Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS –

PDGK4407

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
PDGK4407
TUTOR :

Akhmadi Malaon Lubis, M.Pd


HAKIKAT ANAK TUNA
DAKSA

klasifikasi anak tuna daksa Penyebab tuna daksa


Dampak tuna daksa
Pencegahan tuna daksa
HAKIKAT TUNA DAKSA

• Tuna daksa merupakan istilah lain daripada cacat tubuh, yaitu


berbagai kelainan bentuk tubuh yang mengakibatkan kelainan fungsi
dari tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan yang di butuhkan. anak
tuna daksa seing disebut istilah cacat tubuh, cacat fisik, cacat ortopedi
• Tuna daksa adalah anak yang mengalami kelainan atau keterbatasan
pada sistem otot , tulang, dan persendian yang dapat mengakibatkan
gangguan koordinasi, komunikasi, adabtasi, mobilisasi, dan gangguan
perkembangan keutuhan pribadi (depdikbud 986:6)
Amin dan Ina Yusuf (1991:3)

• seseorang yang dikatakan tuna daksa jika kondisi fisik atau kesehatan
mengganggu kemampuan anak untuk berperan aktif dalam kegiatan
sehari-hari, sekolah, atau dirumah.
Contoh : anak yang mempunyai lengan palsu tetapi ia dapat mengikuti
kegiatan sekolah, seperti pendidikan jasmani atau anak yang minum
obat untuk mengendalikan gangguan kesehatannya, maka anak-anak
jenis ini tidak termasuk penyandang gangguan fisik, tetapi jika kondisi
fisik tidak mampu memegang pena, atau anak sakit-sakitan
(mengidap penyakit kronis) maka anak itu termasuk penyandang
kelainan fisik
1. Fase sebelum kelahiran (Prenatal)
Penyebab tuna daksa a. Penyakit : sypilis, rubella
b. Terkena radiasi
c. Kecelakaan
2. Fase pada saat kelahiran
a. Proses kelahiran terlalu lama
b. Kelahiran yang di paksa
c. Prematur
3. Fase setelah kelahiran
a. Kecelakaan
b. Penyakit tumor
c. Virus volio
Klasifikasi tuna daksa dilihat dari sistem kelainannya

Klasifikasi anak
TUNA DAKSA

KELAINAN PADA SISTEM KELAINAN PADA SISTEM OTOT


CEREBAl (cerbal system) DAN RANGKA (musculus
skeletal system)
Kelainan pada sistem Cerebal

• Penyandang kelainan pada syistem cerebal, kelainannya terletak pada


sistem saraf pusat, seperti cerebal palsy (CP) atau kelumpuhan otak.

Ciri-ciri cerebal palse : cerebal palsy ditandai oleh adanya kelainan


gerak, sikap atu bentuk tubuh, gangguan koordinasi, gangguan
psikologis, gangguan sensoris
Klasifikasi cerebal palsy (CP)

• Ringan
ciri-ciri : berjalan tanpa menggunakan alat bantu, bicara jelas, dan
dapat menolong diri sendiri
• Sedang
Ciri-ciri : membutuhkan bantuan untuk latihan bicara, berjalan,
mengurus diri sendiri.
• Berat
Ciri-ciri : membutuhkan perawatan yang tetap dalam ambulasi,
berbicara dan menolong diri sendiri
MENURUT LETAK KELAINAN OTAK DAN FUNGSI GERAKNYA

• SPASTIK : Terdapat kekakuan pada sebagian atau seluruh ototnya


• DYSKENESIA : penderita memperlihatkan gerak tidak terkontrol
(athetosis), kekakuan pada seluruh tubuh sehingga sulit dibengkokkan
(rigid), terjadinya getaran kecil yang terus menerus pada mata,
tangan, atau pada kepala
• ATAXIA
Adanya gangguan keseimbangan, jalannya gontai, koordinasi mata dan
tangan tidak berfungsi
• JENIS CAMPURAN
POLIOMYELITIS

• infeksi pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus


polio yang mengakibatkan kelumpuhan dan sifatnya menetap
Ciri: kekakuan sendi, pemendekan anggerak, tulang belakang
melengkung kesalah satu sisi, kelainan telapak kaki yang membengkok
keluar atau kedalam, dislokasi (sendi yang keluar dari dudukanya)
• muscle Dystrophy
• Spina Bifida
Terhadap kemampuan akademik

dampak tunadaksa Sosial/emosional

Fisik/kesehata
DAMPAK KELAINAN DAN KEBUTUHAN KHUSUS

Dampak Kelainan bagi Anak Dampak Kelainan bagi Keluarga

Dampak Kelainan bagi


Masyarakat
KEBUTUHAN ANAK DENGAN TUNA DAKSA

Kebutuhan akan keleluasaan


Kebutuhan komunikasi
gerak dan memosisikan diri

Kebutuhan keterampilan Keterampilan Psikososial


memelihara diri
TUJUAN PENDIDIKAN T.DAKSA

• Peraturan Pemerintah no. 72 Tahun 1991, agar peserta didik mampu


mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai
pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan
timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.
Serada dapat mengambangkan kemampuan dalam dunia kerja atau
mengikuti pendidikan jasmani.

• tujuan utama pendidikan anak tuna daksa adalah terbentuknya


kemandirian dan kebutuhan pribadi.
Connor (1975) 7 aspek yg dikembang kan

• pengembangan intelektual dan akademik


• Membantu perkembangan fisik
• meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
• mematangkan aspek sosial
• meningkatkan ekspresi diri
• mempersiapkan masa depan anak
SISTEM PENDIDIKAN

• Pendidikan integrasi (terpadu)


• pendidikan segregasi
• inklusi
Terima Kasih . . .

Anda mungkin juga menyukai