Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KEPERAWATAN

FRAKTUR TERTUTUP

1. Pengertian (Definisi) Diskontinuitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak merobek kulit (Brunner
& Suddarth, 2002).

2. Pengkajian keperawatan 1. Nyeri


2. Kehilangan fungsi
3. Krepitasi
4. Deformitas
5. Edema
6. Ada atau tidaknya perdarahan eksternal
7. Vital sign untuk mengidentifikasi syok
8. pengkajian status neurovaskuler pada area yang fraktur

Pengkajian head to toe menggunakan DCAP BTLS :


Deformities
Contustions
Abration
Puncture
Burns
Tenderness
Laceration
Swelling
3. Masalah Keperawatan 1. Nyeri Pembengkakan dan nyeri tekan pada daerah
fraktur (tenderness)
2. Perubahan bentuk (deformitas)
3. Hilangnya fungsi anggota badan dan persendian-
persendian yang terdekat
4. Gerakan-gerakan yang abnormal
5. Edema setempat (dalam beberapa jam)
6. Syok disebabkan rasa nyeri yang hebat, kehilangan darah
dan jaringan yang rusak
4. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
NOC : Pain Level
NIC : - Pain Management
- Analgesic Administration
2. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
dan neuromuskular, nyeri (permasalahn yang muncul setelah
dilakukan imobilisasi)
NOC : - Joint Movement : Active
- Mobility Level
- Self Care : ADLs
NIC : Exercise Therapy : Ambulation
3. Defisiensi pengetahuan
4. Inefektif regimen terapeutik
5. Resiko cedera (NEUROVASKULER PERIFER)
5. Intervensi Keperawatan
1. Inform consent dan general consent
2. Melakukan imobilisasi (bidai, skin traksi), menyesuaikan
dengan kondisi fraktur
3. Membantu mengelola nyeri dengan bantuan obat
4. Memberikan obat secara aman dan tepat
5. Membantu mengelola nyeri dengan tindakan tanpa bantuan
obat
6. Melakukan perawatan luka
7. Persiapan debridement di OK
8. Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi nosokomial
9. Pemantauan status neurovaskuler (pulse movement sensory,
pulse oximetry)

6. Pemeriksaan penunjang 1. X-Ray dan foto thorax


2. Bone-scanning (multiple fracture, kerusakan jaringan
lunak yang massif dan resiko kerusakan vaskuler),
tomogram, CT scan, MRI untuk visualisasi fraktur juga
mengidentifikasi jaringan lunak yang rusak
3. CBC (Complete Blood Can) : kemungkinan meningkat
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan multiple
trauma)
4. Profil koagulasi (kondisi pembekuan) yang terkait dengan
hilangnya darah, berbagai transfusi atau trauma
5. Faal hemostatis
7. Evaluasi 1. Nyeri terkontrol perubahan nyeri, bertambah parah atau
berkurang
1. Integritas kulit dan membran mukosa baik (resiko cedera
neurovaskuler = pulse movement sensory, pain,
sensorik/parase, kesemutan)
- Sensasi, elastisitas, hidrasi, pigmentasi kulit normal
- Perfusi jaringan baik : CRT 2 detik
- Pertumbuhan rambut di kulit baik
8. Informasi & Edukasi 1. Tanda-tanda sindrom kompartemen
2. Edukasi tentang persiapan debridement dan ORIF, reposisi
di kamar operasi
9. Discharge Planning 1. Rawat inap
2. Pulang
3. Rujuk
10. Nasehat pulang/ 1. Mengenali tanda tanda kompartemen syndrome (kondisi
Instruksi control darurat yang harus segera kembali ke RS)
2. Menjaga kebersihan daerah luka
3. Mobilisasi secara bertahap
4. Obat diminum secara teratur
5. Kontrol ke poliklinik bedah

11. Prognosis Baik


Ragu-ragu/tidak tentu
Buruk
12. Penelaah Kritis a. SPF Penyakit ortopedi
b. Ns. Sp. KMB
13. Indikator 1. Pulang : Kondisi stabil, imobilisasi, nyeri terkontrol
2. Rawat inap : Kondisi stabil, butuh tindakan operasi di OK
3. Rujuk : Kondisi stabil, prognosis baik, tidak ada fasilitas
14. Kepustakaan 1. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
2. Dochterman, Butcher & Bulechek. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC).Ed. 5. Philadelphia:
Mosby Elsevier.
3. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan
2012-2014: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
4. Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification
(NOC). Ed. 4. Philadelphia: Mosby Elsevier.
5. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia. 2007. Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Sektor Jasa Kesehatan Sub Sektor
Jasa Pelayanan Kesehatan Bidang Keperawatan. Jakarta
6. Bauer, Douglas C. Calcium supplements and fracture
prevention. N Engl J Med 2013;396:1537-43.

Anda mungkin juga menyukai