Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN & PERUNDANGAN

YANG TERKAIT

UU No. 23 Tahun 1992 : Kesehatan


Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya. Pemerintah bertugas mengatur,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya keschatan. Pemerintah bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

UU No. 13 Tahun 2003 : Ketenagakerjaan


Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau
di luar negeri.
 Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif,
serta adil, dan setara tanpa diskriminasi.

UU No. 23 Tahun 1993 : Pokok Kesehatan


Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya. Pemerintah bertugas mengatur,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya keschatan. Pemerintah bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

UU No. 3 Tahun 1992 : Asuransi Kesehatan


 Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja

UU No. 13 Tahun 2003 : Tentang Ketenagakerjaan


(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam
 Ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh.

PP No. 32 Tahun 1996 : Tenaga Kesehatan


(1) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi tenaga kesehatan.
(2) Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam :
 Ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
 Ayat (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut oleh Menteri.

KEPPRES No. 22 Tahun 1993 : Penyakit yang


Timbul Akibat Hubungan Kerja
Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak
mendapat jaminan Kecelakaan Kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun
setelah hubungan kerja berakhir.

KEPPRES No. 7 Tahun 1999 : Wajib Akibat


Hubungan Kerja
a. bahwa pemberian fasilitas Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1996 merupakan upaya untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional sehingga pelaksanaannya harus sesuai
dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut

b. bahwa untuk maksud tersebut dipandang perlu untuk mengatur kriteria penilaian
pemberian fasilitas perpajakan dibidang usaha industri tertentu dengan Keputusan
presiden
KEPMENAKER No. 2 Tahun 1980 : Pemeriksaan
Kesehatan
Pengurus perusahaan/pengusaha wajib membuat pedoman pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja baik pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus sebagaimana tercantum
pada Permenakertrans No. PER. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja.

KEPMENAKER No. 51 Tahun 1999 : Ambang


Batas Faktor Fisik
A. Bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja. perlu ditetapkan Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di tempat Kerja;
B. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

KEPMENAKES No. 1075/MENKES/SK/VII/2003 :


Pedoman SIM Kesehatan Kerja
a. bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pekerja, dilakukan pelayanan kesehatan kerja oleh unit
pelayanan kesehatan;
b. bahwa data dan informasi kesehatan kerja yang diperlukan
untuk fungsi-fungsi manajemen belum dapat diperoleh dari
sistem pencatatan dan pelaporan yang telah ada di puskesmas
saat ini;
c. Bahwa Sistem pencatatan dan pelaporan yang ada pada unit
pelayanan kesehatan tersebut belum menampung tentang
pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja;
d. bahwa sehubungan dengan huruf a, b dan c tersebut perlu
disusun Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja yang
ditetapkan dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
KEPMENAKES No. 1457/MENKES/SK/X /2003 :
Standar Minimal BID. Kesehatan
a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (4) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 2000 Pemerintah mempunyai kewenangan untuk menetapkan pedoman standar
pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota;
b. bahwa dalam rangka desentralisasi, Daerah diberi tugas, wewenang, kewajiban dan
tanggung jawab menangani urusan pemerintahan tertentu;
c. bahwa Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia
Nomor 1747 /Menkes Kesos/SK/12/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan
Minimal dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota tidak sesuai lagi;
d. bahwa sehubungan butir c tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan kembali Standar
Pelayanan Minimal bidang Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Keputusan Menteri
Kesehatan.

KEPMENKES No. 1458/MENKES/SK/XII/2003 :


TGG Standar Pelayanan Kesehatan Dasar
(1) Keputusan menteri kesehatan RI tentang standar pelayanan kesehatan kerja dasar
(2) Standar pelayanan kesehatan kerja dasar sebagaimana dimaksud dalam dictum
pertama, tercantum dalam lampiran keputusan ini.
(3) Standar pelayanan kesehatan kerja dasar sebagaimana dimaksud dalam dictum
kedua merupakan acuan bagi isntitusi Pos UKK, Poliklinik perusahaan atau klinik
yang setara dengan puskesmas guna memberikan pelayanan kesehatan kerja dasar
yang ada di wilayah kerjanya masing-masing.
(4) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja dasar
dilaksanakn oleh sekretarias Jenderal dinas Kesehatan Provinsi dan Dias Kesehatan
Kabupaten/Kota.
(5) Keputusan ini berlaku pada tanggal yang di tetapkan

KEPMENKES 128/MENKES/SK/II/2004
KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS
(1) Keputusan menteri kesehatan tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masnyarakat
(2) Kebijakan dasar puskesmas sebagaimana dimaksud dictum pertama tercantum dalam
lampiran keputusan ini
(3) Kebijakan dasar sebagaimana dimaksud di dictum kedua agar digunakan sebagai
pedoman oleh pemerintah Kabupaten//Kota dalam penyelenggaraan pusat kesehatan
masyarakat
(4) Keputusan ini berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dengan ketentuan apabila di
kemudian hari terdapat kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
KEPMENKES 130/MENKES/SK/II/2004/SISTEM
KESEHATAN NASIONAL
(1) Bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan dan memadukan
berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langka guna menjamin tercapai
tujuan pembangunan.

PERMENAKERTRANS 04/1987 P2K3


(1) Tempat kerja ialah setaiap ruangan atau lapangan, terbuka atau tertutup, bergerak atau
tetap dimana tenaga kerja melakukan pekerjaan atau sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha, dan diaman terdapat sumber-sumber bahaya.
(2) Pengurus adalah orang ditunjuk untuk memimpin langsung suatu kegiatan kerja atau
bagiannya yang berdiri sendiri
(3) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh Menteri tenaga kerja dan berfungsi membantu
pimpinana perusahaan untuk meyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan kerja,
higene perusahaan dan kesehatan kerja, membantu pengawasan ketentua ketentuan
peraturan perundang bidang K3
(4) Panitia pembina K3 yang selanjutnya disebut P2K3 ialah badan pembantu ditempat kerja
yang meruakan wadah kerja sama anatra pengusaha dan pekrja untuk mengembangkan
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan Kerja.

UU NO.23 /1992 KESEHATAN


(1) .Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat perseorangan,kekeluargaan dan lingkungannya
(2) Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa,dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
(3) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

UU NO. 13/2003 KETENAGAKERJAAN


(1) Pwngusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberi
perlindungan sesuai dengann jenis dan derajat kecacatannya
(2) Pemberian perlindungan sebagaimana dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku`

UU NO. 23/93 POKOK KESEHATAN


(1) Perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan di pindahkan ke tempat kerja
baru

UU NO.3/92 ASURANSI KESEHATAN


(1) Konstruksi hubungan hukum kesehatan dan bagaimana hukum kesehatan dan
bagaimana tanggung jawab penanggung menurut UU yang berlaku`

UU NO 13/2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN
(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilsn ysng memenuhi kehidupan
yang layak bagi kemanusiaan

PP NO 32/1996 TENAGA KESEHATAN


(1) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi tenaga kesehatan

KEPPRES NO 22/1993 PENYAKIT YANG


TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA
(1) Setiap tenaga kerja yang menderita pemyakit yang timbul karena hubungan kerja
berhak mendaoat jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan
kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI No.48


TAHUN 2016 TENTANG STANDAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PERKANTORAN
Peraturan standar K3 perkantoran ditujukan sebagai acuan bagi pimpinan kantor dan
pengelola gedung dalam menerapkan pelaksanaan K3 di perkantoran untuk
mewujudkan kantor yang sehat aman dan nyaman serta kariawan yang sehat, selamat,
bugar, berkinerja dan produktif.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO.
70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR DAN
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KERJA INDUSTRI
(1) Mewujudkan kualitas lingkungan kerja industry yang sehat dalam rangka
menciptakan pekerja yang sehat dan produktif
(2) Mencegah timbulnya gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja
(3) Mencegah timbulnya pencegah timbulnya pencemaran ligkungan akibat kegiatan
industry

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 66


TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT
1)keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi kecelakaan
kerusakan dalam segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, Maupun yang
berhubungan dengan peraltan, objek kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja
secara langsung maupun tidak langsung.
(2) Kesehatan kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
yang setinggi-tinggi bagi pekerja di semua jabatan
(3) K3 rumah sakit yang selanjutnya diseingkat K3RS Adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi K3 bagi SDM Rumah Sakit, Pasien, Pendamping pasiean,
pengunjung Maupun Lingkungan rumah sakit melelalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibta kerja dalam rumah sakit.
(4) Rumah Sakit adalah institusi pelayan kesehatan yang menyelanggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang mnyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat`

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 57


TAHUN 2016 TENTANG RENCANA AKSI
NASIONAL PENGENDALIAN DAMPAK
KESEHATAN AKIBAT PAJAN MERKURI
TAHUN 2016-2020
(1) Bahwa merkuri merupakan salah satu bahan kimia yang persisten dan bersifat
bioakunulatif dalam ekosistem sehingga memberikan dampak negative bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.
(2) Bahwa Indonesia saat ini telah terindentifikasi dalam penggunaan merkuri di
bidang industri terutama industri kecil yang memberikan kontribusi pencemaran
merkuri yang cukup tinggi sehingga perlu dilakukan upaya pengurangan dan

penghapusan merkuri di Indonesia..

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
DITERBITKAN OLEH DIREKTORAT
KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN
KESEHATAN MASYARAKAT KEMENKES RI
2016

PEDOMAN ERGONOMI PERKANTORAN


DITERBITKAN OLEH DIREKTORAT
KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN
KESEHATAN MASYARAKAT KEMENKES RI
2016

Anda mungkin juga menyukai