Hernadi Moorcy, S.E., M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Balikpapan.

4. Dr. Dra. Hj. Misna Ariani, M.M, selaku Dosen Pembimbing I atas segala arahan

dan bimbingannya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

dan lancar.

5. Imam Arrywibowo SU., S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II atas segala

arahan dan bimbingannya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik dan lancar.

iv
6. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Balikpapan yan telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

membantu dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

7. Pimpinan dan karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO) Cabang Balikpapan yang

telah memberi semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan penyusunan

proposal skripsi penelitian ini.

8. Orang tua saya yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan baik

moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bertujuan membangun agar kelak dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Semoga proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

Balikpapan, 23 Februari 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN ...................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 9
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 32
2.3 Hubungan Antar Variabel .......................................................................... 40
2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 42
2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 42

BAB III METODELOGI PENELITIAN


3.1 Definisi Variabel Penelitian ....................................................................... 44
3.2 Batasan Objek Penelitian ........................................................................... 46
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 46
3.4 Populasi dan Sample .................................................................................. 50
3.5 Metode Analisis Data................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran ........................................................................42

vii
DAFTAR TABEL

Gambar 3.1 Skala Likert .................................................................................... 49

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini membuat bisnis

jasa pengiriman barang dalam negeri meningkat setiap tahunnya. Menurut

Peraturan Menteri Perhubungan no. 5 tahun 2005 tentang penyelenggaraan

jasa titipan menyatakan penyelenggaraan jasa titipan atau jasa pengiriman

barang atau menyampaikan paket, uang dan surat pos jenis tertentu dalam

bentuk barang cetakan, surat kabar, sekogram, bungkusan kecil, dari

pengirim kepada penerima dengan memungut biaya (..\..\JDIH _

Kementerian Perhubungan.html).

Peningkatan jasa pengiriman barang salah satunya ditandai dengan

Undang-Undang no. 38 tahun 2009 yang menyatakan bahwa perusahaan

yang dapat masuk dalam usaha jasa dibidang kurir menjadi luas, tidak

hanya terbatas pada Badan usaha milik negara (BUMN), melainkan badan

usaha milik daerah (BUMD), swasta maupun koprasi bisa masuk ke dalam

jasa kurir (..\..\UU No. 38 Tahun 2009 tentang POS [JDIH BPK RI].html).

Hal ini menyebabkan peluang masuknya perusahaan jasa kurir semakin

terbuka lebar sehingga dapat mengakibatkan bisnis pada bidang jasa kurir

yang semakin kompetitif.

1
2

PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan perusahaan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa seperti layanan

pengiriman surat, paket, jasa keuangan, penjualan postal items (materai,

prangko, dan lain – lain). Setelah ditetapkannya Undang-Undang no. 38

tahun 2009, banyak perusahaan pesaing yang mulai bermunculan seperti

JNE, TIKI, J&T, Si Cepat, dan berbagai jasa pengiriman barang yang

banyak mencuri perhatian masyarakat. Pesaing PT. Pos Indonesia

(Persero) semakin banyak ditambah dengan adanya aplikasi bisnis berbasis

online yang menawarkan berbagai kemudahan seperti Gojek dan Grab,

yang menyediakan layanan transportasi dan juga menyediakan layanan

pengiriman barang dalam jarak wilayah dalam kota seperti kita kenal yaitu

go-send dan grab-send. Maraknya bisnis online tersebut menambah

sengitnya persaingan yang ada saat ini, Ulfa (2018).

Fenomena tersebut dapat menjadi dorongan bagi perusahaan untuk

melakukan berbagai usaha guna meningkatkan daya saing dengan

perusahaan lain untuk menjaga eksistensinya. Ada banyak faktor yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas serta

menjaga dan mempertahankan perusahaan dalam jangka panjang. Salah

satunya dengan memperhatikan kepuasan kerja karyawan dalam

perusahaan tersebut. Hal ini tentunya didukung oleh beberapa faktor, agar

tujuan perusahaan dapat terwujud. Faktor-faktor yang mendukung dan

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah penempatan kerja,


3

motivasi kerja, dan pengembangan karir, Maulidina (2019) yang dikelola

dengan baik oleh perusahaan.

Penempatan kerja karyawan bertujuan untuk menempatkan tenaga

kerja yang tepat pada jabatan yang sesuai dengan minat dan

kemampuannya sehingga prestasi kerja karyawan akan meningkat. Tenaga

kerja merupakan unsur yang sangat penting bagi perusahaan, maka

pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara professional

agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan akan kemampuan sumber

daya manusia sebagai karyawan dengan tuntutan perusahaan. Penempatan

kerja karyawan yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap karyawan itu

sendiri dan produktifitas perusahaan sehingga perlu diadakannya

pencocokan antara keterampilan, pengetahuan, dan jabatan pekerjaan,

Garaika dan Yansahrita (2019).

Pemberian motivasi juga salah satu faktor yang dapat memberikan

kepuasan kerja setiap karyawan. Pemberian motivasi sangat penting

dilakukan karena biasanya karyawan yang puas dengan apa yang

diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang

diharapkan dan mereka akan terus berusaha bekerja dengan baik, Paramita

dkk (2015).

Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan dan mengelola

pengembangan karir setiap karyawan dengan baik. Pengembangan karir

ditujukan agar karyawan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari

kemampuan yang dimiliki sebelumnya sehingga dapat mengetahui fungsi


4

dan peranan serta tanggung jawabnya didalam lingkungan kerja. Dengan

pengembangan karir juga diharapkan dapat mencapai tingkat kepuasan

yang lebih tinggi. Perusahaan berusaha untuk menumbuhkan kepuasan

kerja yang sehat dimana hak dan kewajiban karyawan diatur sedemikian

rupa selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab karyawannya

sehingga karyawan dapat berpartisipasi dalam perusahaan, Septyawati

(2015).

Kurang optimalnya kinerja perusahaan juga dapat disebabkan dari

ketidakpuasan karyawan, sehingga pada umumnya sikap, perasaan, dan

pandangan seseorang terhadap pekerjaannya akan banyak menentukan

pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Secara umum kepuasan kerja karyawan

adalah perasaan puas atau tidak puas seorang karyawan terhadap aspek

dari pekerjaannya dan keserasian atau ketidakserasian antar aspek

pekerjaan yang diharapkannya dengan aspek pekerjaan yang dihadapi

dalam kenyataan, Garaika dan Yansahrita (2019).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis bermaksud

melakukan penelitian tentang kepuasan kerja karyawan di PT. Pos

Indonesia (Persero) cabang Balikpapan, penulis ingin meneliti bagaimana

pengaruh penempatan kerja, motivasi, dan pengembangan karir terhadap

kepuasan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang

Balikpapan, sehingga penulis menentukan judul penelitian ini adalah

“Pengaruh Penempatan Kerja, Motivasi, Dan Pengembangan Karir


5

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Pos Indonesia (Persero)

Cabang Balikpapan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penulis merumuskan masalah

dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Apakah penempatan kerja, motivasi, dan pengembangan karir

berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.

Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan?

2. Apakah penempatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan?

3. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di

PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan?

4. Apakah pengembangan karir berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan?

5. Manakah diantara penempatan kerja, motivasi, dan pengembangan

karir yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari perumusan masalah yang penulis

kemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :


6

1. Untuk mengetahui pengaruh penempatan kerja, motivasi, dan

pengembangan karir secara simultan terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan

2. Untuk mengetahui pengaruh penempatan kerja terhadap kepuasan

kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan

4. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir terhadap kepuasan

kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan

5. Untuk mengetahui mana diantara penempatan kerja, motivasi, dan

pengembangan karir yang mempunyai pengaruh dominan terhadap

kepuasan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang

Balikpapan?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil

suatu keputusan apabila terdapat suatu masalah yang terjadi didalam

PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan, terutama yang

berkaitan dengan penempatan kerja, motivasi, dan pengembangan karir

serta kepuasan kerja karyawan.


7

2. Bagi Akademik

Diharapkan dapat memberikan informasi baru dalam pembahasan

mengenai penempatan kerja, motivasi, dan pengembangan karir serta

kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat

dijadikan referensi dan juga sebagai pembanding untuk penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam hal

penempatan kerja, motivasi, dan pengembangan karir serta kepuasan

kerja karyawan. Dan juga dapat menjadi perbandingan antara teori-

teori yang diperoleh selama berada di bangku kuliah, serta mengetahui

secara relevan teori-teori dengan kondisi yang ada di lapangan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :

BAB SATU : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB DUA : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan landasan teori yang

digunakan, penelitian terdahuli, hubungan antara


8

variabel, kerangka pemikiran dan hipotesis

penelitian.

BAB TIGA : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang populasi dan sample,

lokasi penelitian, definisi variabel penelitian,

metode pengumpulan data, dan metode analisis

data.

BAB EMPAT : HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran objek

penelitian, pengujian instrumen, deskripsi variabel,

analisis dan pembahasan.

BAB LIMA : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang memuat

kesimpulan dari bab-bab terdahulu serta berisikan

beberapa saran sehubungan dengan hasil penelitian

dan analisis yang telah dilakukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Dan Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam

mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, istilah manajemen berasal

dari kata “to manage” yang artinya mengatur, mengurus, melakukan dan

mengelola. Berikut definisi manajemen di antaranya yaitu :

Indriastuty dkk (2018:3) manajemen merupakan seni dan ilmu


perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan
dari pada sumber daya manusiauntuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.

Fuad dkk (2017:89) manajemen diartikan sebagai suatu rangkaian


kegiatan yang dimulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta
mengkoordinasikan kegiatan yang direncanakan oleh di perusahaan
sampai dengan kegiatan mengawasi atau mengendalikan kegiatan yang
dilaksanakan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Hasibuan (2017:9) “manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan

tertentu melalui sumber daya manusia secara efektif dan efisien.

9
10

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan

bagaimana mengelolah sumber daya manusia dalam suatu organisasi, oleh

karena itu MSDM semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan

organisasi. Berikut definisi manajemen sumber daya manusia diantaranya

yaitu :

Pudjiati (2019:2) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya


manusia atau disingkat dengan MSDM adalah suatu ilmu atau cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)
yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat
digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan, dan masyarakat menjadi maksimal.

Hasibuan (2017:10) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya


manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.

Fuad dkk (2017:136) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya


manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaan
tenaga kerja, melakukan pengembangan, memberikan kompensasi,
integrasi, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja melalui proses-proses
manajemen dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah proses yang

dilakukan perusahaan guna mengatur pengadaan tenaga kerja dengan

melakukan pengembangan, memberian kompensasi, pengintegrasian, dan

pemeliharaan agar dapat mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya

manusia yang efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan dan masyarakat.


11

3. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Peranan manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan

(2017:14), untuk mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang

mencakup masalah-masalah sebagai berikut :

a. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang


efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job
description, job specification, job requirement, dan job evaluation.
b. menetapkan penarikan, ksi dan penempatan karyawan berdasarkan
asas the right man in the right place and the right man in the right job.
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada
masa yang akan datang.
e. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
f. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuan dan
kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
h. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
i. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
j. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.

Berdasarkan peranan MSDM diatas, sangat menentukan keberhasilan

dan kesuksesan pada sebuah perusahaan/organisasi, begitu juga dalam

memimpin unsur manusia tentu tidak mudah sehingga pengembangan

SDM dalam organisasi/perusahaan harus di manage dengan baik agar

terwujudnya tujuan organisasi/perusahaan.

4. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi manajemen sumber daya manusia dibagi menjadi dua bagian,

yaitu :
12

a. Fungsi Manajerial Manajemen Sumber Daya Manusia

Pudjiati (2019:14), menjelaskan bahwa fungsi manajerial pada

sumber daya manusia meliputi :

1) Perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan
tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara
efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi.
3) Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada pegawai
agar mau kerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam
membantu tercapainya tujuan organisasi.
4) Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai
mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana.

b. Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia

Pudjiati (2019:18), mengemukakan bahwa fungsi operasional

dalam manajemen sumber daya manusia meliputi :

1) Perencanaan tenaga kerja


Perencanaan tenaga kerja merupakan operasi dari manajemen
sumber daya manusia. Dengan perencanaan tenaga kerja
dimaksudkan ada upaya untuk merencanakan jumlah dan jenis
tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang
dibutuhkan guna mencapai tujuan organisasi ini.
2) Pengembangan tenaga kerja
Pengembangan tenaga kerja merupakan suatu kondisi yang
menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan kualitas tenaga
kerja sehingga dapat mengurangi ketergantungan organisasi untuk
menarik karyawan baru. Adapun tujuan pengembangan sumber
daya manusia diarahkan untuk merubah sumber daya manusia yang
potensial tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif, serta
mampu dan terampil sehingga menjadi efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan organisasi.
3) Penilaian prestasi kerja
Penilaian prestasi kerja merupalan salah satu aspek yang penting
dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dengan adanya penilaian
13

prestasi kerja, maka dapat diketahui karyawan yang mempunyai


prestasi kerja yang baik maupun yang kurang. Hal ini dapat
berdampak pada pemberian kompensasi.
4) Pemberian kompensasi
Pemberian kompensasi meliputi kegiatan pemberian balas jasa
kepada para karyawan. Kompensasi ini dapat berupa finansial
maupun non finansial.
5) Pemeliharaan tenaga kerja
Dalam pemeliharaan tenaga kerja ada pelaksanaan aspek ekonomis
dan ekonomis yang diharapkan dapat memberikan ketenangan
kerja dan konsentrasi penuh bagi pekerja guna menghasilkan
prestasi kerja yang diharapkan oleh organisasi.
6) Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari
suatu perusahaan yang disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, pensiun, atau sebab-sebab lainnya.

2.1.2 Penempatan Kerja

1. Pengertian Penempatan Kerja

Berasal dari istilah “The Right Man On The Right Place” yang berarti

bahwa dalam menempatkan seorang pegawai sesungguhnya harus sesuai

dengan kemampuan atau keahliannya. Berawal dari filosofi tersebut maka

kegiatan penempatan atau staffing menjadi hal yang sangat penting dalam

manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan kepuasan kerja

karyawan maupun kinerja organisasi.

Adapun definisi-definisi penempatan kerja menurut beberapa ahli

diantaranya yaitu :

Ardana dkk (2012:82) mengemukakan bahwa penempatan adalah


proses mencocokan atau membandingkan kualifikasi yang dimiliki dengan
persyaratan pekerjaan, dan sekaligus memberikan tugas, pekerjaan kepada
calon karyawan untuk dilaksanakan. Ketepatan dalam menetapkan
karyawan dengan kesesuaian bidang dan keahlian menjadi sebuah
keharusan dari sebuah perusahaan.
14

Kasmir dan Jakfar (2017:177) mengemukakan bahwa “penempatan

adalah pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dijabatnya

berdasarkan pada kebutuhan jabatan”.

Sunyoto (2012:122) mengemukakan bahwa “penempatan merupakan

proses atau pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas

atau jabatan yang baru atau jabatan yang berbeda”.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai penempatan kerja dapat

disimpulkan bahwa penempatan kerja merupakan kegiatan penugasan atau

penugasan kembali kepada karyawan pada posisi pekerjaan barunya yang

sesuai dengan minat, keterampilan, dan keahlian yang sesuai dengan

bidang yang dikuasai, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan

kerja karyawan dalam bekerja serta dapat meningkatkan kinerja organisasi.

2. Konsep Penempatan

Konsep penempatan karyawan yang ditempatkan di sebuah perusahaan

secara umum menurut Laksmi (2013:37), ada dua dasar justifikasi yang

umumnya dipakai atau diterapkan pada berbagai perusahaan, yaitu :

a. Bersumber dari karyawan lingkungan internal


Jika bersumber dari lingkungan internal maka akan dilihat siapa
karyawan yang dianggap memiliki kualifikasi dan kemampuan dengan
dasar catatan penilaian yang telah dilakukan selama ini memenuhi
kualifikasi yang ditetapkan.
b. Bersumber dari pihak eksternal/lingkungan eksternal
Jika bersumber dari pihak eksternal atau lingkungan eksternal biasanya
berasal dari perusahaan atau lembaga lain.

Kasus dipakainya karyawan dari lingkungan eksternal ini dianggap

ketika karyawan dari lingkungan internal tidak ada yang memenuhi

kualifikasi yang diharapkan perusahaan. Sehingga untuk menempati posisi


15

dan pekerjaan tersebut maka satu-satunya cara harus diambil dari orang,

yang berasal dari lingkungan luar/eksternal.

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penempatan

Mangkuprawira (2011:171), faktor–faktor yang mempengaruhi

penempatan kerja adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan bisnis atau perkembangan kondisi pemerintahan
umumnya menyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan baru,
baik melalui promosi karyawan yang sudah ada atau yang baru sama
sekali.
b. Reorganisasi
Sebuah restrukturisasi pokok dari sebuah perusahaan akan
menghasilkan jenis yang beragam dalam hal kegiatan-kegiatan
personal, misalnya jika terjadi merger dan reorganisasi perusahaan.
c. Kecenderungan ekonomi umum
Satu konsekuensi dari pengaruh menurunnya pertumbuhan ekonomi
adalah secara signifikan akan menurunkan ketersediaan pekerjaan,
baik bagi mereka/karyawan yang permanen dan temporer, serta
sekaligus bagi pencari kerja.
d. Atrisi
Pengurangan karyawan yang disebabkan terjadinya terminasi,
pengunduran diri, pensiun, pengalihan keluar dari unit bisnis dan
meninggal, disebut atrisi.

4. Dimensi dan Indikator Penempatan

Ardana dkk (2012:83), menyatakan beberapa dimensi atau indikator

penempatan kerja, yaitu :

a. Latar belakang pendidikan


Latar belakang pendidikan dengan prestasi akademisi yang pernah
diraih dapat menjadi acuan pemberian beban kerja dan tanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja pada pekerjaan yang sama atau yang telah dialami
sebelumnya perlu mendapat perhatian dan menjadi pertimbangan
dalam penempatan tenaga kerja.
c. Status perkawinan
Status perkawinan dijadikan sumber pertimbangan oleh pimpinan
untuk mengambil keputusan dalam rangka untuk penempatan kerja
16

karyawan, mengetahui status perkawinan karyawan merupakan hal


penting untuk kepentingan karyawan.
d. umur
Yang memerlukan pekerjaan bukan hanya sumber daya manusia yang
berusia muda saja, tetapi juga sumber daya manusia yang mempunyai
umur tua. Maka umur menjadi salah satu faktor yang harus
diperhatikan dalam penempatan kerja karyawan agar dapat
dipertimbangkan atau disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
e. jenis kelamin
Jenis kelamin sumber daya manusia juga perlu menjadi bahan
pertimbangan dalam penempatan kerja. Untuk pekerjaan yang
membutuhkan gerak fisik dan pekerjaan yang berat tentu lebih cocok
dikerjakan oleh pria, sedangkan yang berjenis kelamin wanita lebih
cocok di bagian pelayanan, loket–loket, secretaris, operator telepon
dan pekerjaan–pekerjaan lainnya yang tidak memerlukan tenaga berat
untuk pengerjaannya.

2.1.3 Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu

gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat

dikatakan suatu driving force yang artinya sesuatu yang dapat

menggerakkan manusia untuk melakukan tindakan atau perilaku, dan di

dalam tindakan tersebut terdapat tujuan tertentu.

Afandi (2018:23) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan


yang timbul dari dalam diri seseorang atau individual karena terinspirasi,
tersemangati dan terdorong untuk melakukan aktifitas dengan ikhlas,
senang hati dan sungguh-sungguh sehingga hasil dari aktifitas yang
dilakukan mendapat hasil yang baik dan berkualitas.

Hasibuan (2016:141) mengemukakan bahwa “motivasi adalah hal

yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung erilaku manusia, agar

mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal”.

Hadiyatno (2013:240) mengemukakan bahwa motivasi adalah


pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang
17

agar mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala
upayanya untuk mencapai kepuasan.

Mangkunegara (2016:61) juga mengemukakan “motivasi adalah

kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau

tertuju untuk mencapai tujuan organisasi”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa motivasi adalah suatu sikap yang mendorong atau menggerakan

individu untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik untuk dirinya sendiri

dan pekerjaannya yang berdampak pada kepuasan diri dan kemajuan

perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi yang dikemukakan oleh Hasibuan (2017:146) antara

lain sebagai berikut :

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan


b. Meningkatkan prestasi kerja karyawan
c. Meningkatkan kedisiplinan perusahaan
d. Mempertahankan kestabilan perusahaan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas
j. Menggunakan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

3. Metode-Metode Motivasi

Metode-metode motivasi menurut Hasibuan (2016:149) di bedakan

menjadi dua metode yaitu :

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)


Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu untuk memenuhi
18

kebutuhan serta kepuasannya. Seperti pujian, penghargaan, tunjangan


hari raya, bonus, dan bintang jasa.
b. Motivasi Tak Langsung (Indirest Motivation)
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya
merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah
kerja/kelancaran.

4. Teori-Teori Motivasi

Teori-teori motivasi menurut Hasibuan (2016:152) dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu :

a. Teori Kepuasan
Teori ini berlandaskan faktor–faktor kebutuhan dan kepuasan individu
yang menyebabkan bertindak serta berprilaku dengan cara tertentu.
Konsep seperti ini mengarahkan perhatian pada faktor–faktor dalam
diri orang yang menguatkan, membimbing, mendukung dan
menghentikan perilakunya. Teori-teori kepuasan antara lain sebagai
berikut :
1) Teori Motivasi Klasik
F.W.Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori
motivasi kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa pada
dasarnya manusia mau bekerja keras untuk dapat memenuhi
kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang atau barang dari hasil
pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja
keras bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai
kaitan dengan tugas-tugasnya.
2) Maslow Need Hierarchy Theory
Maslow mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow’s
Need Hierarchy Theory / A Theory Of Human Motivation atau
Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Hierarki kebutuhan
mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku atau bekerja
karena ada dorongan untuk memenuhi bermacam–macam
kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan
manusia berjenjang. Maslow mengemukakan lima tingkat
kebutuhan, sebagai berikut :
a) Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat mempertahankan
hidup, termasuk kebutuhan makan, minum, perumahan,
pakaian, udara dan sebagainya.
b) Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan (Safety and Security
Needs)
Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa nyaman
dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan
pekerjaan.
19

c) Kebutuhan Sosial (Affiliation or Acceptence Needs)


Kebutuhan sosial, teman afiliasi, interaksi, dicintai dan
mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja
dan masyarakat lingkungannya.
d) Kebutuhan Penghargaan (Esteem or Status Needs)
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta
penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungannya.
e) Kebutuhan Aktualisasi diri (self-actualization Needs)
Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan
kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai
prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa.
3) Herzberg’s Two Factors Motivation Theory
Menurut Herzberg, pada konsepnya orang menginginkan dua
macam faktor kebutuhan, yaitu :
a) Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan
atau maintenance factors. Faktor kesehatan merupakan
kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan
ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Faktor-faktor
pemeliharaan meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, supervisi,
macam-macam tunjangan.
b) Faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologis
seseorang. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi
intrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam
pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang
dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi
ini tidak ada, tidak akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang
berlebihan.
4) Teori X dan Teori Y
McGregor adalah seorang psikologis sosial Amerika yang
memimpin suatu proyek dalam hal motivasi dan tingkah laku
umum dari para anggota organisasi. Teori ini didasarkan pada
asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas
penganut teori X (teori tradisional) dan penganut teori Y (teori
demokrat). Menurut teori X untuk memotivasi karyawan harus
dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa dan
diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguh–sungguh. Menurut
teori Y untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan
cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan ketertarikan
pada keputusan.
5) McClelland’s Achievement Motivation Theory
Teori ini berpendapat bahwa karyawan memiliki persediaan energi
potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung
pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta
peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan
karena didorong oleh :
20

a) kebutuhan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat


b) harapan keberhasilannya
c) nilai insentif yang melekat pada tujuan
McClelland mengemukakan ada 3 hal yang dapat memotivasi
seseorang yaitu :
a) Kebutuhan akan prestasi (need for achievement) yang
merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja
seseorang.
b) Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) menjadi daya
penggerak yang akan memotivasi semangat kerja seseorang.
c) Kebutuhan akan kekuasaan (need for power), merangsang dan
memotivasi gairah kerja karyawan serta mengarahkan semua
kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan
yang terbaik.
6) Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan
yang berhubungan dengan tempat dan suasana dilingkungan ia
bekerja, yaitu : Upah yang adil dan layak, Kesempatan untuk
maju/promosi, Pengakuan sebagai individu, Keamanan kerja,
Tempat kerja yang baik, Penerimaan oleh kelompok, Perlakuan
yang wajar, dan Pengakuan atas prestasi.
7) Teori Kebutuhan Model Edward
Edward mengatakan bahwa ada 15 macam kebutuhan yang dapat
mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu sebagai berikut:
a) Achievement
Kebutuhan untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik
daripada orang lain. Hal ini dapat memotivasi seseorang untuk
menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien sehingga
dapat mencapai prestasi yang lebih baik.
b) Deference
Kebutuhan untuk mendengarkan pendapat orang lain,
mengikuti petunjuk yang diberikan, memberikan pujian kepada
orang lain, penyesuaian diri terhadap adat istiadat.
c) Order
Kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara teratur, membuat
rencana secara detail, dan melakukan kegiatan secara teratur.
d) Exhibition
Kebutuhan untuk diperhatikan orang lain serta menjadi pusat
perhatian dari kelompok.
e) Autonomy
Kebutuhan untuk tidak tergantung pada orang lain, hidup
mandiri, dan tidak mau diperintah.
f) Affiliation
Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan, menjalin
persahabatan, atau berprestasi dalam kelompok.
21

g) Intraception
Kebutuhan untuk memahami perasaan orang lain dan
mengetahui perilaku lingkungan.
h) Succorance
Kebutuhan untuk mendapatkan bantuan, simpati, dan afeksi
dari orang lain terhadap dirinya.
i) Dominance
Kebutuhan untuk mendominasi kelompok, memimpin,
menasehati, dan mempertahankan pendapatnya.
j) Abasement
Kebutuhan perasaan bersalah dan diberi hukuman jika terbukti
salah.
k) Nuturance
Kebutuhan untuk membantu orang lain yang sedang dalam
kesulitan bersimpati, dan berbuat baik kepada orang lain.
l) Change
Kebutuhan untuk melakukan pembaruan, tidak menyukai
rutinitas, senang berpergian, serta melawan adat istiadat.
m) Endurance
Kebutuhan untuk dapat bertahan pada suatu kegiatan hingga
selesai dan tidak menyukai gangguan pada saat bekerja.
n) Hererosexuality
Kebutuhan untuk mendekati lawan jenis dan ingin dianggap
menarik oleh lawan jenis.
o) Aggression
Kebutuhan untuk mempertanyakan pendapat orang lain,
mengkritik, menyalahkan, dan senang pada kekerasan.
Kelima belas kebutuhan ini ada pada setiap pribadi manusia,
tetapi ada yang lebih besar pengaruhnya dan ada yang kurang
mempengaruhi sehingga membentuk perilaku manusia dalam
beraktivitas dan bersosialisasi.
b. Teori Motivasi Proses (Process Theory)
Teori ini pada dasarnya menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan,
mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu agar
setiap individu bekerja sesuai keinginan manajer. Yang termasuk ke
dalam teori motivasi proses adalah :
1) Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor Vroom yang
mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu : harapan
(expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi
karena perilaku, nilai (veluance) adalah akibat dari perilaku tertentu
yang mempunyai nilai/martabat tertentu (daya atau nilai
memotivasi) bagi setiap individu tertentu, pertautan
(inatrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat
pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
22

2) Teori Keadilan (Equity Theory)


Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat
kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap sesama
bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan
harus dilakukan secara obyektif (baik atau salah), bukan atas
suka/tidak suka.
3) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini berlandaskan atas hubungan sebab dan akibat dari
perilaku dengan pemberian kompensasi. Teori ini terdiri dari 2
jenis, yaitu pengukuhan positif (positive reinforcement) yaitu
bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuhan
positif diterapkan secara bersyarat dan pengukuhan negatif
(negative reinforcement) yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,
terjadi bila pengukuh negatif dihilangkan secara bersyarat. Jadi,
prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya
frekuensi dari tanggapan apabila diikuti oleh suatu stimulasi yang
bersyarat.

5. Dimensi dan Indikator Motivasi

Berdasarkan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham

Maslow dalam Hasibuan (2016:153) dimensi dan indikator motivasi

sebagai berikut :

a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs), ditunjukkan dengan


pemberian gaji yang layak kepada karyawan, pemberian bonus, uang
makan, fasilitas perumahan dan lain sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman dan keselamatan (Safety and Security Needs),
ditunjukkan dengan melakukan interaksi dengan orang lain yang
diantaranya seperti adanya jaminan sosial tenaga kerja, dana pensiun,
tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan dan perlengkapan
keselamatan lainnya.
c. Kebutuhan Sosial (Affiliation or Acceptence Needs), ditunjukkan
dengan melakukan interaksi dengan orang lain yang diantaranya
dengan menjalin hubungan kerja yang harmonis, kebutuhan untuk
diterima dalam kelompok.
d. Kebutuhan Penghargaan (Esteem or Status Needs), ditujukkan dengan
pengakuan kebutuhan akan penghargaan kemampuannya, yaitu
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh karyawan lain dan
pimpinan terhadap prestasi kerjanya.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri (self-actualization Needs), ditunjukkan
dengan sifat pekerjaan yang menarik dan menantang. Kebutuhan ini
dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan untuk karyawan.
23

Afandi (2018:29) mengemukakan bahwa indikator motivasi yaitu

sebagai berikut :

a. Balas jasa
Segala sesuatu yang berbentuk barang, jasa, dan uang yang merupakan
kompensasi yang diterima pegawai karena jasanya yang dilibatkan
pada organisasi.
b. Kondisi Kerja
Kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang
menjadi tempat bekerja dari para pegawai yang bekerja didalam
lingkungan tersebut. Kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan
mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan
baik.
c. Fasilitas kerja
Segala sesuatu taerdapat dalam organisasi yang ditempati dan
dinikmati oleh pegawai, baik dalam hubungan langsung dengan
pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan.
d. Prestasi kerja
Hasil yang dicapai atau yang diinginkan oleh semua orang dalam
bekerja. Untuk tiap-tiap orang tidaklah sama ukurannya karena
manusia itu satu sama lain berbeda.
e. Pengakuan dari atasan
Pernyataan yang diberikan dari atas apakah pegawainya sudah
menerapkan motivasi yang telah diberikan atau tidak.
f. Pekerjaan itu sendiri
Pegawai yang mengerjakan pekerjaan dengan sendiri apakah
pekerjaannya bisa menjadi motivasi buat pegawai lainnya.

2.1.4 Pengembangan Karir

1. Pengertian Pengembangan Karir

Pengembangan karir pada dasarnya berorientasi pada perkembangan

perusahaan/organisasi dalam menjawab tantangan bisnis di masa

mendatang. Setiap organisasi harus menerima kenyataan, bahwa

ekstensinya di masa depan tergantung pada SDM yang kompetitif. Hal ini

mengharuskan organisasi untuk melakukan pembinaan atau

pengembangan karir pada karyawan, yang harus dilakukan secara

berencana dan berkelanjutan.


24

Handoko (2014:130) mengemukakan bahwa “pengembangan karir

merupakan upaya-upaya pribadi seseorang karyawan untuk mencapai

suatu rencana karir”.

Pudjiati (2019:118) mengemukakan bahwa pengembangan karir


adalah suatu perencanaan karir yang diimplementasikan melalui
pendidikan, pelatihan, pencarian dan perolehan kerja, serta pengalaman
kerja.

Sunyoto (2012:164) juga mengemukakan bahwa “pengembangan karir

adalah peningkatan–peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk

mencapai suatu rencana karir”.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengembangan karir adalah kegiatan yang ada dalam perusahaan melalui

pendidikan dan pelatihan kerja untuk membantu karyawannya dalam

mencapai rencana karirnya dan mengembangkan karirnya serta

meningkatkan kinerja karyawan dalam upaya mendukung organisasi

dalam mencapai tujuan.

2. Bentuk Pengembangan Karir

Bentuk pengembangan karir pada dasarnya bergantung pada jalur

karir menurut tiap-tiap organisasi yang ada, dan sesuai dengan kebutuhan.

Jalur karir adalah serangkaian posisi yang digunakan oleh organisasi untuk

memindahkan seorang pegawai. Menurut Nitisemito (2016:74) Bentuk

pengembangan karir yang dapat dilaksanakan yaitu :

a. Pembinaan dari pimpinan


Pimpinan adalah orang yang mempunyai tugas mengarahkan dan
membimbing bawahan dan mampu memperoleh dukungan bawahan
sehingga dapat menggerakkan mereka mencapai tujuan perusahaan.
25

b. Pendidikan dan pelatihan


Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan
sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kepribadian manusia.
c. Promosi
Promosi dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan
sebagai seorang pegawai pada suatu tugas yang lebih baik, dipandang
dari sudut tanggung jawab yang lebih berat, martabat atau status yang
lebih tinggi, kecakapan yang lebih baik dan terutama tambahan
pembayaran upah dan gaji.
d. Mutasi
Mutasi atau pemindahan adalah kegiatan untuk memindahkan pegawai
dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau
sejajar.

3. Tujuan Pengembangan Karir

Tujuan utama pengembangan karir adalah untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan agar

memberikan hasil yang memuaskan untuk mencapai tujuan organisasi

dimana tempat ia bekerja. Menurut Mangkunegara (2015:77) tujuan

pengembangan karir adalah :

a. Membantu dalam mencapai tujuan individu dan perusahaan


Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan individu dan tujuan
perusahaan. Dengan berada pada posisi tertentu, merupakan indikasi
tercapainya tujuan individu dan tujuan perusahaan dikarenakan prestasi
kerja yang baik.
b. Menunjukkan hubungan kesejahteraan karyawan
Adanya pengembangan karir menunjukkan adanya komitmen
perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Di sisi lain
hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan loyalitas karyawan.
c. Membantu karyawan menyadari kemampuan potensi mereka
Pengembangan karir akan membuat para karyawan menyadari talenta
yang dimiliki sehingga dapat melihat potensi mereka untuk bisa
berkembang ke jenjang tertentu dan sesuai dengan talenta ataupun
keahliannya.
d. Memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan
Pengembangan karir mampu memperkuat sikap karyawan terhadap
perusahaan.
26

e. Membuktikan tanggung jawab sosial


Pengembangan karir menjadi salah satu cara menciptakan sebuah iklim
kerja yang positif dan membuat para karyawan memiliki sikap dan
mental yang sehat.
f. Membantu memperkuat pelaksanaan program perusahaan
Pengembangan karir membantu menguatkan program-program
perusahaan yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
g. Mengurangi turn over dan biaya kekaryawanan
Adanya pengembangan karir akan mengurangi turnover dan membuat
biaya yang berkaitan dengan kepegawaian menjadi lebih efektif.
h. Mengurangi keusangan potensi dan manajerial
Pengembangan karir bertujuan untuk menghindarkan kebosanan dari
sebuah profesi ataupun manajerial.
i. Menggiatkan analisis dari keseluruhan karyawan
Pengembangan karir diperlukan agar menjadi bahan pengintegrasian
rencana karyawan.
j. Menggiatkan suhu pemikiran jarak waktu yang panjang
Hal ini dikarenakan penempatan suatu posisi jabatan diperlukan syarat
dan kualifikasi yang disesuaikan dengan porsinya.

4. Manfaat Pengembangan Karir

Manfaat pengembangan karir adalah untuk karyawan dan organisasi.

Untuk karyawan, pengembangan karir yang didapatnya membuka

kesempatan bagi dirinya untuk berkarya lebih baik dalam pekerjaannya.

Untuk organisasi, manfaat yang diperolehnya adalah peningkatan kinerja

karyawannya dan banyak manfaat lain yang didapat organisasi dalam

meningkatkan potensi-potensi untuk meraih tujuan dari organisasi

tersebut. Menurut Widodo (2015:54), ada lima manfaat dalam

pengembangan karir, yaitu :

a. Pengembangan karir memberi petunjuk siapa diantara para pekerja


yang pantas untuk dipromosikan.
b. Perhatian yang lebih besar dari bagian kepegawaian terhadap
pengembangan karir menumbuhkan loyalitas di kalangan. Pegawai
dalam diri setiap manusia masih terdapat reservoir kemampuan yang
perlu dikembangkan agar berubah sifatnya dari potensi menjadi
kekuatan nyata.
27

c. Perencanaan karir mendorong para pekerja untuk bertumbuh dan


berkembang, tidak hanya secara mental intelektual, akan tetapi juga
profesional.
d. Perencanaan karir dapat mencegah terjadinya penumpukan tenaga-
tenaga yang terhalang pengembangan karirnya.
e. Pengembangan karir bagaimana juga akan memberikan manfaat bagi
karyawan dan organisasi itu sendiri berdasarkan tujuan-tujuan
pengembangan yang telah ditetapkan.

5. Dimensi dan Indikator Pengembangan Karir

Pengembangan karir dalam hal ini adalah upaya yang dilakukan

individu dalam mencapai tujuan karirnya. Berikut adalah indikator

pengembangan karir menurut Handoko (2014:131), yaitu :

a. Prestasi kerja
Kegiatan paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja
yang baik, karena hal ini mendasari semua kegiatan pengembangan
krir lainnya. Kemajuan karir sangat tergantung pada prestasi kerja
(performance).
b. Exsposure
Kemajuan karir juga ditentukan oleh exposure. Exposure berarti
menjadi dikenal oleh orang-orang yang memutuskan promosi, transfer
dan kesempatan karir lainnya. Tanpa exposure, karyawan yang
berprestasi baik mungkin tidak memperoleh kesempatan untuk
mencapai sasaran-sasaran karirnya.
c. Mentor dan Sponsor
Seorang mentor adalah orang yang menawarkan bimbingan karir
informal. Karyawan atau mentor dalam banyak perusahan menyadari
bahwa hubungan diantara mereka ada dan berguna bagi pengembangan
karir. Bila mentor dapat menominasi karyawan untuk kegiatan-
kegiatan pengembangan karir, seperti program-program latihan,
transfer, atau promosi, maka dia menjadi sponsor.
Seorang sponsor adalah orang dalam organisasi yang dapat
menciptakan kesempatan-kesempatan pengembangan karir bagi orang-
orang lain. Seringkali sponsor karyawan adalah atasan langsung.
d. Kesempatan untuk tumbuh
Bila karyawan meningkatkan kemampauan, misal melalui program
latihan, pengambilan kursus-kursus atau penambahan gelar, maka
mereka memanfaatkan kesempatan untuk tumbuh.
28

2.1.5 Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.

Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada setiap individu. Ini

disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu.

Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan

keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang

dirasakan atau sebaliknya.

Siagian (2015:295) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan


suatu cara pandang seseorang, baik yang bersifat positif maupun negatif
tentang pekerjaannya. Perilaku ini direfleksikan oleh moral kerja,
kedisiplinan dan prestasi kerja.

Afandi (2018:74) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap


yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap
pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa
menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.

Rivai (2014:475) menyatakan bahwa “kepuasan kerja pada dasarnya

bersifat individual, setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang

berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dalam dirinya”.

Handoko (2014:193) juga mengemukakan “kepuasan kerja adalah

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan sesuai

dengan bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka”.

Dari uraian pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kepuasan kerja adalah suatu gambaran perasaan yang dirasakan setiap

karyawan, baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi


29

dirinya yang berdampak pada rasa puas atau tidak puas dalam

melaksanakan pekerjaannya.

2. Teori Kepuasan Kerja

Rivai (2015:620) Teori tentang kepuasan kerja yang telah cukup

terkenal, adalah sebagai berikut :

a. Teori ketidaksesuaian (Discrepancy theory)


Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung
selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang
dirasakan. Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi apa yang
diinginkan maka orang akan menjadi lebih puas lagi, sehingga
terdapat disparancy, tetapi merupakan disparancy yang positif.
Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang
dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
b. Teori keadilan (Equity theory)
Teori ini mengungkapkan bahwa orang yang akan merasa puas atau
tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan dalam suatu
situasi, khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama
dalam teori keadilan adalah input, hasil, keadilan, dan ketidakadilan.
Input merupakan faktor bernilai bagi karyawan yang dianggap dapat
mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman,
kecakapan, jumlah tugas serta peralatan atau perlengkapan yang
dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Hasil yaitu sesuatu yang dianggap bernilai oleh karyawan yang
diperoleh dari hasil pekerjaannya, seperti : upah/gaji, keuntungan
sampingan, status, penghargaan, serta kesempatan untuk berhasil atau
aktualisasi diri.
Ketidakadilan yaitu sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan
menyertai keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi
seseorang untuk menegakkan keadilan.
c. Teori dua faktor (Two factor theory)
Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu
merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap
pekerjaan itu bukan suatu variabel yang kontinu. Teori ini
merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Satisfies adalah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai
sumber kepuasan kerja yang terdiri dari :
a) Pekerjaan yang menarik,
b) Penuh tantangan,
c) Ada kesempatan untuk berprestasi,
d) Kesempatan memperoleh penghargaan, dan
e) Promosi.
30

Terpenuhinya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan,


namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan
ketidakpuasan.
2) Disatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber
ketidakpuasan, yang terdiri dari :
a) Gaji/upah,
b) Pengawasan,
c) Hubungan antar personal,
d) Kondisi kerja, dan
e) Status.
Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta
kebutuhan dasar karyawan. Jika tidak terpenuhinya faktor-faktor
tersebut, akan menimbulkan ketidakpuasan dalam diri karyawan.
Namun, jika besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi dorongan
biologis dan kebutuhan dasar karyawan, karyawan tidak akan kecewa
meskipun belum terpuaskan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Mangkunegara (2015:120) ada 2 faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan, yaitu :

a. Faktor karyawan
Yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin,
kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian,
emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja. Setiap pekerja yang
berkembang dalam lingkungan yang memberikan tantangan konstan,
perlu adanya sesuatu yang membuat karyawan terus menerus berfikir
dan menggunakan kekuatan pikiran, keterampilan, pendidikan dan
keahliannya untuk mencapai solusi. Sebuah pekerjaan yang tidak
monoton dan memberikan lingkungan yang menantang,
memungkinkan karyawan untuk membuktikan dirinya mengarah pada
kepuasan kerja yang lebih besar.
b. Faktor pekerjaan
Yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan),
kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi
jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja. Banyak faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor itu sendiri
dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan
bergantung pada pribadi masing-masing karyawan.
31

4. Dimensi dan Indikator Kepuasan Kerja

Afandi (2018:82) indikator kepuasan kerja adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan
Isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang
memuaskan
b. Gaji
Jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari
pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
adil.
c. Promosi
Kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.
Ini berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karir selama bekerja.
d. Pengawas/Atasan
Seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam
pelaksanaan kerja.
e. Rekan kerja
Seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau
tidak menyenangkan.

Rivai (2015:623) indikator dari kepuasan kerja terdiri dari :

a. Isi pekerjaan
Penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap
pekerjaan. karyawan akan merasa puas bila tugas kerja sianggap
menarik dan membrikan kesempatan belajar dan menerima tanggung
jawab.
b. Supervisi
Adanya perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada
bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan
bagian yang penting dari organisasi kerja akan meningkatkan
kepuasan kerja karyawan. Sebaliknya, supervisi yang buruk dapat
meningkatkan turn over dan absensi karyawan.
c. Organisasi dan manajemen
Yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil, untuk
memberikan kepuasan kepada karyawan.
d. Kesempatan untuk maju
Adanya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan kemampuan
selama bekerja akan memberikan kepuasan pada karyawan terhadap
pekerjaannya.
e. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya
intensif
32

Gaji adalah suatu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan
dari upah (gaji). Jika karyawan merasa bahwa gaji yang diperoleh
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya maka
kecenderungan karyawan untuk merasa puas terhadap kerjanya akan
lebih besar.
f. Rekan kerja
Adanya hubungan yang dirasa saling mendukung dan saling
memperhatikan antar rekan kerja akan menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman dan hangat sehingga menimbulkan kepuasan kerja pada
karyawan.
g. Kondisi pekerjaan
Kondisi kerja yang mendukung akan meningkatkan kepuasan kerja
pada karyawan. Kondisi kerja yang mendukung artinya tersedianya
sarana dan prasarana kerja yang memadai sesuai dengan sifat tugas
yang harus diselesaikannya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini diperlukan adanya

kajian dan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu merupakan kumpulan

hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu

dan mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. Maida Maulidina N.A (2019) dengan judul penelitian “Analisis

Penempatan, Motivasi Kerja, dan Pengembangan Karir Terhadap

Kepuasan Kerja di PT. Angkasa pura II (PERSERO) Bandara Husein

Sastranegara Bandung”. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 113

orang. Sebanyak 57 orang anggota populasi diambil sebagai sample

penelitian atau responden. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis regresi linier berganda, dengan persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut :

Y = 5,838 + 0,425X1 + 0,242X2 + 0,259X3


33

Nilai determinan atau nilai R2 sebesar 0,754 atau (75,4%). Hal ini

menunjukkan bahwa variabel penempatan kerja, motivasi kerja, dan

pengembangan karir secara bersama-sama memberikan pengaruh

terhadap kepuasan kerja sebesar 75,4%, sedangkan sisanya sebesar

24,6% merupakan pengaruh atau kontribusi dari variabel lain yang

tidak diteliti diluar penelitian. Hasil pengujian hipotesis secara uji

parsial t sebagai berikut :

a. Variabel penempatan kerja

Nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (4,555 > 2,006) dan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya secara parsial penempatan kerja berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja.

b. Variabel motivasi kerja

Nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (2,749 > 2,006) dan nilai

signifikansi 0,008 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya secara parsial motivasi kerja berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja.

c. Variabel pengembangan karir

Nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,113 > 2,006) dan nilai

signifikansi 0,003 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya secara parsial pengembangan karir berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan kerja.


34

Dengan ketiga variabel bebas tersebut bahwa variabel penempatan

kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. Angkasa pura II (PERSERO) Bandara Husein

Sastranegara Bandung karena memiliki thitung lebih besar dari pada

thitung variabel motivasi kerja dan pengembangan karir.

2. Winda Agustina (2020) dengan judul penelitian “Pengaruh Self

Efficacy, Penempatan Kerja dan Pengembangan Karir terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Telkom Akses di Surabaya

Wilayah Kebalen”. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 54 orang,

dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sample atau responden.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda, dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 12,326 + 0,272X1 + 0,254X2 + 0,362X3 + e

Berdasarkan uji f diketahui bahwa hasil perhitungan analisa dimana

variabel self efficacy (X1), penempatan kerja (X2), pengembangan

karir (X3) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) hasil uji simultan diperoleh

Fhitung 8,677 > Ftabel 2,79 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti

bahwa self efficacy (X1), penempatan kerja (X2), pengembangan karir

(X3) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan karyawan (Y). Hasil dari uji t menyatakan bahwa :

a. Hasil perhitungan analisa dimana variabel self afficacy (X1)

diperoleh thitung 2,456 > ttabel 2.00856 dan nilai signifikan 0,018 <
35

0,05 yang berarti bahwa self afficacy (X1) memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kepuasan karyawan (Y).

b. Hasil perhitungan analisa dimana variabel penempatan kerja (X2)

diperoleh thitung 2,253 > ttabel 2.00856 dan nilai signifikan 0,029 <

0,05 yang berarti bahwa penempatan kerja (X2) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan karyawan (Y).

c. Hasil perhitungan analisa dimana variabel Pengembangan Karir

(X3) diperoleh thitung 3,034 > ttabel 2.00856 dan nilai signifikan

0,004 < 0,05 yang berarti bahwa Pengembangan Karir (X3)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan karyawan

(Y).

Dengan ketiga variabel bebas tersebut bahwa variabel

pengembangan karir mempunyai pengaruh yang dominan terhadap

kepuasan kerja karyawan PT. Telkom Akses di Surabaya Wilayah

Kebalen karena memiliki thitung lebih besar dari pada thitung variabel self

efficacy dan penempatan kerja.

3. A.A Ngr Angga Dwipalguna, Ni Wayan Mujiati (2015) dengan

judul penelitian “Pengaruh Penempatan, Motivasi Kerja, dan Stres

Kerja terhadap Kepuasan Kerja”. Penelitian ini dilakukan di kantor

dinas perindustrian dan perdagangan kota denpasar.

Y = 14,710 + 0,228X1 + 0,469X2 – 0,451X3

Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa Fhitung sebesar 348,808 > Ftabel

(2,84) ini menunjukkan pengaruh penempatan, motivasi kerja, dan


36

stres kerja secara serempak terhadap kepuasan kerja pegawai. Maka

penempatan, motivasi kerja, dan stres kerja berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap kepuasan kerja pegawai berari diterima.

Diketahui nilai R2 sebesar 0,961 hal ini berarti 96,1% variasi dari

kepuasan kerja pegawai pada Dinas Peridustrian Dan Perdagangan

Kota Denpasar dipengaruhi oleh variabel dari penempatan, motivasi

kerja, stres kerja sedangkan 3,9% sisanya dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak masuk dalam metode penelitian ini. Hasil pengujian

hipotesis secara uji parsial t sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil uji parsial t menunjukkan bahwa nilai thitung

sebesar 7,760 > ttabel 1,6 dan nilai signifikansi 0,000 < α 0,05,

maka hal ini menyatakan penempatan secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada

Dinas Peridustrian Dan Perdagangan Kota Denpasar.

b. Berdasarkan hasil uji parsial t menunjukkan bahwa nilai thitung

17,276 > ttabel 1,684 dan nilai signifikansi 0,00 < α 0,05, maka hal

ini menyatakan motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas

Peridustrian Dan Perdagangan Kota Denpasar.

c. Berdasarkan hasil uji parsial t menunjukkan bahwa nilai thitung -

26,278 > ttabel 1,6 dan nilai signifikansi 0,00 < α 0,05, maka hal ini

menyatakan stres kerja secara parsial berpengaruh negatif dan


37

signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas

Peridustrian Dan Perdagangan Kota Denpasar.

Dengan ketiga variabel bebas tersebut bahwa variabel motivasi

kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kepuasan kerja

pegawai pada Dinas Peridustrian Dan Perdagangan Kota Denpasar

karena memiliki thitung lebih besar dari pada thitung variabel penempatan

dan stres kerja.

4. Widya Paramita, Laysa Aneu Afrilla Wahda, Agung Wahyu

Handaru (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Pengembangan

karir dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Pos

Indonesia (Persero) Bekasi”. Metode pengambilan sampel

menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 154 responden dari total

populasi yang berjumlah 250 sopir dengan menggunakan rumus

slovin. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda, dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 38,355 + 0,332X1 + 1,235X2

Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa signifikansi pada uji F

sebesar 0,000 dengan demikian lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan yang

dapat diambil antara variabel pengembangan karir dan motivasi

berpengaruh terhadap variabel dependen kepuasan kerja.

Nilai daterminan atau nilai Adjusted R2 sebesar 0,409 atau (40,9%).

Hal ini menunjukkan bahwa 40,9% kepuasan kerja dijelaskan oleh


38

faktor pengembangan karir dan motivasi sedangkan sisanya sebesar

59,1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain.

Dengan kedua variabel bebas tersebut bahwa variabel motivasi

mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kepuasan kerja

karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Bekasi karena memiliki thitung

lebih besar dari pada thitung variabel pengembangan karir.

5. Danny Yusak Lasut, Bernhard Tewal, Rosalina A. M. Koleangan

(2018) dengan penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja, Pengembangan

Karir dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada

PT. Bank Sulut GO”. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi linier berganda, dengan persamaan regresi linier baerganda

sebagai berikut :

Y = 0,159 - 0,186X1 + 0,777X2 + 0,456X3

Berdasarkan hasil uji signifikan F secara simultan dari Variabel X1, X2

dan X3 terhadap Y yaitu Kepuasan Kerja sebesar 0,000. Hal ini berarti

koefisien variabel X1 (Motivasi Kerja), variabel X2 (Pengembangan

Karir) dan Variabel X3 (Kepemimpinan) berpengaruh dignifikan

secara bersama-sama terhadap Y (Kepuasan Kerja), dimana dalam

nilai signifikan kurang dari 5% (≤ 0,05). Hal ini berarti X1 (Motivasi

Kerja), X2 (Pengembangan Karir) dan X3 (Kepemimpinan) terbukti

berpengaruh secara simultan terhadap Y (Kepuasan Kerja). Hasil

koefisien korelasi atau R sebesar 0,849, hal ini menunjukan bahwa

pengaruh antara variabel X1 (Motivasi Kerja), variabel X2


39

(Pengembangan Karir) dan Variabel X3 (Kepemimpinan) terhadap Y

(Kepuasan Kerja) pada PT. Bank Sulut GO mempunyai hubungan

yang kuat. Dapat diketahui juga hasil koefisien Determinan atau R

Square (r2) adalah 0,711 yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja di

pengaruhi oleh Motivasi Kerja, Pengembangan Karir dan

Kepemimpinan sebesar 71,1% sedangkan sisanya sebesar 28,9%

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak di teliti dalam penelitian

ini. Hasil pengujian hipotesis secara uji parsial t sebagai berikut :

a. Nilai thitung variabel Motivasi Kerja (X1) sebesar -1,716 lebih kecil

dari ttabel sebesar 1,986 dengan tingkat signifikan 0,090 ≥ 0,05,

sehingga Ho diterima artinya Motivasi Kerja (X1) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y) dengan

demikian H1 ditolak.

b. Nilai thitung untuk variabel Pengembangan Karir (X2) sebesar 5,391

lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,986 dengan tingkat signifikan

0,000 ≤ 0,05, sehingga H0 ditolak artinya Pengembangan Karir

(X2) berpengaruh signifikan terhadap Kepuasn Kerja (Y), dengan

semikian H2 dapat diterima.

c. Nilai thitung untuk variabel Kepemimpinan (X3) sebesar 2,731 lebih

besar dari nilai ttabel sebesar 1,986 dengan tingkat signifikan 0,008

≤ 0,05, sehingga H0 ditolak artinya Kepemimpinan (X3)

berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja (Y), dengan

demikian H3 dapat diterima.


40

Dengan ketiga variabel bebas tersebut bahwa variabel

pengembangan karir mempunyai pengaruh yang dominan terhadap

kepuasan kerja karyawan PT. Bank Sulut GO karena memiliki thitung

lebih besar dari pada thitung variabel motivasi dan kepemimpinan.

2.3 Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Antara Penempatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel penempatan kerja

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Dimana hal ini berarti,

apabila penempatan kerja di suatu perusahaan tidak baik maka akan

berdampak ketidakpuasan karyawan dalam bekerja. Karena apabila

karyawan ditempatkan ditempat yang sesuai dengan keterampilan atau

kemampuannya maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya,

sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja dalam pencapaian tujuan

perusahaan. Hal ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maida Maulidina N.A (2019) yang menyatakan bahwa penempatan kerja

memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Jadi, hubungan

antar variabel penempatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan adalah

penempatan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Hubungan Antara Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan. Dimana hal ini berarti, apabila


41

motivasi di suatu perusahaan tidak baik maka akan berdampak

ketidakpuasan karyawan dalam bekerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan seseorang untuk berusaha mencapai hasil dan tujuan yang

di inginkan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di perlukan motivasi

untuk mendorong seseorang bekerja dengan lebih baik, giat dan antusias

untuk mencapai hasil yang optimal. Hal ini di dukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh A.A Ngr Angga Dwipalguna & Ni Wayan Mujiati (2015)

yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja karyawan.

3. Hubungan Antara Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pengembangan karir

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Dimana hal ini berarti,

apabila pengembangan karir di suatu perusahaan tidak baik maka akan

berdampak ketidakpuasan karyawan dalam bekerja. Pengembangan karir

merupakan kegiatan yang ada dalam perusahaan melalui pendidikan dan

pelatihan kerja untuk membantu karyawan dalam mencapai rencana

karirnya dan mengembangkan karirnya serta meningkatkan kepuasan kerja

karyawan serta kinerja karyawan dalam upaya mendukung organisasi

dalam mencapai tujuan. Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Danny Yusak Lasut, Bernhard Tewal, Rosalina A. M. Koleangan

(2018) yang menyatakan bahwa pengembangan karir berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja karyawan.


42

2.4 Kerangka Pemikiran

Untuk memperjelas pelaksanaan penelitian, maka dijelaskan suatu

kerangka pemikiran pengaruh penempatan kerja, motivasi, dan

pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan sebagai landasan

dalam pemahaman. Adapun kerangka pemikiran penulis di gambarkan

dibawah ini :

Penempatan Kerja (X1)

Kepuasan kerja
Motivasi (X2)
Karyawan (Y)

Pengembangan Karir (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Variabel Independent/Dipendent

: Pengaruh secara Simultan

: Pengaruh secara Parsial

2.5 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2017:63) mendefinisikan hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
43

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data, jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka hipotesis

penelitian yang penulis ajukan ialah :

1. Variabel penempatan kerja (X1), motivasi (X2), dan pengembangan

karir (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja

(Y) karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO) cabang Balikpapan.

2. Variabel penempatan kerja (X1) berpengaruh terhadap kepuasan kerja

(Y) karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO) cabang Balikpapan.

3. Variabel motivasi (X2) berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Y)

karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO) cabang Balikpapan.

4. Variabel pengembangan karir (X3) berpengaruh terhadap kepuasan

kerja (Y) karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO) cabang

Balikpapan.

5. Variabel motivasi (X2) berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja

(Y) karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO) cabang Balikpapan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan penjelasan dari masing-masing

variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator

yang membentuknya. Dalam penelitian ini definisi operasional variabel

sebagai berikut:

1. Penempatan Kerja (X1)

Penempatan Kerja adalah proses mencocokan atau membandingkan

kualifikasi yang dimiliki dengan persyaratan pekerjaan, dan sekaligus

memberikan tugas, pekerjaan kepada calon karyawan untuk dilaksanakan

(Ardana dkk, 2012:82). Ketepatan dalam menetapkan karyawan dengan

kesesuaian bidang dan keahlian menjadi sebuah keharusan dari sebuah

perusahaan. Indikator Penempatan Kerja menurut Ardana dkk (2012:83)

adalah sebagai berikut:

a. Latar Belakang Pendidikan

b. Pengalaman Kerja

c. Status Perkawinan

d. Umur

e. Jenis Kelamin

44
45

2. Motivasi (X2)

Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

perilaku manusia, agar mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil

yang optimal (Hasibuan, 2016:141). Indikator-indikator motivasi

berdasarkan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

dalam Hasibuan (2016:153) adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan Fisiologis

b. Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan

c. Kebutuhan Sosial

d. Kebutuhan Penghargaan

e. Kebutuhan Aktualisasi diri

3. Pengembangan Karir (X3)

Pengembangan karir merupakan upaya-upaya pribadi seseorang

karyawan untuk mencapai suatu rencana karir (Handoko, 2014:130).

Indikator Pengembangan Karir menurut Handoko (2014:131) adalah

sebagai berikut:

a. Prestasi Kerja

b. Exsposure

c. Mentor dan Sponsor.

d. Kesempatan Untuk Tumbuh

4. Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi

perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah


46

satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-

nilai penting pekerjaan (Afandi, 2018:74). Indikator Kepuasan Kerja

menurut Afandi (2018:82) adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan

b. Gaji

c. Promosi

d. Pengawas/Atasan

e. Rekan kerja

3.2 Batasan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos

Cabang Balikpapan yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman No. 31,

Klandasan Ulu, Balikpapan Kota, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan untuk lebih terarah

dalam pembahasan, maka penulis membrikan batasan penelitian pada

pengaruh penempatan kerja, motivasi, dan pengembangan karir terhadap

kepuasan kerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Cabang

Balikpapan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Sugiyono (2017:137) dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat

dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium


47

dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada

suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Dalam rangka memperoleh

data-data yang penulis butuhkan, maka dalam penelitian ini. Bila dilihat

dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

data primer dan sumber data sekunder.

a. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber daya yang langsung memberikan

data kepada karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Cabang

Balikpapan yang dijadikan sample penelitian. Data tersebut dapat

berupa data ordinal dan jenisnya adalah data cross section yaitu data

yang diambil pada waktu itu saja.

b. Data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya melewati orang

lain atau lewat dokumen. Data sekunder dipenelitian ini digunakan

pendukung data primer. Dalam hal ini data sekunder berupa profil

perusahaan, jumlah karyawan, data diri karyawan (usia, jenis kelamin,

dan pendidikan akhir).

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


48

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari teori yang

diperlukan melalui literatur-literatur serta penulisan-penulisan yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

b. Studi Lapangan (Field Work Research)

Sugiyono (2017:137) penelitian langsung dilaksanakan terhadap objek

penelitian maka pengumpulan data melalui tahap sebagai berikut :

a. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit atau kecil.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat peranyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti

dengan variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.

Agar lebih mudah dalam memberikan penilaian terhadap variabel

tersebut maka perlu diadakan skala pengukuran untuk menentukan skor

menggunakan teknik Skala Likert.


49

Sugiyono (2017:93) “skala likert merupakan skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial”.

Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1

Tabel 3.1 Skala Likert


Sumber : Sugiyono (2017)

Instrumen penelitian (kuesioner) yang baik harus memenuhi

persyaratan yaitu valid atau reliabel. Untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas, kuesioner perlu dilakukan pengujian atau kuesioner dengan uji

validitas dan uji reliabilitas, karena validitas dan reliabilitas bertujuan

untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data

penelitian adalah valid dan reliabel. Maka untuk itu, penulis juga akan

menggunakan kedua uji ini terhadap intrumen penelitian (kuesioner).


50

3.4 Populasi dan Sample

1. Populasi

Sunyoto (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah

seluruh karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Balikpapan yang

berjumlah 124 karyawan, yang terdiri dari: karyawan tetap 89 orang,

karyawan kontrak 18 orang, dan mitra 17 orang .

2. Sampel

Sunyoto (2017:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini sebanyak

62 karyawan yang bekerja di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang

Balikpapan yang termasuk di dalamnya karyawan tetap, karyawan

kontrak, dan mitra.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Ghozali (2012:52), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah
51

pertanyaan dalam kuesioner tersebut benar-benar dapat mengukur atau

mewakili apa yang hendak kita ukur.

Teknik yang digunakan dalam menentukan validitas item ini adalah

dengan rumus korelasi “product moment” dengan taraf signifikan a > 0,05.

Korelasi pearson (product moment pearson) berguna untuk mengukur

keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Pengujian variabel diawal menggunakan data dari responden yaitu 31

responden. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan

nilai rhitung dengan nilai rtabel (rhitung > rtabel) dan nilai r positif, maka masing-

masing item instrumen dinyatakan valid berarti semua konsep pengukuran

sah untuk digunakan dalam penelitian. Sebaliknya, jika nilai rhitung masing-

masing item instrumen dinyatakan tidak valid ini berarti semua konsep

pengukuran tidak sah untuk digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya

konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat

ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-

kali pada instrumen dan responden yang sama dengan waktu yang

berbeda. Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur

tersebut diuji reliabilitasnya. Umar (2013:60), reliabilitas adalah derajat

ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen

pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan dengan test-restest (stability).


52

Umar (2013:60), pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara

oneshot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistic

Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda akan lebih tepat digunakan jika

memenuhi asumsi klasik berikut :

1. Uji Multikolinieritas

Ghozali (2016:103), uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolonearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau

sama dengan nilai VIF ≥ 10.

2. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2016:107), uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji

apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dan residual

satu pengamatan yang lain. Jika varian residual dari satu pengamanan

yang lain tetap, maka regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas.


53

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas

adalah dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara

mengabsolutkan nilai residual, kemudian regresikan variabel absolut

residual sebagai variabel dependen. Jika nilai probabilitas signifikasi

antara variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5% maka dapat

disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Ghozali (2011:110) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam

model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini, untuk mengetahui ada atau

tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Wastin (DW) dengan kriteria

sebagai berikut :

a. 0 < d < dl, berarti tidak ada autokorelasi positif dan keputusannya

ditolak.

b. dl ≤ d ≤ du, berarti tidak ada autokorelasi positif dan keputusannya no

desicison.

c. 4 – dl < d < 4, berarti tidak ada autokorelasi negatif dan keputusannya

ditolak.
54

d. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, berarti tidak ada autokorelasi negatif dan

keputusannya no desicison.

e. du < d < 4 – du, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif dan

keputusannya tidak ditolak.

3.5.3 Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk penelitian ini dilakukan pengujian dengan model analisis

regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan oleh

peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan

(naik/turunnya) variabel independen (X1, X2, X3) dalam suatu persamaan

linier. Sebagai variabel terkait (Y) adalah kepuasan kerja dan variabel

bebasnya adalah penempatan kerja (X1), motivasi (X2), dan pengembangan

karir (X3). Data diolah menggunakan komputer dengan bantuan software

program SPSS. Dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Kepuasan Kerja Karyawan

X1 = Penempatan Kerja

X2 = Motivasi

X3 = Pengembangan Karir

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien arah regresi

e = Unsur pengganggu/error
55

Dalam menganalisa data diperlukan uji statistik menggunakan metode

resgresi berganda, maka perhitungan di bantu melalui program komputer

Statistical Package For Social Sciences. Dari perhitungan regresi linier

berganda yang dikeluarkan print-out nya akan diperoleh parameter-

parameter koefisien, baik yang bertanda positif maupun bertanda negatif.

Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan teori yang ada,

apakah sesuai atau tidak. Apabila sesuai maka dilanjutkan dengan

pengujian statistik melelui tahap.

a. Uji Simultan (Uji F)

Ghozali (2018:98), uji simultan F digunakan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel-variabel

independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, dan kompensasi

eksekutif) terhadap variabel dependen (penghindaran pajak). Adapun

cara melakukan uji F sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis untuk masing – masing kelompok

H0 = berarti secara simultan atau bersama-sama tidak ada

pengaruh yang signifikan antara X1, X2, X3 dengan Y

H1 = berarti simultan atau bersama-sama ada pengaruh yang

signifikan antara X1, X2, X3 dengan Y

2) Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)

3) Membandingkan tingkat signifikan (α = 0,05) dengan tingkat

signifikan F yang diketahui secara langsung dengan

menggunakan program SPSS dengan kriteria :


56

a) Nilai signifikan F < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima,

hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara

serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Nilai signifikan F > 0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak,

hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara

serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel

dependen.

4) Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai

berikut :

a) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal

ini artinya bahwa semua variabel independen secara serentak

dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, hal

ini artinya bahwa semua variabel independen secara serentak

dan signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.

b. Uji Parsial (Uji t)

Ghozali (2018:99), uji parsial t digunakan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variabel dependen. Adapun langkah dalam

melakukan uji t, sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis untuk masing – masing kelompok

H0 = berarti secara parsial atau individu tidak ada pengaruh yang

signifikan antara X1, X2, X3 dengan Y


57

H1 = berarti secara parsial atau individu ada pengaruh yang

signifikan antara X1, X2, X3 dengan Y

2) Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)

3) Membandingkan tingkat signifikan (α = 0,05) dengan tingkat

signifikan t yang diketahui secara langsung dengan menggunakan

program SPSS dengan kriteria :

a) Nilai signifikan t < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima,

hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara

individual dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Nilai signifikan t < 0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak,

hal ini artinya bahwa semua variabel independen secara

individu dan signifikan tidak mempengaruhi variabel

dependen.

4) Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai

berikut :

a) Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal

ini artinya bahwa semua variabel independen secara individu

dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b) Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, hal

ini artinya bahwa semua variabel independen secara individu

dan signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.


Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara/Pegawai

PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BALIKPAPAN

Di- Tempat

Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden untuk mengisi
kuesioner ini. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka
penyelesaian studi pada jurusan manajemen, fakultas ekonomi, Universitas Balikpapan.
Dengan judul “Pengaruh Penempatan Kerja, Motivasi, Dan Pengembangan Karir
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. POS INDONESIA (PERSERO)
CABANG BALIKPAPAN”

Kuesioner ini merupakan salah satu instrument penelitian yang dilakukan oleh :

Peneliti : Eka Dwiyanti


NIM : 174013575
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi Universitas Balikpapan

Saya sangat menghargai ketulusan dan kejujuran anda dalam mengisi kuesioner
ini dan menjamin kerahasiaan dari jawaban anda, semoga hasil penelitian ini dapat
menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam rangka pengelolaan
sumber daya manusia, atas kerja sama dan bantuan anda, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Eka Dwiyanti
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENEMPATAN KERJA, MOTIVASI, DAN


PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA
(PERSERO) CABANG BALIKPAPAN

I. Identitas Responden

1. Nama : ..............................................
2. Umur : ..............................................
3. Jenis kelamin : Pria Wanita
4. Pendidikan Terakhir : ..............................................
5. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah
6. Masa Kerja : < 1 tahun
1 – 3 tahun
3 - 5 tahun
> 5 tahun
II. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda centang (  ) pada kolom yang tersedia untuk
menyatakan suatu jawaban yang penting dan sesuai menurut anda.
2. Setiap pernyataan diikuti oleh lima (5) pilihan jawaban,
Bapak/Ibu/Saudara/I cukup memilih salah satu dari 5 jawaban yang
tersedia dengan ketentuan sebagai berikut :
Skala 5 = Sangat Setuju (SS)
Skala 4 = Setuju (S)
Skala 3 = Cukup Setuju (CS)
Skala 2 = Tidak Setuju (TS)
Skala 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
III. DAFTAR PERNYATAAN VARIABEL

PENEMPATAN KERJA (X1)


NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S CS TS STS

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


1 Posisi pekerjaan saya sudah sesuai
dengan latar belakang pendidikan yang
saya miliki
PENGALAMAN KERJA
2 Posisi pekerjaan saya sudah sesuai
dengan pengalaman kerja yang saya
miliki.
STATUS PERKAWINAN
Status perkawinan menjadi bahan
3
pertimbangan dalam menempatkan
karyawan di perusahaan tempat saya
bekerja.
UMUR
4 Di perusahaan tempat saya bekerja
dalam menempatkan karyawan
disesuaikan dengan usia karyawan
JENIS KELAMIN
Di perusahaan tempat saya bekerja
5
dalam menempatkan karyawan
disesuaikan dengan jenis kelamin
karyawan

IV. DAFTAR PERNYATAAN VARIABEL

MOTIVASI (X2)
NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S CS TS STS

KEBUTUHAN FISIOLOGIS

1 Perusahaan memberikan imbalan sesuai


dengan pekerjaan yang karyawan
kerjakan

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN KESELAMATAN

2 Perusahaan memberikan jaminan


keamanan dan kesehatan berupa asuransi
kepada karyawan
KEBUTUHAN SOSIAL
3 Karyawan merasa tidak dibeda-bedakan
dengan rekan kerja dalam bekerja
KEBUTUHAN PENGHARGAAN
Perusahaan memberikan kesempatan
4 promosi jabatan atau kenaikan pangkat
kepada karyawan jika memenuhi
persyaratan
KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI
Pimpinan memberi kesempatan kepada
5 karyawan untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan dalam
bekerja

V. DAFTAR PERNYATAAN VARIABEL

PENGEMBANGAN KARIR (X3)


NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S CS TS STS

PRESTASI KERJA
1 Prestasi kerja yang dimiliki karyawan
menjadi pertimbangan (nilai ukur) dalam
peningkatan jenjang karir diperusahaan
EXPOSURE
2
Pihak perusahaan selalu melibatkan
karyawan dalam hal asosiasi profesi
MENTOR DAN SPONSOR
3 Atasan saya selalu memberikan
informasi tentang peluang promosi
KESEMPATAN UNTUK TUMBUH
4 Karyawan diberikan kesemppatan untuk
seleksi karyawan internal dalam posisi
yang dibutuhkan
VI. DAFTAR PERNYATAAN VARIABEL

KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Y)


NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S CS TS STS

PEKERJAAN
1 Karyawan merasa puas dengan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan dan
keahlian karyawan
GAJI
2 Karyawan merasa puas dengan gaji yang
diberikan perusahaan sesuai dengan
beban kerja dan tanggung jawab
PROMOSI
Karyawan merasa puas dengan
3 diberikannya kesempatan promosi
jabatan atau kenaikan pangkat kepada
karyawan yang memenuhi persyaratan
PENGAWAS/ATASAN
Karyawan merasa puas dengan
4 komunikasi yang terjalin dengan baik
antara pimpinan dan karyawan dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan
REKAN KERJA
Karyawan merasa puas karena dapat
5 bekerjasama dengan tim dalam
melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pimpinan

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/I


DAFTAR PUSTAKA

Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Konsep Dan


Indikator. Pekanbaru: Zanafa.

Agustina, W. (2020). PENGARUH SELF EFFICACY,PENEMPATAN


KERJADAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN
KARYAWAN PADA PT. TELKOM AKSES DI SURABAYA
WILAYAH KEBALEN. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.

Garaika Dan Yansahrita. (2019). PENGARUH PENEMPATAN KERJA


TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BULUH
CAWANG PLATATIONS DABUK REJO OGAN KOMERING ILIR.
Jurnal DINAMIKA, Vol. 5 No. 1.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 10.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 6.


Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23


(Edisi 8). Cetakan Ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Univeritas
Diponegoro.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25


(Cetakan Kesembilan Ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Hadiyatno, D. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Pertama.


Surakarta: Yuma Pustaka.

Handoko, T. H. (2014). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta:


PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hasna Murbarani Haura Ulfah, O. K. (2018). Corporate Branding PT. Pos
Indonesia (Studi Kasus PT. Pos Indonesia Dalam Menghadapi
Persaingan). Prosiding Hubungan Masyarakat, Volume 4, No. 2, ISSN:
2460-6510.

I Komang Ardana, Dkk. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Kasmir Dan Jakfar. (2017 ). Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi (Cetakan Ke-13).
Depok: PT Desindo Putra Mandiri.

Laksmi, R. A. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mangkunegara, A. A. (2015). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, A. A. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Mangkuprawira, S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik . Bogor:


Ghalia Indonesia.

Maulidina, M. (2019). Analisis Penempatan, Motivasi Kerja Dan Pengembangan


Karir Terhadap Kepuasan Kerja Di PT. Angkasa Pura II (PERSERO)
Bandara Husein Sastranegara Bandung. Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.

Muhammad Fuad, Siti Nurbaya Dan Amirullah. (2017). Pengantar Bisnis.


Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Nina Indriastuty, Sukimin Dan Stepanus Dedy Deomedes. (2018). PENGANTAR


MANAJEMEN. Kuningan, Jawa Barat: Nusa Litera Inspirasi.

Nise Septyawati. (2015). PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN


MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT POS
INDONESIA (PERSERO) BEKASI. Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia (JRMSI), Vol 6, No. 1.

Nitisemito, A. S. (2016). Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pudjiati. (2019). Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Depok: PT Raja Grafindo


Persada.
Siagian, S. P. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Ke-23. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sunyoto, D. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS


(Center Of Academy Publishing Service).

Umar, K. (2013). Manajemen Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Veithzal Rivai Zainal, Dkk. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Viethzal Rivai Zainal. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk


Perusahaan Edisi Ke-3. Jakarta: Raja Grafindo.

Widodo, S. (2015). Manajemen Kinerja Korporasi & Organisasi. Jakarta:


Erlangga.

Widya Paramita, Dkk. (2015). PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN


MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT POS
INDONESIA (PERSERO) BEKASI. Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia (JRMSI) , Vol 6, No. 1.

http://jdih.dephub.go.id/index.php/produk_hukum/view/UzAwdU5TQlVRVWhW
VGlBeU1EQTE=

http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2005/km_no_5_tahun_2005.pdf

Anda mungkin juga menyukai