Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

CA OVARIUM
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :
WIDIA RAMADANIATI
NIM. 2014901110092

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
CA OVARIUM
A. Definisi
Kanker ovarium adalah kanker yang terjadi ketika sel-sel pada ovarium
berubah dan tumbuh tidak terkendali (DHCS dan CDPH, 2013).
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab
pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening
awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tandatanda awal yang
pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan
bengkak (Digitulio, 2014).
B. Mekanisme fisiologis (etiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan medis,
kemungkinan komplikasi, pathway)

Etiologi: Manifestasi :
Menurut Brunner (2015), tanda dan gejala
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara
kanker ovarium yaitu :
pasti. Faktor resiko terjadinya kanker ovarium menurut
1. Peningkatan lingkar abdomen
Manuaba (2013) sebagai berikut.
2. Tekanan panggul
1. Faktor lingkungan 3. Kembung
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya 4. Nyeri punggung
terjadi di negara industri 5. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium
menekan rectum).
2. Faktor reproduksi 6. Nyeri abdomen
a. Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan 7. Urgensi kemih
dengan tingginya resiko menderita kanker 8. Dispepsia
ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan 9. Perdarahan abnormal
epitel ovarium 10. Flatulens
b. Induksi ovulasi dengan menggunakan 11. Peningkatan ukuran pinggang
clomiphene sitrat meningkatkan resiko dua 12. Nyeri tungkai
sampai tiga kali 13. Nyeri panggul (pembesaran ovarium)
c. Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi
ovulasi dapat mengurangi resiko terjadinya Penatalaksanaan Medis:
kanker 1. Pembedahan
d. Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 2. Luasnya prosedur pembedahan ditentukan
50 % jika dikonsumsi selama lima tahun atau oleh insiden dan seringnya penyebaran ke
lebih sebelah yang lain (bilateral) dan
e. Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat kecenderungan untuk menginvasi korpus
pemberian ASI uteri.
3. Faktor genetik 3. Biopsi
a. 5-10 % adalah herediter Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum,
b. Angka resiko terbesar 5 % pada penderita satu kelenjar getah lambung untuk mendukung
saudara dan meningkat menjadi 7 % bila pembedahan.
memiliki dua saudara yang menderita kanker 4. Second look Laparotomi
ovarium. Untuk memastikan pemasantan secara
Komplikasi: radioterapi atau kemoterapi lazim dilakukan
laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
5. Kemoterapi
1. Asites Merupakan salah satu terapi yang sudah
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan diakui untuk penanganan tumor ganas
invasi langsung ke strukturstruktur yang ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah
berdekatan pada abdomen dan panggul dan digunakan termasuk agens alkylating seperti
melalui penyebaran benih tumor melalui cairan itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti
peritoneal ke rongga abdomen dan rongga metabolic seperti : Mtx / metrotrex xate dan 5
panggul. fluorouracit / antibiotikal (admisin).

2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel
ganas melalui saluran limfe menuju pleura.
PATHWAY
Faktor pencetus

Faktor genetik Faktor reproduksi Faktor lingkungan

Gangguan pembelahan DNA (BRCA Gangguan hormon pengaturan haid Terpajan inhalasi/hematogen
1) pada ovarium

Gangguan siklus ovulasi Zat karsinogen bermetastase ke ovarium

Sel-sel berdiferensiasi
abnormal Sel telur gagal terjadi pengendapan di lapisan endotel
berevolusi

Proses hiperplasia, Menghasilkan hormon hipofisis abnormal Merusak pembelahan sel


displasia dan aplasia
Penimbunan folikel
Kurang terpajan
Tumor / kista informasi mengenai
Pematangan sel telur gagal penyakit
Prognosis memburuk

MK : Defisiensi
Pengetahuan
Koping individu tidak Kanker
efektif Ovarium

MK : Ansietas
Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV

Menyerang satu atau dua Menyebar ke Menyebar ke organ lain


ovarium Menyebar ke jaringan
sekitar panggul peritoneum

Gangguan pembuahan asites Mendesak ke paru-paru Mendesak ke hati


sel telur Penekanan di pelvis

-kembung Beban paru-paru Gangguan


-gangguan siklus haid urgensi -Flatus metabolisme di hati
-Nyeri tungkai
- keputihan
-Nyeri punggung Ganguan ventilasi
MK : Hambatan Netralisir racun
Eliminasi Urin
MK : Disfungsi Seksual
MK : Hambatan MK :
Mobilitas Ketidakefektifan Penumpukan toksik di
ketidaknyamanan Fisik Pola Nafas
MK : Nyeri Akut tubuh

MK : Gangguan
MK : Resiko Infeksi Sistem imun tubuh
Rasa Nyaman
Menekan saluran Perut terasa penuh
cerna

anoreksia
Peristaltik usus

Susah BAB Ketidakseimbangan


Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Konstipasi
C. Pemeriksaan Penunjang

No. Jenis Pemeriksaan Manfaat


1. Tes laboratorium Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang
abnormal
Penanda atau memastikan tumor menunjukkan antigen
karsinoma ovarium, antigen karsinoembrionik, dan HCG
menunjukkan abnormal atau menurun yang mengarah ke
komplikasi.
2. USG, CT scan, atau Melihat dimana lokasi tumor, menunjukkan ukuran tumor dan sudah
Rontgen
menyebar sampai mana

3. Prosedur diagnostik Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas

4. Laparatomi Melakukan pembedahan

D. Diagnosis Keperawatan dan Intervensi


Nyeri kronis b.d agen pencedera
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapakan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil:
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang Mampu mengenali nyeri
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Pasien tampak rileks
Intervensi :
Pengkajian
1. Kaji dan dokumentasikan efek jangka panjang penggunaan obat.
Rasional : dengan mengkaji dan dokumentasikan efek jangka panjang penggunaan obat perawat dapat memantau
dan menentukan prognosis penyakit yang mungkin terjadi.
2. Pantau tingkat kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri pada interval tertentu
Rasional : membantu perawat menentukan keepektifan manajemen nyeri yang sudah diterapan pada pasien.
3. Tentukan dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
Rasional : nyeri yang berat atau tidak tertahankan dapat berdampak negatif pada kualitas hidup pasien.
Penyuluhan pada pasien/keluarga
1. Beri tahu bahwa peredaan nyeri secara total tidak akan dapat dicapai
Rasional : informasi tepat yang diberikan kepada pasien diperlukan agar pasien mengetahui kemungkinan yang
dapat terjadi
Kolaboratif
1. Pertimbangkan rujukan untuk pasien, keluarga, dan orang terdekat pasien ke kelompok pendukung atau sumber-
sumber lain, jika perlu
Rasional : rujukan ke kelompok pendukung atau sumber-sumber lain dapat membantu pasien atau keluarga untuk
lebih menerima penyakitnya dan memaknai hidupnya.
Mandiri
1. Tawarkan tindakan meredakan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri.
Rasional : manajemen nyeri dapat digunakan sebagai salah satu cara meredakan nyeri secara nonfarmakologi.
2. Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri yang logis
Rasional :membantu pasien agar mengekspresikan nyeri secara tidak berlebihan.
3. Tingkatkkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk memfasilitasi peredaan nyeri
Rasional : istirahat dan tidur yang adekuat dapat meningkatkan relaksasi pasien
Hambatan eliminasi urine
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 1-3 kali 24 jam gangguan eliminasi urine pasien dapat diatasi dengan
kriteria hasil:
- Pasien dapat mengosongkan kandung kemih pada setiap berkemih serta pola defikasi yang optimal
Intervensi :
1. Kaji fungsi urinarius, perhatikan frekuensi dan jumlah berkemih per hari dan perasaan kandung kemih penuh.
Rasional : Berkemih harus dalam jumlah sedang untuk dapat dikatakan cukup.
2. Diskusikan kebutuhan dan penggantian cairan normal.
Rasional : 6-8 gelas cairan per hari membantu mencegah statis.
3. Perhatikan riwayat trauma kandung kemih.
Rasional : Faktor-faktor ini memperberat infeksi akibat perubahan pada pola eliminasi.
4. Anjurkan klien untuk rendam duduk (dalam air hangat) atau menggunakan mandi pancuran hangat  bila ia sulit
berkemih.
Rasional : Air hangat yang dialirkan di atas tubuh atau relaksasi perineum dan uretra memudahkan berkemih.
5. Evaluasi sifat dan beratnya masalah yang berkenaan dengan defekasi.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan-kebutuhan individu dan memilih intervensi yang tepat.
6. Tentukan metode-metode yang digunakan untuk memperbaiki konstipasi.
Rasional :   Setiap upaya harus di buat untuk menggunakan diet dan latihan untuk meningkatkan fungsi usus.
7. Tinjau ulang masukan diet dan cairan, anjurkan peningkatan masukan cairan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Rasional :   Merangsang peristaltic, menurunkan absorbsi air berlebihan dari bahan fecal, sehingga meningkatkan
feses yang lebih lunak.
8. Catat adanya hemoroid/perdarahan.
9. Rasional : Perdarahan atau nyeri hemoroid dapat meningkatkan kemungkinan bahwa klien akan menunda defekasi
yang akan memperberat konstipasi dan feses kering dan cairan lebih banyak di absorbsi dari feses.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 12. Jakarta :
EGC.

California Department of Health Care Services & California Department of Public


Health. 2013. Cancer of the Ovaries. California

Digiulio, Mary, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Rapha


Publishing.

Manuaba, IBG, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakartan:
EGC

Herdman, Heather T, dkk. (2018-2020). NANDA-I Diagnosa Keperawatan Definisi


dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.

Banjarmasin, 09 Desember 2020

Preseptor Akademik, Ners Muda,

(Suci Fitri Rahayu.,Ns.M.Kep) (Widia Ramadaniat, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai