Anda di halaman 1dari 30

BAGIAN MIKROBIOLOGI FK UMI

Dasar Diagnostik Pemeriksaan


Mikrobiologi

MARZELINA KARIM
APA ITU MIKROBIOLOGI?
Mikrobiologi berasal dari kata:
Micros = kecil/renik, Bios = hidup, Logos = Ilmu

Mikrobiologi adalah ilmu biologi yang mempelajari makhluk


hidup yang berukuran kecil  “mikroorganisme”
STRUKTUR BAKTERI
MORFOLOGI BAKTERI
Pada umumnya sel bakteri berukuran sangat kecil
(mikroskopis) dan bervariasi, yaitu 1,0 - 5,0 x 0,5 - 1,0
μm, diameter 0,6 - 3,5 μm.
• Ada cukup banyak jenis bakteri yang ada
di alam. Oleh karena itu, diperlukan proses
identifikasi dengan menentukan morfologi,
struktur dan sifat-sifat yang khas dari
bakteri.

• Bakteri umumnya tidak berwarna dan


hampir tidak terlihat karena kurang
kontras dengan air dimanapun mereka
disuspensikan.

• Karena itu dibutuhkan adanya pewarnaan


untuk melihat bakteri dengan sangat jelas
baik untuk pengamatan struktur luar dan
dalam, mengetahui sifat fisik, kimia
maupun morfologi keseluruhan dari
bakteri.
PEWARNAAN
Zat warna dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan sifat muatannya

Pewarna Basa Pewarna Asam


Yang terdiri dari Yakni eosin, rose
methylen blue, bengal, acid
basic fuchsin, fuchsin yang
crystal violet, memiliki muatan
safranin yang negatif 
memiliki muatan
positif
PEWARNAAN
1. Pewarnaan Sederhana
• Pewarnaan yang menggunakan 1 macam zat pewarna saja
• Untuk membedakan berbagai morfologi bakteri dan koloni
• Zat yang digunakan memberikan kontras antara bakteri dan latar
belakang karena bersifat basa dan alkalin (komponen
kromoforiknya) bermuatan positif), sedangkan sitoplasma bakteri
bersifat basofilik (suka terhadap basa) sehingga terjadilah gaya
tarik antara komponen kromofor pada pewarna dengan sel
bakteri
• Reagen yang digunakan
Carbol Fuchsin: Merah
Methylen Blue Biru
Crystal Violet Ungu
Prosedur Pewarnaan Sederhana
1. Siapkan kultur bakteri yang akan diwarnai
2. Secara asepsis ambil 1 ulasan jarum ose
kultur bakteri pada permukaan kaca preparate
3. Ratakan hingga tidak ada ulasan yang
menumpuk
4. Fiksasi panas dengan cara melewatkan kaca
preparat diatas api bunsen sebanyak 3 kali
5. Teteskan zat pewarna diseluruh permukaan
ulasan
6. Tunggu pewarna agar meresap pada dinding
sel bakteri. Methylene Blue (1-2 menit),
Crystal Violet (30 detik) dan Carbol Fuchsin
(20 detik).
7. Bilas dengan air mengalir, dan keringkan
dengan kertas saring
8. Teteskan 1 tetes minyak emersi, lalu lihat di
bawah mikroskop dengan pembesaran 100x
Carbol fuchsin

Crystal Violet

Methylen Blue
2. Pewarnaan Negatif

- Pewarnaan negatif dilakukan pada bakteri yang sukar


diwarnai oleh pewarna sederhana.
- Pewarnaan negatif bertujuan untuk memberi warna gelap pada latar
belakang dan bukan memberi warna pada sel bakteri. Hal tersebut
dapat terjadi karena pada pewarnaan negatif, pewarna yang
digunakan bersifat asam dan memiliki komponen kromoforik yang
bermuatan negatif, yang juga dimiliki oleh sitoplasma bakteri.
Sehingga pada pewarnaan negatif ini, pewarna tidak dapat
menembus dinding sel  sel bakteri terlihat transparan (tembus
pandang).
Reagen:
- Larutan
Nigrosin
- Tinta India
- Eosin
Prosedur Pewarnaan Negatif

1. Teteskan 1 tetes tinta cina / negrosine pada kaca obyek.


2. Ambil sedikit bakteri secara aseptik lalu suspensikan pada zat warna.
3. Dibuat apusan setipis mungkin
4. Dikeringkan di udara (tanpa fiksasi) kemudian diperiksa dengan mikroskop
Keuntungan & Kerugian Pewarnaan Negatif
● Keuntungannya adalah sel mudah
dilihat karena kontras dengan latar
belakangnya.

● Kerugian pewarnaan negatif adalah


susah dilakukan karena butuh
keterampilan dan pengalaman pada
saat pembuatan apusan. Kalau terlalu
di tekan maka pewarna akan terlalu
tipis, jika tidak di tekan maka hasilnya
akan terlalu tebal dan pada akhirnya
sulit untuk mengamati sel bakteri.
3. Pewarnaan Differensial
Pewarnaan Gram
- Pewarnaan Gram merupakan suatu teknik pewarnaan untuk
membedakan jenis bakteri berdasarkan sifat kimiawi dan
fisik dinding sel yang berupa peptidoglikan.

- Perbedaan struktur peptidoglikan pada dinding sel bakteri


akan memberikan perbedaan warna. Perbedaan ini akan
mengklasifikasikan bakteri menjadi 2 kelompok utama, yaitu
kelompok bakteri Gram positif (+) dan Gram negatif (-). 

- Reagen yang digunakan:


Crystal Violet (Primer)
Interpretasi:
Lugol/Iodin (Pengikat)
Gram + : Ungu
Alkohol 96% (Peluntur)
Gram - : Merah
Safranin (Zat Kontras)
Prosedur Pewarnaan Gram
Pewarnaan Tahan Asam

Metode Ziehl Neelsen (Hot Stain) Metode Tanzil / Kinyoun-Gabbet (Cold Stain)
Reagen: Reagen:
-Carbol Fuschin, -Kinyoun (alkali fuchsin, fenol,
-Alkohol, alkohol 95%, dan aquades)
-Methylen Blue -Gabbet (H2SO4 96%, Alkohol murni,
Methylen blue, dan aquades)
Bakteri tahan asam akan berwarna merah karena
Metode Kinyoun-Gabbet tidak perlu dilakukan pemanasan
menyerap pewarna karbol fuchsin yang dipanaskan,
karena pada saat pemanasan dinding sel bakteri yang karena pada pewarna Kinyoun terdapat alkali fuchsin
memiliki banyak lemak membuka sehingga pewarna
dengan konsentrasi yang tinggi, sehingga walau tanpa
dapat terserap. Namun tidak dapat dilunturkan dengan
asam alkohol karena pada saat suhu normal lemak pada pemanasan dapat menghilangkan lapisan lilin pada
dinding sel bakteri kembali menutup, sehingga ketika
dinding sel bakteri tahan asam.
diwarnai dengan pewarna tandingan, yaitu Methylene
Blue, warnanya akan tetap merah.
Prosedur Pewarnaan Tahan Asam (ZN)
Sediakan preparat

Fiksasi 3x diatas spiritus

Genangi sediaan dengan Karbol fuchsin

Dilakukan pemanasan dengan spiritus (jangan sampai kering)

Diamkan 5 menit, lalu bilas dengan asam alcohol sampai tergenang

Digenangi methylene blue 1—20 detik

Sediaan dibilas dengan air mengalir

Keringkan sediaan pada rak pengering
Interpretasi:
BTA + : Merah
BTA - : Biru
Latar: Biru
4. Pewarnaan Struktural
PEWARNAAN SPORA • Endospora mampu `berkecambah`
kembali menjadi sel vegetatif yang
• Spora adalah alat pelindung yang aktif bila kondisi lingkungan telah
dikeluarkan bakteri bila keadaan kembali normal.
sedang tidak menguntungkan untuk
dirinya (disebut endospora, karena • Endospora memiliki dinding yang
dihasilkan bakteri di dalam tubuhnya) sangat tebal dan kompleks sehingga
resisten terhadap kondisi ekstrim
• Tidak semua bakteri memiliki spora, lingkungan, sehingga diperlukan
umumnya bakteri yang berbentuk pewarnaan tertentu yang dapat
batang yang bisa menghasilkan menembus dinding tebal spora.
spora
• Reagen:
• Bertujuan untuk mengamati dan - Malachite green 5%
mempelajari spora yang dimiliki oleh - Safranin 0,5%
bakteri tertentu - Air
Prosedur Pewarnaan Spora – Schaeffer Fulton
Sediakan kaca benda

Fiksasi 3x diatas spiritus

Teteskan aquades diatas kaca benda tersebut

Secara aseptik inokulasi biakan bakteri yang akan diamati diatas tetesan aquades kemudian
ratakan perlahan-lahan

Ambillah kaca benda lain lalu geserkan biakan di kaca benda pertama hingga rata, lalu tunggu
hingga mengering

Fiksasi diatas api Bunsen/spiritus dengan cepat

Teteskan larutan malachite green di atas sediaan lalu panaskan sediaan di atas api Bunsen
(jangan sampai kering)

Bila sudah dingin, bilas dengan air mengalir

Teteskan larutan safranin diatas sediaan tersebut dan biarkan selama 3 menit, lalu bilas dengan
air mengalir

Keringkan dengan kertas saring, amati di mikroskop
Interpretasi:
Bakteri: Merah
Spora: Hijau
Latar: Merah
PEWARNAAN KAPSUL Prosedur Pewarnaan Kapsul

• Kapsul merupakan lendir yang menjadi 1. Sediakan 1 kaca objek steril


bahan kental yang mengelilingi dinding 2. Fiksasi diatas api Bunsen
sel bakteri 3. Letakkan 1 ose biakan bakteri dan
1 tetes tinta cina/negrosin
• Metode pewarnaan kapsul ada 4: 4. Campurkan kedua suspensi tersebut
- Metode Burry gins dengan kaca objek lain hingga
Reagen: Negrosin, Carbol fuchsin homogen
- Metode Hiss 5. Keringkan dan fiksasi dengan cepat
Reagen: Basic Fuchsin (dengan 6. Genangi karbol fuchsin diatas kaca
pelarut alkohol) objek selama 1 menit
- Metode Welch 7. Sisa cat dibuang dan sediaan
Reagen: Carbol Fuchsin (dengan dikeringkan dengan diangin-anginkan
pencuci NaCl) atau kertas saring
- Metode Anthony: Krystal Violet 8. Amati dibawah mikroskop
(dengan pencuci CuSO4 20%)
Interpretasi:
Kapsul bakteri tidak berwarna,
badan bakteri berwarna merah,
latar belakang sedikit hitam.
PEWARNAAN GRANULA Prosedur Pewarnaan Granula

• Ada beberapa metode pewarnaan 1. Sediakan 1 kaca objek steril


granula, diantaranya adalah Loeffler, 2. Fiksasi diatas api Bunsen
Albert dan Neisser. 3. Letakkan 1 ose biakan bakteri di
• Granula metakromatik tidak hanya tengah kaca objek, tunggu sampai
ditemukan pada Corynebacterium kering
diphteriae tetapi juga di beberapa bakteri 4. Fiksasi diatas api Bunsen
selain bakteri tersebut, fungi, algae, dan 5. Sediaan digenangi dengan Neisser A
protozoa. selama 60 detik, lalu buang
• Metode Neisser 6. Sediaan digenangi dengan Neisser B
Reagen: selama 10 detik, lalu buang
- Neisser A (metilen blue, alkohol 96%, 7. Sediaan digenangi dengan Neisser C
asam pekat dan aquades) selama 10 detik, lalu buang
- Neisser B (kristal violet, alkohol 96%, 8. Bilas dengan air mengalir, keringkan
dan aquades) 9. Amati dibawah mikroskop
- Neisser C (crysoidine dan aquades).
Pada metode neisser, granula
bakteri berwarna biru gelap
atau biru hitam (warna dari
neisser A ditambah neisser B),
sedangkan sitoplasma bakteri
berwarna kuning kecoklatan
(warna dari neisser C).
PEWARNAAN FLAGELLA Metode Pewarnaan Gray

• Prinsip pewarnaan flagella adalah Dengan memberikan suspense koloid dari


membuat organel tersebut dapat dilihat tannic acid sald yang akan mengendap
dengan cara melapisinya dengan pada flagella sehingga diameter flagella
mordant dalam jumlah yang cukup. lebih besar dan kemudian diwarnai
• Tujuan pewarnaan ini adalah untuk dengan carbol fuchsin. Flagel dapat
mengetahui ada atau tidaknya flagel dilihat dengan mikroskop cahaya
pada bakteri
• Dua metode pewarnaan flagella, yaitu
metode Gray dan metode Leifson.
• Reagen:
- Kristal violet (pewarna utama)
- Asam tannic / Alumunium kalium sulfat
(mordant/penguat)
Thanks
!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai