Anda di halaman 1dari 20

Lex Crimen Vol.I/No.

4/Okt-Des/2012

HAK DAN KEWAJIBAN YANG MENGIKAT bisa di jadikan tolak ukur untuk menjadi
TERHADAP SAKSI DI DALAM PRAKTIK warga negara yang baik.
PERSIDANGAN PIDANA1 Kata kunci: saksi, praktik persidangan
Oleh: Oktavianus Garry Runtuwene2 pidana

ABSTRAK PENDAHULUAN
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui A. LATAR BELAKANG MASALAH
bagaimanakah hak dan kewajiban yang Melihat peran sentral saksi dalam
mengikat terhadap saksi dalam praktek proses penyidikan dan peradilan tindak
persidangan pidana dan bagaimanakah kejahatan (pidana maupun perdata),
peranan saksi di dalam praktek persidangan maka kiranya pentinglah bahwa hak dan
pidana, serta nilai-nilai positif yang bisa kewajiban saksi ini harus dikaji secara
dipetik dari pelaksanaan hak dan kewajiban lebih cermat bagi kita yang sedang
itu. Dengan metode kualitatif disimpulkan menggeluti bidang studi hukum. Hal ini
bahwa 1. Hak dan kewajiban saksi perlu dikaji agar pemahaman umum
merupakan salah satu contoh hubungan tentang hak dan tanggungjawab saksi
timbal balik negara dan masyarakat, bisa diketahui oleh masyarakat dan bisa
dimana hak-hak masyarakat pada mengurangi segala prasangka yang
umumnya maupun hak-hak masyarakat keliru mengenai eksistensi saksi beserta
yang bertindak sebagai saksi, harus di tugas dan tanggujawabnya. Karena
lindungi negara. Dalam proses persidangan alasan inilah, penulis tertarik untuk
pidana, pemenuhan hak saksi oleh negara membuat skripsi ini dengan judul: “hak
merupakan satu hal yang wajib dan apabila dan kewajiban yang mengikat terhadap
saksi merasa hak-haknya telah terpenuhi, saksi di dalam persidangan pidana”.
maka secara tidak langsung akan
berdampak positif bagi pelaksanaan B. RUMUSAN MASALAH
kewajibannya di dalam proses persidangan. 1. Bagaimanakah hak dan kewajiban yang
2. Saksi merupakan orang yang mempunyai mengikat terhadap saksi dalam praktek
informasi tangan pertama mengenai suatu persidangan pidana.
kejahatan atau kejadian yang dia lihat, 2. Bagaimanakah peranan saksi di dalam
dengar, dan rasa sendiri. Dalam praktek persidangan pidana, serta nilai-
persidangan pidana saksi adalah alat bukti nilai positif yang bisa dipetik dari
nomor satu guna kepentingan mengungkap pelaksanaan hak dan kewajiban itu.
suatu tindak pidana, saksi-saksi yang di
hadirkan oleh jaksa penuntut umum adalah C. METODE PENULISAN
saksi yang memberatkan (a charge) dan Metode yang digunakan dalam skripsi ini
saksi yang di hadirkan oleh penasehat adalah metode kualitatif. Menurut Prof. Dr.
umum terdakwa adalah saksi yang Sugiyono (2009:15), Metode penelitian
meringankan (a decharge). Dalam kualitatif adalah metode penelitian yang
pemenuhan hak dan pelaksanaan berlandaskan pada postpositivisme,
kewajiban saksi di dalam persidangan digunakan untuk meneliti pada kondisi
terdapat nilai-nilai normatif-universal yang objek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
1
Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Nontje sebagai instrument kunci, pengambilan
Rimbing,SH,MH, Adi T. Koesoemo, SH,MH, sampel sumber data dilakukan secara
Fransiscus Tangkudung, SH,MH. purposive dan snowbaal, teknik
2
NIM: 080711341. Mahasiswa Fakultas Hukum pengumpulan dengan trianggulasi
Universitas Sam Ratulangi, Manado.

142
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

(gabungan), analisis data bersifat reformasi baru adanya perhatian kepada


induktif/kualitatif, dan hasil penelitian saksi dan pentingnya perlindungan bagi
kualitatif lebih menekankan makna dari hak dan kewajiban mereka. Secara
pada generalisasi. Alasan penulis yuridis, undang-undang yang mengatur
menggunakan metode kualitatif adalah tentang hak dan kewajiban saksi,
karena masalah yang dihadapi sangat termuat dalam Undang-Undang Nomor
holistic (menyeluruh), kompleks, dan 13 Tahun 2006.
dinamis sehingga tidak mungkin dapat
dijaring dengan metode kuantitatif dengan PEMBAHASAN
instrument seperti test, kuesioner, A. HAK DAN KEWAJIBAN YANG MENGIKAT
pedoman wawancara. TERHADAP SAKSI DALAM PRAKTEK
PERSIDANGAN PIDANA
TINJAUAN PUSTAKA Di pengadilan negara-negara Asia,
A. SAKSI pemberian keterangan saksi lebih dititik
Menurut pasal 1 angka 26 kitab beratkan, dan perlindungan saksi dan
undang-undang hukum acara pidana, korban adalah hal krusial ketika
saksi adalah : “Orang yang dapat berhadapan dengan korupsi dan
memberikan keterangan guna penyiksaan oleh polisi dan pelanggaran Hak
kepentingan penyidikan, penuntutan, Asasi Manusia lainnya. Orang-orang yang
dan peradilan tentang suatu perkara ditawarkan perlindungan oleh kepolisian
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat biasanya khawatir karena mereka tidak
sendiri, dan ia alami sendiri ”. akan tahu apakah polisi yang baik atau yang
Pihak korban juga dapat bertindak buruk yang akan melindungi mereka. Dalam
sebagai saksi di pengadilan seperti di beberapa contoh, aparat kepolisian
muat pada pasal 160 ayat (1) b kitab dipandang buruk dan aktifitas kepolisian
undang-undang hukum acara pidana dapat saja menghadirkan ancaman dari
yang berbunyi: “Yang pertama-tama di pada perlindungan.3
dengar keterangan adalah korban yang Di Negara lain, ketidakhadiran sebuah
menjadi saksi ”. Korban yang bertindak Undang-undang Perlindungan Saksi yang
sebagai saksi biasanya merupakan saksi efektif telah menyebabkan hilangnya
yang memberatkan tersangka/terdakwa kualitas penyidikan dan jalannya
(a charge). Saksi korban adalah saksi persidangan. Di Sri Lanka, beberapa kasus
penting atau saksi utama yang dapat diketahui bahwa para saksi dibunuh untuk
menjelaskan permasalahan yang menghentikan mereka bersaksi di
sebenar-benarnya. Saksi ini dapat juga di persidangan. Di Filipina, kondisi serupa juga
sebut sebagai saksi mahkota (kroen terjadi. Berharap agar para saksi hadir di
getuide). persidangan untuk memberikan keterangan
di bawah kondisi semacam itu jelas
B. KEDUDUKAN UNDANG-UNDANG merupakan hal yang langka.4
PERLINDUNGAN SAKSI DALAM Jika dilakukan kajian ilmiah mengenai
SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN DI hak dan kewajiban saksi yang mengikat
INDONESIA
Dalam keseluruhan sistem 3
Asian Human Rights Commission Indonesia:
perundang-undangan, sebenarnya Sebuah Tinjauan Kritis Mengenai Undang-
hanya terdapat sedikit porsi bagi para UndangPerlindunganSaksiDanKorban,
saksi, bahkan hampir tidak dimuat http://indonesia.ahrchk.net/news/mainfile.php/stba
dalam perundang-undangan. Setelah hasa/91/
4
Ibid., Hlm. 2.

143
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

dalam peradilan di indonesia, pantaslah aman dalam persidangan. Di sini mereka


dikatakan bahwa belum begitu maksimal. melanggar hak dan kewajiban yang
Kehadiran Undang-undang perlindungan mengikat untuk bersaksi, namun di lain sisi
Saksi dan Korban Nomor 13 Tahun 2006, sebenarnya mereka menuntut
merupakan suatu hal yang membahagiakan perlindungan yang aman, sebab keterangan
bagi saksi dan masyarakat, namun saksi adalah salah satu unsur terpenting
mengingat masih banyaknya keluhan dalam hukum pidana maka hak-hak saksi
masyarakat mengenai perlu dan pentingnya juga wajib di jamin Negara, sehingga dapat
perlindungan hak-hak dan kewajiban saksi memberikan rasa aman dan bebas dari
maka hal ini perlu untuk direfleksikan. Salah tekanan saat memberikan kesaksian.
satu amanat yang ada dalam undang- a. Hak dan kewajiban saksi
undang perlindungan saksi dan korban ini Menurut Undang-undang nomor 13
adalah pembentukan lembaga tahun 2006 pasal 5, menyebutkan
perlindungan saksi atau LPSK yang di beberapa hak saksi (termasuk korban),
bentuk paling lambat satu tahun setelah yaitu:5
undang-undang perlindungan saksi dan 1. Memperoleh perlindungan atas
korban di sahkan. LPSK di bentuk pada keamanan pribadi, keluarga dan
tanggal 8 agustus, LPSK adalah lembaga harta bendanya, serta bebas dari
yang mandiri namun bertanggung jawab ancaman yang berkenaan dengan
pada presiden. Mengingat saksi memiliki kesaksian yang akan, sedang, atau
hak dan juga kewajiban yang khusus, maka telah diberikannya.
hal inilah yang mendasari penulis 2. Ikut serta dalam proses memilih dan
melakukan eksplorasi ilmiah mengenai menentukan bentuk perlindungan
bagaimana kedua hal ini sudah dijalankan dan dukungan keamanan.
dalam praktek persidangan. Persoalan yang 3. Memberikan keterangan tanpa
menjadi polemik dasar dalam eksplorasi tekanan.
ilmiah ini adalah: di satu sisi, saksi 4. Mendapat penerjemah.
membutuhkan perlindungan hukum yang 5. Bebas dari pertanyaan menjerat.
tetap terhadap keamanan diri dan keluarga, 6. Mendapatkan informasi mengenai
namun di lain sisi dia harus menjalankan perkembangan kasus.
tugas dan tanggungjawabnya untuk 7. Mendapatkan informasi mengenai
bersaksi di pengadilan. Di sini, kesadaran putusan pengadilan.
akan hak dan kewajiban yang mengikatlah 8. Mengetahui dalam hal terpidana
yang harus diperhatikan, mengingat dibebaskan.
pengadilan di Indonesia beberapa dekade 9. Mendapat identitas baru.
terakhir mengalami pasang surut dalam hal 10. Mendapatkan tempat kediaman
memberi kesaksian yang benar di hadapan baru.
pengadilan. Tidak sedikit orang saksi yang 11. Memperoleh penggantian biaya
mengambil jalan untuk tidak bersaksi dan transportasi sesuai dengan
lari ke tempat lain atau negara lain untuk kebutuhan.
bersembunyi. Kasus Nazrudin, kasus Bank 12. Mendapat nasehat hukum.
Century, Kasus Terorisme, dan lain-lain 13. Memperoleh bantuan biaya hidup
yang rata-rata para saksi dalam kasus ini sementara sampai batas waktu
harus menjadi buronan. Dari sisi lain, perlindungan berakhir.
perasaan tidak nyaman yang dirasakan
akan terjadi pada mereka sehingga
menghindar adalah jalan yang diambil agar 5
Bambang Waluyo, Op Cit, hlm. 40-41.

144
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Hak-hak ini dilakukan di luar Atau sebagaimana diatur dalam Undang-


pengadilan dan dalam proses peradilan Undang nomor 13 tahun 2006, bila
jika yang bersangkutan menjadi saksi. korban atau saksi menginginkan
Jika dicermati dalam pasal 5 ayat 2, perlindungan, maka yang bersangkutan
maka hak-hak sebagaimana mengajukan permohonan tertulis
dimaksudkan di atas sebenarnya hanya kepada pihak LPSK. Jika permohonan
berlaku untuk kasus-kasus tertentu saksi diterima, maka diwajibkan untuk
sesuai keputusan Lembaga Perlindungan menandatangani persyaratan kesediaan
Saksi dan Korban (LPSK) jadi pemberian mengikuti syarat dan ketentuan
hak-hak tersebut secara selektif dan perlindungan (pasal 30), sebagai
prosedural melalui LPSK. Yang dimaksud berikut:6
dengan kasus-kasus tertentu, antara 1. Kesediaan saksi untuk memberikan
lain: tindak pidana korupsi, tindak kesaksian dalam proses peradilan
pidana narkotika/psikotropika, tindak 2. Kesediaan saksi untuk mentaati
pidana terorisme, dan tindak pidana lain aturan yang berkenaan dengan
yang mengakibatkan posisi saksi (dan keselamatannya.
korban) dihadapkan pada situasi yang 3. Kesediaan saksi untuk tidak
sangat membahayakan jiwanya. berhubungan dengan cara apapun
Keseimbangan dari hak yang melekat dengan orang lain selain atas
pada seorang saksi, terdapat juga persetujuan LPSK, selama ia berada
kewajiban-kewajiban yang harus dalam perlindungan LPSK.
ditunaikan oleh saksi (atau korban) 4. Kewajiban saksi untuk tidak
sebagaimana dikatakan Arief Gosita memberitahukan kepada siapapun
yang dikutip oleh Bambang Waluyo, mengenai keberadaannya di bawah
sebagai berikut: perlindungan LPSK.
1. Tidak sendiri membuat korban 5. Hal-hal lain yang dianggap perlu
dengan mengadakan pembalasan oleh LPSK.
(main hakim sendiri)
2. Berpartisipasi dengan masyarakat b. Tahap-tahap pemeriksaan perkara
mencegah perbuatan, dan korban pidana menurut KUHAP
lebih banyak lagi. Tahap-tahap pemeriksaan perkara
3. Ikut serta membina pembuat korban. pidana dalam “Undang-undang Nomor 8
4. Bersedia dibina atau membina diri Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
sendiri untuk tidak menjadi korban Hukum Acara Pidana (KUHAP) sebagai
lagi. pengganti HIR/RIB, mengenal 4 (empat)
5. Tidak menuntut kompensasi yang tahapan pemeriksaan perkara pidana”,7
tidak sesuai dengan kemampuan yaitu tahap penyidikan yang dilakukan oleh
pembuat korban. kepolisian; tahap penuntutan oleh
6. Memberi kesempatan pada pembuat Penuntut Umum; tahap pemeriksaan di
korban untuk memberi kompensasi sidang pengadilan; dan tahap pelaksanaan
pada pihak korban sesuai dengan putusan pengadilan.
kemampuan (mencicil
bertahan/imbalan jasa).
7. Menjadi saksi bila tidak 6
Bambang Waluyo, Op Cit, hlm. 44-45.
7
membahayakan diri sendiri dan ada Nyoman Serikat Putra Jaya , Sistem Peradilan
jaminan. Pidana (Criminal Justice Sistem), (Bahan Kuliah
Program Magister Ilmu Hukum Universitas
Diponegoro ,Semarang: 2006), hlm. 26.

145
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Dalam konteks inilah yang menjadi dapat dilibatkan penyidik pegawai negeri
pembahasan tentang mekanisme peradilan sipil, misalnya kasus-kasus yang berkaitan
pidana sebagai suatu proses, atau disebut dengan tindak pidana di bidang perbankan,
“criminal justice process”. Criminal justice bea cukai, keimigrasian dan lain
process dimulai dari proses penangkapan, sebagainya, bahkan dalam hukum acara
penggeledahan, penahanan, penuntutan pidana yang terdapat dalam undang-
dan pemeriksaan di muka sidang undang tindak pidana khusus, misalnya
pengadilan; serta diakhiri dengan kasus tindak pidana korupsi atau subversi,
pelaksanaan pidana di lembaga kewenangan penyidikan ada pada Jaksa.
pemasyarakatan,8 kalau yang dijatuhkan Uraian di atas, muncul beberapa
pidana kurungan atau pidana penjara. pengertian dalam rangka penyidikan seperti
Pemeriksaan perkara pidana berawal yang dikemukakan oleh Nyoman serikat
dari terjadinya tindak pidana (delict) atau putra jaya sebagai berikut:10
perbuatan pidana atau peristiwa pidana 1. Penyidik adalah pejabat polisi negara
yaitu berupa kejahatan atau pelanggaran. republik Indonesia atau pejabat pegawai
Peristiwa atau perbuatan tersebut diterima negara sipil tertentu yang diberi
oleh aparat penyelidik dalam hal ini adalah wewenang khusus oleh undang-undang
Polisi Republik Indonesia melalui laporan untuk melakukan penyidikan.
dari masyarakat, pengaduan dari pihak 2. Penyidikan adalah serangkaian tindakan
yang berkepentingan atau diketahui oleh penyidik dalam hal dan menurut cara
aparat sendiri dalam hal tertangkap tangan yang diatur dalam Undang-undang ini
(heterdaad).9 untuk mencari serta mengumpulkan
Uraian tersebut di atas, menunjukkan bukti yang dengan bukti itu membuat
bahwa tahap-tahap pemeriksaan perkara terang tentang tindak pidana yang
dari proses yang dinamakan “penyelidikan”, terjadi guna menentukan tersangkanya.
di mana dalam penyelidikan adalah untuk 3. Penyidik pembantu adalah pejabat
menentukan apakah suatu peristiwa atau kepolisian negara Republik Indonesia
perbuatan (feit) merupakan yang karena diberi wewenang tertentu
peristiwa/perbuatan pidana atau bukan. dapat melakukan tugas penyidikan yang
Jika dalam penyelidikan telah diketahui diatur dalam Undang-undang ini.
atau terdapat dugaan kuat bahwa kasus, 4. Penyelidik adalah pejabat polisi negara
peristiwa atau perbuatan tersebut Republik Indonesia yang diberi
merupakan tindak pidana (delict) maka wewenang oleh Undang-undang ini
dapat dilanjutkan pada proses selanjutnya untuk melakukan penyelidikan.
yaitu penyidikan. 5. Penyelidikan adalah serangkaian
Penyidikan adalah upaya pengusutan, tindakan penyelidik untuk mencari dan
mencari, dan mengumpulkan bukti-bukti menemukan sesuatu peristiwa yang
untuk membuat terang tindak pidana yang diduga sebagai tindak pidana guna
terjadi dan guna menemukan tersangkanya. menentukan dapat atau tidaknya
Pada dasarnya polisi adalah penyidik dilakukan penyelidikan menurut cara
tunggal, namun dalam kasus-kasus tertentu yang diatur dalam Undang-undang ini.
6. Tersangka adalah seorang yang karena
8
Romli Atmasasmita, “Strategi Pembinaan
perbuatannya atau keadaannya
Pelanggaran Hukum dalam Konteks Penegakan berdasarkan bukti permulaan patut
Hukum di Indonesia”, Alumni, 1982, hal. 70. diduga sebagai pelaku tindak pidana.
9
Al. Wisnubroto, Praktek Peradilan Pidana Proses
Persidangan Perkara Pidana, (Jakarta:Penerbit PT.
10
Galaxy Puspa Mega, 2002), hal. 1. Nyoman Serikat Putra Jaya, Opcit, hal. 27.

146
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Penyidikan merupakan pemeriksaan Penuntut Umum apabila berpendapat


pendahuluan/awal (vooronderzoek) yang bahwa berkas yang dilimpahkan oleh
seyogyanya dititikberatkan pada upaya penyidik tersebut lengkap atau sempurna,
pencarian atau pengumpulan “bukti maka Penuntut Umum segera melakukan
faktual” penangkapan dan penggeledahan, proses penuntutan. Dalam proses ini Jaksa
bahkan jika perlu dapat diikuti dengan Penuntut Umum melakukan klarifikasi
tindakan penahanan terhadap tersangka kasus dengan mempelajari dan mengupas
dan penyitaan terhadap barang atau bahan bahan-bahan yang telah diperoleh dari hasil
yang diduga erat kaitannya dengan tindak penyidikan sehingga kronologis peristiwa
pidana yang terjadi.11 hukumnya tampak dengan jelas. Hasil
Berbeda dengan pemeriksaan di sidang kongkrit dari proses penuntutan ini adalah
pengadilan, saksi yang diperiksa dalam “Surat Dakwaan” dimana tampak di
tingkat penyidikan ini tidak perlu disumpah, dalamnya terdapat uraian secara lengkap
kecuali jika dengan tegas saksi tersebut dan jelas mengenai unsur-unsur perbuatan
menyatakan tidak dapat hadir dalam terdakwa, waktu dan tempat terjadinya
pemeriksaan di sidang pengadilan, maka tindak pidana (Loctus dan Tempus Delicti),
saksi perlu disumpah agar keterangan yang dan cara-cara terdakwa melakukan tindak
diberikan ditingkat penyidikan memiliki pidana.
kekuatan yang sama seperti jika diajukan di Jelaslah bahwa dalam proses
persidangan. Hasil pemeriksaan dituangkan penuntutan ini jaksa Penuntut Umum telah
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan mentransformasi “peristiwa dan factual”
dijadikan satu berkas dengan surat-surat dari penyidik menjadi “peristiwa atau bukti
lainnya. Jika, dalam pemeriksaan awal tidak yuridis”. Di samping itu, dalam proses
terdapat cukup bukti adanya tindak penuntutan, Penuntut Umum juga
pidana,maka penyidik dapat menghentikan menetapkan bahan-bahan bukti dari
penyidikan dengan mengeluarkan Surat penyidik dan mempersiapkan dengan
Penetapan Penghentian Penyidikan (SP3). cermat segala sesuatu yang diperlukan
Namun, jika dipandang bukti telah cukup untuk meyakinkan hakim dan membuktikan
maka penyidik dapat segera melimpahkan dakwaannya dalam persidangan terhadap
berkas perkara ke kejaksaan untuk proses tindak pidana penyertaan “voeging” yang
penuntutan. Jika perkara telah diterima diatur pada Pasal 141 KitabUndang-undang
oleh jaksa penuntut umum, namun Jaksa Hukum Acara Pidana atau akan dipecah
Penuntut Umum memandang bahwa menjadi beberapa perkara “splitsing” pada
berkas perkara masih kurang sempurna Pasal 142 Kitab Undang-undang Hukum
atau kurang lengkap atau alat bukti masih Acara Pidana.
kurang, maka penuntut umum segera Melihat kualitas perkaranya, Penuntut
mengembalikan berkas perkara kepada Umum dapat menentukan apakah perkara
penyidik disertai dengan catatan atau tersebut akan diajukan ke pengadilan
petunjuk tentang hal yang harus dilakukan dengan cara “singkat” (Sumir) atau dengan
oleh penyidik agar berkas atau bukti cara “Biasa”. Jika perkara tersebut akan
tersebut dilengkapi. Proses ini disebut diajukan dengan cara singkat, maka
dengan istilah “prapenuntutan” dan diatur Penuntut Umum pada hari yang ditentukan
dalam Pasal 138 ayat (2) Kitab Undang- oleh pengadilan akan langsung
undang Hukum Acara Pidana. menghadapkan terdakwa terdakwa beserta
bukti-bukti ke sidang Pengadilan. Namun
jika perkara tersebut akan diajukan dengan
11 cara biasa, maka Penuntut Umum segera
Al. Wisnubroto, Opcit, hal. 2.

147
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

melimpahkan perkara ke pengadilan negeri a. Nama lengkap, tempat lahir,


disertai dengan surat dakwaan dan surat umur atau tanggal lahir, jenis
pelimpahan perkara yang isinya permintaan kelamin, kebangsaan, tempat
agar perkara tersebut segera diadili diatur tinggal, agama dan pekerjaan
pada Pasal 143 ayat (1) Kitab Undang- tersangka.
undang Hukum Acara Pidana. b. Uraian secara cermat, jelas dan
Dengan diajukannya perkara, terdakwa, lengkap mengenai tindak pidana
dan bukti-bukti ke pengadilan oleh yang didakwakan dengan
penuntut umum berarti proses menyebutkan waktu dan tempat
pemeriksaan perkara terdakwa telah tindak pidana itu dilakukan.
sampai pada tahap peradilan. Tahap ini (3) Surat dakwaan yang tidak
merupakan tahap yang menentukan nasib memenuhi ketentuan sebagaimana
terdakwa karena dalam tahap ini semua dimaksud dalam ayat (2) huruf b
argumentasi para pihak, masing-masing batal demi hukum.
diadu secara terbuka dan masing-masing (4) Turunan surat pelimpahan perkara
dikuatkan dengan bukti-bukti yang ada. beserta surat dakwaan disampaikan
Yang diberi wewenang untuk melakukan kepada tersangka atau kuasanya
penuntutan terhadap perkara pidana atau penasihat hukumnya dan
adalah penuntut umum. penyidik pada saat yang bersamaan
1. Penuntutan adalah tindakan penuntut dengan penyampaian surat
umum untuk melimpahkan perkara pelimpahan perkara tersebut ke
pidana ke pengadilan negeri yang pengadilan negeri.
berwenang dalam hal dan menurut cara Sebelum melangkah bahasan mengenai
yang diatur dalam undang-undang ini peradilan, sekilas akan dikemukakan
dengan permintaan supaya diperiksa mengenai proses “Praperadilan” yaitu
dan diputus oleh hakim di sidang wewenang pengadilan negeri untuk
pengadilan. memeriksa dan memutuskan tentang sah
2. Jaksa adalah pejabat yang diberi tidaknnya suatu penangkapan dan/atau
wewenang oleh undang-undang ini penahanan atas permintaan tersangka atau
untuk bertindak sebagai penuntut keluarganya atau pihak lain atas kuasa
umum serta melaksanakan putusan tersangka; sah tidaknya penghentian
pengadilan yang telah memperoleh penyidikan atau penghentian penuntutan
kekuatan hukum tetap. atas permintaan demi tegaknya hukum dan
3. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi keadilan; dan permintaan ganti kerugian
wewenang oleh undang- undang ini atau rehabilitasi oleh tersangka atau
untuk melakukan penuntutan dan keluarganya atau pihak lain atas kuasanya
melaksanakar penetapan hakim. yang perkaranya tidak diajukan ke
Pasal 143 Kitab Undang-undang pengadilan diatur pada Pasal 1 butir 10
Hukum Acara Pidana menentukan : Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
(1) Penuntut Umum melimpahkan Prosedur dan tata cara pengajuan
perkara ke pengadilan negeri permohonan dan pemeriksaan perkara
dengan permintaan agar segera praperadilan selengkap-lengkapnya dapat
mengadili perkara tersebut disertai dipelajari pada Pasal 77 sampai dengan
dengar surat dakwaan. Pasal 83 Kitab Undang-undang Hukum
(2) Penuntut Umum membuat surat Acara Pidana.
dakwaan yang diberi tanggal dan Dari ketentuan tersebut, tampak bahwa
ditandatangani serta berisi: tata cara praperadilan mirip dengan

148
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

peradilan perdata. Nyoman Serikat Putra terdakwa atau penuntut umum dapat
Jaya mengemukakan bahwa mengajukan permintaan pemeriksaan
tahappemeriksaan di sidang pengadilan ada kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali
tiga jenis yaitu:12 Pemeriksaan di putusan bebas.
Pengadilan Negeri, Pemeriksaan Tingkat Putusan yang dimintakan pemeriksaan
Banding dan Pemeriksaan Kasasi, yang akan kasasi kepada Mahkamah Agung ialah
penulis uraikan dibawah ini. keputusan perkara pidana pada tingkat
Menurutnya Pemeriksaan di Pengadilan terakhir oleh pengadilan lain selain dari
Negeri dikenal ada tiga acara pemeriksaan pada Mahkamah Agung, dengan tenggang
ialah (1) Acara Pemeriksaan Biasa, (2) Acara waktu mengajukan permintaan
Pemeriksaan Singkat dan (3) Acara pemeriksaan kasasi adalah 14 hari setelah
Pemeriksaan Cepat. putusan yang dimintakan kasasi
1. Acara Pemeriksaan Biasa - diberitahukan kepada terdakwa dengan
berdasarkan surat dakwaan – hakim catatan harus ada memori kasasi.
majelis dan perkaranya sulit Nyoman Serikat Putra Jaya dalam
pembuktiannya. bukunya juga mengungkapkan bahwa
2. Acara Pemeriksaan Singkat - dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara
kejahatan atau pelanggaran yang Pidana juga mengenal lembaga "upaya
pembuktian serta penerapan hukum luar biasa" yang terdiri dari Kasasi
hukumnya mudah dan sifatnya Demi Kepentingan Hukum dan Peninjauan
sederhana. Kembali. Upaya hukum luar biasa ini
3. Acara Pemeriksaan Cepat terdiri dapat dilakukan terhadap putusan
dari Acara Pemeriksaan Tindak pengadilan yang telah mempunyai
Pidana Ringan, perkara yang kekuatan hukum tetap.
diancam dengan pidana penjara 1. Kasasi demi kepentingan hukum
atau kurungan paling lama tiga hanya dapat diajukan satu kali oleh
bulan dan atau denda sebanyak- Jaksa Agung - putusan kasasi demi
banyaknya tujuh ribu lima ratus kepentingan hukum tidak boleh
rupiah dan pemidanaan ringan. merugikan pihak yang
Acara Pemeriksaan Perkara Pelanggaran berkepentingan.
Lalu Lintas Jalan tidak diperlukan berita 2. Peninjauan Kembali terhadap
acara pemeriksaan, dengan catatan berkas putusan pengadilan yang telah
segera diserahkan kepada pengadilan, mempunyai kekuatan hukum tetap
berisi hari, tanggal, jam dan tempat diatur dalam Pasal 263 Kitab
terdakwa harus menghadap pengadilan Undang-undang Hukum Acara
yang dibuat oleh penyidik. Pidana dan Pasal 76 Kitab
Selanjutnya dikatakan bahwa Undangundang Hukum Pidana.
pemeriksaan tingkat banding -terdakwa 3. Pasal 263 Kitab Undang-undang
atau penuntut umum berhak minta banding Hukum Acara Pidana menentukan:
terhadap putusan pengadilan - kecuali (1) Terhadap putusan pengadilan yang
putusan bebas, putusan lepas dari segala telah memperoleh kekuatan
tuntutan hukum dan putusan pengadilan hukum tetap, kecuali putusan
dalam acara cepat, tenggang waktu bebas atau lepas dari segala
banding tujuh hari - memori banding tidak tuntutan hukum, terpidana atau
mutlak. Dalam pemeriksaan kasasi, ahli warisnya dapat mengajukan
pemnintaan peninjauan kembali
12 kepada Mahkamah Agung.
Nyoman Serikat Putra Jaya, Opcit, hal. 29-31.

149
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

(2) Permintaan peninjauan kembali pengadilan-pengadilan tersebut. Pasal 263


dilakukan atas dasar: ayat (2) huruf b dan c dan ayat (3) Kitab
a. apabila terdapat keadaan baru yang Undang-undang Hukum Acara Pidana serta
menimbulkan dugaan kuat bahwa Pasal 76 Kitab Undang-undang Hukum
jika keadaan itu sudah diketahui Pidana, menurut ia dapat diketahui bahwa
pada waktu sidang masih hal-hal yang diuraikan dalam pasal-pasal
berlangsung, hasilnya akan berupa tersebut yang menjadi dasar hukum atau
putusan bebas atau putusan lepas landasan hukum bagi Jaksa untuk
dari segala tuntutan hukum atau mengajukan permintaan "Peninjauan
tuntutan penuntut umun tidak Kembali" terhadap putusan pengadilan
dapat diterima atau terhadap yang telah mempunyai kekuatan hukum
perkara itu diterapkan ketentuan tetap yang berupa putusan bebas atau
pidana yang lebih ringan. putusan lepas dari tuntutan hukum. Asas
b. apabila dalam pelbagai putusan yang berlaku, pemeriksaan di sidang
terdapat pernyataan bahwa sesuatu pengadilan dilakukan oleh Majelis Hakim
telah terbukti, akan tetapi hal atau yang jumlahnya ganjil yang pada umumnya
keadaan sebagai dasar dan alasan 3 orang terdiri dari seorang Hakim Ketua
putusan yang dinyatakan telah dan dua orang Hakim Anggota, namun jika
terbukti itu temyata telah kondisinya tidak memungkinkan atau
bertentangan satu dengan yang lain. terhadap perkara-perkara tertentu sangat
c. apabila putusan itu jelas dimungkinkan suatu perkara diperiksa oleh
memperlihatkan suatu kekhilafan hakim tunggal atas izin Ketua Mahkamah
hakim atau suatu kekeliruan yang Agung mengenai majelis hakim ini
nyata. dimaksudkan untuk menghindari adanya
(3) Atas dasar alasan yang sama subjektivitas.
sebagaimana tersebut pada ayat Dalam peradilan di Pengadilan Negeri,
(2) terhadap suatu putusan apa yang diajukan oleh jaksa Penuntut
pengadilan yang telah memperoleh Umum berupa dakwaan, tuntutan, dan
kekuatan hukum tetap dapat semua bukti yang diajukan, diperiksa oleh
diajukan permintaan peninjauan hakim/majelis hakim dan dijadikan dasar
kembali apabila dalam putusan itu pertimbangan dalam menjatuhkan putusan.
suatu perbuatan yang didakwakan Terhadap putusan tersebut semua pihak
telah dinyatakan terbukti akan diberi kesempatan untuk menyatakan
tetapi tidak diikuti oleh suatu sikap; menerima, pikir-pikir atau akan
pemidanaan. mengajukan upaya hukum atau akan
(4) Pasal 76 Kitab Undang-undang mengajukan grasi.
Hukum Pidana menentukan: Jika putusan telah mempunyai kekuatan
Kecuali dalam hal putusan hakim hukum yang tetap (inkracht van gewijsde),
mungkin diulang ("herziening") maka putusan tersebut dapat segera
orang tidak boleh dituntut dua kali dilaksanakan (dieksekusi). Pelaksanaan
karena perbuatan yang oleh hakim eksekusi putusan pengadilan dalam perkara
Indonesia terhadap dirinya telah pidana adalah jaksa. Jika amar putusannya
diadili dengan putusan yang menyatakan bahwa terdakwa bebas atau
menjadi tetap. lepas sedangkan status terdakwa dalam
Dalam arti hakim Indonesia, termasuk tahanan, maka terdakwa harus segera
juga hakim pengadilan Swapraja dan Adat, dikeluarkan dari tahanan dan dipulihkan
di tempat-tempat yang mempunyai hak-haknya kembali seperti sebelum diadili.

150
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Jika amar putusannya menyatakan bahwa dengar sendiri, Ia lihat sendiri dan ia alami
terdakwa dipidana berupa penjara atau sendiri dengan menyebut alasan dan
kurungan, maka jaksa segera menyerahkan pengetahuannya itu. Memberikan
terdakwa ke Lembaga Pemasyarakatan keterangan di sini bukan keterangan yang
(LAPAS) untuk menjalani hukuman dan dibuat-buat, melainkan keterangan yang
pembinaan. berdasarkan apa yang terjadi dan dilihatnya
Pelaksanaan putusan hakim harus secara langsung. Sumpah saksi menjadi
dibedakan dengan pelaksanaan pidana. jaminan atas kesaksian yang diberikan
Pelaksanaan putusan pengadilan adalah secara benar. Kenyataan menunjukkan
Jaksa sedangkan pelaksanaan pidana, bahwa seringkali kesaksian yang diberikan,
tergantung dari jenis pidananya. ada yang bertentangan dengan apa yang
1. Pidana mati menurut Pasal 11 Kitab benar-benar terjadi. Hal ini terjadi karena
Undang-undang Hukum Pidana ada intervensi dari pihak-pihak tertentu
adalah algojo pada tempat terhadap saksi. hipotesa ini diambil
gantungan dengan menjeratkan tali berdasarkan kenyataan bahwa banyak
yang terikat di tiang gantungan pada kasus yang setelah mendapat vonis atau
leher terpidana kemudian putusan, kebanyakan terdakwa
menjatuhkan papan tempat mengajukan banding. Secara logis bisa
terpidana berdiri. Namun dipikirkan bahwa banding ini terjadi karena
berdasarkan Penpres Nomor 2 terdakwa merasa, putusan yang
Tahun 1964 pidana mati diterimanya atas kasus yang terjadi berat
dilaksanakan oleh regu tembak dari sebelah dan tidak adil sesuai dengan
kesatuan Polisi Republik Indonesia, hukum dan undang-undang. Dan biasanya
di suatu tempat yang termasuk salah satu hal yang memberatkan dalam
wilayah hukum pengadilan yang putusan terhadap terdakwa adalah
menjatuhkan pidana mati. keterangan saksi.
2. Pidana penjara dan kurungan Selain memberikan keterangan, saksi
dilaksanakan di Lembaga tampil dan memudahkan kerja jaksa dalam
Pemasyarakatan sesuai dengan mencari informasi yang valid tentang
Undang-undang Nomor 12 Tahun persoalan hukum yang terjadi. Saksi juga
1995 tentang Pemasyarakatan. sebagai alat bukti, Berpartisipasi dengan
3. Pidana denda yang melaksanakan masyarakat mencegah perbuatan, dan
adalah Jaksa. korban lebih banyak lagi. Kesaksiannya
menjadi peringatan bagi seluruh
masyarakat yang lain agar jangan
B. PERAN SAKSI DALAM PERADILAN mengulangi kesalahan sebagaimana yang
TINDAK PIDANA terjadi di pengadilan. Saksi sebagai alat
a. Sebagai Alat Bukti bukti juga harus bersaksi di hadapan
Memahami saksi adalah orang yang pengadilan. Bersaksi dan memberi
dapat memberikan keterangan guna keterangan di hadapan pengadilan adalah
kepentingan penyidikan, penuntutan dan tugas atau kewajiban saksi yang utama. Jika
peradilan tentang suatu perkara pidana saksi tidak mau memberi kesaksian, maka
yang ia dengar sendiri, ia Iihat sendiri dan ia dia akan mendapat panggilan sesuai
alami sendiri, maka keterangan saksi adalah dengan aturan hukum yang berlaku. Ada
salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang bahkan dijemput paksa karena
yang berupa keterangan dari saksi ketidak-sediaannya untuk bersaksi. Hal ini
mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dilakukan karena seorang saksi harus

151
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

menjalankan kewajibannya untuk bersaksi yang telah diratifikasi menjadi Undang-


di persidangan. Undang No 8 Tahun 1981 dalam Pasal 1
Menurut Pasal 183 Kitab Undang- angka 26 KUHAP yang menyatakan
undang Hukum Acara Pidana menyatakan bahwa saksi adalah orang yang dapat
bahwa hakim tidak boleh menjatuhkan memberikan keterangan guna
pidana kepada seorang kecuali apabila kepentingan penyidikan, penuntutan,
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti dan peradilan tentang suatu perkara
yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
suatu tindak pidana benarbenar terjadi dan sendiri dan ia alami sendiri. Ketentuan
bahwa terdakwalah yang bersalah tersebut secara spesifik kembali diatur
melakukannya. Dengan demikian fungsi alat dalam undang-undang nomor 13 tahun
bukti dalam pembuktian dalam sidang 2006.
pengadilan sangat penting sekali sehingga Dalam Pasal 1 angka 1 Saksi adalah
sering kita dengar bahwa suatu tindak seseorang yang menyampaikan laporan
pidana yang tidak cukup bukti tidak dapat dan atau orang yang dapat memberikan
dijatuhi pidana baik denda maupun keterangan dalam proses penyelesaian
penjara. tindak pidana berkenaan dengan
Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-undang peristiwa hukum yang ia dengar, lihat
Hukum Acara Pidana membatasi bahwa dan alami sendiri dan atau orang yang
alat bukti yang sah diantaranya ialah: memiliki keahlian khusus tentang
1. keterangan saksi; pengetahuan tertentu guna kepentingan
2. keterangan ahli; penyelesaian tindak pidana. Karena
3. surat; peranan yang dijalankan oleh saksi
4. petunjuk; dan sedemikian inilah, maka dalam
5. keterangan terdakwa. persidangan, saksi menjadi penentu
Saksi adalah seseorang yang atau orang kunci dalam pengambilan
mempunyai informasi tangan pertama dakwaan oleh hakim.
mengenai suatu kejahatan atau kejadian Dalam proses persidangan, peranan
dramatis melalui indera mereka (mis. saksi sangat nampak dalam proses
penglihatan, pendengaran, penciuman, penyelidikan oleh jaksa.14 Hal ini terjadi
sentuhan) dan dapat menolong karena menurut Undang-undang Hukum
memastikan pertimbangan- Acara Pidana pasal 184 ayat (1),
pertimbangan penting dalam suatu keterangan saksi adalah salah satu alat
kejahatan atau kejadian. Seorang saksi bukti yang menguatkan. Selain
yang melihat suatu kejadian secara keterangan saksi, ada juga alat bukti lain
langsung dikenal juga sebagai saksi yang dikatakan dalam undang-undang
mata. Saksi sering dipanggil ke hukum acara pidana, yakni: Keterangan
pengadilan untuk memberikan Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan
kesaksiannya dalam suatu proses Terdakwa. (KUHAP pasal 184 ayat 1).
peradilan.13 Dengan demikian maka saksi dalam
Menurut hukum di Indonesia, definisi proses peradilan memiliki kedudukan
saksi telah tercantum dalam Kitab yang sangat penting.
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHAP) Kekuasaan dan susunan badan-badan
kejaksaan untuk pertama kalinya diatur
13
www.wikipedia.com/ pengertian saksi.
14
Prof. Padmo Wahjono, Masalah Ketatanegaraan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Saksi)
Indonesia Dewasa Ini, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1985), hlm. 242.

152
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

dalam kesatuan dengan undang-undang Saksi yang meringankan terdakwa


kehakiman. Kedua lembaga atau badan atau sering disebut saksi ”A decharge”.
ini diatur dalam undang-undang nomor Saksi yang meringankan terdakwa ini
19 tahun 1948. Undang-undang ini berisi merupakan saksi yang bisa dihadirkan
susunan dan kekuasaan badan-badan dengan persetujuan terdakwa atau
kehakiman dan kejaksaan. Sedangkan penasehat hukum. Jika
tugas yang umum dijalankan seorang terdakwa/penasihat hukum tidak akan
jaksa adalah menuntut sebuah mengajukan saksi ataupun bukti lainnya,
persoalan dalam proses peradilan dan maka ketua majelis hakim menetapkan
menampung berbagai laporan mengenai bahwa sidang akan dilanjutkan pada
pelanggaran-pelanggaran yang acara pengajuan tuntutan pidana oleh
melanggar undang-undang untuk penuntut umum.
kemudian diproses. Saksi a charge, diajukan pertanyaan-
Dalam proses pembuktian, jaksa pertanyaan yang mengarah pada
penuntut umum mengajukan saksi yang pengungkapan fakta-fakta yang bersifat
memberatkan atau “a charge”, dan saksi membalik/melemahkan dakwaaan
yang pertama kali diperiksa adalah saksi penuntut umum atau setidaknya bersifat
korban baru kemudian saksi lain yang meringankan terdakwa. Oleh karena
dipandang relevan dengan tujuan peranannya untuk meringankan
pembuktian perkara. terdakwa, maka saksi ini disebut sebagai
saksi yang meringankan.
b. Saksi yang memberatkan terdakwa
(a charge) d. Sistem pembuktian dalam
Menurut pasal 160 ayat (1) b, kitab persidangan pidana
Undang-undang Hukum acara Pidana, Sistem pembuktian dalam perkara
pihak korban dapat bertindak sebagai pidana terdiri dari Pembuktian oleh Jaksa
saksi di pengadilan. Pasal ini Penuntut Umum, Pembuktian oleh
mengatakan: “yang pertama-tama terdakwa/Penasehat hukum dan
didengar keterangan adalah korban Pemeriksaan pada Terdakwa.
yang menjadi saksi”. korban yang 1. Pembuktian oleh Jaksa Penuntut Umum
biasanya menjadi saksi inilah yang Pengajuan saksi yang memberatkan atau
biasanya disebut dengan a charge atau yang sering disebut saksi “a charge”
saksi yang memberatkan adalah pengajuan saksi oleh penuntut
terdakwa/tersangka. umum dalam pembuktian di sidang
Tentang a charge ini, kita bisa melihat pengadilan dengan langkahlangkah
bahwa dalam setiap persidangan, sebagai berikut:15
korban yang menjadi saksi selalu a. Hakim ketua bertanya penuntut umum
memiliki keterangan yang memberatkan apakah telah siap menghadirkan saksi-
tersangka/terdakwa. Karena dia yang saksi pada sidang hari ini.
dikorbankan dalam sebuah masalah b. Apabila penuntut umum telah siap, maka
pidana, maka keterangan korban yang hakim segera memerintahkan pada
bertindak sebagai saksi selalu menjadi jaksan penuntut umum untuk
bahan pertimbangan yang memberatkan menghadirkan saksi seorang demi
putusan terhadap terdakwa. seorang ke dalam ruang sidang.
15
c. Saksi yang meringankan Terdakwa (a Al. Wisnubroto, Praktek Peradilan Pidana, Proses
decharge) Persidangan Perkara Pidana, (Bekasi: PT. Galaxi
Puspa Mega, 2002), hal. 20.

153
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

c. Saksi yang pertama kali diperiksa adalah 7) Tata cara pelaksanaan sumpah yang
“saksi korban”, setelah itu baru saksi lazim dipergunakan pengadilan
yang lain dipandang relevan dengan negeri adalah:
tujuan pembuktian mengenai tindak a) Saksi dipersilakan berdiri agak tegak
pidana yang didakwakan pada terdakwa, ke depan
baik saksi yang tercantum dalam surat b) Untuk saksi yang beragama Islam,
pelimpahan perkara maupun saksi cukup berdiri tegak. Pada saat
tambahan yang diminta oleh penuntut melafalkan sumpah; petugas berdiri
umum selama berlangsungnya sidang. dibelakang saksi dan mengangkat
d. Tata cara pemeriksaan saksi: Alquran diatas kepala saksi. Untuk
1) Penuntut umum menyebutkan saksi yang beragama Kristen/Katolik
nama saksi yang akan diperiksa petugas membawakan Injil (Alkitab)
2) Petugas membawa saksi masuk disebelah kiri saksi. Pada saat saksi
keruang sidang dan mempersilakan melafalkan sumpah/janji, tangan kiri
saksi duduk di kursi pemeriksaan. saksi diletakkan di atas Alkitab dan
3) Hakim ketua bertanya pada saksi tangan kanan saksi diangkat dan jari
tentang: tengah jari telunjuk membentuk
a) Identitas saksi seperti; nama, umur, huruf ”V” (victoria) untuk yang
alamat, pekerjaan, agama, dan lain- bergama kristen atau
lain mengacungkan jari telunjuk, jari
b) Apakah saksi kenal dengan tengah dan jari manis untuk yang
terdakwa; apabila perlu hakim bergama Katolik. Sedangkan untuk
dapat meminta saksi untuk agama lainnya lagi, menyesuaikan.
mengamati wajah terdakwa dengan c) Hakim meminta agar saksi
seksama guna memastikan mengikuti kata-kata (lafal sumpah)
jawabannya yang diucapkan oleh hakim.
c) Apakah saksi memilki hubungan d) Lafal sumpah saksi adalah sebagai
darah; sampai derajat berapa berikut: ”saya bersumpah (berjanji)
dengan terdakwa, apakah saksi bahwa saya akan menerangkan
memiliki hubungan suami/istri dengan sebenarnya dan tiada lain
dengan terdakwa, atau apakah saksi dari yang sebenarnya”.
terikat hubungan kerja dengan e) Untuk saksi yang beragama Islam,
terdakwa. lafal sumpah tersebut diawali
4) Apabila perlu hakim dapat pula dengan ucapan/kata: ”Wallahi...”
bertanya apakah saksi sekarang atau ”Demi Allah...”, untuk saksi
dalam keadaan sehat walafiat dan yang beragama Katholik/Kristen
siap diperiksa sebagai saksi. Protestan lafal sumpah (janji)
5) Hakim ketua meminta saksi untuk tersebut diakhiri dengan
bersedia mengucapkan sumpah ucapan/kata, ”...Semoga Tuhan
atau janji sesuai dengan menolong saya”. Untuk saksi yang
agama/keyakinannya. beragama Hindu lafal sumpah
6) Saksi mengucapkan sumpah diawali dengan ucapan/kata, ”Om
menurut agama/keyakinannya. Lafal atah Parama Wisesa ...”, untuk saksi
sumpah dipandu oleh hakim dan yang bergama Budha lafal sumpah
pelaksanaan sumpah dibantu oleh diawali dengan ucapan/kata ”Demi
petugas juru sumpah. sang Hyang Adi Budha...”

154
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

8) Hakim ketua mempersilakan duduk d) Pertanyaan tidak boleh besifat


kembali dan meningatkan bahwa pengkualifikasian delik
saksi harus memberi keterangan e) Hindari pertanyaan yang bersifat
yang sebenarnya, sesuai dengan apa pengulangan dari pertanyaan yang
yang dialaminya, apa yang sudah pernah ditanyakan dalam
dilihatnya atau apa yang rangka memberi penekanan
didengarnya sendiri. Jika perlu terhadap suatu fakta
hakim juga dapat mengingatkan tertentu atau penegasan terhadap
bahwa apabila saksi tidak keterangan yang bersifat ragu-ragu.
mengatakan yang sesungguhnya, ia Hal-hal tersebut diatas pada dasarnya
dapat dituntut karena sumpah bersifat sangat merugikan terdakwa atau
palsu. Hakim ketua mulai pemeriksaan itu sendiri, sehingga apabila
memeriksa saksi dengan dalam pemeriksaan saksi, hal tersebut
mengajukkan pertanyaan yang terjadi maka pihak yang mengetahui dan
berkaitan dengan tindak pidana merasa dirugikan atau merasa keberatan
yang didakwakan pada terdakwa. dapat mengajukkan “keberatan/interupsi”
9) Setelah hakim ketua selesai pada hakim ketua dengan menyebutkan
mengajukan pertanyaan pada saksi, alasannya. Sebagai contoh pertanyaan
hakim anggota, penuntut umum, penuntut umum bersifat menjerat
terdakwa dan penasihat hukum juga terdakwa maka penasihat hukum dapat
diberi kesempatan untuk protes, kata-katanya kira-kira sebagai
mengajukan pertanyaan pada saksi. berikut: ”interupsi ketua majelis...
Adapun urutan kesempatan pertanyaan penuntut umum menjerat
tersebut adalah: pertama hakim saksi”. Satu contoh lagi, jika pertanyaan
ketua memberi kesempatan pada penasihat hukum berbelit-belit maka
hakim anggota I untuk bertanya penuntut umum dapat mengajukan protes,
pada`saksi. Setelah itu, kesempatan misalnya dengan katakata: “keberatan
diberikan pada hakim anggota II. ketua majelis... pertanyaan penasihat
Selanjutnya, pada penuntut umum, hukum membingungkan saksi”.
dan yang terakhir kesempatan Atas keberatan atau interupsi tersebut
diberikan pada terdakwa atau hakim ketua langsung menanggapi dengan
penasihat hukum. menetapkan bahwa interupsi/keberatan
10) Pertanyaan yang diajukkan pada ditolak atau diterima. Apabila
saksi diarahkan untuk mengungkap interupsi/keberatan ditolak maka pihak
fakta yang sebenarnya, sehingga yang sedang mengajukkan pertanyaan
harus memperhatikan hal-hal dipersilahkan untuk melanjutkan
sebagai berikut: pertanyaannya, sebaliknya apabila
a) Materi pertanyaan diarahkan pada interupsi/keberatan diterima, maka pihak
pembuktian unsurunsur perbuatan yang mengajukkan pertanyaan diminta
yang didakwakan. untuk mengajukan pertanyaan yang lain.
b) Pertanyaan harus relevan dan tidak 11) Selama memeriksa saksi hakim
berbelit-belit bahasa dan dapat menunjukkan barang bukti
penyampainnya harus dipahami pada saksi guna memastikan
oleh saksi. kebenaran yang berkaitan dengan
c) Pertanyaan tidak boleh bersifat barang bukti tersebut.
menjerat atau menjebak saksi 12) Setiap saksi selesai memberikan
keterangan, hakim ketua

155
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

menanyakan kepada terdakwa, pengetahuan atau bidang


bagaimana pendapatnya tentang keahliannya sehingga lafal
keterangan tersebut. sumpahnya disesuaikan menjadi:
e. Setelah pemeriksaan saksi hakim ”Saya bersumpah (berjanji) bahwa
dapat menunjukkan barang bukti saya akan memberikan pendapat
pada saksi guna memastikan soal-soal yang dikemukakan
kebenaran yang berkaitan dengan menurut pengetahuan saya sebaik-
barang bukti tersebut. baiknya”.
f. Selanjutnya hakim ketua bertanya 2) Tata cara pengjauan alat bukti surat
pada penuntut umum, apakah (hasil pemeriksaan laboratorium
masih ada saksi yang akan diajukan kriminal, visum et repertum dan
pada siding hari ini. Dengan lain-lain) adalah penuntut umum
demikian dan seterusnya hingga maju ke depan dan menunjukkan
penuntut umum mengatakan tidak alat bukti surat yang diajukan pada
ada lagi saksi yang akan diajukan. majelis hakim. Hakim ketua dapat
g. Apabila ada saksi karena halangan memanggil terdakwa atau penasihat
yang sah tidak dapat dihadirkan di hukum untuk maju ke depan supaya
persidangan maka keterangan yang dapat menyaksikan alat bukti surat
telah diberikan pada saat yang diajukan”.
penyelidikan sebagaimana tercatat 3) Tata cara pengajuan barang bukti
dalam berita acara penyidikan yaitu Penuntut umum
dibacakan. Dalam hal ini yang memerintahkan pada petugas untuk
bertugas membacakan berita acara membawa masuk barang bukti
tersebut adalah hakim ketua, masuk ke ruang sidang. Apabila
namun seringkali hakim ketua barang bukti tersebut bentuknya
meminta agar penuntut umum yang tidak besar dan tidak berat (uang,
membacakan. Pengajuan alat bukti pakainan, pistol dan lain-lain) dapat
lainnya guna mendukung langsung diletakkan di meja hakim.
argumentasi Jika bentuknya besar namun dapat
penuntut umum adalah sebagai berikut: dibawa masuk ke ruang sidang
a. Hakim ketua menanyakan apakah (misalnya sepeda), cukup diletakkan
penuntut umum masih akan dilantai ruang sidang. Jika karena
mengajukan bukti-bukti lainnya bentuknya besar dan sangat berat
seperti: keterangan ahli dan surat (misalnya mobil), majelis hakim
serta tambahan barang bukti yang diikuti penuntut umum, terdakwa
ditemukan selama proses dan penasihat hukum harus keluar
persidangan dari ruang sidang untuk memeriksa
b. Apabila penuntut umum barang bukti tersebut. Demikian
mengatakan masih, maka tata cara juga mengenai barang-barang bukti
pengajuan bukti-bukti tersebut yang karena sifat dan jumlahnya
adalah sebagai berikut : tidak dapat seluruhnya diajukan,
1) Tata cara pengajuan saksi ahli sama maka cukup diajukan sampelnya
seperti tatacara pengajuan saksi saja.
lainnya. Perbedaannya adalah c. Apabila penuntut umum
keterangan yang diberikan oleh ahli mengatakan bahwa semua bukti-
adalah pendapatnya terhadap suatu bukti telah diajukan, maka hakim
kebenaran sesuai dengan ketua memberi kesempatan pada

156
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

terdakwa atau penasihat hukum pengajuan bukti-bukti tersebut sama


untuk mengajukan bukti-bukti. dengan apa yang dilakukan oleh
2. Pembuktian oleh Terdakwa/Penasehat penuntut umum.
Hukum Pengajuan saksi yang c. Apakah terdakwa/penasihat hukum
meringankan terdakwa atau sering mengatakan bahwa semua bukti-bukti
disebut saksi ”A decharge” adalah telah diajukan, maka hakim ketua
pengajuan saksi oleh terdakwa atau menyatakan bahwa acara sidang
penasihat hukum pada sidang selanjutnya adalah pemeriksaan
pengadilan dengan langkah-langkah terdakwa.
sebagai berikut:16 3. Pemeriksaan pada Terdakwa
a. Hakim ketua bertanya pada a. Hakim ketua mempersilahkan pada
terdakwa/penasihat hukum apakah ia terdakwa agar duduk dikursi pemeriksaan.
akan mengajukan saksi yang b. Terdakwa berpindah tempat dari kursi
menguntungkan/meringankan (a terdakwa menuju ke kursi pemeriksaan.
decharge). c. Hakim bertanya pada terdakwa apakah
b. Jika terdakwa/penasihat hukum tidak terdakwa dalam keadaan sehat walafiat
akan mengajukan saksi ataupun bukti dan siap untuk diperiksa.
lainnya, maka ketua majelis hakim d. Hakim mengingatkan pada terdakwa
menetapkan bahwa sidang akan agar menjawab semua pertanyaan
dilanjutkan pada acara pengajuan dengan jelas dan tidak berbelit-belit
tuntutan pidana oleh penuntut umum. sehingga tidak mempersulit jalannya
c. Jika terdakwa/penasihat hukum akan dan persidangan.
telah siap mengajukan saksi yang e. Hakim ketua mulai mengajukan
meringankan maka hakim ketua segera pertanyaan-pertanyaan pada terdakwa
memerintahkan agar saksi dibawa diikuti oleh hakim anggota, penuntut
masuk sidang untuk diperiksa umum, dan penasihat hukum. Majelis
d. Selanjutnya tata cara pemeriksaan saksi hakim dapat menunjukkan segala barang
a charge, dengan titik berat pada bukti dan menanyakan pada terdakwa
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah apakah ia mengenal bendabenda
pada pengungkapan fakta-fakta yang tersebut. Jika perlu hakim juga dapat
bersifat membalik/melemahkan menunjukkan suratsurat atau
dakwaaan penuntut umum atau gambar/photo hasil rekonstruksi yang
setidaknya bersifat meringankan dilampirkan pada berita acara
terdakwa. Pengajuan alat bukti lainnya pemeriksaan perkara (BAP) pada
guna mendukung argumentasi terdakwa untuk meyakinkan jawaban
terdakwa/penasihat hukum adalah atas pertanyaan hakim atau untuk
sebagai berikut: menegaskan suatu fakta.
a. Hakim ketua menanyakan apakah f. Selanjutnya tata cara pemeriksaan
terdakwa/penasihat hokum masih akan terdakwa sama pada tata cara
mengajukan bukti-bukti lainnya pemeriksaan saksi kecuali dalam hal
seperti; keterangan ahli dan surat serta sumpah.
tambahan barang bukti yang g. Apabila terdakwa lebih dari satu dan
ditemukan selama proses persidangan. diperiksa bersama-sama dalam satu
b. Apabila terdakwa/penasihat hukum perkara, maka pemeriksaannya
mengatakan masih, maka tata cara dilakukan satu persatu secara bergiliran.
Apabila terdapat ketidak sesuaian
16 jawaban di antara para terdakwa maka
Ibid, hal. 20-21.

157
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

hakim dapat melakukan cross ceck sama diperlakukan secara sama, dan hal-hal
antara jawaban terdakwa yang satu yang tidak sama diperlakukan secara tidak
dengan terdakwa yang lain. sama pula ( justice is done when equals are
h. Setelah terdakwa (para terdakwa) telah treatet equally).18 Dari penjabaran makna
selesai diperiksa maka hakim ketua nilai keadilan ini, maka ketika seorang saksi
menyatakan bahwa seluruh rangkaian menjalankan tugasnya dengan baik dalam
siding pembuktian telah selesai dan menuntut hak dan melaksanakan
selanjutnya hakim ketua member kewajiban, maka ia sedang menerapkan
kesempatan pada penuntut umum prinsip nilai keadilan dalam kehidupan.
untuk mempersiapkan surat tuntutan Etika, moral serta hak dan kewajiban
pidana untuk diajukan pada sidang adalah hal-hal yang mendasari manusia
berikutnya. untuk berbicara tentang keadilan dalam
masyarakat. Etika berhubungan dengan
e. Nilai-nilai positif dari pemenuhan adat kebiasaan dan sekaligus merupakan
hak dan pelaksanaan kewajiban refleksi kritis atas moralitas. Hubungannya
Berdasarkan keseluruhan penjelasan di dengan keadilan adalah karena keadilan
atas, maka beberapa nilai positif yang berhubungan dengan relasi sosial antar
dapat ditarik sebagai pengamalan dari sesama manusia, maka perlu didasarkan
pelaksanaan hak dan pemenuhan pada pemahaman bahwa nilai-nilai etis
kewajiban yang mengikat terhadap saksi harus menjadi dasar bersikap adil.
dalam persidangan, antara lain dapat di Demikian halnya juga dengan moral dan
sampaikan sebagai berikut: hak dan kewajiban. Moral sebagai
A. Hidup Manusia. keseluruhan norma atau aturan atau nilai
Banyak bukti yang dapat yang dianut oleh seseorang atau
menunjukkan bahwa manusia diciptakan masyarakat, merupakan dasar dalam
memiliki keistimewaan dan kemuliaan bersikap adil. Dan menjadi dasar prinsip
tersendiri dibandingkan dengan sikap adil. Manusia dapat bertindak secara
makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya. adil jika yang dilakukan mengandung nilai-
Kelebihan manusia sebagai makhluk nilai moral universal. Sedangkan dengan
ciptaan Allah adalah memiliki akal budi hak dan kewajiban, kita dapat berbicara
dan kehendak bebas.17 Karena tentang keadilan, karena hal ini dapat
kemuliaannya inilah maka manusia perlu membantu kita untuk bisa membedakan
untuk dilindungi, dihormati dan mana yang hak dan mana yang kewajiban.
disayangi. Hak dan kewajiban yang Jika hubungan ini dapat dipahami, maka
mengikat merupakan salah satu bentuk akan terjadi keadilan sehingga terciptalah
perlindungan yang dilakukan keseimbangan atau keharmonisan. Jadi
pemerintah terhadap hidup manusia. dengan sendirinya, jika seorang saksi
melaksanakan dengan sungguh hak dan
B. Keadilan kewajibannya yang mengikat dalam
Menurut Plato, Keadilan merupakan persidangan, ia mengajarkan kepada kita
substasi rohani umum dari masyarakat untuk mengedepankan nilai-nilai keadilan
yang membuat dan menjaga kesatuannya. universal yang mencakup etika dan moral.
Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa
keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang C. Edukasi Hukum
17
Drs. Sujarwa, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar;
18
Manusia dan Fenomena Sosial Budaya, (Yogyakarta: Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ,
Pustaka Pelajar, 2010), Hlm 24-26. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 63.

158
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

Manusia adalah makhluk sosial yang mempertahankan adanya, dan


selalu hidup bersama dalam karenanya ia mengadakan suatu
kelompoknya. Ia adalah pribadi “aku” perjanjian bahwa mereka akan takluk
yang mencari “engkau”, atau individu pada suatu kewibawaan. Dengan
yang dimanapun ia berada akan selalu demikian, muncullah negara. Muncullah
membutuhkan orang lain. Maka, adanya kekuasaan absolut dari negara sebagai
manusia itu adalah ada bersama, dan akibat dari perjanjian tersebut. Hal yang
dalam kebersamaan ini ia bisa sama juga bisa dilihat dalam pandangan
berkembang secara wajar menjadi Charles de Montesquieu (1689-1755)
manusia normal, yaitu lewat proses tentang bentuk Negara Monarki
sosialisasi diri, asuhan, tuntunan Konstitusional dan pembagian
pendidikan, dan pembudayaan diri di kekuasaan Negara yang dikenal dengan
tengah kaumnya. Oleh karena itu, sebutan Trias Politica. Dan juga Jean-
manusia tidak akan pernah bisa lepas Jacques Rousseau. Ia menganut
dari ikatan dan hubungan dengan optimisme terhadap kodrat manusia
manusia lain, sebab hidup bersama yaitu dalam keadaan asali itu manusia
dengan orang lain itu merupakan esensi adalah sama sekali baik. Tetapi kultur
dari eksistensinya.19 dan ilmu pengetahuan telah
Hidup manusia yang berkelompok itu membusukkan keadaan asali itu. Oleh
kemudian membentuk Negara yang karenanya semboyan Rousseau menjadi:
didalamnya terdapat aturan-aturan Retournons a la nature: Marilah kita
hukum yang mengatur ketertiban dan kembali pada keadaan asali itu.
keamanan seluruh masyarakat. Di dalam Rousseau menganggap keadaan asali itu
negara, ada jaminan untuk mendapat berupa firdaus. Pikiran-pikiran Rousseau
dan hidup berdasarkan perlindungan dalam bidang sosial dan politik tertuang
terhadap hak dan kewajiban. dalam bukunya Contrac social:
Bandingkan Thomas Hobbes dalam persetujuan yang dilakukan individu-
bukunya: leviatan. Ia mengingkari individu untuk memungkinkan hidup
bahwa manusia menurut kodratnya bersama secara damai. 20
adalah makhluk sosial. Satu-satunya Nilai edukasi atau nilai pendidikan
kecondongan kodrati pada manusia dalam menjalankan hak dan kewajiban
adalah mempertahankan adanya. adalah sebuah nilai penting yang
Terkenallah slogannya yang mashyur: mengajarkan manusia untuk selalu
homo homini lupus (manusia adalah membekali diri dengan pendidikan
serigala bagi manusia). Dalam konteks sepanjang hidupnya (life long
ini, ia memunculkan sebuah egoisme education). Hanya melalui pendidikan
radikal karena untuk mempertahankan nasional yang bermutu, yaitu yang
hidup, manusia tidak harus berelasi memungkinkan sekolah menjadi pusat
dengan yang lain tetapi melulu hanya pembudayaan segala kemampuan, nilai,
mengembangkan dirinya saja. Dari dan sikap yang diperlukan bagi peserta
dirinya, ia dapat mempertahankan didik (dalam hal ini masyarakat) untuk
adanya. Hobbes sendiri menyadari dapat menjadi warga negara yang
bahwa manusia dalam keadaan
demikian tidak mampu
19 20
Kartini Kartono, Tinjauan Holistik Mengenai Prof. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat,
Tujuan Pendidikan Nasional, (Jakarta: Pradnya Cetakan ke-15, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hlm.
Paramita, 1997), hlm. 1. 56-58.

159
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

bermoral, beretos kerja, berdisiplin, bahwa dia terhindar dari segala macam
produktif dan bertanggungjawab.21 intervensi pihak manapun. Kesaksiannya
merupakan sebuah kesaksian yang
D. Tanggung jawab bebas dan bertanggungjawab. Nilai
Nilai tanggungjawab adalah salah kebebasan ini mengandung makna
satu nilai yang bisa dipetik dari bahwa saksi bisa bertindak dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban seorang menggunakan hak dan
saksi. Seorang saksi yang bersaksi dan tanggungjawabnya yang mengikat
memberikan keterangan di pengadilan secara bebas tanpa paksaan
menunjukkan sikap tanggungjawab yang darimanapun.
sangat besar dan mendalam. Deklarasi Wina menyebutkan bahwa
Tanggungjawab bahwa apa yang pengembangan hak seharusnya
disampaikan bukan berdasarkan dipenuhi melalui pemenuhan keadilan
intervensi pihak lain, namun dan kebutuhan lingkungan bagi generasi
berdasarkan kesadaran akan kehendak sekarang dan yang akan datang. Untuk
bebas untuk menyampaikan sesuatu menjamin dilaksanakannya praktek
secara benar berdasarkan nilai-nilai HAM, perlu dilakukan transisi dari
kemanusiaan yang sebenarnya.22 Yang budaya perang, kekerasan, dominasi dan
disampaikan adalah sesuatu pemerasan kepada perdamaian, dialog,
tanggungjawab yang bebas berdasarkan hormat antar sesama dan anti
martabat dan nilai-nilai kemanusiaan. kekerasan. Langka pertama dari kontrak
sosial adalah pengakuan atas eksistensi
E. Kepatuhan Hukum orang “hak untuk memperoleh HAM”.23
Setiap warga negara harus taat Isi deklarasi ini sebenarnya berintikan
kepada hukum karena negara indonesia perlindungan atas rasa aman setiap
adalah negara hukum. Sikap saksi yang manusia.
mengikuti aturan hukum yang berlaku Tujuan lembaga peradilan di
menunjukkan sikap seorang warga Indonesia adalah menciptakan
negara yang baik. Nilai ini juga keamanan di negara ini, oleh karena itu
memampukan setiap warga negara negara melalui lembaga peradilan
untuk percaya pada lembaga hukum berupaya memberikan perlindungan
negara, dalam hal ini kepolisian, bagi para saksi dan siapa saja yang
kejaksaan dan kehakiman. terlibat dalam proses peradilan. Makna
nilai ini adalah bahwa setiap warga
F. Kebebasan dan Keamanan negara pantas untuk mendapatkan
Nilai kebebasan di sini maksudnya jaminan rasa aman dalam menghadapi
adalah bahwa saksi dalam proses peradilan.
mempergunakan hak dan kewajibannya
dalam proses peradilan, tetap berada G. Kesetaraan Di Hadapan Hukum
dalam suasana kebebasan yang Semua warga negara adalah sama di
bertanggungjawab. Saksi harus percaya hadapan hukum. Tanpa memandang
siapa dia, dari golongan apa dia, atau
21
Prof. Dr. Soedijarto, M.A., Landasan dan Arah
dari latar belakang budaya apa
Pendidikan Nasional Kita, (Jakarta: Penerbit Kompas seseorang, tetapi bahwa kita adalah
2008), hlm. 99-100
22 23
Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar; Masalah- Salman Habeahan, Butir-butir Pendidikan Nilai
masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, memasuki Abad ke 21, (Bekasi: Krista Mitra Pustaka,
1987), hlm. 40. 2007), hlm. 13-14.

160
Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012

warga negara indonesia maka tidak ada yang di hadirkan oleh penasehat
yang kebal terhadap hukum. Karena umum terdakwa adalah saksi yang
semua warga negara sama di hadapan meringankan (a decharge). Dalam
hukum, maka seorang saksi dalam pemenuhan hak dan pelaksanaan
memberikan kesaksian, tidak berada di kewajiban saksi di dalam persidangan
bawah bayang-bayang ketakutan atau terdapat nilai-nilai normatif-universal
malu terhadap para penegak hukum yang bisa di jadikan tolak ukur untuk
tetapi ia berdiri di hadapan mereka dan menjadi warga negara yang baik.
memberi kesaksian yang benar sesuai
dengan apa yang terjadi. Makna yang B. Saran
terkandung dari nilai ini adalah bahwa 1. Untuk para hakim, jaksa, dan kepolisian
tidak ada pengkotak-kotakan orang dari agar bisa memperlakukan para saksi
segi hukum terhadap setiap warga secara benar sesuai dengan aturan
negara. Jika salah maka harus diproses hukum yang berlaku untuk menghindari
secara hukum dan jika benar, juga akan segala macam kesan yang kurang tepat
diproses secara hukum yang pada tetang peran dan tugas saksi dalam
muaranya adalah terciptanya keadilan proses persidangan dan agar supaya
bagi seluruh warga negara. hukum di negeri ini bisa berjalan dengan
baik, maka saksi harus di lindungi agar
PENUTUP dapat menjalankan tugasnya dengan
A. Kesimpulan demi penegakan hukum.
1. Hak dan kewajiban saksi merupakan 2. Bagi para saksi agar dapat bertindak
salah satu contoh hubungan timbal sebagaimana mestinya dan
balik negara dan masyarakat, dimana mengungkapkan keterangan dan
hak-hak masyarakat pada umumnya kesaksian sesuai dengan apa yang benar
maupun hak-hak masyarakat yang agar tidak ada pihak yang dikorbankan,
bertindak sebagai saksi, harus di Bagi setiap warga negara yang
lindungi negara. Dalam proses menjadikan pancasila sebagai dasar
persidangan pidana, pemenuhan hak negara harus duc in altum (masuk ke
saksi oleh negara merupakan satu hal tempat yang lebih dalam). Jika setiap
yang wajib dan apabila saksi merasa orang memulai dalam dirinya ketaatan
hak-haknya telah terpenuhi, maka hukum, khususnya yang mengatur
secara tidak langsung akan tentang hak dan kewajiban maka dengan
berdampak positif bagi pelaksanaan sendirinya bangsa atau negara akan
kewajibannya di dalam proses mencapai tujuannya yakni masyarakat
persidangan. yang adil, sejahtera dan makmur.
2. Saksi merupakan orang yang
mempunyai informasi tangan
pertama mengenai suatu kejahatan
atau kejadian yang dia lihat, dengar,
dan rasa sendiri. Dalam persidangan
pidana saksi adalah alat bukti nomor
satu guna kepentingan mengungkap
suatu tindak pidana, saksi-saksi yang
di hadirkan oleh jaksa penuntut
umum adalah saksi yang
memberatkan (a charge) dan saksi

161

Anda mungkin juga menyukai