Oleh:
Miftakhul Jannah, S.Kep
NIM. 202093120017
NIM : 202093120017
Klasifikasi
Etiologi
1. Tingkat 0 : fraktur biasa dengan tingkat sedikit
1. Cedera Traumatik
atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya
2. Faktor Patologik Definisi 2. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau
memar kulit dan jaringan subkutan
Fraktur adalah diskontinuitas atau kepatahan 3. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan
Manifestasi Klinis tulang baik bersifat terbuka atau tertutup. Close kontusio jaringan lunak bagian dalam &
fraktur adalah fraktur tidak terdapat hubungan
pembengkakakan
1. Nyeri antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut
juga fraktur bersih karena kulit masih utuh tanpa
4. Tingkat 3 : cedera berat dengan kerusakan
2. Hilangnya fungsi ekstremitas jaringan lunak yang nyata dan ancaman
komplikasi.
3. Deformitas sindroma kompartement
4. Pemendekan ekstremitas atas karena
kontraksi otot yang melekat di atas dan
di bawah tempat fraktur Komplikasi Penatalaksanaan
5. Krepitasi 1. Syok Pengelolaan Langsung
6. Pembengkakan 2. Sindrom emboli lemak 1. Pasang bidai sebelum memindahkan pasien
7. Perubahan warna lokal pada kulit. Hal 3. Sindrom Kompartement 2. Tinggikan ekstremitas untuk menghindari
tersebut terjadi akibat trauma dan 4. Kerusakan arteri oedem
perdarahan pada fraktur. Tanda ini dapat 5. Infeksi 3. Kirim pasien untuk pertolongan emergency
6. Avaskuler nekrosis 4. Pantau daerah yang cedera dalam waktu yang
terjadi beberapa jam atau beberapa hari
pendek untuk sedini mungkin dapat melihat
setelah cedera.
perubahan warna, suhu
5. Memberikan toxoid tetanus bila patah tulang
komplikata
Pemeriksaan Penunjang 6. Kompres dingin untuk menekan perdarahan,
Pemeriksaan Radiologi oedem dan nyeri
1. Sinar X 7. Obat pereda nyeri (aspirin dan narkotik)
2. CT Scan Terapi Sekunder:
3. Elektromiografi (EMG) 1. Fiksasi eksternal: gips, bidai
4. Artroskopi 2. Traksi
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI) 3. Fiksasi Internal : paku, plat/sekrup, kawat
6. USG 4. Kombinasi
7. Angiografi
8. Artrografi
PATHWAY CLOSED FRAKTUR
Defenisi : Frraktur tertutup adalah rusaknya kontuinitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang
otot
Tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di serap tulang
Maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontuinitas tulang
FRAKTUR
Putusnya vena arteri Spasme otot Perdarahan lokal Ketidak stabilan posisi fraktur,
apabila organ fraktur di gerakkan
Perdarahan Peningkatan tekanan Hematoma pada daerah
kapiler fraktur
Fragmen tulang yang patah
Kehilangan volume menusuk organ sekitar
cairan Pelepasan histamin Aliran darah kedaerah distal
berkurang atau terhambat
Penurunan perfusi
Gangguan fungsi organ Hambatan Mobilitas Fisik
jaringan Defisit Perawatan Diri
distal
Diagnosis Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas 1. Nyeri Akut
2. Keluhan Utama
2. Risiko Syok
3. Riwayat Penyakit
4. Pemeriksaan laboratorium 3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
5. Pemeriksaan Fisik Perifer
6. Pemeriksaan Radiologi 4. Hambatan Mobilitas Fisik
5. Defisit Perawatan Diri
NOC: NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan hambatan mobilitas pasien dapat teratasi dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan defisit
kriteria hasil: perawatan diri pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Keseimbangan dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu - Masuk dan keluar kamar mandi dari banyak terganggu
- Koordinasi dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu menjadi tidak terganggu
- Cara berjalan dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu - Mandi dengan bersiram dari banyak terganggu menjadi tidak
- Bergerak dengan mudah dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu terganggu
- Mengambil pakaian di lemari dari banyak terganggu menjadi
tidak terganggu
NIC
- Memakai pakaian bagian atas dan bawah dari banyak
terganggu menjadi tidak terganggu
Perawatan Tirah Baring (0740) - Memposisikan diri ke toilet dari banyak terganggu menjadi
tidak terganggu
- Sampai ke toilet dari banyak terganggu menjadi tidak
- Jelaskan diperlukanya tirah baring terganggu
- Tempatkan matras atau kasur secara terapeutik dengan tepat
- Posisikan sesuai body alignment yang tepat
- Gunakan alat di tempat tidur yang melindungi pasien NIC
- Letakan alat di dekat tempat tidur dalam jangkauan yang mudah
- Balikan pasien sesuai dengan kondisi kulit
Bantuan Perawatan Diri (1800)
- Ajarkan latihan di tempat tidur dengan cara yang tepat
- Monitor komplikasi dari tirah baring
- Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
- Monitor kebutuhan pasien terkait dengan laat-alat kebersihan
diri, alat bantu untuk berpakaian, berdandan, eliminasi dan
makan
- Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan
diri mandiri
DAFTAR PUSTAKA
Helmi zairin noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Jakarta: salemba medika.
Herdman, T.H & Kamitsuru, S.2014. Nursing diagnoses definition and classification 2015-
2017.Oxford: Wiley Blackwell
Suratun, & SKM, dkk. 2006. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Suratun, Heryati, dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.