Anda di halaman 1dari 10

JMK, VOL. 17, NO. 2, SEPTEMBER 2015, 135–144 DOI: 10.9744/jmk.17.2.

135–144
ISSN 1411-1438 print / ISSN 2338-8234 online

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN KINERJA


KARYAWAN

Diah Indriani Suwondo1*, Eddy Madiono Sutanto1


1
Program Studi Manajemen Universitas Kristen Petra
Jalan Siwalankerto 121–131 Surabaya 60236, Indonesia
*Penulis Korespondensi; Email: diah_11158@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode
sensus, yakni mengambil semua populasi menjadi responden penelitian. Jumlah responden adalah 40 orang.
Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan uji kesahihan, uji keterandalan, uji asumsi klasik, analisis
deskriptif, tabulasi silang, analisis regresi linier berganda, dan analisis koefisien determinasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara individual dan secara bersama-sama lingkungan kerja dan disiplin kerja berpe-
ngaruh terhadap kinerja karyawan Bank di kota Malang. Lingkungan kerja yang nyaman dan tingkat disiplin
kerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja karyawan.

Kata kunci: Lingkungan kerja, disiplin kerja, kinerja karyawan

Abstract

This study was aimed to know the influence of work environment and work dicipline to employee
performance. This type of research was quantitiative research. This study used census method, which taken
all the population to survey respondents. The number of employee were 40 people. The techniques of -
processing and analysis data used validity test, reliability test, classic assumption test, descriptive analysis,
cross tabulation, linear regression analysis, and coefficient of determination analysis. The study stated that
the influence of work environment and work discipline to employee performance of bank’s employees in
Malang city had influence by individually and influence by simultaneously. A comfortable work environment
and the high level of work discipline will to improve employee performance.

Keywords: Work environment, work discipline, employee performance

Pendahuluan juga memberikan pengaruh terhadap kinerja karya-


wan. Kurangnya distribusi cahaya dalam ruangan ker-
Konsep ruangan terbuka merupakan salah satu ja akan mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja
upaya yang dilakukan perusahaan untuk membangun dengan cepat dan tepat. Hasil penelitian yang dilaku-
atmosfer kerja tanpa batas. Hal ini dapat dilihat pada kan oleh Agastia (2014) menyebutkan bahwa kete-
desain kantor Google, terutama di Indonesia. Ruang- nangan bekerja juga diperlukan oleh setiap karyawan
an kerja dengan pembatas yang minim dan setiap kar- untuk melakukan pekerjaannya.
yawan memiliki ukuran meja yang sama dapat mem- Febriani dan Indrawati (2013) dan Situngkir
permudah karyawan untuk berinteraksi dan karyawan (2013) menyebutkan bahwa penjagaan kenyamanan
dapat melihat atasan secara langsung. Tersedianya ru- dan kebersihan lingkungan kerja merupakan faktor
ang diskusi dan ruang santai memperlihatkan bahwa yang mempengaruhi karyawan dalam menyelesaikan
Google tidak mewajibkan karyawannya untuk beker- pekerjaannya. Hasil penelitian yang dilakukan
ja di meja. Hal ini bertujuan untuk mendukung tercip- Sanjaya dan Indrawati (2014) menyebutkan bahwa
tanya ide-ide kreatif (Erry, 2014). pembinaan hubungan antar karyawan dengan karya-
Hasil penelitian yang dilakukan Cahyani dan Ar- wan lain dan atasan dapat menciptakan lingkungan
dana (2013) menyebutkan bahwa penataan ruang kerja yang baik, yang nantinya akan dapat berpenga-
yang tepat pada tempat kerja berpengaruh terhadap ruh terhadap kinerja karyawan di perusahaan. Hasil
kinerja karyawan. Norianggono, Hamid, dan Ruhana yang diperoleh dari penelitian Setiawan dan Dewi
(2014) menyebutkan bahwa distribusi cahaya yang (2014) adalah kerja sama antar karyawan juga perlu -
cukup, pemilihan warna dinding yang tepat, sirkulasi ditingkatkan agar pekerjaan dapat diselesaikan de-
udara, dan suhu udara yang sesuai dengan ruangan ngan tepat dan sesuai target.

135
136 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 135–144

Pramana dan Sudharma (2013) menyebutkan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan
bahwa disiplin kerja juga akan mempengaruhi kinerja mengetahui apakah lingkungan kerja dan disiplin
karyawan. Hasil penelitian yang diperoleh Rofi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Tujuan
(2012) menyebutkan bahwa disiplin kerja karyawan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ling-
merupakan faktor yang paling dominan. Hal ini perlu kungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan,
ditingkatkan agar harapan karyawan dapat tercapai apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja -
dan mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Dwipaya- karyawan, dan mengetahui apakah lingkungan kerja
na (2014) juga menyebutkan perusahaan harus mem- dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karya-
berikan sanksi bagi karyawan yang melanggar aturan wan.
dan melakukan pengawasan yang lebih ketat untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Krisnanda dan Su- Lingkungan Kerja
dibya (2014) dan Kepakisan (2014) menyebutkan
bahwa perusahaan harus tegas dan tepat dalam me- Menurut Sutrisno (2009) lingkungan kerja ada-
mutuskan sanksi apa yang akan diberikan kepada kar- lah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada
yawan agar karyawan yang melanggar aturan mau- di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerja-
pun tata tertib perusahaan tidak akan melakukan ke- an yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
salahan yang sama. (p.118). Nitisemito (2006) menyatakan bahwa ling-
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parhusip, kungan kerja merupakan kondisi dari segala sesuatu
Musadieq, dan Nurtjahjono (2014) dan Ariana dan yang terdapat di sekitar tempat bekerja karyawan
Riana (2013) menyebutkan bahwa sanksi yang di- yang mampu memberikan pengaruh bagi dirinya da-
berikan tidak hanya bagi karyawan yang datang ter- lam melaksanakan pekerjaannya (dalam Yasa & Uta-
lambat atau pulang sebelum jam kerja berakhir, tetapi ma, 2014).
juga berlaku bagi karyawan yang tidak dapat menye- Menurut Wursanto (2009), lingkungan kerja ter-
lesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu. Menurut diri atas dua jenis. Pertama, lingkungan kerja yang
Branham (2010), para atasan yang telah melakukan menyangkut segi fisik adalah segala sesuatu yang me-
pengawasan lebih ketat tanpa didukung dengan kesa- nyangkut segi fisik dalam lingkungan kerja. Kedua,
daran karyawan mengenai disiplin kerja, maka akan lingkungan kerja yang menyangkut segi psikis adalah
terus terjadi pelanggaran yang nantinya akan berdam- lingkungan kerja yang tidak dapat ditangkap dengan
pak terhadap kinerja karyawan (dalam Prabasari & panca indera (dalam Dharmawan, 2011).
Netra, 2013). Sedarmayanti (2007) membagi lingkungan kerja
Setiap perusahaan memiliki lingkungan kerja menjadi dua jenis, yaitu lingkungan kerja fisik dan
dan disiplin kerja yang berbeda-beda sehingga dapat non fisik. Lingkungan kerja fisik adalah semua ke-
mempengaruhi kinerja karyawan. Suasana di tempat adaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat
kerja pada Bank di kota Malang tergolong nyaman. kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik seca-
Hal ini dikarenakan tersedianya AC (air condition) ra langsung maupun tidak langsung. Lingkungan ker-
sebagai penunjang terciptanya suasana nyaman dan ja fisik dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan
tingkat pencahayaan yang terang. Hanya saja, di tem- yang berhubungan langsung dan berada di dekat kar-
pat kerja tersebut tidak terlihat adanya jendela yang yawan (kursi, meja dan sebagainya) dan lingkungan
berfungsi sebagai perputaran udara. Di Bank tersebut perantara (temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,
terdapat beberapa ruang kerja yang tertata rapi, teratur pencahayaan, getaran mekanis, bau tidak sedap, war-
dan sesuai dengan kebutuhan. Saat peneliti melaku- na dan sebagainya). Lingkungan kerja non fisik ada-
kan kunjungan jarang terlihat adanya komunikasi an- lah semua keadaan yang terjadi berkaitan dengan hu-
tara karyawan dengan pemimpin perusahaan dan ter- bungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
lihat beberapa karyawan keluar bersama saat jam isti- hubungan dengan sesama rekan kerja maupun hu-
rahat. Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kepa- bungan dengan bawahan (dalam Norianggono, Ha-
tuhan karyawan pada peraturan perusahaan, cara ber- mid, & Ruhana, 2014).
pakaian dan kesiapan karyawan dalam memperbaiki
kesalahan. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian Disiplin Kerja
ini ingin mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan
disiplin kerja pada kinerja karyawan. Siagan (2014) menyatakan bahwa disiplin kerja
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ter- merupakan tindakan manajemen untuk mendorong
dapat tiga rumusan masalah dalam penelitian ini, yai- para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai
tu ingin mengetahui apakah lingkungan kerja berpe- ketentuan. Disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku
ngaruh terhadap kinerja karyawan, apakah disiplin dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan organi-
Suwondo: Hubungan Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kinerja Karyawan 137

sasi baik tertulis maupun tidak tertulis (Sutrisno, artikan bahwa karyawan tersebut tidak menghindar
2009). Disiplin kerja merupakan bagian atau variabel dari kewajibannya. Hal ini menandakan bahwa disi-
yang sangat penting dalam pengembangan sumber plin kerja telah dimiliki oleh karyawan tersebut. Ke-
daya manusia. Oleh karena itu, disiplin kerja diperlu- empat, mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh per-
kan dalam suatu organisasi agar tidak terjadi ketele- usahaan. Karyawan yang mengikuti cara kerja dan
doran, penyimpangan atau kelalaian yang menye- peraturan yang telah ditentukan oleh perusahaan, ma-
babkan terjadinya pemborosan dalam melakukan pe- ka disiplin kerja karyawan memberikan pengaruh ter-
kerjaan (Nurcahyo, 2011). Disiplin kerja adalah suatu hadap kinerjanya. Kelima, memiliki tanggung jawab
alat yang digunakan para manajer untuk berkomu- yang tinggi. Tanggung jawab yang tinggi mempenga-
nikasi dengan karyawan agar bersedia mengubah ruhi disiplin kerja. Karyawan yang memiliki tang-
perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan gung jawab terhadap segala sesuatu menandakan bah-
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua wa karyawan tersebut memiliki tingkat disiplin kerja
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang tinggi (Ardiansyah & Wasilawati, 2014).
berlaku (Rivai & Sagala, 2009, p. 825).
Disiplin kerja memberikan manfaat yang besar Kinerja Karyawan
bagi perusahaan maupun bagi para karyawan. Bagi
perusahaan, adanya disiplin kerja akan menjamin ter- Colquitt, LePine, dan Wesson (2011) menyata-
peliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tu- kan bahwa kinerja karyawan adalah serangkaian peri-
gas sehingga diperoleh hasil yang optimal. Bagi kar- laku karyawan yang memberi kontribusi, baik secara -
yawan, disiplin kerja akan menciptakan suasana kerja positif maupun negatif terhadap penyelesaian tujuan
yang menyenangkan dan semangat kerja karyawan organisasi (dalam Wibowo, 2007, p.2). Kinerja karya-
juga bertambah. Hal ini membuat karyawan dapat wan merupakan hasil kerja karyawan yakni sebuah
melaksanakan pekerjaannya dengan penuh kesadaran proses manajemen atau suatu organisasi secara kese-
(Sutrisno, 2009). luruhan yang hasil kerjanya tersebut harus dapat di-
Perusahaan harus menciptakan peraturan atau ta- tunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
ta tertib dalam pelaksanaan disiplin kerja. Peraturan (Sedarmayanti, 2007,). Pendapat lain menyatakan
atau tata tertib yang diciptakan harus dipatuhi oleh se- bahwa kinerja karyawan adalah hasil pekerjaan yang
luruh karyawan dalam perusahaan. Menurut Si- dicapai oleh seseorang berdasarkan persyaratan-per-
ngodimedjo (2002), peraturan-peraturan yang berkait- syaratan pekerjaan (Bangun, 2012). Menurut
an dengan disiplin kerja, antara lain 1) Peraturan jam Mangkunegara (2009), kinerja karyawan adalah hasil
masuk, pulang, dan jam istirahat 2) Peraturan dasar kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang dicapai
tentang berpakaian dan bertingkah laku dalam peker- oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas-
jaan 3) Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan nya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
berhubungan dengan unit kerja lain 4) Peraturan ten- (dalam Norianggono, Hamid, & Ruhana, 2014). Me-
tang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilaku- nurut Tohardi (2002), faktor-faktor yang mempenga-
kan oleh karyawan selama dalam perusahaan (dalam ruhi kinerja karyawan adalah pendidikan, keteram-
Sutrisno, 2009). pilan, disiplin kerja, budaya, dan etika kerja, mana-
Hasibuan (2003) menyatakan bahwa disiplin jemen, tingkat penghasilan, kesempatan berprestasi,
kerja yang baik adalah apabila karyawan mematuhi beban pekerjaan, lingkungan kerja dan teknologi (da-
peraturan, yakni karyawan datang tepat waktu, tertib lam Indrajaya & Adnyani, 2013).
dan teratur. Tepat waktu, tertib dan teratur yang dimi- Pengukuran kinerja karyawan penting dilaku-
liki oleh karyawan menandakan bahwa karyawan ter- kan. Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk menge-
sebut memiliki disiplin kerja yang tinggi, sehingga tahui apakah karyawan mampu menyelesaikan kewa-
memberi pengaruh terhadap kinerja karyawan ter- jibannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebut. Kedua, berpakaian rapi. Berpakaian rapi juga atau apakah karyawan menyimpang dari rencana
didukung dengan seragam yang sesuai dengan atribut yang telah ditetapkan atau apakah hasil kinerja yang
yang telah ditentukan. Karyawan yang menggunakan telah dircapai karyawan sesuai dengan yang diharap-
seragam dan atribut yang sesuai dengan ketentuan kan. Pengukuran kinerja karyawan dapat dilakukan
menandakan bahwa karyawan tersebut mematuhi pe- terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Oleh karena
raturan perusahaan. Hal ini juga dapat memberikan itu, dibutuhkan ukuran kinerja yang bersifat kuantita-
kepercayaan diri kepada karyawan sehingga kinerja tif atau dapat dihitung. Suatu pekerjaan dapat diukur
karyawan tersebut meningkat. Ketiga, mampu melalui kuantitas dan kualitas pekerjaan, ketepatan
menggunakan perlengkapan kerja dengan hati-hati. waktu, kehadiran dan kemampuan kerja sama
Sikap hati-hati yang ditunjukkan karyawan dapat di- (Wibowo, 2007, p.155; Abdullah, 2014, p.146).
138 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 135–144

Pengukuran kinerja diarahkan pada enam aspek, yaitu akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penata-
hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekat- an ruang ini harus didukung dengan distribusi cahaya
an mental, sikap, disiplin waktu dan absensi (Sutrisno, yang cukup, pemilihan warna dinding yang tepat, sir-
2009). kulasi udara dan suhu udara sesuai dengan ruangan
(Norianggono, Hamid, & Ruhana, 2014). Kurangnya
Kerangka Berpikir distribusi cahaya dalam setiap ruangan karyawan
akan mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja
Kerangka berpikir yang pertama dalam peneliti- dengan cepat dan tepat. Ketenangan bekerja juga di-
an ini adalah ingin melihat pengaruh lingkungan kerja perlukan oleh setiap karyawan untuk melakukan pe-
terhadap kinerja karyawan. Kerangka berpikir selan- kerjaannya (Agastia, 2014). Berdasarkan hasil pene-
jutnya ingin melihat pengaruh disiplin kerja terhadap litian sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis seba-
kinerja karyawan. Kerangka berpikir yang terakhir gai berikut:
ingin melihat pengaruh lingkungan kerja dan disiplin H1: Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja
kerja terhadap kinerja karyawan. Lingkungan kerja karyawan.
dan disiplin kerja merupakan variabel bebas yang
masing-masing memiliki indikator. Indikator ling- Menurut Rofi (2012), disiplin kerja karyawan
kungan kerja terdiri atas suhu udara di tempat kerja, merupakan faktor yang paling dominan sehingga disi-
tata ruang di tempat kerja, sirkulasi udara di tempat plin kerja perlu ditingkatkan agar harapan karyawan
kerja, tingkat pencahayaan di tempat kerja, hubungan dapat tercapai dan mendapatkan kepuasan dalam be-
antar karyawan di tempat kerja, dan hubungan karya- kerja. Hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan
wan dengan pemimpin perusahaan di tempat kerja tersebut. Perusahaan harus memberikan sanksi bagi
(Sedarmayanti, 2007). Indikator disiplin kerja adalah - karyawan yang melanggar aturan dan melakukan pe-
ketepatan waktu bekerja, kerapian berpakaian, kepa- ngawasan yang lebih ketat untuk meningkatkan kiner-
tuhan pada peraturan perusahaan dan tanggung jawab ja karyawan (Dwipayana, 2014). Sanksi yang diberi-
(Singodimedjo, 2002; Hasibuan, 2003). Variabel ter- kan harus tepat sehingga karyawan yang melanggar
ikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan aturan maupun tata tertib perusahaan tidak melakukan
yang indikatornya ketepatan waktu dalam menyele- kesalahan yang sama (Krisnanda & Sudibya, 2014).
saikan pekerjaan, tingkat inisiatif karyawan, dan ke- Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai disiplin
mampuan dalam bekerja sama (Bangun, 2012; Sutris- kerja dan kinerja karyawan, dapat dirumuskan hipote-
no, 2009). sis sebagai berikut:
H2: Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja kar-
yawan.

Lingkungan kerja yang nyaman dapat menjamin


karyawan bersemangat dalam bekerja (Pramana &
Sudharman, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kar-
yawan tersebut memiliki tanggung jawab yang besar
sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Perasaan
senang yang ditunjukkan oleh karyawan dan keco-
cokan karyawan dengan peraturan perusahaan men-
cerminkan lingkungan kerja yang nyaman. Hal terse-
but dapat meningkatkan kinerja karyawan tersebut
(Suryadi & Rosyidi, 2013). Berdasarkan penelitian
terdahulu, dapat dirumuskan hipotesis sebagai beri-
Gambar 1. Kerangka Berpikir kut:
Sumber: Sedarmayanti (2009); Sutrino (2009); Ardiansyah H3: Lingkungan kerja dan disiplin kerja berpenga-
dan Wasilawati (2014); bangun (2012); Sutrisno (2009) ruh terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis Penelitian Metode Penelitian

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
bahwa lingkungan kerja (fisik dan non fisik) berpe- Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang
ngaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang di- telah ditetapkan dan untuk mengetahui pengaruh va-
lakukan Cahyani dan Ardana (2013) menunjukkan riabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
bahwa penataan ruang yang tepat pada tempat kerja (dependent). Penelitian ini memiliki objek penelitian,
Suwondo: Hubungan Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kinerja Karyawan 139

yaitu lingkungan kerja, disiplin kerja dan kinerja tahap pengolahan data dalam penelitian ini terdiri atas
karyawan, serta karyawan suatu bank cabang kota uji kesahihan, uji keterandalan, dan uji asumsi klasik.
Malang menjadi subjek penelitian. Populasi dalam Tujuan uji kesahihan adalah untuk menunjukkan se-
penelitian ini adalah karyawan tetap sebanyak 40 jauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa
orang dan sampel dalam penelitian adalah seluruh yang ingin diukur. Hasil uji kesahihan variabel ling-
anggota populasi. Teknik pengambilan sampel dalam kungan kerja, disiplin kerja, dan kinerja karyawan
penelitian ini menggunakan metode sensus. dinyatakan sahih dengan nilai Pearson Correlation di
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu atas 0,3 (r kritis) dan nilai Sig. (2-tailed) kurang dari
lingkungan kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan. 0,05 (Kuncoro, 2013, p.181).
Pertama, lingkungan kerja adalah kondisi tempat ker- Tujuan uji keterandalan adalah untuk menun-
ja (sarana dan prasarana) yang memberikan pengaruh jukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan
bagi diri sendiri dalam melaksanakan pekerjaannya. tanpa ada kesalahan dan menjamin pengukuran yang
Indikator lingkungan kerja adalah suhu udara di tem- konsisten, dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar
pat kerja, tata ruang di tempat kerja, sirkulasi udara di dari 0,6 (Kuncoro, 2013, p. 181). Hasil uji keteran-
tempat kerja, tingkat pencahayaan di tempat kerja, hu- dalan dapat dilihat di Tabel 1.
bungan antar karyawan di tempat kerja dan hubungan
karyawan dengan pemimpin perusahaan di tempat Tabel 1
kerja (Sedarmayanti, 2007). Uji Keterandalan
Kedua, disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku
dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peratur- Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Lingkungan Kerja 0,931 Terandal
an organisasi sebagai upaya meningkatkan kesadaran
Disiplin Kerja 0,909 Terandal
dan kesediaan seseorang agar tidak melakukan ketele-
Kinerja Karyawan 0,909 Terandal
doran, penyimpangan atau kelalaian dalam melaku-
kan pekerjaan. Indikator disiplin kerja adalah ketepat-
Tujuan tahap pengolahan data yang terakhir ada-
an waktu bekerja, kerapian berpakaian, kepatuhan pa-
lah untuk mengetahui pola dan varian serta kelinieri-
da aturan perusahaan dan tanggung jawab (Singodi-
tasan suatu data (Kuncoro, 2013), yang terdiri atas uji
medjo, 2002; Hasibuan, 2003).
normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedas-
Ketiga, kinerja karyawan merupakan hasil pe-
tisitas. Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smir-
kerjaan karyawan yang diukur secara kualitatif dan
kuantitatif yang dicapai dengan cara memberikan nov Test dan analisis grafik (normal P-P plot), hasil
kontribusi baik positif maupun negatif dalam melak- uji normalitas dinyatakan berdistribusi normal dengan
sanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawabnya. nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan titik-
Indikator kinerja karyawan adalah ketepatan dalam titik menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis
menyelesaikan pekerjaan, tingkat inisiatif karyawan diagonal (normal P-P plot) (Priyatno, 2012, p.51 &
dan kemampuan karyawan dalam bekerja sama (Ba- 53). Hasil uji multikolinearitas juga dinyatakan tidak
ngun, 2012; Sutrisno, 2009). terjadi korelasi yang sempurna antara variabel bebas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan da- Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai Tolerance dan Va-
lam penelitian ini adalah angket. Angket tersebut ter- riance Infating Factor (VIF) masing-masing variabel
diri atas dua jenis. Angket pertama yang diisi oleh bebas yang lebih besar dari 0,1 dan lebih kecil dari 10
karyawan tetap adalah mengenai lingkungan kerja (Priyatno, 2012, p.56). Uji heteroskedastisitas dengan
dan disiplin kerja, terdapat juga profil responden (na- menggunakan metode Glejser dan metode grafik di-
ma, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama be- nyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini juga
kerja dan bagian divisi) dan pertanyaan terbuka. Ang- ditunjukkan dari nilai signifikansi masing-masing va-
ket kedua yang diisi oleh kepala divisi adalah menge- riabel yang berada di atas 0,05 dan titik-titik yang me-
nai nama karyawan, bagian divisi dan kinerja karya- nyebar dengan pola yang tidak jelas pada grafik (Pri-
wan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini meng- yatno, 2012, p. 66 & 69).
gunakan skala likert dalam bentuk pernyataan positif, Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
terdiri atas skor 1 hingga 5 yang artinya sangat tidak analisis deskriptif variabel penelitian (lingkungan ker-
setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat se- ja, disiplin kerja dan kinerja karyawan), tabulasi silang
tuju. (antara variabel penelitian dan profil responden), ana-
Pengolahan data dalam penelitian ini mengguna- lisis regresi linear berganda, analisis koefisien deter-
kan Program SPSS for Windows version 19. Tahap- minasi dan pengujian hipotesis.
140 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 135–144

Analisis dan Pembahasan haranya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas
hingga diperoleh hasil yang maksimal dan manfaat
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian bagi para karyawan adalah menciptakan suasana kerja
yang menyenangkan sehingga para karyawan dapat
Analisis deskriptif variabel lingkungan kerja da- melaksanakan pekerjaannya dengan penuh kesadaran
pat dikategorikan tidak nyaman (1,00-3,00) dan nya- (Sutrisno, 2009).
man (3,01-5,00), variabel disiplin kerja dan kinerja Pengukuran kinerja karyawan perlu dilakukan
karyawan dapat dikategorikan rendah (1,00-3,00) dan untuk mengetahui apakah karyawan tersebut telah
tinggi (3,01-5,00). Analisis deskriptif tersebut dapat menyelesaikan kewajibannya sesuai waktu yang di-
dilihat di Tabel 2, 3, dan 4. Rata-rata dari seluruh per- tentukan atau menyimpang dari rencana yang telah
nyataan variabel lingkungan kerja yakni sebesar 3,47, ditetapkan (Wibowo, 2007, p. 155). Pengukuran ki-
yang artinya karyawan merasa nyaman dengan ling- nerja karyawan dilakukan berdasarkan ketepatan
kungan kerja. Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, tingkat inisia-
pernyataan udara yang sejuk di tempat kerja memban- tif karyawan dan kemampuan karyawan dalam beker-
tu saya dalam bekerja dan rata-rata indikator tertinggi ja sama. Rata-rata kinerja karyawan secara keseluruh-
juga terdapat pada suhu udara di tempat kerja. Menu- an adalah 3,24, yang artinya karyawan memiliki ki-
rut Sedarmayanti (2007), suhu udara dapat mempe- nerja yang tinggi.
ngaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak
Analisis Regresi Linear Berganda
langsung (dalam Norianggono, Hamid, & Ruhana,
2014). Berdasarkan Tabel 5, diperoleh persamaan re-
Rata-rata dari seluruh pernyataan variabel disi- gresi linear berganda sebagai berikut:
plin kerja adalah 3,29, yang artinya karyawan memi-
liki disiplin kerja yang tinggi. Ketepatan waktu kerja Y = -0,920 + 0,710X1 + 0,516X2
dan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan meru- Keterangan:
pakan indikator tertinggi pertama dan kedua, yaitu se- Y = Variabel kinerja karyawan
besar 3,35 dan 3,33. Disiplin yang tinggi memberikan X1 = Variabel lingkungan kerja
manfaat yang besar bagi perusahaan maupun bagi pa- X2 = Variabel disiplin kerja
ra karyawan. Manfaat bagi perusahaan adalah terpeli- a = Konstanta

Tabel 2
Analisis Deskriptif Lingkungan Kerja
Nilai Nilai
Indikator Pernyataan
Rata-Rata Rata-Rata Indikator
Suhu udara di tempat Tempat kerja saya mempunyai udara yang sejuk 3,58
3,63
kerja Udara yang sejuk di tempat kerja membantu saya dalam bekerja 3,67
Tata ruang di tempat Penataan ruang di tempat kerja saya sangat teratur 3,53
kerja Penataan ruang di tempat kerja saya sangat rapi 3,50
3,43
Penataan ruang di tempat kerja saya disesuaikan dengan
3,25
kebutuhan
Sirkulasi di tempat Sirkulasi udara di tempat kerja saya bergantung pada AC 3,58
kerja Sirkulasi udara (bergantung pada AC) di tempat kerja 3,41
3,25
membantu saya dalam bekerja
Tingkat pencahayaan Tingkat pencahayaan di tempat kerja saya sudah terang 3,52
di tempat kerja Tingkat pencahayaan yang terang di tempat kerja membantu 3,41
3,30
saya dalam bekerja
Hubungan antar Saya memiliki banyak rekan kerja di tempat kerja 3,55
karyawan di tempat Saya cenderung makan siang bersama dengan rekan kerja 3,58
3,60
kerja
Hubungan karyawan Saya dapat berkomunikasi dengan nyaman dengan pemimpin
3,50
dengan pemimpin perusahaan (tidak gerogi)
perusahaan di tempat Pemimpin perusahaan cenderung menyempatkan waktu untuk
3,50 3,42
kerja melihat kinerja saya
Pemimpin perusahaan cenderung bertukar informasi dengan
3,25
saya
Total 3,47
Suwondo: Hubungan Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kinerja Karyawan 141

Tabel 3
Analisis Deskriptif Disiplin Kerja
Nilai Nilai
Indikator Pernyataan
Rata-Rata Rata-Rata Indikator
Ketepatan waktu kerja Saya datang lebih awal di tempat kerja 3,50
Saya pulang kerja sesuai dengan jam yang telah di tentukan 3,28
3,34
Saya makan siang saat jam istirahat 3,35
Saya kembali ke tempat kerja sebelum jam istirahat berakhir 3,25
Kerapian berpakaian Saya cenderung memperhatikan kerapian seragam saat jam
3,17 3,17
kerja
Kepatuhan pada aturan Saya hadir setiap hari di tempat kerja 3,33
perusahaan Saya memberikan surat keterangan dokter saat tidak masuk
3,20
kerja karena sakit 3,33
Saya memakai seragam dan atribut sesuai dengan hari yang
3,48
ditetapkan
Tanggung jawab Saya mengerjakan tugas dengan tanggung jawab 2,95
Saya siap bertanggung jawab atas kesalahan yang telah 3,15
3,35
dilakukan
Total 3,29

Tabel 4
Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan
Nilai Nilai
Indikator Pernyataan
Rata-Rata Rata-Rata Indikator
Ketepatan waktu dalam Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
3,30
menyelesaikan pekerjaan waktu
Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai jumlah
3,37 3,29
yang ditentukan dengan tepat waktu
Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai kualitas
3,20
yang ditentukan dengan tepat waktu
Tingkat inisiatif karyawan Karyawan memiliki inisiatif dalam bekerja 3,27
3,20
Karyawan memiliki inisiatif dalam memperbaiki kesalahan 3,12
Kemampuan Karyawan Karyawan mampu bekerja sama dengan rekan kerja satu
2,93
dalam bekerja sama divisi
3,20
Karyawan mampu bekerja sama dengan rekan kerja di
3,48
divisi lain
Total 3,24

Tabel 5 maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar


Analisis Regresi Linear Berganda 0,701.
Variabel Unstandardized Coefficients  Koefisien regresi variabel disiplin kerja sebesar
Konstanta -0,920 0,516. Koefisien regresi tersebut menunjukkan
Lingkungan Kerja 0,710 bahwa setiap terjadi peningkatan disiplin kerja,
Disiplin Kerja 0,516 maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar
0,516.
Berdasarkan hasil persamaan regresi linear ber-
ganda tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut: Analisis Koefisien Determinasi
 Nilai -0,920 adalah konstanta yang menunjukkan
rendahnya kualitas kinerja karyawan sebesar 0,92, Tabel 6
apabila lingkungan kerja dan disiplin kerja tidak Analisis Koefisien Determinasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Adjusted R Std. Error of
 Koefisien regresi variabel lingkungan kerja sebe- Model R R Square
Square the Estimate
sar 0,710. Koefisien regresi tersebut menunjukkan
1 0,945a 0,893 0,887 0,27587
bahwa setiap terjadi peningkatan lingkungan kerja,
142 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 135–144

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai koefisien de- Hasil uji t menunjukkan bahwa hipotesis kedua
terminasi sebesar 0,893 atau 89,3%, yang artinya ling- (H2) dinyatakan tebukti. Hal ini menunjukkan bahwa
kungan kerja dan disiplin kerja memiliki pengaruh se- disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
besar 89,3% terhadap kinerja karyawan dan sisanya Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang di-
sebesar 10,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya. lakukan oleh Rofi (2012) yang menyatakan bahwa di-
siplin kerja merupakan faktor yang paling dominan
Pengujian Hipotesis dalam mempengaruhi sehingga disiplin kerja perlu di-
tingkatkan agar harapan karyawan dapat tercapai dan
Tabel 7 karyawan mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Di-
Uji t
siplin kerja yang dimiliki oleh karyawan memberikan
Variabel t tabel t hitung Signifikansi Hitung manfaat bagi perusahaan dan karyawan tersebut (Su-
Lingkungan Kerja 1,684 3,866 0,00 trisno, 2009). Menurut Branham (2010) setiap karya-
Disiplin Kerja 1,684 4,165 0,00 wan yang tidak memiliki kesadaran mengenai disiplin
kerja akan melakukan pelanggaran yang sama dan
Tabel 7 menunjukkan bahwa t hitung dari ling- akan berdampak terhadap kinerja karyawan tersebut
kungan kerja dan disiplin kerja lebih besar daripada t (dalam Prabasari & Netral, 2013).
tabel (1,684), yakni sebesar 3,866 dan 4,165. Cara ke-
dua dapat dilihat dari nilai signifikansi. Nilai signifi- Tabel 8
kansi lingkungan kerja dan disiplin kerja lebih kecil Uji F
daripada 0,05, yakni masing-masing sebesar 0,00.
Berdasarkan ketentuan di atas, hasil yang diperoleh Variabel Signifikansi Hitung
Lingkungan Kerja
adalah hipotesis nol (H0) ditolak, sehingga pernyataan 0,00
Disiplin Kerja
mengenai variabel lingkungan kerja atau disiplin kerja
tidak berpengaruh pada kinerja karyawan tersebut di-
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi <
tolak. Dengan kata lain, hipotesis alternatif (Ha) dite-
0,05 yaitu sebesar 0,00 sehingga hipotesis nol (H0)
rima, sehingga variabel lingkungan kerja atau disiplin
ditolak. Oleh karena itu penyataan mengenai ling-
kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
kungan kerja dan disiplin kerja tidak berpengaruh pa-
Hasil uji t menunjukkan bahwa hipotesis perta-
ma (H1) dinyatakan terbukti. Hal ini menunjukkan da kinerja karyawan tersebut ditolak. Dengan kata la-
bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja in, hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang artinya va-
karyawan. Hasil ini mendukung penelitian yang dila- riabel lingkungan kerja dan disiplin kerja berpengaruh
kukan oleh Norianggono, Hamid, dan Ruhana (2014) terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bah-
yang menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan wa hipotesis ketiga (H3) dinyatakan terbukti. Peneliti-
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karya- an mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prama-
wan dikarenakan lingkungan kerja berada paling de- na dan Sudharma (2013) yang menyatakan bahwa
kat dengan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan- lingkungan kerja yang nyaman dapat membuat karya-
nya, maka diperlukan perhatian yang khusus dari per- wan bersemangat dalam bekerja. Hal ini menunjuk-
usahaan agar memberikan dampak yang positif bagi kan bahwa karyawan tersebut memiliki tanggung ja-
kinerja karyawan tersebut. wab yang besar, sehingga kinerja karyawan ter-
Lingkungan kerja tersebut terdiri atas lingkung- sebut meningkat. Menurut Suryadi dan Rosyidi
an kerja fisik dan non fisik. Lingkungan kerja fisik (2013), perasaan senang yang ditunjukkan karyawan
adalah keadaan di sekitar tempat kerja yang berbentuk mencerminkan lingkungan kerja yang nyaman dan di-
fisik yang dapat mempengaruhi karyawan secara dukung dengan peraturan perusahaan yang sesuai.
langsung (kursi, meja dan lain-lain) maupun tidak
langsung (temperatur, kelembaban, sirkulasi udara Simpulan dan Implikasi
dan lain-lain), sedangkan lingkungan kerja non fisik
adalah keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan Berdasarkan hasil uji t dan uji F, maka dapat
hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan mau- disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh ter-
pun hubungan dengan sesama rekan kerja ataupun hadap kinerja karyawan. Hasil ini mendukung peneli-
hubungan dengan bawahan (Sedarmayanti, 2007). tian terdahulu yang dilakukan oleh Norianggono, Ha-
Menurut Febriani dan Indrawati (2013), dan Situngkir mid dan Ruhana (2014) yang menyatakan bahwa
(2013), menjaga kenyamanan dan kebersihan ling- lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang dapat
kungan kerja juga merupakan faktor yang harus di- mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini dikarena
perhatikan dan mempengaruhi karyawan dalam me- lingkungan kerja berada paling dekat dengan karya-
nyelesaikan pekerjaannya. wan dalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena
Suwondo: Hubungan Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Kinerja Karyawan 143

itu, diperlukan perhatian yang khusus dari perusahaan Ariana, T. & Riana. (2013). Pengaruh kepemimpinan,
agar dapat memberikan dampak yang positif bagi ki- kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja
nerja karyawan. Disiplin kerja berpengaruh terhadap karyawan pada Hotel Cendana Resort dan Spa
kinerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian yang Ubud, Gianyar. E-Jurnal Manajemen Universi-
dilakukan Rofi (2012) yang menyatakan bahwa di- tas Udayana, 2(1), 121-136.
siplin kerja merupakan faktor yang paling dominan Bangun, W. (2012). Manajemen sumber daya manu-
dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Oleh kare- sia. Jakarta: Erlangga.
na itu, disiplin kerja perlu ditingkatkan agar harap- Cahyani, N. & Ardana, K. (2013). Pengaruh ling-
an karyawan dapat tercapai, karyawan mendapatkan kungan kerja fisik, gaya kepemimpinan dan in-
kepuasan dalam bekerja dan karyawan dapat mening- sentif finansial terhadap kinerja pegawai non
medis pada rumah sakit Balimed Denpasar. E-
katkan kinerja karyawan. Lingkungan kerja dan disi-
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 2(4),
plin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
423-435.
karyawan. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Dharmawan, Y. (2011). Pengaruh kompensasi dan
terdahulu yang dilakukan oleh Pramana dan Sudhar- lingkungan kerja non fisik terhadap disiplin dan
ma (2013) yang mengatakan bahwa lingkungan kerja kinerja karyawan Hotel Nikki Denpasar. Thesis
yang nyaman dapat membuat karyawan bersemangat tidak dipublikasikan. Diunduh September 5,
dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan 2014 dari http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf
tersebut memiliki tanggung jawab yang besar, sehing- _thesis/unud-382-1739441302-pengaruh%20
ga kinerja karyawan meningkat. kompensasi%20dan%20lingkungan%20ker
Hasil penelitian memberikan implikasi untuk pe- ja%20non%20fisik%20terhadap%20disiplin.pdf
ningkatan kenyamanan lingkungan kerja, tingkat di- Dwipayana, M. A. (2014). Pengaruh disiplin kerja,
siplin kerja dan kinerja karyawan khususnya pada motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap ki-
lingkungan perbankan. Perhatian dan pembaharuan nerja karyawan pada percetakan Sadha Jaya di
fasilitas kerja yang dibutuhkan oleh karyawan penting Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas
untuk kenyamanan karyawan terjaga dan mendukung Udayana, 3(1), 225-242.
karyawan dalam bekerja. Di samping itu, peningkatan Erry. (2014). Bekerja dan bersantai di kantor baru
disiplin kerja dengan cara memberikan award bagi Google. Diunduh September 5, 2014, dari http://
karyawan yang memiliki disiplin kerja yang tinggi www.infokomputer.com/2014/03/ fitur/kantor-
penting untuk dipertimbangkan agar karyawan ter- baru-google-indonesia/.
motivasi untuk meningkatkan disiplin kerja dan dapat Febriani, T. & Indrawati, D. (2013). Pengaruh moti-
menjadi contoh bagi karyawan lainnya. Pemberian re- vasi, kompensasi, serta lingkungan kerja fisik
ward berupa insentif bagi karyawan yang berprestasi terhadap kinerja karyawan hotel The Niche Bali.
perlu mendapat perhatian agar dapat memotivasi kar- E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana,
2(5), 541-551.
yawan untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam pene-
Hasibuan, M. S. P. (2003). Manajemen sumber daya
litian selanjutnya perlu menambahkan variabel bebas,
manusia. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakar-
seperti insentif dan pelatihan, agar menghasilkan pe- ta: PT Bumi Aksara.
nelitian baru yang dapat membantu perusahaan dalam Indrajaya, A. & Adnyani, A. (2013). Pengaruh
meningkatkan kinerja karyawan. budaya organisasi, komunikasi dan lingkungan
kerja terhadap produktivitas kerja karyawan CV
Daftar Referensi Hitakara Denpasar. E-Jurnal Manajemen Uni-
versitas Udayana, 2(4), 410-421.
Abdullah, M. (2014). Manajemen dan evaluasi Kepakisan, B. (2014). Pengaruh motivasi, disiplin dan
kinerja karyawan. Yogyakarta: Aswaja Pres- kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT
sindo. Bank BPD Bali Cabang Tabanan. E-Jurnal Ma-
Agastia, A. (2014). Pengaruh lingkungan kerja fisik, najemen Universitas Udayana, 3(1), 401-413.
komunikasi, dan kepemimpinan terhadap kinerja Kuncoro, M. (2013). Metode riset untuk bisnis dan
karyawan PT BPR Merta Sedana Badung. E- ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(1), Krisnanda, N. A. & Sudibya, G. A. (2014). Pengaruh
29-44. disiplin kerja, motivasi kerja dan kompensasi
Ardiansyah & Wasilawati. (2014). Pengaruh Penga- terhadap kinerja karyawan Respati Sanur Beach
wasan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Kar- Hotel. E-Jurnal Manajemen Universitas Uda-
yawan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lam- yana, 3(7), 2101-2114.
pung Tengah. Jurnal Manajemen Kewirausaha- Mangkunegara, A. P. (2009). Evaluasi kinerja sdm.
an, 16(2), 153-162. Bandung: PT Refika Aditama.
144 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.17, NO. 2, SEPTEMBER 2015: 135–144

Norianggono, Y., Hamid, D., & Ruhana, I. (2014). Sanjaya, E. & Indrawati, D. (2014). Pengaruh kompe-
Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik tensi, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap
terhadap kinerja karyawan (studi pada karyawan kinerja karyawan pada PT Pande Agung Segara
PT Telkomsel Area III Jawa-Bali di Surabaya). Dewata. E-Jurnal Manajemen Universitas, 3(1),
Jurnal Administrasi Bisnis, 8(2), 1-10. 205-224.
Nurcahyo, A. (2011). Analisis variabel-variabel yang Sedarmayanti. (2007). Manajemen sumber daya
mempengaruhi kinerja karyawan pada PT Qua- manusia reformasi birokrasi dan manajemen
dra Mitra Perkasa Balikpapan. Jurnal Eksis, 7 pegawai negeri sipil. Bandung: PT Refika
(2), 1972-1982 Aditama.
Parhusip, C. M. D., Musadieq, M., & Nurtjahjono, Setiawan, F. & Dewi, K. (2014). Pengaruh kompen-
G.E. (2014). Pengaruh disiplin kerja terhadap sasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja kar-
prestasi kerja (studi pada karyawan AJB BUMI- yawan pada CV Berkat Anugrah. E-Jurnal Ma-
PUTERA 1912 Cabang Kayutangan Kota Ma- najemen Universitas Udayana, 3(5), 1471–
lang). Jurnal Administrasi Bisnis, 9(1), 1-10. 1490.
Prabasari, M. & Netra, K. (2013). Pengaruh motivasi, Siagan, S. P. (2014). Manajemen sumber daya manu-
sia. Jakarta: Bumi Aksara.
disiplin kerja dan komunikasi terhadap kinerja
Singodimedjo, M. (2002). Manajemen sumber daya
karyawan PT PLN (Persero) distribusi Bali. E-
manusia, Surabaya: SMMAS.
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 2(4),
Situngkir, S. A. (2013). Pengaruh kompensasi finan-
469-481. sial, hubungan kerja, dan lingkungan kerja fisik
Pramana, K. & Sudharma, I. N. (2013). Pengaruh terhadap kinerja karyawan pada perusahaan da-
kompensasi, lingkungan kerja fisik dan disiplin erah parkir kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen
kerja terhadap kinerja karyawan. E-Jurnal Ma- Universitas Udayana, 2(8), 1019-1035.
najemen Universitas Udayana, 2(9), 1175-1188. Suryadi, A. & Rosyidi, H. (2013). Kinerja karyawan
Priyatno, D. (2012). Cara kilat belajar analisis data ditinjau dari analisi faktor budaya perusahaan.
dengan SPSS 20. Edisi Kesatu. Yogyakarta: Jurnal Penelitian Psikologi, 4(2), 166-180.
ANDI. Sutrisno, E. (2009). Manajemen sumber daya manu-
Rivai, V. & Sagala, J. (2009). Manajemen sumber sia. Jakarta: Kencana.
daya manusia untuk perusahaan. Jakarta: PT Wibowo. (2007). Manajemen kinerja. Edisi Keempat.
Raja Grafindo Persada. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rofi, A. (2012). Pengaruh disiplin kerja dan penga- Yasa, S. & Utama, M. (2014). Pengaruh kompensasi
laman kerja terhadap prestasi kerja karyawan dan lingkungan kerja terhadap kepuasaan kerja
pada departemen produksi PT Leo Agung Raya dan kinerja karyawan pada Karma Jimbaran. E-
Semarang. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akun- Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(3),
tansi Terapan, 3(1), 1-21. 609-623.

Anda mungkin juga menyukai