● Melakukan anamnesis:
a. MIST
Mechanism of Injury: Pasien jatuh? Ditusuk? Ditembak?
Injury Sustained: Trauma penyerta?
Sign: Gejala yang dirasakan pasien?
Treatment: Tata laksana yang telah diberikan?
b. AMPLE
Allergy: apakah pasien mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan?
Medication: ditanyakan mengenai obat apa saja yang sedang dikonsumsi pasien saat ini?
Past Illness/Pregnancy: ditanyakan apakah pasien mempunyai riwayat penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, hipertensi, asma, dan penyakit jantung, serta ditanyakan apabila pasien perempuan apakah sedang
hamil atau tidak?
Last meal: tanyakan kepada pasien kapan minum dan makan terakhir?
Event/Environment: ditanyakan bagaimana kondisi lingkungan yang berhubungan saat kejadian trauma
terjadi?
● Melakukan informed consent
● Melakukan primary survei yaitu penilaian ABC dan dilanjut secondary survei
● Menentukan pemeriksaan penunjang yang sesuai: foto polos proyeksi AP dan lateral.
● Menentukan diagnosis kerja: Fraktur terbuka/tertutup – orientasi garis patahan tulang (contoh: transversal,
oblique, comminuted, dll) – letak (1/3 medial, 1/3 tengah, atau 1/3 lateral) – os apa? dextra/sinistra –
komplit/inkomplit
Contoh: Fraktur terbuka oblique 1/3 tengah os tibia dextra komplit
● Melakukan tatalaksana non farmakoterapi meliputi:
a. Melakukan perawatan luka (jika terdapat luka terbuka): irigasi dengan normal saline, kemudian lakukan bebat
tekan dengan menggunakan kassa steril
b. Melakukan pembalutan/pembidaian sesuai dengan keluhan
c. Observasi setelah tindakan: terlalu kencang? Mudah lepas?
● Membatasi gerakan sendi normal? Warna kulit di distal? Fungsi sensorik dan motorik ekstremitas? Pulsasi arteri?
Pengisian kapiler?
● Melakukan tatalaksana farmakoterapi (jika diperlukan):
Analgetik: Ketorolac 30 mg inj IM ATAU Ibuprofen 3x400 mg ATAU Na Diklofenak 3x50 mg
Antibiotik: Ciprofloxacin 2x500 inj IV
ATS 250 U inj IM
● Edukasi pada pasien untuk menjaga stabilitas dan melakukan rujuk (jika diperlukan) ke Sp.OT
Definisi Fraktur terbuka adalah suatu fraktur yang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang,
Terdapat hubungan dengan lingkungan luar tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik yang
bersifat total maupun parsial. Fraktur tertutup
melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi
adalah suatu fraktur yang tidak berhubungan
bakteri dan dapat menimbulkan komplikasi dengan lingkungan luar.
infeksi.
Anamnesis 1. Adanya patah tulang terbuka setelah terjadinya 1. Adanya riwayat trauma (terjatuh, kecelakaan,
trauma dll)
2. Nyeri 2. Nyeri
4. Deformitas 4. Deformitas
5. Bengkak 5. Bengkak
Gerak (move)
Diagnosis Fraktur terbuka transversal 1/3 medial os radius ulna Fraktur tertutup transversal 1/3 medial
dextra komplit
os radius ulna dextra komplit
Derajat I: 1%
Tata Laksana Prinsip penanganan fraktur terbuka: Prinsip penatalaksanaan dilakukan dengan:
1. Semua fraktur terbuka dikelola secara 1. Semua fraktur dikelola secara emergensi
emergensi dengan metode ATLS dengan metode ATLS
2. Lakukan irigasi luka 2. Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai,
3. Lakukan imobilisasi fraktur waspadai adanya tanda-tanda compartemen
4. Pasang cairan dan berikan antibiotika intravena syndrome seperti edema, kulit yang mengkilat
yang sesuai dan adekuat kemudian segera rujuk dan adanya nyeri tekan.
kelayanan sekunder. 3. Rujuk segera kelayanan sekunder
Penatalaksanaan:
● Syok: Infus RL
Kriteria Pasien segera dirujuk setelah kondisi lebih stabil dengan tetap mengawasi tanda vital.
Rujukan