Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN PRA-

KELOMPOK DAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK
2.

DELAPAN Tujuan

VARIABEL 1. an
(Purpose)

8
h

3.
Ko posi
PERENCANAAN ut
u

(C

m
b s)

om

po
e d
K ee

sis
PRA- (N

i
tio
n)
KELOMPOK
DAN 4.
PEMBENTUKAN 8.
Struktur
Konteks Sosial
KELOMPOK (Sosial Context)
(Structure)

(Kurland & Salmon,


h. 207-212)
5.
Isi
Ko
t)
7.
(A

nt
n
ge

e
nt
ek
nc

sL
6. o
(C
yC

KS
on
te

Kontak Pra-Kelompok
xt
)

(Pre-Group Contact)
1. Kebutuhan (Needs)
• Kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah, atau kondisi-kondisi umum yang dirasakan
klien/calon anggota kelompok, pekerja sosial, atau orang lain yang relevan;
• Kebutuhan-kebutuhan spesifik yang dirasakan calon anggota kelompok, pekerja
sosial, atau orang lain yang relevan;
• Faktor-faktor sosial-budaya (nilai-nilai, kondisi ekonomi, sikap-sikap) dalam
lingkungan calon anggota kelompok;
• Kebutuhan-kebutuhan perkembangan calon anggota kelompok;
• Kemampuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah, atau
kondisi-kondisi melalui kegiatan kelompok;
• Persamaan dan perbedaan berkaitan dengan persepsi kebutuhan-kebutuhan oleh
calon anggota, pekerja sosial, LKS, dan orang lain yang relevan.
2. Tujuan (Purpose)
• Tujuan calon anggota kelompok yang dirasakan oleh calon anggota kelompok itu sendiri dan pekerja
sosial;
• Tujuan pekerja sosial yang dirasakan oleh pekerja sosial itu sendiri dan calon anggota kelompok;
• Konsepsi sementara tujuan kelompok yang dirasakan oleh calon anggota kelompok dan pekerja sosial;
• Fungsi kelompok yang dirasakan oleh pekerja sosial (misalnya, konseling, pengembangan, kegiatan,
aksi sosial);
• Persamaan dan perbedaan berkaitan dengan persepsi tentang tujuan calon anggota, pekerja sosial,
LKS;
• Metode evaluasi dengan mana balikan yang belangsung terus dari calon anggota kelompok akan
didorong dan pencapaian tujuan akan dihargai.
3. Komposisi (Composition)
• Jumlah calon anggota;
• Kelompok terbuka atau tertutup – kalau terbuka, bagaimana proses anggota baru ditambahkan;
• Jumlah pekerja sosial dan karakteristik mereka (jenis kelamin, suku, tingkat keterampilan, gaya kepribadian,
nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan);
• Karakteristik anggota - derajat homogenitas/heterogenitas terkait usia, kelas di sekolah, jenis kelamin, suku,
bahasa, pendidikan, pekerjaan, agama, budaya, tingkat sosio-ekonomi, atau pengalaman kelompok sebelumnya;
• Karakteristik perilaku calon anggota - derajat homogenitas/heterogenitas terkait gaya interaksi, tahap
perkembangan psikososial, kebutuhan, minat, kemampuan menggunakan pengalaman kelompok; kemampuan
berelasi dan berkomunikasi dengan orang lain, atau motivasi dan kemampuan untuk mencapai tujuan kelompok
dan tujuannya sendiri;
• Persamaan dan perbedaan penting para calon anggota terkait karakteristik perilaku.
4. Struktur (Structure)
• Waktu - lama tiap pertemuan, lama total kegiatan, frekuensi
pertemuan, waktu pertemuan;
• Tempat - tempat pertemuan, besar ruang pertemuan, kelengkapan
dalam ruang pertemuan, bagaimana anggota datang ke pertemuan;
• Biaya;
• Ketentuan tentang kerahasiaan;
• Ketentuan tentang koordinasi dan kolaborasi antarlembaga.
5. Isi (Content)
• Isi sementara pertemuan kelompok (misalnya, diskusi, ceramah, atau
tayangan media lain);
• Kemampuan isi untuk memfasilitasi interaksi antaranggota kelompok;
• Metode perencanaan isi;
• Perlengkapan;
• Isi dan persiapan pada pertemuan kelompok pertama.
6. Kontak Pra-Kelompok (Pre-Group
Contact)
• Rekrutmen dan penjangkauan calon anggota kelompok;
• Eligibilitas (Kelayakan);
• Skrining (menentukan keberlanjutan anggota dalam kelompok);
• Asesmen kekuatan, masalah, kesulitan, situasi umum kehidupan calon anggota);
• Orientasi ke dalam kelompok dan persiapan calon anggota untuk mengikuti pertemuan
kelompok pertama;
• Orang yang akan menyiapkan calon anggota untuk mengikuti pertemuan kelompok pertama;
• Orang yang akan melakukan Kontak Pra-Kelompok;
• Penentuan waktu Kontak Pra-Kelompok terkait pertemuan kelompok pertama;
• Tempat Kontak Pra-Kelompok;
• Kontak dengan sumber-sumber rujukan, orang lain yang relevan.
7. Konteks LKS (Agency Context)
• Tujuan LKS;
• Filosofi dan sikap LKS terhadap PS-K;
• Sejarah pengalaman LKS dalam PS-K;
• Kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah, atau kondisi-kondisi umum populasi sasaran yang
dirasakan oleh LKS;
• Kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah, atau kondisi-kondisi spesifik calon anggota kelompok
yang dirasakan oleh LKS;
• Konsepsi sementara tujuan kelompok yang dirasakan oleh LKS;
• Ketentuan dan persiapan bagi koordinasi dan kolaborasi antarlembaga (horizontal dan vertikal);
• Sumber-sumber yang dijanjikan LKS kepada kelompok (misalnya, staf, waktu, dana, tempat,
bantuan program);
• Relasi LKS dengan komunitas.
8. Konteks Sosial (Social Context)
• Lingkungan politik dan dampaknya terhadap calon anggota dan sikap
terhadap pelayanan;
• Hukum, aturan, dan kebijakan yang berdampak terhadap pelayanan;
• Sikap-sikap budaya terhadap partisipasi kelompok;
• Komunitas geografis, institusional, atau organisasional di mana LKS
berada;
• Respons profesi terhadap kebutuhan-kebutuhan klien yang berubah
dan teknik-tekniknya yang sedang berkembang.
CONTOH 2.
PERENCANAAN Tujuan

PRA- 1.
(Purpose)
an
KELOMPOK

8
h

3.
Ko posi
u
ut

(C

m
b s)

om

po
e d
DAN K ee

sis
(N

i
tio
PEMBENTUKAN

n)
KELOMPOK
Kelompok 8.
4.
Struktur
Reminisens Konteks Sosial
(Structure)
*Janda Perang (Sosial Context)

Timor Timur*

Delapan variabel yang perlu diperhatikan 5.


Isi
Ko
t)
7.
dalam Perencanaan Pra Kelompok pada
(A

nt
n
ge

e
nt
ek

Kelompok Reminisens Janda Perang Timor


nc

sL
6. o
(C
yC

KS

Timur:
on
te

Kontak Pra-Kelompok
xt
)

(Pre-Group Contact)
• Kelompok Reminisens (reminiscence group) adalah kelompok para
manusia usia lanjut untuk saling berbagi cerita pengalaman masa lalu
yang bersifat suka maupun duka
• Diadopsi dan disesuaikan dari Praktikum Program MSW Delaware
State University, Dover, AS pada 1994 dengan Kelompok Reminisens
Janda Perang Vietnam.
1. Kebutuhan (Needs)
Kebutuhan Janda Perang Timor Timur adalah berbagi (sharing) cerita tentang
pengalaman masa lalu yang bersifat suka maupun duka.
2. Tujuan
Kelompok Reminisens Janda Perang Timor Timur bertujuan untuk menjadi wadah
bagi anggota untuk saling berbagi cerita tentang pengalaman masa lalu yang
bersifat suka maupun duka.
3. Komposisi
Kelompok Reminisens Janda Perang Timor Timur adalah semua janda Perang Timor
Timur, 5-8 orang, bersedia untuk mengikuti semua aturan dan kegiatan.
4. Struktur
Kelompok Reminisens Janda Perang Timor Timur berkegiatan di Ruang LK3 FISIP
UMJ lantai 3, jam 10:30-12:00, kegiatan sekali seminggu selama lima (5) kali
pertemuan,
5. Isi
kegiatan Kelompok Reminisens Janda Perang Timor Timur untuk lima
(5) kali pertemuan adalah:
5.1 Perkenalan anggota dan latar perkenalan dengan (calon) suami
hingga ada komitmen manjadi pacar.
5.2 Lama dan suka-duka berpacaran hingga (calon) suami masuk
pendidikan tentara.
5.3 Kisah pernikahan hingga suami dipanggil bertugas ke Perang Timor
Timur.
5.4 Menerima kabar duka kematian/kehilangan suami di medan
perang.
5.5 Menjalani hidup pasca-kematian/kehilangan suami
6. Kontak pra kelompok
Kontak pra kelompok dilakukan dengan pemberitahuan/selebaran melalui
Kantor Koramil, Persatuan Istri Tentara, dan mahasiswa Ilmu
Kesejahteraan Sosial FISIP UMJ
7. Konteks LKS (LK3 FISIP UMJ)
Kegiatan ini didukung oleh Pimpinan FISIP UMJ karena seirama dengan
visi dan misi FISIP UMJ yaitu membantu meningkatkan keberfungsian
sosial anggota masyarakat.
8. Konteks sosial/masyarakat
Kegiatan ini seirama dengan sistem nilai masyarakat yang menghormati
jasa pahlawan dan memberi kesempatan kepada para janda perang yang
merupakan anggota mayarakat untuk menjalani hidup secara
bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai