PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lagu kebangsaan merupakan lagu yang diakui untuk menjadi suatu lagu
resmi serta simbol suatu negara atau daerah. Lagu kebangsaan dapat membentuk
identitas nasional suatu negara dan dapat digunakan sebagai ekspresi dalam
setelah membaca sebuah artikel dalam surat kabar Fajar Asia, artikel itu
yang dapat membangkitkan semangat rakyat”. Artikel yang semula dimuat dalam
majalah Timboel terbit di Yogyakarta, kemudian dikutip oleh surat kabar Fajar
Asia pimpinan H. Agus Salim. Artikel itu dibaca Supratman dan mengilhaminya
1
Rudiyanto, Arief. 2016. Studi Analisis Tentang Nilai-Nilai Kebangsaan Dalam Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya, Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang, Hlm. 21
1
rumah dinas militer atau tangsi militer Belanda di Jatinegara, karena ayahnya
memakai irama wals 6/8. Analisis lagu ini tidak memiliki tekanan yang kuat untuk
menjadi irama mars, karena aksen yang datar dengan tempo lambat iringan
musiknya dengan tangga nada C natural sesuai register instrumen biola dan belum
terdapat jumlah ketukan-ketukan yang sama untuk setiap birama. Ketukan wals
dihitung tiga ketukan (Triple) atau sukat susun 6 ketukan dalam satu birama.
Resikonya lagu ini terasa lebih berat banyak memakai jumlah birama pada
musiknya.3
diangkat menjadi lagu kebangsaan dan disebut juga sebagai musik fungsional.
Fungsi bersifat upacara lebih ditonjolkan dari pada nilai estetisnya, dimaksudkan
musik yang sempurna seperti karya musik simponi. Ahli ilmu jiwa massa
musik, tetapi juga daya tariknya yang mampu membangkitkan semangat terutama
2
Ibid
3
Mintargo Wisnu, 2012. Kontinuitas Dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, Jurnal Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012 Universitas Gadjah Mada, hlm 311
2
Sejarah singkat lagu Indonesia Raya dapat diketahui dari adanya Kongres
Sumpah Pemuda II 1928, dimana oleh Wage Rudolf Supratman, naskah lagu
kebangsaan tersebut awal mula ditulis dengan catatan khusus yakni Tangga Nada
C atau natural, dan ditulis pula Djangan Terlaloe Tjepat. Adapun di sumber lain
bergulir dengan adanya aransemen ulang oleh Jos Cleber di tahun 1950, dan mulai
direkam secara stereo di zaman Presiden Soeharto pada tahun 1992. Dan setelah
kerusuhan 1998, lagu Indonesia Raya aransemen yang baru kembali direkam
Orchestra.4
Lagu Indonesia Raya memiliki beberapa aturan yang harus ditaati oleh
warga negara. Hal ini seperti tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 44-
4
Ibid
3
4. Penggunaan lagu kebangsaan juga dilakukan guna menghormati
kunjungan resmi dari kepala pemerintahan ataupun kepala negara dari
negara sahabat.
5. Penggunaan lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan pada saat
berlangsungnya acara resmi suatu kegiatan dalam lingkup internasional
seperti kontes olahraga, seni, teknologi maupun ilmu pengetahuan.
6. Lagu Indonesia Raya juga dapat dinyanyikan dalam rangka menjunjung
tinggi patriotisme dan rasa nasionalisme.
7. Tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan pada Lagu Kebangsaan
yang terdiri dari irama, lirik, nada ataupun gubahan yang lainnya yang
dimaksudkan untuk penghinaan atau merendahkan sebuah kehormatan
bangsa.
8. Tidak diperkenankan pula untuk melakukan upaya penyebarluasan lagu
yang telah digubah dengan tujuan komersial.
9. Penggunaan lagu untuk promosi sesuatu yang bertujuan secara komersil
juga dilarang.
lagu Indonesia raya. Salah satunya Awwalur Rizqi Al-firori atau dikenal dengan
dinyanyikan oleh Misellia Ikwan. Video itu diunggah di YouTube dan Instagram
pada 17 Agustus 2018. Dalam video, terlihat lagu Indonesia Raya dinyanyikan di
pinggir pantai. Di beberapa bagian, ada musik yang diaransemen dengan alat
musik tradisional maupun modern. Hal tersebut pun menjadi pro dan kontra
yang tidak boleh diubah. Namun beberapa pihak juga menyebutkan bahwa
aransemen lagu kebangsaan merupakan salah satu bentuk kecintaan terhadap lagu
4
Awwalur Rizqi Al-firori atau dikenal dengan nama Alffy Rev
mengaransemen lagu Indonesia Raya dan diunggah pada tanggal 17 Agustus 2018
hanya disebutkan satu kali, sedangkan patitur lirik asli lagu Indonesia Raya, kata
“Indonesia Raya” disebutkan dua kali. Selain itu, Alffy Rev melakukan banyak
improvisasi notasi yang tidak seperti notasi asli 4/4 dari lagu Kebangsaaan
Indonesia Raya dan melakukan penggabungan atau medley dengan lagu Satu Nusa
Satu Bangsa, yang seharusnya lagu Kebangsaaan Indonesia Raya bersifat tunggal.
dicipatakan oleh W.R Supratman telah mengenalkan indonesia di mata dunia serta
lagu ini pula yang menjadi kebangaan masyarakatnya. Lagu kebangsaan Republik
Meskipun dapat dinyanyikan oleh masyarakat namun tetap saja lagu ini
dapat disalahgunakan dalam perbuatan yang tidak baik yang dapat merusak moral
dan nilai lagu ini. Mengenai hal tersebut sudah tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang, Serta Lagu
5
Undang-Undang telah menjelaskan bahwa memperdengarkan,
maksud untuk tujuan komersial, atau menggunakan lagu lebangsaan untuk iklan
dengan maksud untuk tujuan komersial. Yang dimaksud agar lagu kebangsaan
tidak dinyanyikan secara sembarangan dan keluar dari derajat dan kedudukannya
menyanyikan, dan menggunakan lagu kebangsaan untuk bahan dan alat reklame
dan/atau kegiatan komersial dalam bentuk apapun adalah agar lagu kebangsaan
kedudukan lagu kebangsaan tersebut. Hal ini bisa digolongkan sebagai perbuatan
melawan hukum.
Intelektual yang terdaftar atas nama W.R Supratman.Hak cipta ini timbul karena
orang yang menciptakan karya mempunyai hak atas ciptaannya, dan untuk
Jenderal Kekayaan Intelektual, namun tanpa didaftarkanpun hak cipta atas karya
Hak Cipta (selanjutnya disebut dengan UUHC) yang berbunyi, “Hak Cipta adalah
hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
5
Afrillyana Purba,2005,TRIPS-WTO dan Hukum HKI Indonesia,Rineka Cipta,Jakarta
hlm.12.
6
Pada hak cipta sendiri didalamnya terdapat hak ekonomi dan hak moral,
dimana hak ekonomi dan hak moral ini tetap ada selama suatu ciptaan masih
dilindungi oleh hak cipta. Adapun yang disebut dengan hak ekonomi adalah hak
untuk memperoleh keuntungan atas HAKI, dapat dikatakan sebagai hak ekonomi
karena HKI termasuk sebuah benda yang dapat dinilai dengan uang. Sedangkan
masalah hak moral muncul disebabkan pada dasarnya setiap orang mempunyai
keharusan untuk menghormati dan menghargai karya cipta orang lain, orang lain
Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan diri atau
reputasinya
berbunyi “Hak Ekonomi merupakan hak ekslusif Pencipta atau pemegang Hak
cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan.” Jika suatu ciptaan tidak
6
Gatot Supramono, 2010, Hak Cipta dan Aspek-aspek Hukumnya, Rineka Cipta, Jakarta,.
hlm.45-46
7
dikelola secara tertib berdasarkan kaidah-kaidah hukum, dapat menimbulkan
sengketa antara pemilik hak cipta dengan pengelola (pemegang) hak cipta atau
oleh mereka yang tidak berhak atas hak cipta yang dimiliki seseorang.7
lebih lanjut dengan judul “Analisis yuridis terhadap aransemen ulang lagu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan judul penelitian ini, maka rumusan
dalam penelitian ini yaitu apakah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dapat
diaransemen ulang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu
ulang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk pengembangan daya nalar dan daya
metode ilmiah dalam memecahkan setiap masalah yang ada khusunya masalah
7
Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia,Ghalia Indonesia, 2010, hlm 4
8
yang berkaitan dengan perkembangan-perkembangan hukum perdata
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Peneltian
kesadaran berbangsa yang tumbuh secara alami dalam diri setiap orang
9
aspirasi perjuangan harus tetap dilestarikan hingga saat ini sebagai jiwa
negara, sebagai warisan jiwa patriotik yang harus tetap dipelihara segenap
bangsa Indonesia saat ini guna membela kedaulatan negara bila ada
kemerdekaan terjadi proses dinamika politik sejak orde lama, orde baru,
dan reformasi saat ini, yaitu implementasi rasa, semangat, dan paham
serta UUD 1945 yang menjadikan suatu komponen penting yang wajib
10
3. Perlindungan Hukum bagi Pencipta Lagu Indonesia Raya Ditinjau dari
113 ayat (2) UUHC tahun 2014. Upaya yang dapat dilakukan terhadap
kasus aransemen lagu Indonesia Raya tanpa izin adalah melalui jalur
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penemuan mesin cetak. Sebelum penemuan mesin ini oleh Gutenberg, proses
untuk membuat salinan dari sebuah karya tulisan memerlukan tenaga dan biaya
yang hampir sama dengan proses pembuatan karya aslinya. Namun setelah di
temukannya mesin cetak oleh J. Guetenberg pada pertengahan abad ke-15, maka
terjadilah perubahan dalam waktu yang pendek serta dengan biaya yang lebih
perlindungan mulai diberikan di Inggris pada tahun 1557 kepada perusahaan alat
tulis dalam hal penerbitan buku. Dalam akhir abad ke-17 para pedagang dan
buku, dan menghendaki dapatnya ikut serta dan untuk menikmati hasil ciptaannya
dalam bentuk buku. Sebagai akibat ditemukannya mesin cetak yang membawa
akibat terjadinya perubahan masyarakat maka dalam tahun 1709 parlemen Inggris
Undang tersebut adalah untuk mendorong “learned men to compose and write
useful work”.8
8
Harris Munandar dan Sally Sitanggang, Mengenal HAKI (Hak Kekayaan Intelektual :
Hak Cipta, Paten, Merek dan Seluk- beluknya), Sinar Grafika,Jakarta ,1997, hlm.21.
12
Dalam Tahun 1690, John Locke mengutarakan dalam bukunya
dasar (“natural right”) atas karya ciptanya. Selain itu, peraturan tersebut juga
mengatur masa berlaku hak eksklusif bagi pemegang copyright, yaitu selama 28
tahun, yang kemudian setelah itu karya tersebut menjadi milik umum yang bisa
Undang-Undang tahun 1817, hak cipta (Kopijregt) tetap berada pada penerbit,
baru dengan Undang-Undang Hak Cipta tahun 1881 hak khusus pencipta
terciptalah Konvensi Bern untuk perlindungan karya sastra dan seni, suatu
konvensi ini, copyright diberikan secara otomatis kepada si pembuat karya cipta,
mendapatkan copyright. Segera setelah sebuah karya dicetak atau disimpan dalam
karya tersebut dan juga terhadap karya derivatif atau turunannya (karya-karya lain
13
yang dibuat berdasarkan karya pertama), hingga si pengarang secara eksplisit
menyatakan sebaliknya atau hingga masa berlaku copyright tersebut sudah habis.9
Eropa Barat untuk menjadi peserta pada Konvensi ini, hal ini yang
diperkenalkan dengan masalah hak cipta pada tahun 1912, yaitu pada saat
Nomor 600), yang mulai berlaku 23 September 1912. dengan suatu Undang-
Undang hak cipta baru pada tanggal 1 November tahun 1912, yang dikenal
Undang ini, kerajaan Belanda mengikatkan diri pada Konvensi Bern 1886.11
9
Ibid
10
Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia: Teori dan Analisis Harmonisasi
Ketentuan World Trade Organization/WTO- TRIPs Agreement, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010,
hlm. 53.
11
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, hlm. 56
14
Undang Dasar Sementara 1950. Pemberlakuan Auteurswet 1912 ini sudah
keluar dari Konvensi Bern dan menyatakan semua ketentuan hukum tentang
hak cipta tidak berlaku lagi, agar para intelektual Indonesia bisa
memanfaatkan hasil karya, cipta, dan karya asing tanpa harus membayar
Baru berkuasa. Ketentuan lama zaman Belanda tentang hak cipta, yakni
untuk mencabut Auteurswet 1912 Staatsblad Nomor 600 Tahun 1912 dan
Hak Cipta yang dimuat dalam Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15.
pembajakan terhadap hak cipta, yang telah berlangsung dari waktu ke waktu
12
Suyud Margono, op.cit., hlm. 57
13
Harris Munandar dan Sally Sitanggang, op.cit., hlm.22.
15
dan merugikan kreatifitas untuk mencipta, yang dalam pengertian yang lebih
kepada:15
seseorang;
tersebut;
14
Rahmadi Usman, op. cit., hlm. 59
15
Suyud Margono, op.cit., hlm. 58.
16
diantara perubahan mendasar yang terjadi di dalamnya adalah masa
meninggalnya si pencipta.16
Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang hak cipta yang telah diubah
kita ikut serta dalam Persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang Hak Atas
tersebut negara kita telah meratifikasi dengan UU Nomor 7 Tahun 1994 dan
adalah Undang-Undang Hak Cipta. Selain itu, Indonesia juga meratifikasi Berne
Convention for the Protection of Arstistic and Literary Works (Konvensi Berne
16
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek- Aspek Hukumnya, Rineka Cipta, Jakarta,
2010, hlm. 5- 6
17
Ibid
17
Walaupun perubahan pengaturan Hak Cipta melalui UUHC 1997 telah
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Lalu disadari karena kekayaan seni
2014 tentang Hak Cipta agar sesuai dengan perkembangan hukum dan
kebutuhan masyarakat.18
Hak cipta secara harfiah berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta. Dalam
diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau
tidak.Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan” tertuju pada hasil karya manusia
pengalaman. Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkaitan erat dengan
intelektual manusia. Istilah hak cipta diusulkan pertama kalinya oleh Sultan
18
(yang kemudian di terima di kongres itu) sebagai pengganti istilah hak pengarang
yang dianggap kurang luas cakupan pengertiannya, karena istilah hak pengarang
pengarang itu hanyalah hak dari pengarang saja, atau yang ada sangkut pautnya
dengan karang-mengarang saja, padahal tidak demikian. Istilah hak pengarang itu
Undang Nomor 6 Tahun 1982 sebagai pengganti istilah hak pengarang yang
dipergunakan dalam Auteurswet 1912. Hak cipta adalah hak eksklusif atau yang
penggunaan hasil karya atau hasil olah gagasan atau informasi tertentu. Pada
dasarnya, hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan" atau hak
pemanfaatan secara tidak sah atas suatu ciptaan. Mengingat hak eksklusif itu
mengandung nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa membayarnya, maka
untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang
terbatas.20
Cipta, berbunyi “Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
19
Rachmadi Usman, op.cit., hlm. 85.
20
Harris Munandar dan Sally Sitanggang, op.cit., hlm.14.
19
perundang-undangan.”Pada dasarnya, hak cipta adalah sejenis kepemilikan
pribadi atas suatu ciptaan yang berupa perwujudan dari suatu ide pencipta di
bidang seni, sastra dan ilmu pengetahuan. Ketika anda membeli sebuah buku,
anda hanya membeli hak untuk meminjamkan dan menyimpan buku tersebut
sesuai keinginan anda. Buku tersebut adalah milik anda pribadi dalam bentuknya
yang nyata atau dalam wujud benda berupa buku. Namun, ketika anda membeli
buku ini, anda tidak membeli Hak Cipta karya tulis yang ada dalam buku yang
dimiliki oleh si pengarang ciptaan karya tulis yang diterbitkan sebagai buku.
Dengan kerangka berpikir tentang sifat dasar hak cipta yang demikian, anda tidak
memperoleh hak untuk mengkopi ataupun memperbanyak buku tanpa seizin dari
pengarang. Apalagi menjual secara komersial hasil perbanyak buku yang dibeli
tanpa seizin dari pengarang. Hak memperbanyak karya tulis adalah hak eksklusif
2) Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
20
3) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
6) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
8) Karya arsitektur;
9) Peta;
12) Potret;
16) Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca
21
b. Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat l dilindungi sebagai ciptaan
a. Perwajahan karya tulis adalah karya cipta yang lazim dikenal dengan
bentuk penulisan karya tulis. Hal ini mencakup antara lain format, hiasan,
komposisi warna dan susunan atau tata letak huruf indah yang secara
c. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks diartikan sebagai satu kesatuan
d. Gambar antara lain meliputi: motif, diagram, sketsa, logo dan unsur-unsur
warna dan bentuk huruf indah. kolase adalah komposisi artistik yang
dibuat dari berbagai bahan (misalnya dari kain, kertas, atau kayu) yang
22
e. Karya seni terapan adalah karya seni rupa yang dibuat dengan menerapkan
seni pada suatu produk hingga memiliki kesan estetis dalam memenuhi
g. Peta adalah suatu gambaran dari unsur alam dan/atau buatan manusia yang
suatu bidang datar dengan skala tertentu, baik melalui media digital
h. Karya seni batik adalah motif batik kontemporer yang bersifat inovatif,
maupun komposisi warna. Karya seni motif lain adalah motif yang
seperti seni songket, motif tenun ikat, motif tapis, motif ulos, dan seni
kamera;
images) antara lain: film dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita
yang dibuat dengan skenario, dan film kartun. Karya sinematografi dapat
23
dibuat dalam pita seluloid, pita video, piringan video, cakram optik
k. Bunga rampai meliputi: ciptaan dalam bentuk buku yang berisi kompilasi
karya tulis pilihan, himpunan lagu pilihan, dan komposisi berbagai karya
tari pilihan yang direkam dalam kaset, cakram optik atau media lain. Basis
data adalah kompilasi data dalam bentuk apapun yang dapat dibaca oleh
komputer atau kompilasi dalam bentuk lain, yang karena alasan pemilihan
para pencipta atas ciptaan yang dimaksudkan dalam basis data tersebut.
Sebagai contoh dari buku menjadi film. Karya lain dari hasil transformasi
21
Pasal 41 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
24
b. setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data
fungsional.
Hal-hal yang tidak termasuk hak cipta adalah hasil rapat terbuka lembaga
pemerintah, putusan pengadilan atau penetapan hakim, dan kitab suci atau simbol
Cipta.
25
ciptaan orang lain dengan cara apapun tanpa izin pencipta/pemegang hak
Hak Terkait untuk eksis. Hak Terkait pada prinsipnya adalah hak yang muncul
bagi pihak-pihak tertentu karena pihak tersebut memiliki kaitan dengan suatu
23
Budhi Prasetyo, “Pertanggungjawaban Pidana Pelanggaran Hak Cipta Terhadap
Ciptaan Yang Dilindungi Dalam Uu No.19 / 2002(Studi Kasus
No.3683/Pid.B/2008/Pn.Mdn)”SKRIPSI,Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,2011.
26
a. Pelaku Pertunjukan.
b. Produser rekaman.
maka ketika ia merekam lagu maka lagu itu akan diproduksi oleh
Maka, bagi produser rekaman lagu itu muncul hak terkait atas
tersebut.
c. Lembaga Penyiaran
27
Lembaga penyiaran memiliki Hak Terkait yang berkaitan
pertunjukan tersebut.
ekonomi atas suatu karya cipta serta produk Hak Terkait (neighring
rights). Sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri Pencipta
atau Pelaku yang tdak dapat dihapus atau dlhilangkan (inalienable) dengan
alasan apapun, meskipun Hak Cipta tau Hak Terkair tersebut elah
dialihkan kepada pihak lain. Konsep Hak Moral berasal darl sistem hukum
Serlkat dan Inggris memfokus kepada kepemillkan hak cipta. Konsep Hak
a) Hak Ekonomi
Hak ekonomi di dalam hak cIpta juga disebut hak eksploltasi, hal
28
1) Hak untuk memperbanyak ciptaan.
eksploltasi, hal Ini disebabkan oleh karena hak cipta memberikan jangka
direkam dalam compact disc atau kaset oleh producer rekaman untuk
dijual secara umum kepada para konsumen. Hak ekonomi adalah hak-hak
b) Hak Moral
mengandung nilai ekonomis, maka hak moral sama sekali tidak memiliki
nilai ekonomis itu. Akan tetapi, ada kalanya nilai dari hak moral itu justru
24
Eddy Damian, Hukum Hak Cipta menumtBeberapa Konvensi Intemasional, Undang-
undang Hak Cipta 1997 dan Periindungannya terhadap Buku serta Perjanjian Peneititannya
Bandung: FT. Alumni, 1999, him.62-63
25
Gatot Supramono,. 2010. Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya. Jakarta: Rineka
Cipta, hlm 44
29
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
menyebutkan dalam Pasal 5 bahwa hak moral itu merupakan hak yang
melekat secara abadi pada diri Pencipta. Hak yang dilekatkan tersebut
menjadi salah satu titik kelahiran pergerakan nasionalis di seluruh nusantara yang
mendukung ide "Indonesia" yang satu sebagai penerus Hindia Belanda, daripada
dipecah belah menjadi beberapa koloni. Lagu ini digubah oleh Wage Rudolf
Koran Tionghoa berbahasa Melayu, Sin Po, edisi 10 November 1928 diterbitkan.
Setelah beberapa kali mengalami perubahan, lagu "Indonesia Raya" diputar dalam
30
oleh Soekarno Lagu "Indonesia Raya" yang gubahannya sempat ditinjau ulang
Kebangsaan ialah Indonesia Raya" dalam Pasal 36B, dan juga disahkannya
"Indonesia Raya". Teks lagu "Indonesia Raya" dipublikasikan pertama kali oleh
hadapan para peserta Kongres Pemuda Kedua dengan biola, pemerintah kolonial
Raya". Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka menyanyikan lagu
refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu
rapat partai-partai politik. Setelah Indonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai
26
Susilo, Y. Edhi, Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Lembaga Penelitian
Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.1996,hlm 15.
27
Ibid
31
Sejarah mencatat bahwa Lagu Kebangsaaan Indonesia Raya mengalami
I
Indonesia, tanah airkoe,
Tanah toempah darahkoe,
Disanalah akoe berdiri,
Mendjaga Pandoe Iboekoe.
Indonesia kebangsaankoe,
Kebangsaan tanah airkoe,
Marilah kita berseroe:
"Indonesia Bersatoe".
Hidoeplah tanahkoe,
Hidoeplah neg'rikoe,
Bangsakoe, djiwakoe, semoea,
Bangoenlah rajatnja,
Bangoenlah badannja,
Oentoek Indonesia Raja.
II
Indonesia, tanah jang moelia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah akoe hidoep,
Oentoek s'lama-lamanja.
Soeboerlah tanahnja,
Soeboerlah djiwanja,
Bangsanja, rajatnja, semoeanja,
Sedarlah hatinja,
Sedarlah boedinja,
Oentoek Indonesia Raja.
III
28
Ibid
32
Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.
S'lamatlah rajatnja,
S'lamatlah poet'ranja,
Poelaoenja, laoetnja, semoea,
Madjoelah neg'rinja,
Madjoelah Pandoenja,
Oentoek Indonesia Raja.
Refrain
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta.
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Hidoeplah Indonesia Raja.
I
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Disanalah aku berdiri,
Djadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rajatku, sem'wanja,
Bangunlah djiwanja,
Bangunlah badannja,
Untuk Indonesia Raja.
33
II
Indonesia, tanah jang mulia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanja.
Suburlah tanahnja,
Suburlah djiwanja,
Bangsanja, Rajatnja, sem'wanja,
Sadarlah hatinja,
Sadarlah budinja,
Untuk Indonesia Raja.
III
Indonesia, tanah jang sutji,
Tanah kita jang sakti,
Disanalah aku berdiri,
Ndjaga ibu sedjati.
S'lamatlah rakjatnja,
S'lamatlah putranja,
Pulaunja, lautnja, sem'wanja,
Madjulah Neg'rinja,
Madjulah pandunja,
Untuk Indonesia Raja.
Refrain
Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg'riku jang kutjinta!
Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raja.
34
c. Lirik Modern (Indonesia Raya)
I
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.
II
Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk selama-lamanya.
Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya, Rakyatnya, semuanya,
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya,
Untuk Indonesia Raya.
III
Indonesia, tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
Jaga ibu sejati.
35
Indonesia, tanah berseri,
Tanah yang aku sayangi,
Marilah kita berjanji,
Indonesia abadi.
Selamatlah rakyatnya,
Selamatlah putranya,
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Majulah Negerinya,
Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya.
Refrain
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, negeriku yang kucinta!
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.
Lagu Indonesia Raya punya sejarah cerita yang besar dalam Kongres
Jalan Kramat Raya 106 Jakarta, lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan
semakin populer setelah lagu Indonesia Raya dijadikan piringan hitam pada tahun
berubah dua kali dari versi aslinya yang dinyanyikan pada Kongres Pemuda II.
Salah satu perubahan tersebut terlihat dengan tidak adanya kata merdeka dan kata
Indonesia Demi alasan keamanan, syair lagu ditulis tersamar seperti memakai
36
nama Indones untuk nama Indonesia dan Moelia untuk menggantikan kata
Merdeka. Syair versi pertama merupakan syair yang dikumandangkan pada saat
pada November 1928. Dan terakhir, syair ketiga telah berlaku sejak zaman
pendudukan Jepang dan masih digunakan hingga sekarang. Lagu Indonesia raya
ciptaan WR Supratman tak hanya satu stanza atau satu kuplet seperti yang banyak
dikenal saat ini. Lagu Indonesia Raya sebenarnya terdiri dari tiga kuplet. Kuplet
kedua lagu Indonesia Raya dengan perubahan yang terjadi seperti kutipan lirik
diatas.
berjumlah 81 birama dengan menggunakan irama wals2 6/8. Akan tetapi, irama
wals tersebut menyebabkan lagu ini tidak memiliki tekanan yang senada dalam
tekanan pada mars. Selain itu, lagu ini pada dasarnya memiliki aksen yang datar
serta tempo yang sangat lambat iringan musiknya dengan tangga nada C natural
sesuai register instrumen biola dan belum memperhitungkan ambitus suara vokal
setiap biramanya. Lagu Indonesia Raya memiliki wals yang dihitung 3 ketukan
(Triple) atau sukat yang tersusun dalam 6 ketukan dalam satu birama. Wals
tersebut menyebabkan lagu ini terasa lebih berat karena jumlah ketukannya yang
terlalu banyak.29
Jepang. Pada tahun 1944 dibentuk panitia lagu kebangsaan yang dipimpin oleh
29
Wisnu Mintargo, “Kontinuitas Dan Perubahan Makna Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya,”Jurnal Kawisatra Vol. 2, No. 3, Desember 2012, hlm. 301.
37
Sukarno dengan anggota Ki Hadjar Dewantara, Achyar, Bintang Sudibyo, Darma
Wijaya, Kusbini, KH. Masyur, Mr. Muhammad Yamin, Mr. Sastro Moelyono,
Sanusi Pane, Cornel Simandjuntak, Mr. Achmad Soebardjo, dan Utoyo. Lagu
Indonesia disahkan pada tahun 1944, lagu tersebut dikumandangkan pada rapat
Berikut ini merupakan notasi nada asli lagu Kebangsaan Indonesia Raya :
38
Perkembangan lagu Indonesia Raya memiliki sikap konsisten dalam
39
sebelum merdeka yaitu 1928 hingga era modern pada tahun 2009. Pertama,
pada tahun 1928 lagu Indonesia Raya dapat mempersatukan bangsa. Lirik syair
nusantara dapat menerimanya. Kedua, pada tahun 1945 lirik lagu Indonesia Raya
sebelum dilakukan perubahan. Ketiga, pada tahun 1958 Lagu Indonesia Raya
ulang posisi Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan melalui Undang-
Undang No. 24 tahun 2009 bersamaan dengan bendera, lambang negara dan
bahasa. Dalam Undang-Undang tersebut telah sangat jelas bahwa Lagu Indonesia
BAB III
METODE PENELITIAN
30
Febriansyah Pratama Putra, Perkembangan Lagu Indonesia Raya (Tahun 1928-2009),
Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2020,
hlm.284
40
A. Tipe Penelitian
hukum normatif (legal research), yakni mencari kebenaran pragmatic yang mana
suatu kebenaran di dasarkan pada kesesuaian antara yang di telaah dengan aturan
Approach)
Undangan dan regulasi yang bersangkutpaut dengan isu hukum yang sedang
31
Peter Mahmud Marzuki, 2014, Penelitian Hukum, Edisi Revisi, Cetakan ke-8, Kencana
Prenada Media Grub, Jakarta hlm.93
32
Ibid. hlm. 45
41
Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-
dalam ilmu hukum yang bertujuan untuk menemukan pemikiran baru yang
rumusan masalah.
Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
skunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum skunder, dan bahan-
yaitu:34
antara lain:
33
Ibid. hlm. 93-94
34
Ibid. hlm. 181
42
a. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
pula memliki tingkatan yang didasarkan pada jenisnya. Hal tersebut dapat
diketahui bahwa bahan hukum skunder yang utama adalah buku teks
karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan
35
Ibid. hlm. 141-142
36
Op.Cit. hlm. 142
43
Bahan hukum tersier, yaitu dokumen yang berisi konsep-konsep dan
(library research) . Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian terhadap literatur-
literatur untuk memperoleh bahan teoritis ilmiah yang dapat digunakan sebagai
dasar analisis terhadap substansi penulisan ini.37 Tujuan dari tinjauan kepustakaan
(library research) ini adalah untuk memperoleh bahan-bahan hukum primer yang
Melakukan analisis bahan hukum merupakan suatu metode atau cara yang
bahan hukum dalam penelitian ini mengunakan metode analisis perskriptif. Dalam
hal ini mengkaji secara mendalam bahan hukum yang ada kemudian digabungkan
dengan bahan hukum yang lain, lalu dipadupadakan dengan teori-teori yang
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
37
Ibid. hlm. 56
44
Edhi ,Susilo, Y, 1996, Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Lembaga
Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.
Fadjar. Abdul Mukthie, 2016. Sejarah Elemen dan Tipe Negara Hukum, Setara
Press, Malang.
Hadjon ,Philipus M., 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Bina
Ilmu, Surabaya.
Margono ,Suyud, 2010, Hukum Hak Cipta Indonesia: Teori dan Analisis
Harmonisasi Ketentuan World Trade Organization/WTO- TRIPs
Agreement, Ghalia Indonesia, Bogor.
Munandar Harris dan Sally Sitanggang, 1997, Mengenal HAKI (Hak Kekayaan
Intelektual : Hak Cipta, Paten, Merek dan Seluk- beluknya), Sinar
Grafika,Jakarta.
Supramono ,Gatot, 2010, Hak Cipta dan Aspek- Aspek Hukumnya, Rineka Cipta,
Jakarta.
Perundang-undangan :
45
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 109 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5035)
46