NIP : 198911162022212006
Wawasan Kebangsaan
A. Fakta-Fakta Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
1. 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuan itu mereka
sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo. Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan
organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan
Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah
internasional.
2. Sebagaimana Hari Kebangkitan Nasional, tanggal 28 OKtober untuk pertamakalinya
ditetapkan menjadi Hari Sumpah Pemuda. Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari
Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28
Oktober 1928.
3. Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). PPKI terbentuk pada 7 Agustus
1945.
4. Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan
B. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
C. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan
sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila
merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-
dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan.
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila
juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan
pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945
oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu
Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut
Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka
tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna- Ika-
Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara
Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari
persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi
tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia
luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
D. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan sarana
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas
berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran
sama.
2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi
negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang
Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Garuda
memiliki sayap yang masing- masing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor
berbulu 19, dan leher berbulu 45.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu
Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang
digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
E. Manajemen Pemerintahan Negara
Bela Negara
A. Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
B. Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
1. cinta tanah air
2. sadar berbangsa dan bernegara
3. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
4. rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. kemampuan awal Bela Negara
C. Pembina Kesadaran Bela Negara Lingkup Pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan,
dan/atau pelatihan kepada warga negara guna dalam rangka memberikan
pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada warga negara guna
menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela
Negara.
1. Indikator Cinta Tanah Air
a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruhruang wilayah Indonesia
b. Jiwa dan raganya banggasebagai bangsa Indonesia
c. Jiwa patriotisme terhadapbangsa dan negaranya
d. Menjaga nama baik bangsadan negara
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dannegara
f. Bangga menggunakan hasil
g. produk bangsa Indonesia
2. Indikator Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara
a. Berpartisipasi aktif dalam organisasikemasyarakatan, profesi maupun
politik
b. Menjalankan hak dan kewajibannyasebagai warga Negara sesuai
dengan peraturanperundang- undangan yang berlaku
c. Ikut serta dalam pemilihan umum
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang
e. terbaik bagi bangsa dan negaranya
f. Berpartisipasi menjaga kedaulatan
g. bangsa dan negara
3. Indikator Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
a. Paham nilai-nilai dalam
b. Pancasila Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupansehari-hari
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsadan negara
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilaiPancasila
e. Yakin dan percaya bahwaPancasila sebagai dasar negara
4. Indikator Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara
a. Bersedia mengorbankan waktu,tenaga dan pikirannya untuk
kemajuan bangsa dannegara
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macamancaman
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat,bangsa dan negara
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
5. Indikator Kemampuan Awal Bela Negara
a. Memiliki kecerdasan emosionaldan spiritual serta intelejensia
b. Senantiasa memelihara jiwa danraga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoaatas kenikmatan yang telah
diberikan Tuhan YangMaha Esa
d. Gemar berolahraga
e. Senantiasa menjaga kesehatannya
D. Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Bagi ASN
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam
alinea ke-4 Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
AGENDA 1 MODUL 2 : ANALISIS ISU KONTEMPORER
Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Berorientasi Pelayanan
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
A. Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu:
1. kepentingan umum
2. kepastian hukum
3. kesamaan hak
4. keseimbangan hak dan kewajiban
5. keprofesionalan
6. partisipatif
7. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
8. keterbukaan
9. akuntabilitas
10. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11. ketepatan waktu
12. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
B. Prinsip pelayanan publik yang baik adalah:
1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah
perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
hasilnya.
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagiwarga negara untuk mengetahui segala
hal yang terkait dengan pelayanan publik.
3. Responsi
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah wajib mendengar dan memenuhi
tuntutan kebutuhan warga negaranya.
4. Tidak diskriminatif.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara
satu warga negara dengan warga negara yang lain..
5. Mudah dan Murah
Pelayanan layanan yang mereka butuhkan, harus diterapkan prinsip mudah, artinya
berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.
Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara.
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh
warga negara
8. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan
sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka
bayar.
9. Berkeadilan
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.
C. Membangun Budaya Pelayanan Prima
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan
pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat,
pelayanan yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan
prima didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara.
Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas
yaitu:
1. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang
berkualitas
2. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat
3. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan
pelayanan publik
4. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat
5. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja,
fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana
prasarana
6. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggara pelayanan publik.
D. ASN Sebagai Pelayan Publik
Dalam pasal 10 UU ASN, Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta sabagai perekat dan pemersatu bangsa. Adapun tugas ASN yaitu:
1. Melaksanakan kewajiban publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
3. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Pasal 34 UU Pelayanan publik, tentang penyelenggaraan pelayanaan publik, yatu :
1. Adil
2. Cermat
3. Santun dan Ramah
4. Tegas
5. Profesional
6. Tidak mempersulit
7. Patuh
8. Menjunjung tinggi nilai akuntabilitas dan integritas
9. Tidak membocorkan dokumen rahasia
10. Tidak menyalahgunakan sarpas
11. Terbuka
12. Tidak memberikan info salah
13. Tidak menyalahgunakan informasi
14. Sesuai keputusan
15. Tidak menyimpang dari prosedur
Hal fundamental mengenai pelayanan publik :
1. Pelayanan public merupakan hak warga negara sebagai amanat konstusi
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal strategis bagi
kemajuan di masa akan datang
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi)
Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah a. Menjadi dasar pembentukan peraturan
internal tentang kewajiban masuk kerja b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan
menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya kinerja terbaik c. Menjadi
pertimbangan pimpinan unit kerja dalam menentukan rekanan dalam proyek strategis d.
Menjadi instrumen pengukuran kinerja ASN oleh masyarakat
AGENDA 2 MODUL 2 : MODUL AKUNTABEL
Akuntabilitas
A. Pengertian Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/ organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggung jawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan
Zonke, 2017).
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang
ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK.
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Bagan 1 Tingkatan Akuntabilitas
B. Aspek-Aspek Akuntabilitas
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan(Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggungjawab memberikan
arahan yang memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini, setiap
individu/kelompok/institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi
untuk mencapai hasil yang maksimal.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan
kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/ kelompok/ institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses
yang telah dilakukan.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
Akuntabilitas menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan
konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang
bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah
hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sejak
C. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggung jawaban
laporan kegiatan kepada atasannya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalah gunaan kekuasaan (peran konstitusional)
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1. akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas
yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada
pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah
pusat kepada MPR
2. akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas horizontal adalah pertanggung jawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan "ke samping"
kepada para pejabat lainnya dan lembaga negara.
D. Tingkatan Akuntabilitas
1. Akuntabilitas Personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti
kejujuran, integritas, moral dan etika.
2. Akuntabilitas Individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan
3. Akuntabilitas Kelompok mengacu pada Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan
atas kerjasama kelompok.
4. Akuntabilitas Organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai.
5. Akuntabilitas Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya.
Pengembangan Kompetensi
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar KompetensiASN, kompetensi meliputi:
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapa
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta
nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil
pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.
Perilaku Kompeten
A. Berkinerja yang BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
2. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
3. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
B. Meningkatkan kompetensi diri:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah
keniscayaan.
2. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai
teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama
dari Internet.
3. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network.
4. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau
tempat lain.
5. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri
dalam interaksidengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.
C. Membantu Orang Lain Belajar:
1. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk morning
tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
2. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan”
atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
3. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja
seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam
repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).
4. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam
bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned).
D. Melaksankan Tugas Baik:
Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan
kecenderungan setiap organisasi, baik instansi
pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai
perubahan lingkungan dan karya manusia.
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa
yang menjadi terpenting
dalam hidup seseorang.
AGENDA 2 MODUL 4 : HARMONIS
Seluruh bentuk kompetisi di atas akan memaksa dan mendorong pemerintah baik
di tingkat nasional maupun daerah dengan motor birokrasinya untuk terus bersaing dan
beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan yang terjadi. Adaptasi
menjadi kata kunci bagi negara untuk dapat menjadi kompetitif.
C. Komitmen Mutu
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui kerja ASN di
sektornya masing-masing memerlukan banyak perbaikan dan penyesuaian dengan berbagai
tuntutan pelayanan terbaik yang diinginkan oleh masyarakat.
Standar mutu pelayanan, ASN yang responsif dan cerdas dalam menyelenggarakan pelayanan,
serta literasi publik atas kualitas layanan yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang
mendorong komitmen mutu yang lebih baik.
Dalam hubungan itu, maka efektivitas, efisiensi, inovasi dan mutu menjadi kata kunci
bagi ASN agar berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang terbaik. Konsekuensi penting
darikomitmen mutu ini adalah bahwa ASN harus memastikan pelayanan publik terselenggara
sebaik mungkin dengan cara apapun, sekalipun harus melakukan perubahan, penyesuaian atau
“adaptasi” tentunya.
D. Perkembangan Teknologi
A. Definisi Kolaborasi
Definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan collaborative
governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or more firms aiming
to become more competitive by developing shared routines”.
definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu
collaborative governance. Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa “ Collaborative
governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance .
B. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)
Collaborative governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi.
Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakan Collaborative governance mencakup
kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
1. forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau Lembaga
2. peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
3. peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi public
4. forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5. forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik)
6. fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang mampu
membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan mempertahankan tata kelola
stuktur horizontal sambil mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan ide.
Selain itu, Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta
menggerakan pemanfaatan berbagaisumber daya untuk tujuan bersama.
Gambar Kerangka Pikir dalam melakukan Assessment Tata Kelola Kolaborasi
Ansen dan Gash 2012 p 550) menjelaskan terkait model collaborative governance.
Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses
tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment to process,
pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara.
Karakteristik Keterangan
Hasil yang Proses bisnis diubah dan fokus model bisnis organisasi
Diharapkan diubah; dalam beberapa kasus proses bisnis dioptimalkan.
Tujuan Penjelasan
Berbeda dengan identitas di dunia nyata, identitas digital bukanlah suatu kesatuan
karakteristik melainkan gabungan beragam identitas parsial (Monggilo, dkk, 2020, dalam
Adikara dan Kurnia, 2021). Artinya ada identitas digital yang sama dengan identitas kita di
dunia nyata, ada yang berbeda.
Awas Penipuan di Dunia Digital
Penipuan daring memanfaatkan seluruh aplikasi pada platform media internet untuk
menipu para korban dengan berbagai modus. Penipuan jenis ini menggunakan sistem
elektronik (komputer, internet, perangkat telekomunikasi) yang disalahgunakan untuk
menampilkan upaya menjebak pengguna internet dengan beragam cara. Strateginya
biasanya dilakukan secara bertubi-tubi tanpa diminta dan sering kali tidak dikehendaki oleh
korbannya (Sitompul, 2012; Elsina, 2015 dalam Adikara dan Kurnia, 2021).
Lindungi Rekam Jejak Digital
Dalam aktivitas sehari-hari, setiap dari kita secara sadar atau tidak sadar telah
meninggalkan banyak jejak di dunia maya. Penggunaan teknologi yang melekat dengan
kehidupan sehari- hari kita juga telah meningkatkan kejahatan di maya dengan mengakses
perangkat lunak, gawai, dan terlebih menyambungkan diri kita dengan internet, kita telah
memberikan akses pada pihak lain untuk mengetahui kebiasaan kita sehari-hari.
Jejak digital dikategorikan dalam dua jenis, yakni jejak digital yang bersifat pasif dan
jejak digital yang bersifat aktif.
1. Jejak digital pasif adalah jejak data yang kita tinggalkan secara daring
dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan kita.
2. Jejak digital aktif mencakup data yang dengan sengaja kita kirimkan di
internet atau di platform digital. Contohnya seperti mengirim email,
mempublikasikan di media sosial, mengisi formulir daring, dan lain
sebagainya.
D. Cakap Bermedia Digital
Lanskap Digital
Pemahaman terhadap lanskap digital tidak dapat dilepaskan dari kompetensi
literasi digital. Dunia digital merupakan lingkungan yang tidak asing bagi banyak dari
kita. Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagaiperangkat keras dan
perangkat lunak. Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga
tidak bisa lepas satu sama lain.
Jenis Perangkat Digital (Wempen, 2015 dalam Monggilo dan Kurnia 2021) :
Komputer Desktop, Notebook, Netbook, Tablet dan Telepon Pintar.
Mesin Pencarian Informasi
Mesin pencarian informasi adalah situs yang memiliki kemampuan untuk mencari
halaman situs web di internet berdasarkan basis data dengan bantuan kata kunci. Google,
Yahoo, Bing, Baidu, dan Yandex adalah beberapa jenis mesin pencarian informasi yang
populer di dunia.
Aplikasi Percakapan dan Medsos
Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dariperkembangan
teknologi yang disebut sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang memiliki kaitan
dengan berbagai aspek (Sun, 2020 dalam Monggilo dan Kurnia 2021). Aplikasi
percakapan adalah penunjang komunikasi kita dalam jaringan. Aplikasi percakapan
menjadi salah satu garda terdepan terjadinya komunikasi daring, terlebih di masa
pandemi COVID-19. Komunikasi kini lebih banyak terjadi dalam jaringan sehingga
akses pada aplikasi percakapan sangat tinggi.
Dompet Digital, Lokapasar, dan Transaksi Digital
Transaksi digital cenderung lebih aman dilakukan bilamana penjual bergabung
dengan lokapasar yang sudah menyediakan metode pembayaran resmi. Salah satunya
dengan memanfaatkan fitur dompet digital.
Cuti Cuti
Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; -
Perlindungan Perlindungan
Pengembangan kompetensi Pengembangan Kompetensi