Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu
bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan
ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia
merupakan sublimasi api perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita
nasional dan mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar
lagu kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka
menghormatinya dengan khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa
mempermainkan atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain.
Penghinaan terhadap suatu lagu kebangsaan dirasakan sebagai
penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu kebangsaan itu. Dalam
SEJARAH KEPRAMUKAAN
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah
perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961
ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno
sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan
sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain
yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang
keberadaannya.
Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan
nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka.
Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk
mengingatkan dan meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan
kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka tersebut.
VISI
“Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-
masalah kaum muda"
MISI
1. Mempramukakan kaum muda
Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh
kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi
lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang sesuai dengan
pramuka sebagai bagian dari masyarakat indonesia.
2. Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan
iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek)
Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan
Pramuka harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang
dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan pada eranya.
3. Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela
Negara
Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader
bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu,
karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian
dari kebutuhan bangsa dan Negara.
4. Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli
dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.
Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui
kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota
Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan
sekitarnya
penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh
pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan
penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan
moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat
pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial,
maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya :
Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara
dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan
menjauhi laranganNya.
Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama
dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa,
khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari
makhluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasai oleh prinsip peri
kemanusiaan yang adil dan beradab. Diberi tempat untuk hidup dan
berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air
dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama,
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan
damai.
Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial
serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinnekaan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan
sehat agar dapat menunjang/memberikan kenyamanan dan kesejahteraan
hidupnya. Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya
dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang
baik
SISTEM AMONG
Manfaat Motto Gerakan Pramuka terhadap Jiwa anggota Pramuka, antara lain
:
1. Menanamkam rasa percaya diri.
2. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan
negara.
3. Siap mengamalkan Satya dan Darma Pramuka.
4. Rasa bangga sebagai Pramuka.
5. Memiliki Buadaya Kerja yang dilandasi pengabdiannya.
Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati dan selalu diingat bagi anggota
Pramuka dalam merealisasikan pengamalan Satya dan Darma Pramuka dalam
kehidupan sehari hari.
Untuk meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan
Gerakan Pramuka (mis. Ambalan), disamping wajib menggunakan Motto
Gerakan Pramuka juga diperbolehkan membuat motto Satuan di satuan
masing-masing.
KIASAN DASAR
KODE KEHORMATAN
1. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya
dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari
Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya
adalah:
a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota
Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan
dan mengamalkan janji;
c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional,
sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.
3. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut
Darma adalah:
a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur.
b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota
Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai
yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
METODE KEPRAMUKAAN
1. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif
melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. Belajar sambil melakukan;
c. Sistem berkelompok;
d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
anggota muda dan anggota dewasa muda;
e. Kegiatan di alam terbuka;
f. Sistem tanda kecakapan;
g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. Kiasan dasar;
2. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari
Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan
Kode Kehormatan.
3. Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur
yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya
mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat
serta menunjang tercapainya tujuan.
A. UMUM
Telah diidentifikasi tantangan yang harus ditanggapi Kepramukaan
di Indonesia. Demikian pula, penjabaran Sasaran Strategik Tahun 2009
telah menggambarkan bagaimana seyogyanya sosok Gerakan Pramuka
di masa depan dan menunjukkan arah yang harus dituju.
Dengan demikian dapatlah ditetapkan prioritas-prioritas guna
mencapai sasaran strategik itu berikut sasaran-sasarannya, yang
menetapkan agenda masa depan Gerakan Pramuka, serta merupakan
sektor-sektor kunci yang harus ditangani oleh seluruh jajaran.
Prioritas-prioritas ini disebut “Program Prioritas” Renstra dan
diuraikan ke dalam subprogram yang disebut “Sasaran” . Program
Prioritas dan Sasaran-Sasarannya adalah sama untuk seluruh Gerakan
Pramuka. Dalam Rencana Kerja (Renja) masing-masing Kwartir,
Sasaran-Sasaran ini dijabarkan ke dalam Rencana-Rencana Kegiatan
(Rengiat/action plan) yang berbeda-beda bagi Kwartir masing-masing.
B. PROGRAM PRIORITAS
1. PROGRAM PRIORITAS 1: PEMBINAAN ANGGOTA MUDA
Program ini berfokus ke penyelenggaraan Kepramukaan di Gudep,
penerapan dan pengembangan Program Kegiatan Pramuka yang
memberikan perhatian lebih dan tekanan secara khusus pada:
a. pendidikan watak, nilai dan disiplin,
b. pendidikan kebangsaan dan persatuan bangsa,
c. pendidikan perdamaian,
d. pendidikan lingkungan,
e. pendidikan pembangunan.
Dengan tetap menggunakan pendekatan Metode Kepramukaan,
kegiatan disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi
daerah.
a. Sasaran
1. Pemutakhiran Program Kegiatan (Youth Programme)
Pemutakhiran Program Kegiatan kaum muda (Youth
Programme) yang telah dimulai sebelumnya, hendaknya
dituntaskan dengan memberikan perhatian lebih pada
pembekalan nilai-nilai, kebangsaan, perdamaian dan
lingkungan, serta peningkatan penguasaan basic
scouting (kegiatan di alam bebas), dalam kegiatan yang
lebih menarik dan menantang sesuai dengan aspirasi
anak muda sekarang.
2. Gudep yang mantap,
Bertolak dari penerapan Sistem Registrasi Ulang Gudep
yang implisit mengevaluasi kelayakannya,. Gudep
dimantapkan dengan memapankan dan mengaktifkan
para pembinanya serta memfungsikan mabigusnya
sesuai ketentuan dalam Petunjuk Penyelenggaraan
Gudep.
3. Kegiatan Saka yang lebih teratur dan terarah,
Kode kehormatan
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, Dwi Satya (janji
Pramuka Siaga), dan Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga).
Adapun isinya adalah:
DWI SATYA
Demi kehormatanku, aku berjanji akan : bersungguh-sungguh
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
2. setiap hari berbuat kebajikan
DWI DARMA
1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa
2. Pramuka Penggalang
Penggalang adalah sebuah golongan setelah pramuka Siaga .
Anggota pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut
Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa
penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat
Indonesia menggalang dan mempersatukan dirinya untuk mencapai
kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah yaitu konggres para
pemuda Indonesia yang dikenal dengan " Soempah Pemoeda" pada
tahun 1928 .
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang ada
dua, Tri Satya (janji Pramuka Pengalang), dan Dasa Darma
(ketentuan moral Pramuka Penggalang).
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat
menepati Dasadarma.
Dasadarma Pramuka
Pramuka itu:
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. rajin, trampil dan gembira.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
8. Disiplin, berani dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
3. Pramuka Penegak
Penegak adalah sebuah golongan setelah pramuka Penggalang .
Anggota pramuka penegak berusia dari 16-20 tahun.
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka pandega ada
dua, Tri Satya dan Dasa Darma.
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasadarma.
4. Pramuka Pandega
Pandega adalah sebuah golongan setelah pramuka Penegak .
Anggota pramuka penggalang berusia dari 21-24 tahun.
Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega ada
dua, Tri Satya dan Dasa Darma.
Adapun isinya adalah:
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesi dan mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasadarma.
Majelis Pembimbing
Apabila yang bersangkutan masih aktif, maka pada SHL diberikan pernyataan
perpanjangan yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir dan diberi cap Kwartir
berdasarkan surat dari Kalemdika.
ANDALAN
Andalan berasal dari kata dasar andal, boleh juga kita menyebut dengan kata
handal. Andalan memiliki arti adalah yang dapat dipercaya untuk melakukan/
melaksanakan sesuatu, dengan demikian Andalan adalah orang yang
diandalkan dan dipercaya untuk melaksanakan suatu tugas sesuai yang
diampunya.
Nama andalan merupakan sebutan lain bagi pengurus kwartir. Sebutan ini
berlaku dari Kwartir Nasional sampai dengan Kwartir Ranting. Contoh :
SALAM PRAMUKA
3. Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)
1. Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang
sudah dilantik, baik putra maupun putri.
Contoh : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan,
tanda harian, tanda WOSM
2. Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota
Gerakan Pramuka bergabung.
Contoh : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi,
krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.
3. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan
Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka
Contoh : Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga,
sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja,
Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong
Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
4. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap,
tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan
usianya.
Macamnya : Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan
tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
5. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan
bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa,
negara dan umat manusia.
Macamnya :
Peserta didik : Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama,
bintang teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas
Kencana.
ATRIBUT DI AMBALAN
TEKPRAM
1. KOMPAS
Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-
bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti
pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu
jari untuk menopang kompas pada saat membidik.
2. PETA PANORAMA
3. Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam
membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk
daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat
berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah
terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal
dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal
untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring
(mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti
perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring
mendekati tegak.
4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar
kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang
digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi
pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya
disesuaikan dengan arah kompas
3. PETA PITA
4. PETA LAPANGAN
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan
dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini
adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
5. SMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita
dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera
tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering
dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu
berada dekat tangkainya.
6. MORSE
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara
agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut
ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk
dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi
Internasional.
Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2. Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3. Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4. Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama.
7. PIONERING
A. BIDANG TALI TEMALI
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali,
simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali
adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali.
Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal
kayu, balok, bambu dan sebagainya.
B. MENARA PANDANG
Sebelum Mempraktekan betulan membuat menara
pandang, sebaiknya Kakak pembina membimbing
peserta didiknya dengan membuat maket/
menara pandang mini. Hal tersebut mengajarkan
bahwa sebelum kita membuat/ membangun suatu
bangunan besar atau gedung sebaiknya
merancang dalam bentuk kecil/ maket.
Tentu saja untuk membuat menara pandang ini
dibutuhkan bambu yang sudah dipersiapkan
dengan ukuran kecil dan benang kasur
secukupnya. Nah untuk jenis simpul atau
ikatannya tentunya anda bisa melihat di bab
pionering. Membuat menara pandang termasuk
salah satu kegiatan ketrampilan pioneering
8. MENAKSIR
A. Menaksir Lebar
Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara lain :
1. Melempar Tali
Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau lebar yang
diukur tidak terlalu lebar sehingga mudah untuk
Rumus :
Jika A = B maka C = D
Dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari
panjang D atau cara segitiga berikut :
B. Menaksir Tinggi
Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada bermacam-
macam sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran
tinggi dapat diberikan sebagai berikut :
1. Metode Segitiga
C B
Rumus : :
D A+ B
Keterangan
A : Jarak pohon dengan tongkat
B : Jarak tongkat dengan mata pengamat
C : Panjang/Tinggi tongkat/pembanding
D : Tinggi pohon
BERKEMAH
PERALATAN KEMAH
Sebelum berkemah hedaknya pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah
sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan. Lalu apa saja
yang harus dibawa ?
Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus
mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar
kita yang sering kita temui saat berkemah :
1. Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap
air di udara dan brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang
pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada
hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari
bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari
bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2. Awan
Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun
hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan
yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan
terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-
merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah
dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat.
Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange
bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-
kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti
akan ada angin yang cukup kencang.
4. Bintang
Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka
pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram
bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan
diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun.
Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak
ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6. Binatang
Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada
hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas
keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara
lain :
a. Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan
sarangnya apabila cuaca baik.
b. Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila
mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan
tetap baik.
c. Lebah
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan
jauh dari sarangnya/peternakan.
d. Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita,
maka berarti akan turun hujan.
Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan
terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.
Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam
bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
e. Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di
kebun, berarti akan turun hujan.
f. Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh
dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas
permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ;
Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam
waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan
melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan
sekeras-kerasnya.
g. Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.
h. Burung Kepinis
Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena
serangga tinggi pula terbangnya.
Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan.
Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari
sarangnya.
i. Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada
malam hari itu.
Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.
j. Asap
Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca
pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar
dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.Burung
MENGENAL HIPPRADA
Sumber : www.pramukanet.org
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MUNAS GERAKAN PRAMUKA 2003
NOMOR: 09/MUNAS 2003
PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU
Pasal 1
Nama, Status, dan Tempat
Pasal 2
Waktu
(1) Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan
ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238
Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaruan
gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2) Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.
BAB II
ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
Pasal 3
Asas
Pasal 4
Tujuan
Pasal 5
Tugas Pokok
Pasal 6
Fungsi
BAB III
SIFAT, UPAYA DAN USAHA
Pasal 7
Sifat
Pasal 8
(1). Segala upaya, dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai
tujuan Gerakan Pramuka.
a. Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara
memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman melalui kegiatan:
1) Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama masing-masing;
2) Kerukunan hidup beragama antarumat seagama dan antara
pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain;
3). Penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk memantapkan
jiwa Pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai warga negara
yang bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masa depan
bangsa dan negara;
4) Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya;
5) Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan
teknologi dengan keimanan dan ketakwaan;
b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah
air dan bangsa;
c. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan;
d. Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan
baik nasional maupun internasional;
e. Menumbuhkembangkan pada para anggota rasa percaya diri, sikap
dan perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa tanggungjawab dan
disiplin;
f. Menumbuhkembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan;
g. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan;
h. Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya pikir, penelitian,
kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta karya.
(2). Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan
watak, mental, emosional, jasmani dan bakat serta peningkatan iman
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan
teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan
kepramukaan.
Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di
luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pembentukan watak;
Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan
perkemahan baik lokal, nasional maupun internasional untuk
memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian;
Menyelenggarakan kegiatan bakti masyarakat dan ekspedisi;
BAB IV
Pasal 9
Sistem Among
Pasal 10
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
Pasal 11
Prinsip Dasar Kepramukaan
Pasal 12
Metode Kepramukaan
Pasal 13
Kode Kehormatan Pramuka
(1). Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya
dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari
Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2). Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan
Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-
hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan
dirinya.
(3). Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan
dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan
Dwidarma;
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya
Pramuka Penggalang dan Dasadarma;
c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas
Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma;
d. Kode Kehormatan Pramuka dewasa terdiri atas Trisatya anggota
dewasa dan Dasadarma.
Pasal 14
Motto Gerakan Pramuka
Pasal 15
Kiasan Dasar
BAB V
ORGANISASI
Pasal 16
Anggota
(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia
yang terdiri atas:
a. Anggota biasa:
1) Anggota muda: Siaga, Penggalang dan Penegak.
2) Anggota dewasa:
a). Anggota Dewasa Muda: Pandega;
b). Anggota Dewasa: Pembina Pramuka, Pembantu Pembina
Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina
Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan
Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Majelis
Pembimbing.
b. Anggota kehormatan:
1). anggota dewasa purna bakti.
2). orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan
Pramuka.
(2) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai
anggota tamu.
Pasal 17
Hak dan Kewajiban
Pasal 18
Jenjang Organisasi
Pasal 19
Pramuka Utama
Pasal 20
Kepengurusan
Pasal 21
Satuan Karya Pramuka
(1). Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan pengalaman para
Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saka
juga memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan nyata dan
produktif sehingga memberi bekal bagi kehidupannya, untuk
melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara,
sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan
pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
(2). Saka di tingkat kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka.
Pimpinan Saka adalah bagian integral dari kwartir.
Pasal 22
Dewan Kerja
Dewan Kerja merupakan bagian integral dari kwartir yang berfungsi sebagai
wahana kaderisasi kepemimpinan, dan bertugas mengelola kegiatan Pramuka
Penegak dan Pandega.
Pasal 23
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka
Pasal 24
Bimbingan
(1). Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Nasional
yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia dengan beranggotakan
tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka.
(2). Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Daerah
yang diketuai oleh Gubernur beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat
yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan
generasi muda.
(3). Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Cabang
yang diketuai oleh Bupati atau Walikota dengan beranggotakan tokoh-
tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap
pembinaan generasi muda.
(4). Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Ranting
yang diketuai oleh Camat/Kepala Distrik dengan beranggotakan tokoh-
tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap
pembinaan generasi muda.
(5). Gugusdepan diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral,
organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing
Gugusdepan yang terdiri atas orangtua peserta didik dan tokoh
masyarakat di sekitar gugusdepan.
(6). Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dan bantuan oleh Majelis
Pembimbing yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial
oleh Pimpinan Satuan Karya Pramuka yang terdiri atas tokoh
pemerintahan dan masyarakat.
Pasal 25
Pemeriksaan Keuangan
BAB VI
MUSYAWARAH DAN REFERENDUM
Pasal 26
Musyawarah
Pasal 27
Referendum
BAB VII
PENDAPATAN DAN KEKAYAAN
Pasal 28
Pendapatan
Pasal 29
Kekayaan
(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak
bergerak serta hak milik intelektual
(2) Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus
diputuskan berdasarkan hasil Rapat Pleno Pengurus Kwartir dan
persetujuan Mabi.
BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 30
Lambang
Pasal 31
Bendera
Pasal 32
Panji
Pasal 33
Himne
Pasal 34
Pakaian Seragam dan Tanda-tanda
BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 35
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka dan tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 36
Pembubaran
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 37
Perubahan Anggaran Dasar
BAB XII
PENUTUP
Pasal 38
Penutup
Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
yang diselenggarakan di Pontianak Kalimantan Barat pada tanggal 15 – 19
Desember 2003.
Ditetapkan di :
Pontianak
Pada Tanggal: 18
Desember 2003
Presidium Munas
Gerakan Pramuka
2003,
Sundoro Syamsuri
Ketua
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Oktober
2004
PRESIDEN REPUBLIK
INDONE
SIA
ttd
MEGAWATI
SOEKARNOPUTRI
KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 107 TAHUN 1999
TENTANG
ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka seperti tercantum
pada lampiran keputusan ini.
Ditetapkan di : Jakarta.
P
r
a
m
u
k
a
ttd
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 107 TAHUN 1999
BAB I
NAMA DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Tempat
BAB II
ASAS, TUGAS POKOK, DAN SASARAN
Pasal 3
Asas
Pasal 4
Tugas Pokok
Pasal 5
Sasaran
BAB III
FUNGSI, SIFAT DAN USAHA
Pasal 6
Kepramukaan
Pasal 7
Fungsi
Pasal 8
Sifat
Pasal 9
Gerakan Pramuka dan Politik
Pasal 10
Gerakan Pramuka dan Agama
(1) Segala usaha dan kegiatan Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai
tujuan Gerakan Pramuka.
(2) Usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak,
mental, jasmani, dan bakat, serta peningkatan iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan
dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepramukaan.
(3) Untuk menunjang usaha dan mencapai tujuan Gerakan Pramuka,
diadakan prasarana dan sarana yang memadai, berupa organisasi,
personalia, perlengkapan, dana, komunikasi dan kerjasama.
Pasal 12
Pembinaan Watak, Keterampilan dan Kesehatan
Pasal 13
Pembinaan Kwartir dan Satuan
Pasal 14
Pendidikan Tenaga Kader Gerakan Pramuka
(1) Semua Kwartir berusaha meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kader
Gerakan Pramuka, Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka,
Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan dan Anggota
Majelis Pembimbing, sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan
kepramukaan.
(2) Untuk melaksanakan maksud yang tertera dalam ayat (1) pasal ini
Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional,
menyelenggarakan pendidikan melalui kursus dan latihan serta
pendekatan pribadi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya di
wilayah masing-masing.
(3) Setiap Kwartir membantu Kwartir-Kwartir di wilayah kerjanya untuk
melaksanakan pendidikan tenaga kader Gerakan Pramuka.
(4) Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam ayat (1), (2) dan (3) pasal ini
dibentuk lembaga pendidikan kader Gerakan Pramuka seperti berikut :
a. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional,
disingkat Lemdikanas.
b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah,
disingkat Lemdikada.
c. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang,
disingkat Lemdikacab.
Pasal 15
Pertemuan untuk Memupuk Persaudaraan
Pasal 16
Fasilitas dan Alat Perlengkapan Pendidikan
(1) Gerakan Pramuka mulai dari tingkat gugusdepan sampai dengan tingkat
nasional melaksanakan usaha penerangan, baik ke dalam maupun ke
luar Gerakan Pramuka.
(2) Hubungan masyarakat untuk memperoleh pengertian, dukungan,
bantuan dan umpan balik dari masyarakat maupun pemerintah serta
menjadikan penerangan dan hubungan masyarakat itu sebagai alat
pendidikan kepramukaan dan pendidikan masyarakat.
Pasal 18
Pasal 19
Usaha Lain
BAB IV
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, METODE KEPRAMUKAAN,
KODE KEHORMATAN PRAMUKA, MOTTO, DAN KIASAN DASAR
Pasal 20
Prinsip Dasar Kepramukaan
Pasal 21
Metode Kepramukaan
Pasal 22
Kode Kehormatan
(1) Kode kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yangdisebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode
Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2) Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya
adalah :
(…………………………………)
Catatan :
- coret yang tidak perlu
*) diisi Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Desa, atau Gugusdepan
Pasal 23
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Pasal 24
Belajar Sambil Melakukan
Pasal 25
Sistem Berkelompok
Pasal 26
Kegiatan Menantang dan Progresif serta Mengandung Pendidikan
yang Sesuai dengan Perkembangan Rohani dan Jasmani
Pesertadidik
Pasal 27
Kegiatan di Alam Terbuka
Pasal 28
Sistem Tanda Kecakapan
Pasal 29
Pasal 30
Sistem Among
Pasal 31
Motto Gerakan Pramuka
(1) Moyyo Gerakan Pramuka merupakan motto tetap dan tunggal bagi
Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses pendidikan,
disosialisasikan baik dalam maupun di luar Gerakan Pramuka.
(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :
“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”.
Pasal 32
Kiasan Dasar
BAB V
ORGANISASI
Pasal 33
Gugusdepan
(4) Anggota Gerakan Pramuka yang menyadang cacat dapat dihimpun dalam
Gugusdepan tersendiri atau dapat diintegrasikan ke dalam Gugusdepan
biasa.
Pasal 34
Satuan Karya
Pasal 35
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera yang bersifat
kolektif, berkedudukan sebagai badan kelengkapan Kwartir yang diberi
wewenang dan kepercayaan membantu Kwartir untuk mengelola Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega.
Pasal 36
Ranting
Pasal 37
Cabang
Pasal 38
Daerah
Pasal 39
Nasional
Pasal 40
Dewan Kehormatan
Pasal 41
Pembantu Andalan
Pasal 42
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 43
Amggota Biasa Gerakan Pramuka
Anggota Biasa Gerakan Pramuka terdiri atas anggota muda dan anggota
dewasa.
Pasal 44
Pramuka
Pasal 45
Anggota Muda
(1) Anggota muda adalah anggota biasa yang terdiri atas Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
(2) Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun, Pramuka
Penggalanag berusia 11 tahun sampai dengan 15 tahun, Pramuka
Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun, dan Pramuka
Pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25 tahun.
(3) Anggota muda yang sudah menikah digolongkan menjadi anggota
Gerakan Pramuka.
(4) Anggota muda sebelum menjadi anggota disebut calon anggota.
(5) Anggota muda yang menyandang cacat disebut Pramuka Luar Biasa,
yang terdiri atas Pramuka Luarbiasa tuna netra, tuna rungu, tuna
grahita, tina daksa, dan tuna laras.
(6) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat menjadi
Pembantu Pembina, Pembina Pramuka atau Instruktur tidak
meninggalkan statusnya sebagai anggota muda.
(7) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat oleh
Pembinanya sebagai instruktur Muda di Gugusdepannya.
(8) Untuk dapat dilantik sebagai anggota Gerakan Pramuka, anggota muda
telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat pertama dari
golongannya.
(9) Pelantikan anggota muda dilakukan oleh Pembina Pramuka di satuan
masing-masing dengan mengucapkan Dwisatya bagi Pramuka Siaga
atau Trisatya bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega.
Pasal 46
Anggota Dewasa
Pasal 47
Anggota Kehormatan
(2) Pandu dan Pramuka purna bakti untuk menjadi Anggota Kehormatan
Gerakan Pramuka dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
(3) Prang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan Kepramukaan
menjadi Anggota Kehormatan atas permintaan Kwartir yang
bersangkutan.
(4) Orang-orang yangbbersimpati kepada Gerakan Pramuka dan menjadi
Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka atas permintaan Kwartir yang
bersangkutan atau menyampaikan permintaan kepada Kwartir yang
bersangkutan.
(5) Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka dilantik berdasarkan keputusan
Ketua Kwartir yang bersangkutan.
Pasal 48
Anggota Tamu
(1) Anggota Tamu adalah Warga Negara Asing yang ikut serta dalam
kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan Gerakan Pramuka.
(2) Prosedur keikutsertaan Anggota Tamu diserahkan kepada satuan atau
Kwartir yang bersangkutan.
Pasal 49
Wadah Keanggotaan
Pasal 50
Kewajiban Anggota
Pasal 51
Pemberhentian Anggota
Pasal 52
Pembelaan
Pasal 53
Rehabilitasi
(1) Anggota Gerakan Pramuka yang diberhentikan berdasar ayat (2) Pasal
43 Anggaran Rumah Tangga ini dapat mengajukan permohonan menjadi
anggota Gerakan Pramuka kembali setelah memperbaiki kesalahannya.
(2) Penerimaan kembali anggota Gerakan Pramuka berdasarkan ayat (1)
pasal ini, dilakukan dengan persetujuan Dewan Kehormatan di
Kwartir/Gugusdepan yang bersangkutan.
Pasal 54
Pramuka Utama
BAB VIII
KEPENGURUSAN
Pasal 55
Kwartir
(1) Kwartir adalah pusat pengendali Gerakan Pramuka yang dipimpin secara
kolektif oleh Pengurus Kwartir yang terdiri atas para Andalan, dengan
sususnan sebagai berikut :
a. Seorang Ketua
b. Beberapa orang Wakil Ketua yang merangkap sebagai Ketua Komisi
c. Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang
Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain.
d. Beberapa orang anggota.
(2) Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya
Pramuka, setiap Kwartir membentuk Pimpinan Satuan Karya yang
ketuanya adalah ex-officio anggota Kwartir/Andalan. Pimpinan Satuan
Pasal 56
Kwartir Harian
Pasal 57
Pergantian Pengurus Kwartir Antar Waktu
Dalam hal Andalan tidak dapat menjalankan tugasnya karena berbagai sebab,
sehingga mengakibatkan kekosongan maka Kwartir mengadakan Rapat
Paripurna Andalan untuk menetapkan penggantian antar waktu terhadap
Andalan yang bersangkutan. Penggantian ini dimintakan pengesahan Kwatir
di atasnya, kecuali pergantian Andalan Nasional yang disahkan oleh Ketua
Majelis Pembimbing Nasional.
Pasal 58
Tugas dan tanggungjawab Kwartir Nasional
Pasal 59
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Daerah
Pasal 60
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Cabang
Pasal 61
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Ranting
Pasal 62
Koordinator Gugusdepan di Desa/Kelurahan
(1) Gugusdepan yang ada di satu wilayah desa atau kelurahan dapat
dikoordinasikan oleh Koordinator Desa/Kelurahan yang dipilih dari
Pembina Gugusdepan di wilayah yang bersangkutan.
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya, Koordinator Desa/Kelurahan dapat
dibantu oleh para Pembina Pramuka Penegak atau Pramuka Pandega.
Pasal 63
Tugas dan Tanggungjawab Kordinator Desa/Kelurahan
Pasal 64
Gugusdepan
Pasal 65
Tugas dan Tanggungjawab Pembina Gugusdepan
Pasal 66
Satuan Karya
(1) Satuan Karya Pramuka (Saka) dibina oleh Pamong Saka dengan dibantu
oleh beberapa Instruktur Saka.
(2) Pamong Saka ditetapkan dan dilantik oleh Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabang dari para Pembina Pramuka yang ada di wilayah kerjanya dan
secara ex-officio menjadi anggota Pimpinan Satuan Karya di Kwartir
Ranting atau Kwartir Cabangnya.
Pasal 67
Tugas dan tanggungjawab Pimpinan Saka dan Pamong Saka
Pasal 68
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
(1) Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dipilih oleh
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, yang
disingkat Musppanitera di tingkat masing-masing, yang kemudian
disahkan oleh Kwartir.
(2) Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas :
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris I dan II
d. Bendahar
e. Beberapa Anggota.
(3) Dewan Kerja dilantik oleh Ketua Kwartir jajarannya.
(4) Selama masa baktinya Dewan Kerja dapat melakukan mutasi anggota,
pemberhentian anggota, dan penggantian anggota antar waktu.
(5) Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terpilih
seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua,
atau sebaliknya.
(6) Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
adalah ex-officio anggota Kwartir/Andalan.
Pasal 69
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
(1) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas unsur Majelis
Pembimbing (Mabi), Kwartir/satuan di bawahnya, Andalan, dan dibantu
oleh akuntan publik yang tidak mempunyai hak suara.
(2) Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas:
a. seorang Ketua yang dijabat oleh unsur Mabi ;
b. seorang Wakil Ketua ;
c. seorang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
(3) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dibentuk dan disahkan
oleh Musyawarah Gerakan Pramuka.
(4) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dilantik bersama-sama
dengan pengurus Kwartir.
BAB IX
BIMBINGAN
Pasal 70
Majelis Pembimbing
(2) Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang
memberi bimbingan dan bantuan morel, organisatoris, materiel, dan
finansiel kepada Gugusdepan/satuan/Kwartir.
(3) Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan ditentukan
oleh Ketua Majelis Pembimbing.
(4) Majelis Pembimbing wajib berkonsultasi secara periodik dengan
Gugusdepan/satuan/Kwartir.
(5) Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat Satuan Karya
Pramuka.
Pasal 71
Susunan
Pasal 72
Tata Kerja
BAB X
MUSYAWARAH, RAPAT KERJA DAN REFERENDUM
Pasal 73
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
Pasal 74
Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
Pasal 75
Acara Musyawarah Nasional
Pasal 76
Pemilihan Kwartir Nasional
Pasal 77
Usul Kwartir Daerah untuk Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa
(1) Usul Kwartir Daerah harus diajukan secara tertulis, oleh Kwartir Daerah
kepada Kwartir Nasional selambat-lambatnya enam bulan sebelum
waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional.
Pasal 78
Pimpinan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar
Biasa
Pasal 75
Cara Musyawarah Nasional Mengambil Keputusan
Pasal 80
Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
tiga dari jumlah Kwartir Cabang yang ada di daerah itu dan usul
diajukan secara tertulis kepada Kwartir Daerah dengan disertai
alasan yang jelas.
b. Jika empat bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir
Daerah belum juga mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa,
pengusul berhak mendesak Kwartir Daerah mengadakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah kwartir daerah didesak para
pengusul, Kwartir Daerah belum juga mengadakan Musyawarah
Daerah Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa.
Pasal 81
Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
(1) Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa terdiri
atas perutusan Daerah dan perutusan Cabang.
(2) Utusan daerah terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh Kwartir
Daerah seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Daerah dan
seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Daerah.
(3) Utusan setiap cabang terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh
Kwartir Cabang seorang diantaranya adalah Keua Dewan Kerja Cabang
dan seorang yang diberi kuasa oleh majelis pembimbing cabang.
(4) Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang masing-masing harus berusaha
supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
(5) Perutusan daerah dan cabang masing-masing berhak satu suara.
(6) Pada Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, Anggota
Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau
disalurkan lewat perutusan daerah atau cabang.
Pasal 82
Acara Musyawarah Daerah
Pasal 83
Pemilihan Kwartir Daerah
Pasal 84
Usul Kwartir Cabang untuk Musyawarah Daerah atau
Musyawarah Daerah Luar Biasa
(1) Usul Kwartir Cabang harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir
Daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum waktu pelaksanaan
Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu setengah bulan sebelum Musyawarah Daerah
atau Musyawarah Daerah Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Daerah harus
sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Daerah dan
menyampaikannya kepada semua Kwartir Cabang dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur oleh Kwartir
Daearh Gerakan Pramuka.
Pasal 85
Pimpinan Musyawarah Daerah
Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dipimpin oleh suatu
presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah tersebut, dan terdiri atas
unsur-unsur daerah dan cabang.
Pasal 86
Cara Musyawarah Daerah Mengambil Keputusan
Pasal 87
Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
Pasal 88
Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
Pasal 89
Acara Musyawarah Cabang
Pasal 90
Pemilihan Kwartir Cabang
Pasal 91
Usul Kwartir Ranting untuk Musyawarah Cabang atau
Musyawarah Cabang Luar Biasa
(1) Usul kwartir Ranting harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir
Cabang selambat-lambatnya dua bulan sebelum waktu pelaksanaan
Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa.
(2) Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Cabang atau
Musyawarah Cabang Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Cabang harus
sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Cabang dan
menyampaikannya kepada semua Kwartir Ranting dalam wilayahnya.
(3) Usul dan bahan Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur oleh Kwartir
Cabang Gerakan Pramuka.
Pasal 92
Pimpinan Musyawarah Cabang Pimpinan Sidang
Pasal 93
Cara Musyawarah Cabang Mengambil Keputusan
Pasal 94
Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa
Pasal 95
Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa
Pasal 96
Acara Musyawarah Ranting
Pasal 97
Pemilihan Kwartir Ranting
Pasal 98
Usul Gugusdepan untuk Musyawarah Ranting atau
Musyawarah Ranting Luar Biasa
Pasal 99
Pimpinan Musyawarah Ranting
Pasal 100
Cara Musyawarah Ranting Mengambil Keputusan
Pasal 101
Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
Pasal 102
Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa
Pasal 103
Acara Musyawarah Gugusdepan
Pasal 104
Pemilihan Pembina Gugusdepan
Pasal 105
Usul Peserta untuk Musyawarah Gugusdepan atau
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
Pasal 106
Pimpinan Musyawarah Gugusdepan
Pasal 107
Cara Musyawarah Gugusdepan Mengambil Keputusan
Pasal 108
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera
Pasal 109
Acara Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera
Pasal 110
Cara Pengambilan Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak
dan Pandega Puteri Putera
Pasal 111
Rapat Kerja dan Sidang
Pasal 112
Referendum
BAB XI
KEKAYAAN
Pasal 113
Pengertian dan Jenis
Pasal 114
Pendapatan
Pasal 115
Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan
Pasal 116
Iuran dan Usaha Dana
(1) Iuran anggota diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
(2) Usaha dana dapat dilakukan oleh badan usaha yang dibentuk oleh
pengurus Kwartir/Gugusdepan yang bersangkutan dan tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Badan usaha dapat berbentuk badan usaha tetap, antara lain perseroan,
dan koperasi atau dalam bentuk yayasan, dan secara insidental
berwujud panitia usaha dana.
(4) Badan-badan usaha atau yayasan tersebut bertanggungjawab kepada
Kwartir yang bersangkutan dan secara berkala memberikan laporannya.
Pasal 117
Pengawasan
BAB XII
ATRIBUT
Pasal 118
Lambang
Pasal 119
Bendera
Pasal 120
Panji
Pasal 121
Hymne
Pasal 122
Pakaian Seragam
Pasal 123
Lencana dan Tanda-tanda
BAB XIII
PEMBUBARAN
Pasal 124
Akibat Hukum dari Pembubaran
BAB IX
LAIN-LAIN
Pasal 125
Petunjuk Penyelenggaraan
(1) Hal-hal yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
ini akan diatur dalam petunjuk penyelenggaraan atau pedoman lain.
Pasal 126
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
BAB XV
PENUTUP
Pasal 127
Penutup
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.
(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini ditetapkan oelh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka berdasarkan wewenang yang dilimpahkan
oleh Musyawarah Nasional VI Tahun 1998 di Jakarta, sesudah Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka disahkan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 1999.
ttd.
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 64 TAHUN 1997
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Penggolongan usia peserta didik dalam Gerakan Pramuka
tetap seperti yang berlaku sekarang ini, sebagaimana
tercantum dalam ayat (2) Pasal 36 Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, yaitu :
Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun;
Pramuka Penggalang berusia 11 tahun sampaidengan 15
tahun;
Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20
tahun;
Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25
tahun.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 April 1997
TTD
H. Himawan Soetanto.
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998
TENTANG
PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Menyesuaikan Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga,
sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini
Ditetapkan di : Jakarta.
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
3. Ruang Lingkup
Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi segala hal ihwal yang
berhubungan dengan penyelenggaraan Pesta Siaga yaitu :
a. Pengertian, Sasaran dan Fungsi Pesta Siaga
b. Pola umum kegiatan dalam Pesta Siaga
c. Perencanaan pengorganisasian dan tata laksana
d. Dukungan administrasi
e. Lain-lain
4. Dasar
BAB II
PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PESTA SIAGA SERTA PEMISAHAN PESERTANYA
5. Pengertian
6. Sasaran
Sasaran Pesta Siaga adalah membina dan mengembangkan
kekeluargaan dan persaudaraan antar sesame Pramuka Siaga
7. Fungsi
Fungsi Pesta Siaga adalah
a. Memberikan variasi kepada latihan berkala dari perindukan masing-
masing
b. Mengadakan tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan
kecakapan antar sesama Pramuka Siaga
c. Membina hubungan baik antara gerakan Pramuka dengan
masyarakat
8. Pemisah
a. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani Siaga, Pesta
Siaga putera dan Pesta Siaga puteri, masing-masing
diselenggarakan terpisah
b. Mengingat beberapa sebab tertentu, dengan sepengetahuan dan
tanggung jawab para Pembina Pramuka dan majelis pembimbing
yang bersangkutan, Pesta Siaga putera dan puteri dapat
diselenggarakan bersama-sama
BAB III
POLA UMUM KEGIATAN DALAM PESTA SIAGA
9. Tingkat Penylenggaraan
BAB IV
PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN
DAN TATA-LAKSANA
14. Perencanaan
15. Pengorganisasian
a. Struktur organisasi panitia penyelenggaraan Pesta Siaga disusun
secara seksama, terperinci, lengkap dan sistematis, sesuai dengan
:
1) acara, kegiatan, kepentingan, dan hubungan kerja masing-
masing bagian
2) tata tingkat/jenjang bagian-bagiannya
3) rencana kegiatan, dengan mengingat daya guna dan tepat
guna dari kerja panitia itu
b. Pesta Siaga harus diselenggarakan oleh semua pihak yang
bersangkutan dengan penuh kesungguhan,tanggungjawab dan
pengabdian secara sukarela, gotong-royong, akrab dan bersaudara,
diserta usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya
c. Panitia penyelenggara dapat terdiri dari anggota dan bukan
anggota Gerakan Pramuka
d. Dalam penyelenggaraan Pesta Siaga digunakan tenaga Penegak
dan Pandega sebagai anggota panitia penyelenggara untuk
membantu para Pembina Pramuka, supaya pengetahuan dan
pengalaman mereka bertambah
e. Pesta Siaga diselenggarakan :
1) antar Gugusdepan yang berdekatan, tiga bulan sekali
2) di tingkat Kwarran,atau antar desa yang berdekatan 6 bulan
sekali
3) di tingkat cabang atau antar kecamatan yang berdekatan
setahun sekali
4) antar Gugusdepan yang berdekatan tetapi berlainan
kecamatan maupun cabangnya, diatur oleh yang
bersangkutan
BAB V
DUKUNGAN ADMINISTRASI
19. Umum
BAB VI
PENUTUP
23. Hal-hal lain mengenai Pesta Siaga yang belum diatur dalam petunjuk
penyelenggaraan ini, akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Oktober 1998
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 132/KN/76
TAHUN 1976
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN PERKEMAHAN BESAR
PENGGALANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Petunjuk Penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang sebagaimana tercantum dalam lampiran
surat keputusan ini.
Kedua : Menginstruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk
mendorong dan membantu para Pembina Pramuka
melaksanakan dengan giat Perkemahan Besar
Penggalang.
Ditetapkan di Jakarta.
M. Sarbini
Letjen TNI
BAB I
PENDAHULUAN
Pt. 1. Umum
a. Berdasarkan tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 4,
maka :
Tugas Pokok Gerakan Pramuka adalah mendidik anak dan pemuda
supaya menjadi :
1) Manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
a) tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan
beragamanya,
b) tinggi kecerdasan dan keterampilannya,
c) kuat dan sehat fisiknya.
2) Warga negara Indonesia yang :
a) ber-Pancasila,
b) setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3) Anggota masyarakat yang :
a) baik dan berguna,
b) sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan
bangsa, negara dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan tugas pokok tersebut didasarkan atas prinsip-
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang
pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.
c. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka perlu adanya usaha
dan kegiatan untuk menanamkan, memupuk dan mengembangkan
:
1) rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh
keyakinan beragama,
2) rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik antara
sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat,
3) rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal
kepercayaan pada diri sendiri,
4) jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia.
d. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut adalah penyelenggaraan
Perkemahan Besar Penggalang, sebagai suatu pertemuan Pramuka,
khusus untuk golongan Penggalang.
Pt. 4. Dasar
Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun berdasarkan :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
b. Keputusan Majelis Permisyawaratan Pramuka Tahun 1970, di
Pandaan, Jawa Timur.
BAB II
PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
Pt. 6. Tujuan
a. Perkemahan Besar Penggalang yang dimaksud dalam petunjuk
penyelenggaraan ini adalah pertemuan Pramuka yang berbentuk suatu
perkemahan anatara Pramuka Penggalang dari berbagai satuan
Pramuka.
b. Perkemahan Besar Penggalang merupakan kegiatan yang bersifat
rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan dan berisi kegiatan-
kegiatan menarik dan kreatif serta bakti masyarakat dan keagamanaan.
Pt. 7. Sasaran
Sasaran dari Perkemahan Besar Penggalang adalah menanamkan,
memupuk dan mengembangkan:
a. rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh
keyakinan beragama.
b. rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial baik antara
sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat.
c. rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal
kepercayaan pada diri sendiri.
d. jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia.
Pt. 8. Fungsi
a. Menambah pengalaman dan pengetahuan, miningkatkan
kecakapan, ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan peserta
perkemahan besar Penggalang.
b. Memberi latihan kepada anak didik agar mampu
mengelola/mengurus rumah tangga sendiri.
c. Memberikan selingan sebagai dorongan untuk mempraktekkan dan
meningkatkan kemampuan yang didapat dari latihan satuan
Pramuka masing-masing.
BAB III
BENTUK, TINGKAT DAN PESERTA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
BAB IV
POLA KEGIATAN DALAM
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
BAB V
PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATALAKSANA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
BAB VI
DUKUNGAN ADMINISTRASI DAN KOMUNIKASI
BAB VII
LAIN-LAIN
BAB VIII
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
M. Sarbini
Letjen TNI
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK
DAN PANDEGA
Gerakan Pramuka.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Nomor 105 tahun 1980.
Kedua : Berlakunya Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini.
Ketiga : Menginstruksikan kepada semua jajaran Kwartir dan Satuan
Pramuka untuk melaksanakan keputusan ini.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta.
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988
TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN
PANDEGA
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum
a. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang
diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan
menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
b. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, yang sehat jasmani dan
rohaninya, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang
baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
c. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-
anak dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai dengan golongan
usia dan jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak
untuk mereka yang yang berusia 16 s.d. 20 tahun, dan Satuan
Pramuka Pandega untuk mereka yang berusia 21 s.d. 25 tahun.
d. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari Gugusdepan
Pramuka, yang menjadi wadah pembinaan pribadi para Pramuka,
dengan pimpinan, pembinaan dan tanggung jawab anggota
dewasa.
e. Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat dan
darma baktinya kepada masyarakat, dibentuklah Stuan Karya
Pramuka.
f. Untuk melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan Satuan Karya
tersebut, diperlukan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega beserta mekanismenya.
g. Petunjuk penyelenggaraan ini diterbitkan dengan maksud untuk :
1) menjabarkan Pola umum Gerakan Pramuka yang berkaitan
dengan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
2) meningkatkan mutu dan hasil pembinaanPramuka Penegak
dan Pandega.
3) menyesuaikan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
dengan situasi dan kondisi setempat.
4) memantapkan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
h. Petunjuk Penyelenggaraan ini diterbitkan dengan tujuan untuk
penertiban dan keseragaman pelaksanaan pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega di setiap jajaran kwartir dan satuan
Pramuka.
2. Dasar
Petunjuk penyelenggaraan ini didasarkan pada :
4. Pengertian
a. Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memberi
pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Pembinaan di dalam Gerakan Pramuka adalah usaha pendidikan
yang dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa
terhadap anak didik, dengan menggunakan prinsip dasar metodik
pendidikan kepramukaan, dan sistem among, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.
c. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega adalah proses
pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti,
pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan
kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para Pramuka Penegak
dan Pandega, sehingga dapat hidup mandiri.
Pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi :
1) kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik jasmani maupun
rohani
2) kegiatan Bina Satuan : pembinaan kepemimpinan dan
keterampilan pengelolaan satuan/kwartir dalam Gerakan
Pramuka, serta darma baktinya kepada Gerakan Pramuka.
3) kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan kepemimpinan dan
keterampilan pembangunan masyarakat, serta darma baktinya
kepada masyarakat, bangsa dan negara.
BAB II
LANDASAN, ARAH, TUJUAN PEMBINAAN,
DAN KEBIJAKSANAAN OPERASIONAL
5. Landasan
a. Landasan ideal : Pancasila.
b. Landasan konstitusional : Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
c. Landasan mental, moral dan normatif : Kode Kehormatan Pramuka
yaitu Trisatya sebagai janji Pramuka, dan Dasadarma sebagai
ketentuan moral, serta etika, tata nilai, dan adat istiadat yangluhur,
yang hidup dalam masyarakat sebagai norma.
d. Landasan Struktural
1) Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 tentang
Gerakan Pramuka.
2) Ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
BAB III
FUNGSI, WADAH DAN PENGELOLA
PEMBINAAN
9. Fungsi Pembinaan
Pembinaan memiliki fungsi :
a. Memberi semangat melakukan sesuatu yang positif (motivasi).
Fungsi ini bertugas memberi pengarahan, dorongan, kepercayaan
dan keyakinan kepada calon anak didik, agar mereka menjadi
anggota Gerakan Pramuka dengan penuh keyakinan.
b. Membimbing dan mengarahkan kesadaran atas kemampuan dan
memberikan arah gerak. Fungsi ini berarti pula membimbing anak
didik untuk mengerjakan sesuatu dengan jalan menumbuhkan
keyakinan pada diri anak didik untuk berprestasi.
c. Menampung dan membantu memecahkan masalan yang timbul
(konsultasi). Fungsi ini menebalkan rasa percaya pada diri dan
menyuburkan sifat kedewasaan anak didik. Dasar konsultasi adalah
kesamaan dan bersifat bantuan pemikiran.
d. Memberi dan melaksanakan tugas dan kewajiban untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab (instruksi).
10. Pelaksanaan Fungsi Pembinaan
BAB IV
SASARAN PEMBINAAN
14. Sasaran
Sasaran pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di Gugusdepan
maupun di Kwartir melalui wadah Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu
manusia yang :
a. Beriman, berkepribadian, berbudi luhur, berdisiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri.
b. Jasmaninya kuat dan sehat.
c. Tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
d. Mempunyai rasa cinta tanah air.
e. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap dan perilaku yang
inovatif dan kreatif.
f. Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri, sikap perilaku yang
inovatif dan kreatif
Pembinaan terhadap Pramuka Penegak dan Pandega perlu disesuaikan
dengan perkembangan jiwa Pramuka Penegak dan Pandega tersebut.
BAB V
PELAKSANAAN PROSES PEMBINAAN
22. Pandega
a. Pandega adalah Calon Pandega yang telah memenuhi SKU bagi
Pandega dan mentaati Adat Racana.
b. Perpindahan status dari Calon Pandega menjadi Pandega dilakukan
dengan upacara sederhana dengan dialog yang mengandung
pendidikan bagi segenap anggota Racana.
c. Pandega diharapkan sudah memiliki kepribadian yang kuat
sehingga jiwa baktinya diamalkan untuk kepentingan umum.
d. Para Pandega diharapkan mempunyai sikap lebih mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
e. Pandega berusaha sendiri meningkatkan keterampilannya dan
kemampuannya sehingga dapat lebih banyak membantu dirinya
agar dapat mandiri di samping dapat membantu Gerakan Pramuka
baik dalam hal pengelolaan Kwartir maupun Gugusdepan.
d. Para Pandega merupakan pasangan kerja sepengabdian bagi para
Pembina Pramuka.
BAB VI
PEMBINAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
BAB VII
PRINSIP DAN MATERI PEMBINAAN
BAB VIII
PRINSIP DAN MATERI KEGIATAN
BAB IX
MEKANISME PEMBINAAN
BAB X
MASALAH DAN PENDEKATAN
33. Masalah
a. Umum
1) Perlunya disusun dan dilaksanakan kegiatan yang menarik
untuk Pramuka Penegak dan Pandega.
2) Perlunya ditingkatkan jumlah dan mutu Pramuka Penegak dan
Pandega
3) Perlunya diusahakan agar para Pramuka Siaga dan
Penggalang akan meneruskan kegiatannya sampai ke
Pramuka Penegak dan Pandega.
b. Pembinaan
1) Perlunya diusahakan adanya peningkatan jumlah dan mutu
Pembina Pramuka.
2) Perlunya diusahakan peningkatan jumlah dan frekuensi kursus
dan gladian.
3) Perlunya pembinaan Dewan Kerja secara intensif oleh Kwartir
yang bersangkutan.
4) Perlu adanya sarana pembinaan dalambentuk buku pedoman
dan buku pegangan.
c. Organisasi
1) Perlu adanya peninjauan atas struktur Dewan Kerja setiap
jangka waktu tertentu, guna melihat dayaguna dan
tepatgunanya.
2) Perlu adanya kesempatan mengembangkan jiwa
kepemimpimnan dan pengalaman berorganisasi.
3) Perlu adanya pengalakan Satuan Karya Pramuka.
d. Manajemen
1) Perlu dilaksanakan prinsip manajemen yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
35. Pendekatan
Untuk mempermudah mengatasi berbagai masalah, perlu adanya
pendekatan melalui berbagai cara, antara lain :
a. Diskusi
1) Diskusi Panel, denganmelibatkan unsur orang dewasa dan ahli
yang memiliki latar belaksang pengetahuan mengenai hal-hal
yang didiskusikan.
2) Seminar dengan melibatkan unsur orang dewasa dan ahli di
bidang yang diseminarkan, untuk memperoleh kemungkinan
pemecahan.
3) Lokakarya, dengan melibatkan orang yang berpengalaman di
bidang yang dibahas, untuk memperoleh cara pemecahan
yang tepat dan praktis.
b. Pemberian Petunjuk
Pemberian petunjuk untuk mengatasi masalah, misalnya :
1) Petunjuk Penyelenggaraan
2) Petunjuk Pelaksanaan
3) Petunjuk Teknis
4) Buku Petunjuk, dan lain-lainnya.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengenai :
1) Dokumentasi
2) Hasil penelitian
3) Hasil pengamatan
4) Hasil wawancara, dan lain-lainnya.
d. Pendidikan
Mengikut sertakan Pramuka Penegak dan Pandega pada berbagai
kegiatan pendidikan seperti :
1) Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan Pandega
2) Latihan Pengembangan Kepemimpinan
3) Kursus Pembina Pramuka
4) Kursus Keterampilan
5) Pendidikan lain di luar Gerakan Pramuka.
e. Penyusunan Rencana
Mengatasi masalah dengan memasukkannya dalam perencanaan,
antara lain :
1) Rencana Kerja untuk satu masa bakti
2) Program Kerja untuk satu tahun anggaran
3) Program Darurat untuk pemecahan masalah yang harus
segera dilaksanakan dalam waktu yang singkat, dan
berbentuk intensifikasi pelaksanaan program.
BAB XI
USAHA PENGEMBANGAN
BAB XII
PENUTUP
37. Lain-lain
Hal lain-lain yang belum tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan ini
akan diatur kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.