Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CLOSE FRAKTUR

Tanggal 19-24 April 2021

Oleh:
Miftakhul Jannah, S.Kep
NIM. 202093120017

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Miftakhul Jannah, S.Kep

NIM : 202093120017

JUDUL LP : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Close


Fraktur

Banjarbaru, 19-24 April 2021


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns.,M.Kep, Sp.Kep.MB Noor Diani, Ns.,M.Kep, Sp.Kep.MB


NIP.19780317 200812 2 001 NIP.19780317 200812 2 001
LAPORAN PENDAHULUAN CLOSE FRAKTUR

Klasifikasi
Etiologi
1. Tingkat 0 : fraktur biasa dengan tingkat sedikit
1. Cedera Traumatik
atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya
2. Faktor Patologik Definisi 2. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau
memar kulit dan jaringan subkutan
Fraktur adalah diskontinuitas atau kepatahan 3. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan
Manifestasi Klinis tulang baik bersifat terbuka atau tertutup. Close kontusio jaringan lunak bagian dalam &
fraktur adalah fraktur tidak terdapat hubungan
pembengkakakan
1. Nyeri antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut
juga fraktur bersih karena kulit masih utuh tanpa
4. Tingkat 3 : cedera berat dengan kerusakan
2. Hilangnya fungsi ekstremitas jaringan lunak yang nyata dan ancaman
komplikasi.
3. Deformitas sindroma kompartement
4. Pemendekan ekstremitas atas karena
kontraksi otot yang melekat di atas dan
di bawah tempat fraktur Komplikasi Penatalaksanaan
5. Krepitasi 1. Syok Pengelolaan Langsung
6. Pembengkakan 2. Sindrom emboli lemak 1. Pasang bidai sebelum memindahkan pasien
7. Perubahan warna lokal pada kulit. Hal 3. Sindrom Kompartement 2. Tinggikan ekstremitas untuk menghindari
tersebut terjadi akibat trauma dan 4. Kerusakan arteri oedem
perdarahan pada fraktur. Tanda ini dapat 5. Infeksi 3. Kirim pasien untuk pertolongan emergency
6. Avaskuler nekrosis 4. Pantau daerah yang cedera dalam waktu yang
terjadi beberapa jam atau beberapa hari
pendek untuk sedini mungkin dapat melihat
setelah cedera.
perubahan warna, suhu
5. Memberikan toxoid tetanus bila patah tulang
komplikata
Pemeriksaan Penunjang 6. Kompres dingin untuk menekan perdarahan,
Pemeriksaan Radiologi oedem dan nyeri
1. Sinar X 7. Obat pereda nyeri (aspirin dan narkotik)
2. CT Scan Terapi Sekunder:
3. Elektromiografi (EMG) 1. Fiksasi eksternal: gips, bidai
4. Artroskopi 2. Traksi
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI) 3. Fiksasi Internal : paku, plat/sekrup, kawat
6. USG 4. Kombinasi
7. Angiografi
8. Artrografi
PATHWAY CLOSED FRAKTUR

Defenisi : Frraktur tertutup adalah rusaknya kontuinitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang

dan tidak terdapat


Kekerasan langsunghubungan antara fragmen tulang dengan
Kekerasan dunia
tidak luar.
langsung Kekerasan akibat tarikan

otot

Tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di serap tulang

Maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontuinitas tulang

FRAKTUR

Laserasi kulit Perubahan fragmen tulang kerusakan Kehilangan integritas tulang


pada jaringan dan pembuluh darah

Putusnya vena arteri Spasme otot Perdarahan lokal Ketidak stabilan posisi fraktur,
apabila organ fraktur di gerakkan
Perdarahan Peningkatan tekanan Hematoma pada daerah
kapiler fraktur
Fragmen tulang yang patah
Kehilangan volume menusuk organ sekitar
cairan Pelepasan histamin Aliran darah kedaerah distal
berkurang atau terhambat

Syok Hipovolemik Protein plasma Nyeri Akut


hilang Warna jaringan pucat, nadi
lemah , sianosis, kesemutan
Penekanan pembuluh Sindroma kompartemen
edema
darah keterbatasan aktivitas
Kerusakan neuromuskuler

Penurunan perfusi
Gangguan fungsi organ Hambatan Mobilitas Fisik
jaringan Defisit Perawatan Diri
distal

Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer


ASUHAN KEPERAWATAN
STROKE NON HEMORRAGIC /
ISKEMIK

Diagnosis Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas 1. Nyeri Akut
2. Keluhan Utama
2. Risiko Syok
3. Riwayat Penyakit
4. Pemeriksaan laboratorium 3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
5. Pemeriksaan Fisik Perifer
6. Pemeriksaan Radiologi 4. Hambatan Mobilitas Fisik
5. Defisit Perawatan Diri

Nyeri Akut Risiko Syok Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer

NOC: NOC: NOC:


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
24 jam, diharapkan klien risiko syok pasien dapat
Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam
teratasi dengan kriteria hasil:
1x24 jam diharapkan nyeri pasien dapat teratasi diharapkan gangguan perfusi jaringan pasien dapat teratasi
dengan kriteria hasil : dengan kriteria hasil:
Keparahan Syok Hipovolemik (0419)
Perfusi Jaringan: Perifer (0407)
Nyeri Akut: Kontrol Nyeri (1605)
- Penurunan tekanan nadi perifer menjadi normal
(60-100x/m)
- Pengisian kapiler jari
- Mengenal kapan nyeri terjadi - Penurunan tekanan darah menjadi normal
- Suhu kulit ujung kaki dan tangan
- Mengetahui faktor penyebab nyeri (90/60mmHg-120/80mmHg)
- Kekuatan denyut nadi karotis, brakialis, radial,
- Menggunakan tindakan pencegahan nyeri - Meningkatnya laju jantung teratasi
femoralis
- Melaporkan perubahan gejala yang tidak - Nadi lemah dan halus teratasi
- Tekanan darah
- Akral dingin dan lembab menjadi hangat
terkontrol pada profesional kesehatan
- Penurunan tingkat kesadaran
- Melaporkan nyeri yang terkontrol
NIC NIC: NIC:
Manajemen Nyeri (1400) :
Pencegahan Syok (4260) Perawatan Sirkulasi : Insufisiensi Vena (4066)

- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang


meliputi lokasi, karakteristik, durasi, - Monitor terhadap adanya respon kompensasi - Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara
frekuensi, kualitas, intnsitas atau beratnya awal syok (tekanan darah, tekanan nadi komprehensif
melemah, hipotensi ortostatik ringan, - Nilai udem dan nadi perifer
nyeri dan faktor pencetus
pucat/dingin pada kulit, takipnea ringan) - Inspeksi kulit apakah ada luka tekan dan jaringan
- Observasi adanya petunjuk nonverbal - Monitor kemungkinan penyebab kehilangan yang tidak utuh
mengenai ketidaknyamanan terutama pada cairan - Monitor level ketidaknyamanan dan nyeri
mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara - Monitor status sirkulasi (tekanan darah, warna - Lindungi ekstremitas dari trauma
efektif kulit, tempratur kulit, bunyi jantung, nadi dan
- Pastikan perawatan analgesik bagi pasien irama)
dilakukan dengan pemantauan yang ketat - Monitor terhadap adanya tanda ketidakadekuatan
- Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk perfusi oksigen ke jaringan
mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan
penerimaan pasien terhadap nyeri

Pemberian Analgesik (2210)

- Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan


keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
- Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis,
frekuensi obat analgesik yang diresepkan
- Cek adanya riwayat alergi obat
- Pilih analgesik atau kombinasi analgesik ketika
lebih dari satu yang diberikan
- Tentukan analgesik sebelumnya, rute
pemberian dan dosis untuk mencaoai hasil
pengurangan nyeri yang optimal
Hambatan Mobilitas Fisik Defisit Perawatan Diri

NOC: NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan hambatan mobilitas pasien dapat teratasi dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan defisit
kriteria hasil: perawatan diri pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil:

Pergerakan (0208) Perawatan Diri Mandi, Eliminasi, Berpakaian

- Keseimbangan dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu - Masuk dan keluar kamar mandi dari banyak terganggu
- Koordinasi dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu menjadi tidak terganggu
- Cara berjalan dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu - Mandi dengan bersiram dari banyak terganggu menjadi tidak
- Bergerak dengan mudah dari banyak terganggu menjadi tidak terganggu terganggu
- Mengambil pakaian di lemari dari banyak terganggu menjadi
tidak terganggu
NIC
- Memakai pakaian bagian atas dan bawah dari banyak
terganggu menjadi tidak terganggu
Perawatan Tirah Baring (0740) - Memposisikan diri ke toilet dari banyak terganggu menjadi
tidak terganggu
- Sampai ke toilet dari banyak terganggu menjadi tidak
- Jelaskan diperlukanya tirah baring terganggu
- Tempatkan matras atau kasur secara terapeutik dengan tepat
- Posisikan sesuai body alignment yang tepat
- Gunakan alat di tempat tidur yang melindungi pasien NIC
- Letakan alat di dekat tempat tidur dalam jangkauan yang mudah
- Balikan pasien sesuai dengan kondisi kulit
Bantuan Perawatan Diri (1800)
- Ajarkan latihan di tempat tidur dengan cara yang tepat
- Monitor komplikasi dari tirah baring
- Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
- Monitor kebutuhan pasien terkait dengan laat-alat kebersihan
diri, alat bantu untuk berpakaian, berdandan, eliminasi dan
makan
- Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan
diri mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Helmi zairin noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Jakarta: salemba medika.
Herdman, T.H & Kamitsuru, S.2014. Nursing diagnoses definition and classification 2015-
2017.Oxford: Wiley Blackwell
Suratun, & SKM, dkk. 2006. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Suratun, Heryati, dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai