Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah : KONSELING UNTUK PEGSOS

Semester : 3/GENAP/2021
Dosen : Dr. Ati Kusmawati, S.Pd., M.Si., Psikolog
Bersifat : Terbuka
Hari/ Tanggal : ……………………………………..

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konseling sebagai helping relationship?
2. Jelaskan beda antara bimbingan, nasehat, konseling, dan psikoterapi!
3. Jelaskan kompetensi apa saja yang harus dimiliki seorang konselor yang efektif?
4. Jelaskan beserta contoh di bidang/setting apa saja konselor dapat bekerja?
5. Jelaskan bagaimanakah yang dimaksud hubungan profesional antara konselor – klien
dalam konseling?
6. Jelaskan perbedaan antara pendekatan konseling psikoanalisis, behaviorisme, dan
humanistik!
7. Jelaskan :
a. Kekuatan diri anda yang dapat membantu dalam proses konseling
b. Kelemahan anda yang perlu diatasi untuk menjadi konselor yang handal

selamat mengerjakan. Semoga sukses !


1. Konseling sebagai hubungan yang bersifat  helping relationship adalah suatu hubungan yang
terjalin karena adanya kesepakatan antara  konselor dengan konseli. Konseli  yang dihadapi
adalah konseli yang sedang mengalami suatu masalah, selain membantu konseli dalam
mengentaskan masalahnya, konselor juga membantu konseli dalam mengaktualisasikan potensi-
potensi yang ada pada diri konseli.
2. Bimbingan: Bimbingan adalah bantuan yang dapat diberikan oleh penasehat akademik kepada
mahasiswa agar mereka dapat mengambil keputusan berkaitan dengan kegiatan akademiknya dan
menentukan tujuan karirnya.
Tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus


2. Menyelesaikan masalah pribadi secara sehat dan konstruktif
3. Tumbuh dan kembang dengan optimal.
4. Ruang Lingkup

Lingkup kegiatan bimbingan dan konseling yang ideal telah dikemukakan oleh DIKTI
sebagai berikut :
1. Bimbingan pengembangan diri
2. Bimbingan akademik
3. Konseling akademik
4. Bimbingan karir
5. Konseling pribadi

Nasehat : Nasehat itu adalah suatu kata untuk menerangkan satu pengertian, yaitu keinginan
kebaikan bagi yang dinasehati. Nasehat dilakukan dengan lembut dan sabar untuk meningkatkan
perbaikan demi kebaikan orang yang dinasehati tanpa mengabaikan harga diri dari keduanya.
Nasehat meningkatkan cara berfikir mejadi lebih baik, baik bagi orang yang menasehati dan
orang yang dinasehati, sehingga nasehat juga akan meningkatkan kecerdasan
emosional. Nasehat menimbulkan rasa kasih sayang dari orang yang dinasehati kepada orang
yang menasehati, atau sebaliknya. Sehingga bisa disimpulkan nasehat akan memberikan manfaat
dan kebaikan baik orang yang menasehati dan orang yang dinasehati.

Konseling : Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara dan
teknik-teknik bimbingan yang lain oleh seorang ahli (konselor) kepada individu atau kelompok
individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang bertujuan pada teratasinya masalah yang
dihadapi oleh klien.

Ciri-ciri Pokok Konseling

 Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang professional.

 Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.
 Interaksi antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relative lama dan
terarah pada pencapaian tujuan.

Tujuan Konseling

Tujuan konseling berdasarkan penanganan oleh konselor, dikemukakan oleh Shertzer dan Stone
yang dikutip oleh Mc. Leod (2004) dapat diperinci sebagai berikut:

Mencapai kesehatan mental yang positif

Apabila kesehatan mental tercapai maka individu memiliki integrasi, penyesuain dan identifikasi
positif terhadap orang lain. Individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri, dan
mencapai integrasi tingkah laku.

Keefektifan individu

Seseorang diharapkan mempunyao pribadi yang dapat menyelaraskan diri dengan cita-cita,
memanfaatkan waktu dan tenaga serta bersedia mengambil tanggung jawab ekonomi, psikologis
dan fisik.

Pembuatan keputusan

Konseling membantu individu mengkaji apa yang perlu dipilih, belajar membuat alternative-
alternatif pilihan, dan selanjutnya menentukan pilihan sehingga pada masa depan dapat membuat
keputusan secara mandiri.

Fungsi Konseling

 Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya

 Pencegahan, yaitu untuk membantu peserta didik mampu mencegah dan menghindarkan
diri dari berbagai permasalahan yang menghambat perkembangan dirinya

 Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi permasalahan yang
dialaminya

 Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik


memelihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya.

 Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
dan atau kepentingannya yang kurang dapat perhatian.
Psikoterapi: Istilah “psikoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. Psiko
artinya kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usaha. Jadi
psikoterapi mungkin dapat disebut Penyembuhan jiwa atau Penyembuhan (usaha) mental.
Jadi Psikoterapi adalah proses formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu
adalah professional penolong dan yang lain adalah “petolong” (orang yang ditolong)
dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan atau penyembuhan. Dalam
praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan
seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam,
dan hal ini sering tidak kita sadari.

Ciri-ciri Psikoterapi

A. Proses: interaksi dua pihak, formal, professional, legal, dan etis.

B. Tujuan: perubahan kondisi psikologis pribadi yang positif/ optimal (afektif dan
kognitif)

C. Tindakan, berdasar: ilmu (teori-teori), teknik, skill yang formal-assesment (data


yang diperoleh melalui proses assessment yaitu wawancara, observasi, test dsb.)

Tujuan Psikoterapi

 Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.

 Mengubah kebiasaan.

 Mengubah struktur kognitif individu.

 Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan


tepat.

 Meningkatkan pengetahuan diri atau insight (pencerahan).

 Meningkatkan hubungan antar pribadi.

Fungsi psikoterapi, yaitu:

 Fungsi pemahaman, yaitu memberikan pemahaman dan pengertian tentang manusia dan
problematikanya dalam hidup.

 Fungsi pengendalian, yaitu memberikan potensi yang dapat mengarahkan aktifitas setiap
hamba Tuhan agar tetap terjaga dalam pengendalian dan pengawasan Tuhan.

 Meningkatkan pengetahuan diri atau insight (pencerahan).


 Meningkatkan hubungan antar pribadi.

3. Kompetensi-kompetensi konselor tersebut, ialah:

1.Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan

2.Penguasaan konsep Bimbingan Konseling

3.Penguasaan kemampuan asesmen

4.Penguasaan kemampuan mengembangkan program Bimbingan Konseling

5.Kemampuan berbagai strategi layanan BK

6.Kemampuan pengembangan kelompok

7.Penguasaan kesadaran etik dan pengembangan profesi

8.Penguasaan pemahaman konteks agama, budaya dan kebutuhan khusus

4. Contoh Bidang :

 Guru BK di sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat, Mengapa guru BK menjadi ujung
tombak keberhasilan pengembangan peserta didik? Karena guru BK sangat bermanfaat
dan berperan tinggi dalam pendidikan dan guru BK ini di antara yang sangat
diperhitungkan. Apalagi guna menghadapi era globalisasi ketika ini bahwa
perkembangan karakter peserta didik sudah berbeda jauh dengan zaman dahulu.

 Konselor Masyarakat, Untuk kamu yang lulus jurusan Bimbingan konseling kesempatan
profesinya paling luas, mulai dari terapis islam, konsultan, motivator dan pembimbing/
pendamping (advokasi). Prospek kerja ini paling menjanjikan mengingat tidak sedikit
persoalan yang dirasakan oleh masyarakat.

 Lembaga Kesehatan Mental (LAPAS), Prospek kerja ini pun menjanjikan, kamu
bertanggung jawab untuk menolong dalam menuntaskan permasalahan-permasalahan
terhadap mental masyarakat yang terganggu. Apalagi saat ini populasi manusia makin
bertambah dan pertumbuhan globalisasi pun semakin bertambah yang menciptakan
persaingan antara pribadi semakin ketat dalam sekian banyak hal. Tidak heran pada
akhirnya tidak sedikit yang merasakan permasalahan sehingga tidak sedikit pula yang
stress. Untuk hal tersebut maka lulusan jurusan Bimbingan konseling ini mempunyai
pengaruh yang paling besar.
 Dinas Sosial (Panti-panti), Dinas sosial pun sangat memerlukan orang lulusan Bimbingan
konseling sebab anak-anak yang terdapat di panti asuhan pun membutuhkan seorang
yang dapat mengetahui dan menguasai sekian banyak konsep dan pendekatan serta
mempunyai intelektual untuk mengetahui masalah psikologis pribadi ataupun kelompok
contohnya di panti tersebut.

 Pusat-Pusat Rehabilitasi, Pusat rehabilitasi sangat memerlukan kamu yang lulus jurusan
Bimbingan konseling karena kamu bisa menuntaskan masalah psikologi mereka dan juga
dapat sebagai media atau tempat konseling masalah yang mereka hadapi di masyarakat.
Kamu dapat mengatasinya dengan memberi pelatihan, motivasi, maupun tindakan
mediasi yang dapat mengurangi tingkat stres mereka dalam menghadapi malah.

 Konsultan Pengembangan SDM, Prospek kerja Bimbingan Konseling pun terbuka lebar
untuk Kamu yang hendak menjadi konsultan pengembangan SDM. Kamu juga
berkesempatan mengisi divisi HRD di perusahaan besar.

 Hipnoterapis, Tak melulu lulusan Psikologi yang dapat menjadi hipnoterapis, anak
Bimbingan Konseling memiliki peluang yang sama. Tentu Kamu mesti melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi termasuk mengikuti sekian banyak pelatihan supaya
bisa menjadi hipnoterapis handal.

 Staf HRD, Gaji kepala HRD suatu perusahaan dapat mencapai angka 10 juta sampai
belasan juta rupiah sementara staf HRD berkisar pada angka 5 jutaan. Kemampuan
psikologi jati diri yang diajarkan di bangku kuliah dapat Kamu manfaatkan dengan baik.

 Tenaga Konselor Pusat Rehabilitasi, Kamu dapat berperan sebagai tenaga konselor yang
memberi penyuluhan atau arahan pada masyarakat. Di pusat rehabilitas, eksistensi
konselor sangat diperlukan untuk menangani sekian banyak kasus sosial.

5. Mengembangkan hubungan konseling adalah upaya konselor untuk meningkatkan


keterlibatkan dan keterbukaan klien, sehingga akan memperlancar proses konseling
dengan segara mencapai tujuan konseling seuai dengan yang diinginkan klien atas
bantuan konselor. Bentuk utama hubungan koseling adalah pertemuan pribadi dengan
pribadi (konselor-klien) yang di latar belakangi oleh lingkungan (internal-eksternal).
Keterbukaan klien juga ditentukan oleh bahasa tubuh konselor. Untuk menciptakan
situasi kondusif bagi keterbukaan dan kelancaran proses konseling, maka sifat-sifat
empati, jujur, asli, mempercayai, toleransi, respek, menerima dan komitmen dan
hubungan konseling, amat di perlukan dan amat di kembangakanterus oleh konselor.
Sifat-sifat tadi akan memancar pada perilaku konselor sehingga klien terpengaruh dan
kemudian klien mengikutinya, maka klien akan menjadi terbuka dan terlibat dalam
pembicaraan. Dalam hubungan konseling pada prinsipnya ditekankan bagaimana
konselormengembangkan hubungan konseling rapport (akrab) dan dengan memanfaatkan
komunikasi verbal dan non verbal. Jadi konseling bukan menomor satukan
content(masalah kilen). Demikian pula strategi dan teknik janganlah diutamakan.

6. PSIKOANALISA
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super
ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang,
‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang
neuritis dan psikotis.

Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang
terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling
buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.

Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia
dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.

2. BEHAVIORISME

Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system
kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam
pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat
baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup,
berkreativitas, seperti alat pengatur panas.

Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons
secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki
diri sendiri.

3. HUMANISTIK

Para ahli psikologi humanistik, telah memiliki sudut pandang yang segar terhadap kodrat
manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe individu yang berbeda dari apa yang
digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisa, yaitu bentuk-bentuk psikologi
tradisional. Aliran ini menganggap setiap orang memiliki kemampuan untuk lebih baik.

Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi.
Meskipun kebanyakan ahli psikologi humanistik tidak menyangkal bahwa stimulus-
stimulus dari luar, instink-instink, dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi
kebribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tidak
dapat berubah dari kekuatan-kekuatan negatif. .

Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan.
Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat.

7. Kekuatan diri sebagai seorang konselor:


a. Dapat menjadi mediator bagi konseli dalam menyelesaikan atau memecahkan
sebuah masalah untuk mencapai sebuah tujuan.

b. Dapat menjaga suatu kerahasian. Saling bertukar pikiran dalam hal teori, konsep,
dan pengalaman pribadi dalam interviu dengan konselor lainnya

c. Memiliki rasa kepedulian, baik ekspresi maupun tindakan yang menandakan ada
hal yang perlu diperhatikan oleh seorang konselor kepada klien.

Keterbatasan diri sebagai seorang konselor:

a. Keterbatasan menyelesaikan sebuah masalah konseli

b. Egoisme konselor

c. Kurang efisien dan efektif

d. Tidak berfikir alternatif

Anda mungkin juga menyukai