Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH
“SARS”
(SEVERE ACUTE RESPIRATORY
SYNDROME)
DEFINISI SARS :
1. Sekumpulan gejala sakit pernapasan yang mendadak
dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona
Family Paramyxovirus.
2. Syndroma pernapasan akut berat yg merupakan
peny infeksi pd jaringan paru manusia yg sampai
saat ini blm diketahui penyebabnya.
3. Suatu jenis kegagalan paru-paru dg berbagai
kelainan yg berbeda, yg menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema Paru)
TANDA DAN GEJALA
 Suhu badan lebih dari 38º C ditambah batuk sulit bernapas dan napas
pendek-pendek. Jika sudah terjd gejala2 itu dan pernah berkontak dekat
dg pasien peny ini orang bisa disebut suspect SARS.
Kalau stlh di Ro terlihat ada pneumonia atau terjadi gagal pernapasan
orang itu bisa disebut probable SARS atau diduga terkena SARS.
 Geala lainnya sakit kepala otot terasa kaku, diare yg tak kunjung henti,,
timbul bintik2 merah pd kulit dan badan lemas bbrp hari. Ini semua adalah
gejala yg kasat mata bisa dirasakan lngsng oleh orang yg diduga menderita
SARS itu. Tp gejala itu blm ckp kuat jika blm ada kontak lngsng dg pasien.
Tetap diperlukan pemeriksaan medis sblm seseorang disimpulkan terkena
penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun,
trombositnya mungkin jg menurun. Bila sdh berat oksigen dlm darah
menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yg bisa dilihat
dg alat medis.
Etiologi
Penyakit SARS disebabkan oleh kelompok virus corona yang
merupakan penyebab influenza. Penyebab lain bisa karena penyakit
apapun yg secara lngsng m/p tdk langsung yang melalui paru-paru,
diantaranya :
a. Pneumonia
b. Tekanan darah yg sangat rendah (syok)
c. Terhirupnya makanan kedalam paru (menghirup muntahan dari
lambung)
d. Beberapa transfusi darah
e. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
f. Emboli paru
g. Cedera pada dada
h. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
i. Trauma hebat
Patofisiologi
Penyebab SARS oleh coronavirus yg stabil pd suhu kamar selama
1-2 hari, dn dpt bertahan lbh dari 4 hari pd pend diare. Corona
menyebar lewat udara, msk mell sal pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru. Berinkubasi dlm paru2 selama 2-10 hari, kmd akan
meradang shg sulit bernapas.
Penularan mell udara serta kontak lngsng dg pasien atau terkena
cairan psn, mis terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan
batuk, dn kemungkinan jg melalui pakaian dn alat-alat
terkontaminasi.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kes yg
kontak lngsng dg pend memp resiko paling tinggi tertular, terlebih
pd petugas yg melakukan mis intubasi atau nebulasi.
Manifestasi Klinis
SARS berupa demam dengan suhu lebih dari 38º C /
100,4º F disertai dengan batuk atau mengalami
kesulitan bernapas ditambah dengan adanya satu atau
lebih riwayat pajanan dalam 10 hari seblm timbulnya
gejala klinis yaitu :
1. Pernah kontak dekat dengan penderita suspect atau
penderita probable SARS (seperti merawat
penderita,tinggal bersama, menangani secret atau
cairan tubuh penderita).
2. Dan atau adanya riwayat pernah melakukan
perjalanan kedaerah yang sedang terjangkit SARS.
3. Dan atau tinggal didaerah yang sedang yang sedang
terjangkit SARS.
Gejala lainnya yaitu:

* Gejala yg dilihat secara kasat mata : sakit kepala, otot


terasa kaku, diare yg tak kunjung henti, timbul bintik2
merah pada kulit, dn badan lemas bbrp hari.
* Gejala yg dilihat dg alat medis : pemeriksaan medis
sblm seseorang disimpulkan terkena peny ini. Paru-
parunya mengalami radang, limfositnya menurun,
trombositnya mngkn jg menurun. Jika sdh berat,
oksigen dlm darah menurun dan enzim hati akan
meningkat.
Komplikasi
* Abses Paru
* Eusi pleura
* Empisema
* Gagal napas
* Perikarditis
* Meningitis
* Atelektasis
* Hipotensi
* Delirium
* Asidosis metabolic
* Dehidrasi
* Penyakit multi lobular
* Sepsis
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : streptococus pneumonia
2. Pada pemeriksaan fisik : dg menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (spt ronkhi atau wheezing). Tekanan darah
seringkali rendah dn kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan
(sianosis )
Pemeriksaan yg biasa dilakukan utk mendiagnosis SARS :
3. Pemeriksaan Lb : leukosit
4. Pem. Bakteriologik: sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi,
biopsy.
5. Test DNA sequencing bagi coronavirus yg dpt diperoleh hasilnya dlm 8
jam dan sangat akurat. Test yg lama hanya mampu mendeteksi antibody.
KONSEP KEPERAWATAN
*Pengkajian
Hal-hal yg perlu dikaji pada pasien dengan SARS :
1. Kaji thd nyeri, takipneu, penggunaan otot aksesori, nadi
cepat bersambungan, batuk, sputum purulent, dn auskultasi
bunyi napas utk mengetahui konsolidasi.
2. Perhatikan perubahan suhu tubuh
3. Kaji thd kegelisahan dan delirium dlm alkoholisme
4. Kaji thd komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan,
tdk berhasil utk sembuh, atelectasis, efusi pleura, komplikasi
jatung dan superinfeksi.
5. Faktor perkembangan pasien : umur, tkt perkembangan,
kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan
mengerti tindakan yg dilakukan.
6. Pengetahuan pasien atau klg : pengalaman terkena peny
pernapasan, pengetahuan ttg peny pernapasan dan tindakan
yg dilakukan.
*Diagnosa
1. Bersihan jalan napas tidak efekti b.d mucus dlm
jumlah berlebih ditandai dg penumpukan saliva,
batuk tdk efektif, tdp suara napas tambahan,
perubahan frekuensi napas.
2. Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan membrane
aleolar kapiler (kerusakan alveoli) d.d
sianosis,dipsneu, hipoksia.
3. PK : infeksi
4. Diare b.d inflamasi ditandai dg bising usus hiperakti
(>3x/mnt, nyeri abdomen, peningkatan frekuensi BAB
dlm sehari (3xhari atau lbh)
5. Risiko penularan infeksi b.d pemajanan penularan
melalui udara dan kontak.
INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan 1 : Bersihan jalan napas tdk efektif
Tujuan : Stlh diberikan askep selama 5x24 jam diharapkan bersihan jln napas pasien efektif dg kriteria
hasil : - Pasien mampu mengeluarkan sekret tanpa bantuan, bunyi napas normal, tdk ada ronkhi,
mengi dan stridor, RR dlm batas normal (16-20 xmnt)
Intervensi : Mandiri
Kaji fungsi pernapasan (bunyi napas, kecepatan napas dn kedalaman)
Rasional : Ronkhi, mengi menunjukkan akumulasi sekretketidakmampuan membersihkan jalan napas
yg dpt menimbulkan peningkatan kerja pernapasan.
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif (catat kateter dn jumlah sputum)
Rasional : pengeluaran sulit bila secret sangat tebal.
Berikan pasien posisi semi fowler dan bantu pasien utk batuk dn lat napas dalam.
Rasional : Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan, latihan
napas dalam pd jln napas besar utk dikeluarkan.
Bersihkan secret dari mulut dan trakea (penghisapan sesuai keperluan)
Rasional : Mencegah aspirasiobstruksi. Penghisapan dilakukan jika pasien tdk mampu mengeluarkan
sekret.
Kolaborasi
Lembabkan udaraoksigen inspirasi.
Rasional : Mencegah pengeringan mukosa dan membantu pengenceran sekret.
Beri obat-obatan sesuai indikasi, mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid
Rasional : Mukolitik menurunkan kekentalan secret/sputum shg mudah utk dikeluarkan, bronkodilator
meningkatkan ukuran lumen percabangantrakeobronkial shg menurunkan tahanan thd aliran udara dan
kortikosteroid berguna pd saat rspon inflamasi mengancam hidup.
* Diagnosa Keperawatan 2 : Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolar-
kapiler (kerusakan di alveoli), ditandai dg sianosis, dipsneu, hipoksia, terjd pernapasan
cuping hidung.
* Tujuan : Stlh diberikan askep selama 5 x 24 jam diharapkan kerusakan pertukaran gas
pasien teratasi dg kriteria hasil :
1. tidak terdpt sianosis
2. tdk tdp pernapasan cuping hidung
3. Pasien tdk mengalami dipsneu
4. Pasien tdk mengalami hipoksia
* Intervensi :
1. Kaji rekuensi, kedalaman pernapasan, catat penggunaan otot aksesori, napas bibir,
ketidakmampuan bicara/berbincang.
Rasional : Berguna dlm ealuasi derajat distress pernapasan danatau kronisnya proses
penyakit.
2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yg mudah utk bernapas.
Dorong napas dlm perlahan atau napasbibir sesuai kebutuhantoleransi indiidu.
Rasional : Pengiriman oksigen dpt diperbaiki dg posisi duduk tinggi dan lat napas utk
menurunkan kolaps jln napas, dipsneu dan kerja napas.
3. Kaji/awasi secara rurin kulit dan arna membrane mukosa.
Rasional : Sianosis mngkin perier (terlihat pd kuku) atau sentral (terlihat sekitar bibir/daun
telinga)
 
4. Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktiitas
senggang.
Rasional : Mencegah terlalu lelah dn menurunkan kebutuhankonsumsi oksigen utk
memudahkan perbaikan infeksi.
5. Dorong mengeluarkan sputum, penghisapan bila diindikasikan.
Rasional : kental, tebal dan banyaknya sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran
gas pada jalan napas kecil. Penghisapan dibutuhkan bila batuk tdk efektif.
6. Palpasi fremitus
Rasional: penurunan getaran vibrasi diduga ada pengumpulan cairan atau udara terjebak.
7. Awasi tingkat kesadaran/status mental. Selidiki adanya perubahan
Rasional : Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pd hipoksia. Kesadaran memburuk
disertai bingung/somnolen menunjukan disfungsi serebral yg berhub dg hipoksemia
8. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Berikan lingkungan tenang dn kalem. Batasi aktivitas
pasien atau dorong utk tidur/istirahat dikursi selama fase akut. Mungkinkan pasien
melakukan aktivitas secara bertahap dn tingkatkan sesuai toleransi individu.
Rasional : Selama distress pernapasan berat/akut/refraktori pasien secara total tak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari krn hipoksemia dan dispneu. Istirahat diselingi aktivitas
peraatan masih penting dari program pengobatan. Namun program latihan ditujukan utk
meningkatkan ketahanan dn kekuatan tanpa menyebabkan dispneu berat, dn dpt
meningkatkan rasa sehat.
• Diagnosa keperaatan 3 : PK Infeksi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan diharapkan perawat dapat
meminimalkan komplikasi infeksi (sepsis) yg terjadi dengan kriteria hasil :
- Tanda-tanda sepsis tdk ada
- WBC dlm batas normal (5.000-10.000/ml darah)
Intervensi : Mandiri
1. Pantau dan gejala infeksi
Rasional : Mengetahui perkembangan dari infeksi dan membantu utk intervensi selanjutnya
2. Ajari tentang cara pencegahan penularan infeksi
Rasional : dengan mengetahui cara pencegahan diharapkan dapat meminimalkan komplikasi infeksi
3. Monitor pemberian antibiotic dan kaji efek sampingnya
Rasional : dengan memonitor pemberian antibiotic dapat mencegah komplikasi lebih lanjut
4. Lakukan teknik steril
Rasional : dengan melakukan teknik steril dapat mencegah terjadinya infeksi silang.
5. Lakukan penkes tentang pencegahan dan penularan
Rasional : dengan memberikan penkes, pasien maupun keluarga mendpt pengetahuan dasar bgmn cara
memproteksi diri.
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
Rasional : mencegah infeksi lanjut
7. Kolaborasi pemberian antiinflamasi sesuai indikasi
Rasional : Mencegah inflamasi lebih lanjut
• Diagnosa keperawatan 4 : Diare berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan bising usus hperaktif (> 3
x/mnt), nyeri abdomen, peningkatan frekuensi BAB dlm sehari (3x/hari atau lebih).
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperaatan selama 5 x 24 jam diharapkan diare pasien teratasi dengan
kriteria hasil :
- Bising usus 3 x/mnt
- Tidak terdapat nyeri abdomen
- Frekuensi BAB normal (1-2 x/hari)
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
Rasional : penurunan sirkulasi volue cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekaan urin. Deteksi
dini memungkinkan terapi perantian cairan segera utk memperbaiki deficit.
2. Anjurkan klg utk memberi minum banyak pd pasien 2-3 liter
Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit yg hilang secara oral.
3. Diskusikan dan jelaskan ttg pembatasan diet ( makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas
atau dingin).
Rasional : Serat tinggi, lemak, air terlalu panas/dingin dpt merangsang mengiritasi lambung dan saluran
usus.
4. Demonstrasikan serta libatkan klg dlm merawat perianal (bila basah dn mengganti pakaian bawah serta
alasnya)
Rasional : Mencegah terjadinya iritasi kulit yg tak diharapkan oleh krn kelembaban dan keasaman feses.
Kolaborasi
5. Berikan cairan parenteral (IV line) sesuai degan umur
Rasional : mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dn cepat.
Obat-obatan : (antisekresi, antispasmolitik, antibiotic
Rasional : anti skresi utk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang.
* Diagnosa Keperaatan 5 Resiko penularan b.d pemajanan penularan melalui udara dn
kontak.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperaatan selama 5 x 24 jam diharapkan penularan
ineksi tdk terjadi dengan kriteria hasil :
- Pasien dan pengunjung memperagakan cuci tangan yang cermat selama peraatan di
rumah sakit
- Pasien mengetahui dan memahami rantai infeksi dan mau bekerjasama selama
peraatan.
Intervensi :
1. Identifikasi penjamu yg rentan berdasarkan focus pengkajian tentang factor resiko dan
riwayat pemajanan.
Rasional : mengetahui apakah termasuk kasus probable atau suspek. Menentukan
tindakan intervensi selanjutnya.
2. Identifikasi cara penularan berdasarkan agens penginfeksi.
Rasional : Mengetahui cera penularan apakah airbone, kontak maupun droplet, shg dpt
dicegah dg tindakan pencegahan yg tepat.
3. Lakukan tindak keaspadaan isolasi yg sesuai
Rasional : Keaspadaan isolasi ditentukan dan difokuskan oleh cara penularan baik dg
airbone, kontak mp droplet.
4. Amankan ruangan yg digunakan tergantung pd jenis infeksi dan praktik higienis dari orang yg
terinfeksi.
Rasional : Meminimalis kemungkinan penularan infeksi pd petugas kes, pengunjung dn lingk.
5. Ikuti universal precaution.
Rasional : Sebagai protocol dasar dlm mencegah penularan infeksi baik dari praktisi ke pasien
m/p dari pasien ke lingk.
6. Pelacakan thd kontak (contact person) : yg disebut kontak secara epidemiologis adalah mereka
yg merawat dan atau mereka yg kontak dg sekret saluran napas. Cairan tubuh atau tinja
penderita suspect atau probable SARS.
Rasional : pelacakan kontak hrs dilakukan scr sistematis. Periode waktu seseorang dianggap sbg
kontak hrs disepakati terlebih dahulu. Kesepakatan ini menyangkut brp harikah sblm timbul
gejala seseorang dianggap sebagai kontak apabila mereka terpajan dg penderita supect atau
probable SARS.
7. Ajarkan pasien mengenal rantai infeksi dan tanggung jwb pasien baik di RS dan di rumah.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien dan keaspadaan pasien dlm usaha bersama utk
mencegah penularan infeksi meluas.
8. Ajarkan dan anjurkan cuci tangan yg cermat kpd pasien, pengunjung dan praktisi kes. Selama
terjd kontak disekitar lingk pasien.
Rasional : Sebagai tindakan pencegahan dasar.
ANY QUESTION????????

Anda mungkin juga menyukai