Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran
terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa
dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
1. Pancasila
Pentingnya kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus berisi kebenaran nilai yang tidak asing bagi masyarakat
Indonesia. Dengan demikian rakyat rela menerima, meyakini dan menerapkan dalam
kehidupan yang nyata, untuk selanjutnya dijaga kokoh dan kuatnya gagasan dasar tersebut
agar mampu mengantisipasi perkembangan zaman. Untuk menjaga, memelihara,
memperkokoh dan mensosialisasikan Pancasila maka para penyelenggara Negara dan
seluruh warga Negara wajib memahami, meyakini dan melaksankaan kebenaran nilai-nilali
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda
Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan
kedaulatan negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi
cerminan kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur. Dengan demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia
sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau lambang negara yang
dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun
serpihan sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi bahasa
perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung meningkat dari
waktu ke waktu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Agenda 1
Fenomena saat ini menjadikan pentingnya setiap Aparatur Sipil Negara mengenal dan
memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba,
paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal
seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya. Isu-isu yang akan diuraikan
berikut ini:
A. Korupsi
Munculnya budaya korupsi sejak zaman kerajaan hingga zaan penjajahan, maka di zaman
modern seperti sekarang ini kita perlu menyadari bahwa korupsi merupakan jenis kejahatan yang
terwariskan hingga saat ini dari perjalanan panjang sejarah kelam bangsa Indonesia, bahkan telah
beranak pinak lintas generasi. Penanganan kejahatan korupsi secara komprehensif sangat
diperlukan sehingga mampu mengubah cara berpikir dan bertindak menjadi lebih baik.
Penanganan terhadap korupsi di Indonesia yang pernah tercatat dilakukan sejak periode pasca
kemerdekaan (masa orde lama), masa orde baru, dan masa reformasi hingga saat ini.
B. Narkoba
Tindak Pidana Narkotika adalah kejahatan induk atau kejahatan permulaan dan tidak berdiri
sendiri, artinya Kejahatan narkotika biasanya diikuti dengan kejahatan lainnya atau mempunyai
kejahatan turunan. Kejahatan narkotika bisa terkait dengan kejahatan Terorisme, Kejahatan
Pencucian Uang, Kejahatan Korupsi atau Gratifikasi, Kejahatan Perbankan, Permasalahan Imigran
Gelap atau Kejahatan Penyelupan Manusia (People Smuggling) atau bahkan terkait dengan
Pemberontak atau gerakan memisahkan dari suatu negara berdaulat (Gerakan Separatisme) serta
sebagai alat untuk melemahkan bahkan memusnahkan suatu negara yang dikenal dengan Perang
Candu.
Ancaman dari pada tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang
terjadi di Indonesia sudah pada tingkat yang memperihatinkan, dan apabila digambarkan tingkat
ancamannya sudah tidak pada tingkat ancaman Minor, Moderat, ataupun Serius, tetapi sudah
pada tingkat ancaman yang tertinggi, yaitu tingkat ancaman Kritis. Hal tersebut terlihat dari luas
persebaran tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang terjadi hampir
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Repubik Indonesia serta jumlah (kuantitas) barang bukti
narkotika yang disitadan berbagai jenis narkotika, dapat mangancam eksistensi dan
kelangsunganhidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
A. Terorisme
D.Money Laundring
Pencucian uang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dan dilakukan dengan menggunakan
berbagai modus operandi untuk mencapai akhir yang diharapkan oleh pelaku. Modus operandi ini
sangat beragam, mulai dari menyimpan uang di bank, membeli rumah atau bermain saham hingga
semakin kompleks menggunakan teknologi dan rekayasa keuangan yang cukup rumit. Namun pada
dasarnya seluruh modus operandi tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis tahapan
tipologi, yang tidak selalu terjadi secara bertahap, tetapi bahkan dilakukan secara bersamaan.
E. Proxy War
Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara tersebut
tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’ atau kaki tangan.
Lebih lanjut Yono mengatakan, Perang Proksi merupakan bagian dari modus perang asimetrik,
sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat irregular dan tak
dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran.
CYBER CRIME
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan beroperasi di
dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet. Pelakunya pada
umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma, pemrograman dan sebagainya, sehingga
mereka mampu menganalisa sebuah sistem dan mencari celah agar bisa masuk, merusak atau
mencuri data atau aktivitas kejahatan lainnya.
HATE SPEECH
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan
oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan salah satu bentuk
kejahatan dalam komunikasi massa. Dengan berkembangnya teknologi informasi, serta
kemampuan dan akses pengguna media yang begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang tidak
terkontrol sangat mungkin terjadi. Apalagi dengan karakter anonimitas yang menyebabkan para
pengguna merasa bebas untuk menyampaikan ekspresi tanpa memikirkan efek samping atau
dampak langsung terhadap objek atau sasaran ujaran kebencian.
HOAX
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau bohong atau
palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba kelompok-
kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar. Pelaku hoax dapat
dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif melakukan atau menyebarkan
berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan sengaja menyebarkan informasi yang salah
mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah individu atau kelompok yang
secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa memahami isi atau terlibat dalam
pembuatannya.