LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA MUSKOLUSKELETAL

STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT

NIM : 1914901110046
KELOMPOK : 8

PROGRAM STUDI PROFESI NERS A

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
 LAPORAN PENDAHULUAN
TRAUMA MUSKOLUSKELETAL
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang berperan dalam menunjang, melindungi, dan menggerakan
tubuh. Trauma pada sistem kerangka tubuh merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
cedera oleh salah satu sebab. ( Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015).

Penatalaksanaan
Definisi: Sistem muskuloskeletal
adalah sistem yang berperan dalam
1. Tinggikan daerah
menunjang, melindungi, dan
injury, Gips, Berikan
menggerakan tubuh.
kompres dingin
2. Lakukan pembalutan,
Trauma pada sistem kerangka tubuh
istirahat
merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami cedera oleh salah 3. Hindari benturan di
satu sebab .(Sylvia A. Price dalam daerah cedera pada saat
NANDA NIC-NOC 2015). beraktivitas

Nyeri akut Kerusakan integritas kulit Hambatan mobilitas fisik

Etiologi : Definisi: Definisi:
Pemeriksaan
Definisi: Perubahan atau gangguan Keterbatasan pada pergerakan fisik
1. Cedera dari trauma muskuloskeletal
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak epidermis dan atau dermis. tubuh atau Penunjang
satu atau lebih
biasanya memberikan disfungsi Batasan Karakteristik: esktrimitas secara mandiri dan
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
yang struktur
aktual ataudisekitarnya dan digambarkan
potensial atau struktur dalam hal 1.Kerusakan lapisan kulit (dermis) terarah. 1. Computed Tomography
pada bagian yang dilindungi
kerusakan sedemikian rupa dan berlangsung atau ≤6 bulan. 2.Gangguan permukaan kulit ( CT-Scan ),
Batasan Karakteristik:
disangganya.
Batasan karakteristik: (epidermis) 2. Magnetic
1.Penurunan waktu reaksi Resonance
2. Gangguan
1.Perubahan muskuloskeletal
frekuensi pernapasan yang Faktor Berhubungan: 2.Kesulitan membolak-balik posisi
paling sering terjadi
2.Mengekspresikan perilakuakibat
misalsuatu
gelisah, merengek, 1.Internal: 3.Keterbatasan kemampuan
a. Zat kimia,radiasi, melakukan keterampilan motorik
menangis
trauma muskuloskeletal adalah RENCANA ASUHAN
hipertermia halus
3.Melaporkan nyeri secara
kontusi,strain, verbal
sprain, disloksasi KLIEN DENGAN LUKA
2.Internal: 4.Ketidakstabilan postur
FaktordanBerhubungan:
subluksasi serta fraktur. BAKAR :
a. Perubahan status cairan, 5.Pergerakan lambat
1.Agen cedera (biologis, zat kimia, fisik, psikologis) perubahan pigmentasi, 1. Pengkajian
Faktor Berhubungan: terdiri
NOC: gangguan sensasi akibat dari:
1.Intoleransi aktivitas
1.Pain level fraktur terbuka, pemasangan a. Biodata
2.Gangguan muskuloskletal lengkap
Manifestasi
2.Pain control Klinis: traksi. 3.Gangguan neuromskuler klien
1. Nyeri,levelbengkak dan perubahan
3.Comfort NOC: NOC: b. Keluhan utama
warna. Tissue integrity: skin and mucous c. Riwayat
Joint movement: active penyakit
Kriteria Hasil:
Membranes Mobility level sekarang
2. Hiperkalemia
1.Mampu mungkin
mengontrol nyeriterjadi padapenyebab nyeri,
(tahu
kerusakan tehnik
menggunakan jaringan yang luas dan
nonfarmakologi untuk mengurangi Hemodylis akses Self care:ADLs d. Riwayat penyakit
Kriteria Hasil: Transfer performance masa lalu
kehilangan
nyeri, darah yang banyak
mencari bantuan)
2.Melaporkan nyeri berkurang 1. Integritas kulit yang baik bisa Kriteria Hasil: e. Riwayat penyakit
(Brunner & Suddart,2010 ) dengan menggunakan dipertahankan (sensasi, 1. Klien meningkatkeluargadalam
manajemen nyeri
3.Mampu mengenali nyeri skala, intensitas, frekuensi dan elastisitas, temperatr, hidrasi, aktivitas fisik f. Pemeriksaan
pigmentasi) 2. Mengerti ekstremitasdari
tujuan atas dan
tanda nyeri bawah
4.Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 2. Perfusi jaringan baik peningkatan mobilitas
3. Menunjukan pemahaman dalam Skala aktivitas:
3. Memverbalisasikan perasaan
NIC:
Komplikasi : Keterangan: kekuatan
Pain management proses perbaikan kulit dalam meningkatkan
Cedera saraf, Kekakuan NIC 1 = Mandiri
dan kemampuan berindah
1.Lakukan pengkajian otot,
sendi,Kelemahan nyeri secara
tidak komfrehensif 2=Memerlukan bantuan dan
Pressure Management NIC
termasuk lokasi,
sempurnanya karakteristik,
fungsi alat tubuh.durasi, frekuensi, kuslitas 1. Anjurkan pasien menggunakan Exercise therapy:pengawasan
ambulation orang
dan faktor presipitasi. pakaian longgar 1. Monitoring vital lain.sign sebelum
2.Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk 2. Jaga kebersihan kulit agar ttap dan sesudah 3=Memerlukan
latihan dan bantuan
lihat atau
DiagnosaKeperawatan:
mengetahui pengalaman nyeri pasien bersihdan kering respon pasien pengawasan
saat latihan atau
Intervensi
3.Pilih Keperawatan
dan lakukan penanganan nyeri( farmakologis, non 3. Mobilisasi pasien (ubah posisi 2. Konsultasikanbimbingan
dengan sederhana
terapi
farmakologis
1. Nyeri akut.dan interpersonal) pasien setiap dua jam sekali) 4=Memerlukan
fisik tentang bantuan dan
rencana ambulasi
4.Ajarkan tentang teknik
2. Kerusakan nonkulit.
integritas farmakologis Insision Site Care pengawasan orang lain
sesuai dengan kebutuhan
3. Gangguan
5.Kolaborasi mobilitas
pemberian fisik
analgesik. 1. Membersihkan, memantau dan 3. Ajarkan pasiendan alatkeluarga
dan
4. Resiko tinggi infeksi meningkatkan tentang tehnik ambulasi
5. Kurang pengetahuan. prosespenyembuhan pada luka 4. Dampingi dan batu pasien saat
6. Gangguan pola tidur yag ditutup dengan jahitan, klip mobilisasi dan bantu penuhi
7. Kekurangan volume cairan atau straples kebutuhan ADLs.
2. Monitor tanda gejla infeksi 5. Ajarkan pasien bagaimana
pada area insisi. merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T Heather. 2018. NANDA-NIC-NIC. Jakarta. EGC.

Muttaqin, Arif. 2010. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta : Salemba Medika
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Sjamsuidajat,. 2016. Indonesian Medical Iducation And Research Institute. Jakarta. RSCM.
Universitas Indonesia.