PEWARNAAN BAKTERI seperti protein atau asam nukleat, tergantung dari muatan listrik dari chromogen
dan bagian sel yang akan diwarnai.
Tim Instruktur Praktikum
Pewarna asam bersifat anion, berarti bahwa chromogennya mempunyai
muatan (-). Protein bakteri mempunyai muatan (+) akan terwarnai dengan pewarna
Tujuan : asam. Sedangkan permukaan bakteri biasanya bermuatan (-) sehingga tidak akan
Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan : terwarnai dan bakteri tidak berwarna dengan latar belakang yang berwarna.
1. Memahami teori dasar pewarnaan dan bahan – bahan yang digunakan. Pewarna ini digunakan untuk pewarnaan negatif, misalnya eosin, nigrosin, atau
2. Mengetahui berbagai jenis pewarnaan bakteri. tinta cina. Dapat digunakan untuk mewarnai bakteri yang sukar diberi pewarna
3. Mampu membuat sediaan bakteri untuk pewarnaan. seperti spirochaeta. Pewarna basa seperti kation, berarti bahwa chromogennya
4. Mampu melakukan pewarnaan : pewarnaan Gram dan pewarnaan tahan asam. bermuatan (+) sehingga akan berikatan erat dengan bagian sel yang bermuatan (-),
5. Mampu menjelaskan gambaran morfologi bakteri berdasarkan pewarnaan. misalnya asam nukleat. Contoh pewarna ini adalah methylen biru.
Beberapa macam pewarnaan ialah sebagai berikut :
PENDAHULUAN 1. Pewarnaan sederhana : menggunakan bahan pewarna tunggal. Pewarnaan ini
Melihat mikroba dalam keadaan hidup sangatlah sulit, karena ukurannya digunakan untuk menunjukkan morfologi dan susunan
sangat kecil, transparan serta tidak berwarna. Untuk dapat melihatnya perlu bakteri.
dilakukan pewarnaan. Secara kimiawi, bahan pewarna terdiri dari cincin benzene 2. Pewarnaan differensial, digunakan untuk :
ditambah chromophore dan grup auxochrome. a. Membedakan kelompok bakteri, misalnya pewarna Gram dan pewarna tahan
Benzene : suatu pelarut organik yang tidak berwarna. asam.
Chromophore : suatu grup bahan kimiawi yang dapat memberi warna kepada b. Memperlihatkan struktur bakteri, misalnya pewarna untuk flagella, spora,
benzene, yang keduanya disebut sebagai chromogen, tetapi bukan kapsul dan inti bakteri.
bahan pewarna. Pewarnaan differensial yang sering digunakan dalam laboratorium
Auxochrome : bahan kimiawi yang mampu melakukan ionisasi dari chromogen mikrobiologi klinik ialah pewarna Gram, yang penting dalam klasifikasi bakteri dan
(untuk membentuk garam) dan berikatan dengan serabut atau merupakan tahapan awal untuk identifikasi. Pewarnaan Gram menggunakan 4
jaringan. Bentuk baru dari ketiga bahan ini barulah merupakan macam reagen yang digunakan secara berurutan. Bahan pertama disebut sebagai
bahan pewarna. pewarna primer (primary stain), untuk memberi warna semua bagian sel. Bahan
Misalnya : benzene (tidak berwarna) + nitrit (chromophore) menjadi kedua disebut bahan penguat (mordant) untuk mengikat pewarna primer. Bahan
trinitrobenzene (chromogen) yang berwarna kuning dan + ketiga disebut bahan pelarut (decolorizing agent), tergantung dari susunan kimiawi
auxochrome maka menjadi trinitrohydroxybenzene (picric acid); sel; akan melarutkan sebagian atau seluruh pewarna primer. Bahan keempat disebut
suatu bahan pewarna yang berwarna kuning. counterstain yang memberikan warna kontras terhadap pewarna primer. Bila
pewarna primer tidak luntur, maka bagian sel tersebut tidak akan terwarnai lagi,
sedangkan bagian yang luntur yang akan terwarnai dengan pewarna ketiga sehingga - Inti (Feulgen)
akan didapatkan kontras dari bagian – bagian sel bakteri. - Fungi (KOH, Tinta Parker)
- Giemsa
- DNA (EtBr)
Bahan pertama
Bahan ketiga
dicuci menggunakan sabun dan air kemudian dibilas dengan alkohol 95% atau
dapat dilakukan dengan diatas api lampu spirtus 2-3 kali dan dilap dengan kertas
Bahan keempat
tisu sampai lemak hilang.
‘ 2. sterilkan ose (inceneration) dengan cara memanaskan di atas nyala api sampai
Gambar 1. Pewaranaan Gram merah membara, jauhkan dari api tunggu sampai dingin, setelah dingin
KLASIFIKASI PEWARNAAN menggunakan ose tersebut.
1. Pewarnaan sederhana (simple staining) : 3. Pewarnaan
a. Pewarnaan negatif (negative staining) A. Dari biakan bakteri cair (suspensi), secara aseptis ambil satu atau dua tetes
- Burri (Tinta Cina/Tinta India) letakkan pada permukaan glas objek, ratakan 1x1 cm/ ϴ 1 cm dan letakkan
- Nigrosin diatas meja porslein hingga kering.
- Congo red B. Dari biakan koloni bakteri pada media agar, dengan cara letakkan 1 tetes
b. Pewarnaan positif (positive staining) NaCl steril ditengah glas objek, dan ambil bakteri menggunakan
- Methylen blue menggunakan ujung ose steril kemudian dilarutkan pada NaCl Fisiologi 0,9
- Air Fuchsin % pada glas objek.
- Carbol Fuchsin 4. Pewarnaan BTA
- Crystal violet Ambil Spesimen sputum bagian yang menggumpal menggunakan batang lidi
2. Pewarnaan kompleks : dan letakkan pada objek glass, kemudian diratakan dengan cara memutar
a. Pewarnaan differensial ose/batang lidi sampai 2/3 objek glass terpenuhi (untuk pewarnaan BTA)
- Gram 5. Fiksasi sediaan dengan cara melalukan sediaan (yang sudah kering di udara) 2 –
- Ziehl Nielsen 3 kali di atas nyala api. Fungsi fiksasi untuk melekatkan bakteri pada objek glass
b. Pewarnaan khusus (dengan terjadi koagulasi protein) dan mematikan bakteri.
- Spora (Klein) 6. Sediaan siap diberi warna
- Flagella (Gray)
- Granula (Neisser)
- Kapsul (Gin Burri)
9. Sediaan dikeringkan dengan meletakkan miring objek glass diatas kertas saring
dan setelah kering diamati dengan mikroskop pada pembesaran lensa obyektif
Gambar 2. Pewarnaan Ziehl Neelsen
100x menggunakan minyak emersi.
Bahan pewarna
Carbol fuchsin : Basic fuchsin 4 g.
Larutan fenol 5% (dalam air) 1000 ml.
Alkohol absolut 100 ml.
Larutan alkohol asam 3% (HCl dalam alkohol absolut).
Methylen Blue 1%.